You are on page 1of 7

KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA

1
Presiden Joko Widodo dijadwalkan meninjau penanganan kebakaran lahan dan hutan di wilayah
Sumatera Selatan (Sumsel), Minggu (6/9/2015). Seperti dikutip Antara, Presiden akan
mengunjungi Desa Pinang Raya dan Sungai Batas di Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk
melihat kesiapan posko-posko penanganan kebakaran lahan dan hutan. Presiden ingin
memastikan penanganan masalah tersebut dilakukan secara cepat dan tepat.

Menurut keterangan tertulis dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, dalam
kunjungan itu Presiden didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Polri
Jenderal Pol Badrodin Haiti, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki, Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif, dan Sekretraris Jenderal Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendryono.

Titik-titik api terdeteksi ada di wilayah Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan. Di Sumatera Selatan terpantau ada 224 titik api menurut data
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pada 4 September Presiden bertemu dengan
beberapa pejabat terkait untuk membahas penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran
hutan dan lahan.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden menginstruksikan pemadaman menggunakan bom air,


penegakan hukum, penanganan masalah kesehatan, dan pelaksanaan sosialisasi tentang bahaya
bencana kabut asap bagi kesehatan. 2Seorang ilmuwan di Goddart Institute for Space Studies
NASA, Dr Robert Field, menyebut asap kebakaran hutan Indonesia yang menyelimuti beberapa
negara Asia Tenggara sebagai krisis polusi udara terburuk sepanjang sejarah.
1
http://medan.tribunnews.com/2015/09/06/presiden-akan-tinjau-penanganan-kebakaran-hutan-
di-sumsel, Kamis, 15 oktober 2015, 19.00

2
http://medan.tribunnews.com/2015/10/03/kabut-asap-terburuk-dalam-sejarah, 15 oktober 2015
(19.05)
Menurut NASA, dikutip oleh The Straits Times, masalah kabut asap ini sudah hampir separah
masalah serupa yang pernah terjadi pada 1997 lalu. Saat itu, kabut asap akibat kebakaran hutan
di Kalimantan dan Sumatera menimbulkan bencana kabut asap yang melanda Malaysia,
Singapura, Brunei, hingga Thailand. Krisis kabut asap tahun ini sudah membuat banyak aktivitas
dan kesehatan terganggu. Berbagai kritik dari negara-negara tetangga terus mengkritisi Indonesia
atas upayanya yang dinilai belum cukup untuk mengatasi masalah ini.

"Kondisi di Singapura dan Sumatera sudah semakin mendekati (kondisi) pada 1997," ujarnya.
Robert juga memperingatkan musim kering yang berkepanjangan ini akan semakin
memperburuk tingkat polusi udara dan membuatnya memecah rekor terburuk.

"Jika hasil prakiraan cuaca tetap bertahan di musim kering, ini akan membuat 2015 masuk
peringkat terparah dalam rekor. Kabu asap pun akan semakin tebal," ujarnya

Kebakaran di Indonesia Menghasilkan Polusi Udara dengan Level “Sangat Berbahaya” di


Singapura
3
Kebakaran di Indonesia terus menghasilkan asap dan kabut di seluruh wilayah, dengan polusi
udara mencapai level yang sangat berbahaya dalam semalam di Singapura. Sejak pukul 5 pagi
pada tanggal 25 September, level polutan negara tersebut merupakan yang tertinggi dari yang
pernah diukur hingga tahun 2015. Pada level ini, seluruh masyarakat cenderung terkena dampak
negatif, dan para pihak yang berwenang telah menutup semua sekolah dasar dan menengah
hingga situasi menjadi lebih baik.

Kenaikan yang mendadak pada kualitas udara yang buruk kemungkinan besar terjadi
karena adanya perubahan arah angin yang membawa asap dan kabut dari kebakaran lahan dan
hutan di Sumatra Selatan, Indonesia. Kabupaten Ogan Komering Ilir terus memimpin dalam
jumlah peringatan titik api aktif, di mana terdapat 423 titik api dengan tingkat kepercayaan tinggi
selama sepekan terakhir. Sebagaimana dilaporkan oleh WRI, kebakaran hutan di Indonesia telah
mencapai titik tertinggi setidaknya selama tiga tahun terakhir, kemungkinan besar karena

3
http://www.wri.org/blog/2015/09/kebakaran-di-indonesia-menghasilkan-polusi-udara-dengan-
level-sangat-berbaha-di, Jumat, 16 Oktober 2015, 21.00
pembakaran ilegal pada lahan pertanian dan gambut. Hanya selama satu pekan terakhir, titik api
yang terdeteksi di Indonesia mencapai 13.000 titik.

Setengah dari kebakaran di Sumatra terjadi di atas lahan gambut yang kaya akan karbon,
berkontribusi terhadap kualitas udara yang sangat buruk dan pelepasan gas rumah kaca dalam
jumlah besar ke atmosfir. Sebagian dari kebakaran tersebut juga terjadi di dalam konsesi pulp
dan kertas dan kelapa sawit, sisanya terjadi pada lahan yang dikelola oleh petani kecil. Lokasi
kebakaran secara presisi dapat dilihat dengan memperbesar lokasi dalam Global Forest Watch
Fires sembari mengaktifkan data lisensi dan nama perusahaan.

