You are on page 1of 10

Budaya Korea Yang Masuk Ke Indonesia

(Analisis Dengan Topik K-pop dan K-drama)

UAS Komunikasi Antarbudaya


Nama : Jessica Leories


NIM : 1500410003

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS SURYA
SERPONG
2017


Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya Korean adalah salah satu budaya yang cukup menarik perhatian dan pengaruh
pada kalangan remaja maupun dewasa. Salah satu budaya yang menarik perhatiaan di
Indonesia dalam segi K-pop dan K-drama. K-pop dan K-drama menjadi pilihan yang
diminati oleh kalangan masyarakat Indonesia. Ada beberapa waktu K-pop menjadi salah satu
yang menarik perhatian masyarakat dalam hal boyband and girlband. Di Indonesia boyband
dan girlband menjadi sangat popular dan memeriahkan perindustrian musik di Indonesia
yang terinspirasi dari budaya korea. Budaya korea yang masuk memiliki dampak positif dan
negative bagi kalangan masyarakat di Indonesia. Dampak dari adanya budaya ini bisa dari
segi kebudayaannya, ada beberapa cara atau kebudayaan korea yang belum bisa diterapkan di
Indonesia.
Kebudayaan korea yang masuk ke Indonesia menjadi salah satu fenomena, ketika
muncul di Indonesia. Seberapa besarkah remaja di Indonesia yang menyukai budaya korea.
Apakah dari segi K-pop dan k-drama menjadi salah satu faktor menyukai kebudayan korea?
Kebudayaan Korea yang di bahas dari segi makanan, tempat wisata, tarian dan yang lainnya.
Kebudayaan Korea sering ditampilkan ketika, menyaksikan drama, film, atau dari segi yang
lain. Maka dari itu paper ini membahas tentang seberapa besar K-pop dan K-drama menjadi
salah satu faktor menyukai budaya Korea.

1.2 Rumusan Masalah


- Apakah yang menjadi hal menarik sehingga menyukai budaya korea ?
- Apakah dari segi k-pop dan k-drama menjadikan sesuatu yang menarik sehingga
menyukai budaya korea ?

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya korea bagi kalangan remaja maupun
dewasa di Indonesia.
- Untuk mengetahui dari segi ataupun hal apa yang menarik perhatian sehingga menyukai
budaya korea.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Speech Codes Theory


Seorang pemimpin dalam etnografi komunikasi mendefinisikan sebagai speech code
sebagai serangkaian pemahaman khusus dalam sebuah budaya tentang apa yang di nilai
sebagai komunikasi, signifikasi bentuk komunikasi dalam budaya, bagaimana semua bentuk
dapat dipahami, dan bagaimana ditujukan, oleh Gerry Philipsen. Teori speech code ini
meneliti tentang kemampuan orang asing dalam menyesuaikan seusana melalui gaya bahasa
ketika bersama atau di lingkungan orang lain/orang asing.
Speech code merupakan suatu budaya yang tidak tertulis dan menjadi sebuah panduan
bahwa sadar untuk bagaimana berkomunikasi dalam budaya. Dalam buku little john,
phillipsen menegaskan tentang speech code, ada beberapa yaitu : pertama, bahwa kode
menjadi salah satu hal yang khusus untuk mengetahuai peerbedaan dari satu budaya dengan
budaya yang lain. Kedua, speech code juga dapat memiliki speech code ganda maupun
tunggal. Tunggal mendominasi pada waktu dan tempat tertentu dalam komunitas. Ketiga,
speech code memiliki sebuah komunitas percakapan yang mempunyai arti dalam bagaimana
menjadi seorang, bagaimana bertindak, atau berkomunaksi dalam kelompok sosial. Keempat,
kode keempat ini menuntun apa yang sebenarnya pelaku komunikasi alami ketika sedang
berinteraksi dengan yang lain. Kelima, speech code tidak memecahkan sesuatu hal yang ada,
tetapi ditambah dalam percakapan sehari-hari. Keenam, speech code menjadi sangat kuat
dimana menjadi dasar dimana budaya akan mengevaluasi dam melakukan komunikasi.
- Eleman-eleman speech code
Elemen menjadi titik dalam pembentukan dan pengklasifikasi speech code dalam
komunikasi antarbudaya, ada tiga elemen tersebut :
1. Persepsi
Persepsi merupakan proses dimana individu menyeleksi, mengevaluasi, dan
merangkai stimulasi dari luar diri individu. Persepsi kultural dipengaruhi oleh
kepercayan, nilai, dan sistem yang mengatur sikap individu. Adaptasi yang
dilakukan sebagai interaksi sosial dalam suatu proses yang dilakukan oleh setiap
orang ketika bertindak. Interaksi sosial adalah sebuah proses yang dilalui oleh setiap
individu ketika mengorganisasikan dan menginterpretasikan presepsi diri dengan
orang lain. Sehingga memberikan kesan, siapakah orang lain, apa yang sedang
diperbuat, dan apa sebab berbuat seperti itu.