Kualitas udara terus memburuk di seluruh Sumatra Selatan dan Kalimantan,


memicu demonstrasi yang terjadi di Kalimantan Tengah untuk menuntut tindakan yang lebih
besar dalam mengatasi kebakaran lahan dan hutan. Masyarakat yang berkeinginan untuk turut
serta beperan dalam melawan kebakaran dapat bergabung dalam kampanye Global Forest Watch
Fires denganTomnod untuk menandai kebakaran ilegal di Indonesia yang ditangkap oleh satelit
Digital Globe dengan resolusi sangat tinggi. Data yang dikumpulkan terkait lokasi titik api aktif
dan bekas kebakaran akan diserahkan kepada pihak berwenang untuk menginvestigasi para
pelaku kebakaran di Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 4Presiden Joko Widodo membenarkan jika kebakaran


lahan dan hutan semakin meluas, hingga sampai ke Indonesia bagian Timur.
"Ada di Maluku maupun di Papua. Karena kami sampaikan tadi, di luar kondisi yang lalu," ujar
Presiden di Stadiun Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/10/2015) malam.
Presiden tidak menjelaskan ada berapa hot spot atau titik api yang ada di Maluku maupun
di Papua. Namun ia mengungkapkan secara keseluruhan, ada 942 titik api di seluruh Indonesia.
"Baru saja saya mendapatkan karena tiap pagi dan sore dapat angka-angka itu. Sore ini di seluruh
Indonesia ada 942 titik," ucap Presiden.
Presiden menjelaskan meluasnya kebakaran hutan dan lahan tersebut karena dampak dari
fenomena musim el nino yang masih menerjang Indonesia pada saat ini dan tentunya faktor-
faktor lain. “Upaya pemadaman terus dilakukan baik darat dan udara tapi kami sudah selalu ke
lapangan dan kita harus sabar yang terbakar sangat luas," kata Presiden.

4
http://www.tribunnews.com/nasional/2015/10/19/jokowi-kebakaran-hutan-dan-lahan-meluas-hingga-papua ,
Senin, 18 oktober 2015, 21.00
BNPB Akui Tidak Mudah Tuntaskan Kebakarn Hutan dan Lahan
Minggu, 18 Oktober 2015 14:26 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 5Permasalahan kebakaran hutan dan lahan (Kahutla)


belum juga bisa diselesaikan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebut wilayah kebakaran justru
semakin meluas. "Hotspot (titik api) di Sumatera dan Kalimantan fluktuatif jumlahnya. Wilayah
yang terbakar pun meluas hingga Kalimantan Timur," kata Sutopo dalam siaran persnya yang
diterima Tribunnews.com, Minggu (18/10/2015).
Pantauan Satelit Terra Aqua hari ini, Minggu (18/10/2015), pukul 07.00 WIB, diketahui
di pulau Sumatera terdapat 1.085 titik, dengan pembakian di Jambi 108 titik, Kepulauan Riau 10
titik, Riau 57 titik, Sumatera Selatan 871 titik, Lampung 39 titik. Sedangkan di Kalimantan 212
titik, tersebar di Kalimantan Barat 36, Kalimantan Selatan 11 titik, Kalimantan Tengah 156 titik,
Kalimantan Timur 9 titik. "Hotspot di Kalimantan ini kemungkinan lebih banyak, karena sensor
satelit tidak mampu menembus pekatnya asap," ujarnya.
Di Kalimantan hampir seluruh wilayah Kalimantan terkepung asap. Kondisi demikian
menyebabkan jarak pandang berkurang. Pada pukul 10.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru 800
meter, Kerinci 100 meter, Jambi 500 meter, Palembang 5 kilomete, Pontianak 1,8 kilometer
Sintang 600 meter, Palangkaraya 800 meter, Muara Teweh 100 meter, dan Tarakan 500 meter.
Sutopo mengakui tidak mudah untuk memadamkan kebakaran, di antaranya adalah gelombang
panas El Nino, lokasi kebakaran di lahan gambut yang sanggup memendam bara, hingga luasnya
cakupan kebakaran yang harus ditangani."Bahan kimia sudah digunakan untuk pemadaman api
dan memang efektif. Namun belum semua hotspot dapat dipadamkan," tandasnya.