2. Proses Verbal
Proses bagaimana berbicara dengan orang lain melalui kata-kata dan proses
berpikir dalam diri. Asumsi teori ini adalah dampak yang di timbulkan bahasa secara
verbal terhadap orang lain. Elemen komunikasi verbal memberikan penekanan dan
perbedaaan khusus terhadap bahasa sebagai identitas sosial. Bahasa memiliki secara
khusus kemampuan verbal untuk mengomunikasikan status dan keanggotaan
kelompok antara lomunikator dalam sebuah percakapan baik singkat maupun
panjang. Seperti ketika dua orang atau lebih berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa yang berbeda. Menurut Giles dan Wiemann kaum minoritas dan mayoritas
dapat hidup berdampingan, bahasa keduanya bersifat satu arah. Maksudnya dimana
sangat umum bagi kelompok yang dominan unutk mempelajari kebiasaan dari
kelompok minoritas. Bahasa yang digunakan dalam percakapan akan cenderung
merefleksikan individu dengan status sosial yang tinggi.
3. Proses Non-verbal
Non-verbal mengarah pada tanda-tanda non-verbal seperti gerakan tubuh,
nada suara, ekspresi wajah, ataupun jenis fisik ketika berkomunikasi. Dalm bentuk
tanda non-verbal disetiap negara memiliki perbedaan.
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi dalam pengumpulan data karena
penelitian ini menggunakan cara, secara langsung bertatap muka atau berinteraksi langsung
dengan sumbernya. Penelitian ini juga tidak membutuhkan hitungan dalam pengumpulan data.
Metode yang dilakukan dengan memberikan kuisoner lewat google doc, dimana dapat
mengisi langsung jawab di dalam kuisoner sesuai dengan pertanyaan yang telah diberikan.
Kuisoner ini disebarkan di kalangan remaja maupun dewasa. Dengan menyebarkan kuisoner
dapat di temukan jawab dari hasil jawaban yang di berikan.
Kuisoner diisi dari luar kampus maupun dari dalam kampus. data yang didapatkan ada 44
responden yang menjawab pertanya yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan ada 8, dengan
masing memiliki pilihan maupun jawaban singkat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pertanyaan yang pertama, ada


75% (33 orang) yang menyukai K-pop
dan K-drama, ada 11,4% (5 orang) yang
tidak menyukai, tetapi ada sekitar
13,6% (6 orang) yang mungkin
menyukainya. Respoden yang di lihat
ada 44 orang.

Dari jawab yang diberikan, apa yang


membuat menyukai K-Pop dan K-
drama. Dari rata-rata yang menjawab,
tahun 2010 atau semasa SMP menjadi
tahun dimana mulai menyukai
keduanya. Selain itu alasan menyukai
dari K-Pop ataupun K-Drama, alasan
pertama K-Pop

Dari hasil penelitian faktor yang unggul


dari segi lagu, rata-rata memilih lagu
menjadi salah satu meraka
menyukainya. Ada juga dari segi dance,
dance disini lebih ke arah modern dance
yang menunjukan gerakan yang lebih
energic dan lebih menarik perhatian
dikalangan remaja, terutama yang
menyukai modern dance. Yang ketiga
dari segi aktris atau penyanyinya
sendiri. Dimana peran penyanyi
menjadi salah satu yang penting ketika
perfrom. Sisanya ada yang menyukai
semuanya, ada yang menyukai dari segi
yang lainnya.
Dari segi K-drama peran penting dalam
sebuah cerita yaitu jalan cerita atau alur
cerita, dimana membuah suatu cerita
yang menarik penonton untuk ikut
merasakan. Selanjutnya ada dari segi
akting, peran akting menjadi utama
dalam sebuah cerita dimana akting bisa
membuat terpengaruh masyarakat
dalam menonton. Selanjutnya ada aktris
menjadi pedoman dalam bercerita.
Siapa yang menjadi peran apa dan
lainnya.

Dari segi ini tidak sedikit yang suka


jalan cerita yang membuat suatu
suasana yang membuat penasaran, yang
membuat ikut merasakan dalam cerita
tersebut. Tidak sedikit yang merasa
cerita itu seperti merasakannya. Dari
lagu membuat merasakan nyaman apa
yang meraka pikirkan. Tidak hanya itu
faktor yang lainnya membuat suana hati
merasakan. Aktris yang diperankan
tidak lebay dan apa adanya sehingga
tidak membuat terasa lebay dan
membuat seperti natural.

Dari segi ini ada yang suka membeli


sebagai bentuk apresiasi terhadap
pengemarnya, tapi ada juga yang
beranggapan itu hanya menghabiskan
uang saja. Ada yang dulunya membeli
apa yang menjadi kegemarannya namun
sekarang tidak lagi karena harganya
yang mulai naik tidak seperti dulu lagi
harganya.
Budaya korea mulai disukai sejak
munculnya K-Pop dan K-Drama. Maka
dari itu ada 72,1% yang menyukai
budaya korea, budaya korea itu ada dari
segi makanan, tempat wisata, dan yang
lainnya. Sehingga menarik perhatian
dari kalangan masyarakat.

Dari hasil pertanyaan ini maka sebagia


yang menyukai dengan rating di angka
6. Rating menjadi hal yang tertinggi
yang menyukai budaya korea.
BAB V
Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, maka mendapatkan kesimpulan bahwa :


1. Bahwa dari segi K-Pop dan K-Drama masyarakat mulai menyukai budaya Korea.
2. Walaupun fans, mereka akan memikirkan ulang untuk membeli barang yang berhubungan dengan
kesukaan.
3. Faktor biaya menjadi peran utama dalm hal ini.

Maka dari itu budaya korea juga memiliki dampak positif dan negatif bagi banyak kalangan.
Daftar Pustaka

Book : Philipsen, G. 1997. A Theory Of Speech Codes (Developing Communication Theories).


Albany: State University Of New York Press
Jurnal : Rukman Pala, 2014. Teori Kode-kode Berbicara
Inayatul Mahmudah, 2015. Dampak Budaya Korea POP Terhadap Penggemar Dalam Perspektif
Keberfungsional Sosial: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

You might also like