Tak Ada Titik Api di Provinsi Riau


Sabtu, 14 November 2015 10:55 WIB

5
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA, Kamis, 18 Oktober 2015, 21.15
TRIBUNEWS.COM, PEKANBARU - 6Satelit Terra dan Aqua Badan Metereologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru tidak menemukan titik panas atau hotspot di Provinsi
Riau, Sabtu (14/11/2015).
Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi mengatakan satelit mendeteksi 10
hotspot di Pulau Sumatera. "Untuk di Provinsi Riau Nihil, tapi untuk di Pulau Sumatera
terdeteksi 10 hotspot. Semuanya berada di Provinsi Sumatera Selatan," katanya.
Sementara itu, dari pantauan Tribun Pekanbaru (Tribunnews.com Network), saat ini kualitas
udara yang terpampang di Papan ISPU yang berlokasi di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru
menunjukkan kategori 'Baik'.

ANALISA
Kasus kebakaran hutan ini sudah melanggar apa yang di perintahkan oleh Tuhan.. 7Sesuai
dengan kesaksian Alkitab keutuhan ciptaan dipahami sebagai bentuk ketergantungan manusia
dengan lingkungannya. Seluruh ciptaan-Nya merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi
satu dengan yang lain. Manusia memiliki tanggung jawab yang ditandai dengan sikap manusi
yang mengasihi seluruh ciptaan-Nya. Tanggung jawab manusia untuk memelihara dan
melestarikan segala ciptaan bukan saja karena manusia diciptakan sebagai mandataris Allah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh ciptaan. Tanggung jawab ini dilakukan karena manusia
tidak dapat lepas dari ciptaan lainnya, Artinya manusia hidup dalam ketergantungan dengan
makhluk ciptaan lainnya. Bila tatanan alam dan ciptaan yang terdapat di dalamnya rusak maka
kehidupan manusia juga akan menjadi rusak. 8Allah menciptakan manusia agar manusia itu
menjadi mitra dan teman sekerja Allah memelihara ciptaanNya (Keluaran 1:28; Mazmur 8:6),
dan untuk keharmonisan dan berekosistem dari seluruh ciptaanNya dalam kasih dan anugrahNya
yang telah di atur ubtuk bergerak bebas, sejahtera, bahagia dan aman ( Mazmur 104:10-23)
9
Konstribusi positif manusia terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat di lihat dari
tanggung jawab manusia memelihara dan melestarikan kesinambungan hidup binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Pemeliharaan dan pelestarian ini wajib dilakukan oleh manusia. Sebab bila

6
Tribunnews.com Network, Minggu, 15 November 2015, 10.00
7
Pokok-pokok Pengajaran Agama Kristen, Pdt. Feber S. Manurung, S.Th., M.Sc., MM dkk, Universitas HKBP
Nomensen 2004, hal 25
8
IBID, hal 26
9
IBID, Hubungan Manusia dengan Ciptaan lainnya, hal 26
manusia lalai dalam tanggung jawab ini maka berbagai binatang dan tumbuh-tumbuhan yang
hidup di dalamnya akan punah. Keadaan ini tentu tidak menguntungkan manusia, bahkan dapat
mengganggu proses kebutuhan manusia. Dalam kitab Kejadian 1:28 Allah mengatakan agar
manusia beranak cucu dan memenuhi bumi serta menaklukkan dan menguasai bumi serta segala
isinya. Menguasai dan menakluk kan bumi dan isinya tidak dipahami sebagai upaya menikmati
dan menghancurkannya, melainkan memelihara dan melestarikannya. Memelihara dan
melestarikannya tidak hanya dipahami sebagain bentuk pertanggung- jawaban manusai
membangun keutuhan hubungan nya dengan binatang dan tumbuhan.
10
Dalam Ulangan 20:19-20 Allah secara tegas melarang umatNya menebang kayu. Allah
hanya mengizinkan umatNya memakan buah pohon kayu dan memotong pelepah dan ranting-
ranting pohon kayu dan memotong pelepah dan ranting-ranting pohon yang rimbun saja
( Imamat 23:40). Begitu juga dengan mereka yang merusak hutan dengan cara menebang atau
membkr hutan akan didakwa dengan “Pasal 12 huruf d juncto Pasal 83 ayat (1) huruf a Undang-
Undang No 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dengan
ancaman hukuman penjara 5 tahun “

REFLEKSI KELOMPOK
Dari kasus ini dapat kami lihat bahwa kita sebagai manusia ciptaan Allah sudah melanggar
perintah dan amanat yang di berikan oleh Tuhan yaitu untuk menjaga dan melestarikan makhluk
hidup di bumi, bukan dengan merusak hutan dan membuat binatang kehilangan ekosistemnya.
Kita membakar hutan sama saja dengan kita merusak rumah para binatang, dengan hutan yang
rusak, kita juga akan rugi dengan sering terjadinya banjir, banyak binatang-binatang yang
mengganggu penduduk

NAMA KELOMPOK: -CHRISTINA MARGARETHA TARIGAN (15600157)


-INDRA VERI NAINGGOLAN (15600126)
-MANUPPAK JAYA HAPOSAN PURBA (15600154)
-HADI KEVIN HUTABALIAN (15600 )
-ABDUL HARYONO SIREGAR (15600143)

10
IBID, Hubungan Manusia Dengan Tumbuh-tu
mbuhan, hal 28

You might also like