Professional Documents
Culture Documents
1, Juni 2014 : 1 - 54
Ringkasan
Keadaan tanah di Banjarmasin mempunyai struktur jenis tanah yang sangat lunak, oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian dan pengkajian yang mendalam terhadap stabilisasi
tanah. Dalam menentukan daya dukung batas, dilakukan penelitian tanah berupa uji
pembebanan tiang (loading test).
Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada tiang galam tunggal dengan diameter 12 cm
dan 14 cm dengan panjang 3,5 meter dengan Sampel uji masing-masing 4 Sampel
pembebanan yang diberikan hanya berupa beban mati dari sejumlah material bata press.
Kegiatan ini dilaksanakan di kampus Politeknik Negeri Banjarmasin pada tanggal 17
November sampai 1 Desember 2004.
Dalam pemberian beban awal mengacu pada hasil pengujian sondir di lokasi penelitian.
Pembebanan diberikan dilakukan secara bertahap dan pembebanan dihentikan apabila
penurunan yang terjadi telah mencapai 10 % diameter tiang. Dalam analisa data kami
menggunakan 3 metode yaitu : P-S, marzurkiewich dan chin.
Dari hasil analisa data ternyata didapat interpretasi Beban Ultimit dengan menggunakan
Metode P-S menghasilkan beban yang lebih kecil dibandingkan dengan Metode Chin dan
marzurkiewich.
Kata kunci: kayu galam, loading test, pembebanan, pondasi, tiang pancang
8
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
beban lateral, atau gaya angkat (up-lift) dan diameternya kecil sehingga lebih tepat untuk
momen. beban ringan dan kontruksi sementara.
Lebih jauh lagi fungsi pondasi tiang lebih Kualitas dari tiang memiliki 2 aspek, yaitu:
luas penggunaannya/penerapannya, dianta- 1. Integritas struktural dari tiang
ranya : 2. Kemampuan untuk mendukung beban
1. Untuk memikul beban-beban dari struktur yang biasanya berupa kekuatan elemen
atas. struktur dan hubungan penurunan beban
2. Untuk menahan gaya angkat pada pondasi antara tiang dengan tanah yang
di bawah muka air. mendukungnya
3. Untuk memadatkan tanah pasiran dengan Uji pembebanan dapat digunakan untuk
cara penggetaran. mengkonfirmasikan asumsi-asumsi yang telah
4. Untuk mengurangi penurunan. ditentukan sebelumnya pada saat peran-
Selanjutnya, faktor keamanan biasanya cangan, dewasa ini telah dapat diterima dua
sudah harus diperhitungkan untuk menghin- cara pengujian yaitu:
dari kegagalan perencanaan kontruksi pon- 1. Uji pembebanan statik/ bertahap yaitu:
dasi yang dapat membahayakan struktur di pembebanan yang dilakukan secara
atasnya. Pondasi tiang mendapat daya bertahap dengan variasi beban sebesar
dukungnya dari gesekan antara selimut tiang 20, 40, 60, 80, dan 100 % dari beban
dengan tanah dan dari tahanan ujungnya, maksimum yang direncanakan. Pada
kedua komponen tersebut dapat bekerja setiap tahap, beban dibiarkan bekerja
bersama maupun terpisah, namun demikian sampa mencapai penurunan maksimum.
pada pondasi tiang umumnya salah satu dari 2. Uji pembebanan dinamik/ berulang yaitu:
komponen tersebut dapat lebih dominan. pembebanan dilakukan secara bertahap
Tiang yang memiliki tahanan yang lebih tinggi dengan variasi beban sebesaar 20, 40, 60,
dari tahanan selimutnya disebut tiang tahanan 80 dan 100 % dari beban maksimun yang
ujung (end bearing piles). (sumber: Sardjono direncanakan. Pada akhir setiap tahap
HS. 1991) pembebanan, sebelum pemberian beban
Berdasarkan metode instalasi, pondasi dilakukan. Beban dihilangkan dahulu agar
tiang pada umumnya dapat klasifikasikan atas
dapat diukur besarnya penurunan tetap.
1. Tiang Pancang
Bila jumlah tiang yang cukup banyak,
Sebuah tiang yang dipancang kedalam
kombinasi kedua cara tersebut dapat
tanah sampai kedalaman yang cukup
menghemat biaya dan waktu pengujian
untuk menimbulkan tahanan gesek pada
dengan masih tetap mempertahankan
selimutnya atau tahanan ujungnya di sebut
keandalan hasilnya. (Sumber: Sardjono HS.
pondasi tiang pancang. Pemancangan
1991).
tiang dapat dilakukan dengan memukul
kepala tiang dengan palu atau getaran atau
Tujuan
dengan penekan secara hidrolis. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
2. Tiang Bor 1. Untuk mengetahui beban batas tiang
Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan pancang galam (P ultimit) dengan menggu-
cara penggalian sebuah lubang bor yang nakan metode loading test pada galam
kemudian diisi material beton dengan berdiameter 12 cm da 14 cm dengan
dengan memberikan penulangan terlebih panjang 3 meter.
dahulu. 2. Sebagai bahan informasi untuk perenca-
Klasifikasi tiang berdasarkan jenis bahan tiang naan pondasi tiang galam baik untuk
dan pembuatannya terdiri atas 5 kategori poliban maupun masyarakat
yakni
1. Pondasi tiang kayu Batasan Masalah
2. Pondasi tiang baja Dalam penentuan beban batas itu, dila-
3. Pondasi tiang beton pracetak kukan melalui uji pembebanan ( loading test).
4. Pondasi tiang beton pratekan Dan untuk analisa pengujian, penulis hanya
5. Pondasi tiang komposit menggunakan 3 metode interprestasi hasil
Dari kelima macam pondasi tersebut diatas pengujian yaitu :
atau diantaranya mempunyai faktor kelema- 1. Metode Mazurkiewich
han yaitu: kelemahan dari pondasi tiang kayu 2. Metode P-S
adalah dapat lapuk akibat serangga/ binatang, 3. Metode Chin
jamur, dan zat-zat kimia. Kelemahan lain Pembacaan hasil loading test, hanya pada
adalah karena panjangnya terbatas dan beban maksimum.
9
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
10
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
11
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
potong, palu besi, dan alat pancang atas tanah 50 cm untuk memasang
(ulin 15/15) yang digunakan untuk lantai beban
memancang galam kedalam tanah (6) Memasang papan lantai beban di atas
sedalam 3 meter. tiap tiang yang telah dipancang. Lantai
e. Baut untuk memasang dial gauge pada beban yang dibuat berdimensi 80 cm x
tiang beban. 80 cm.
(7) Dial gauge dipasang pada tiang galam
3) Tenaga dengan menggunakan kayu 5/7
a. Buruh : 2 orang sebagai penghubungnya. Uji batang
b. Pencatat data : penulis dial gauge harus menyentuh dan
c. Penganalisa data : penulis berada di atas kayu 5/7 yang telah
ditancapkan kedalam tanah (berada
15 cm dari tiap galam yang dibebani).
Pelaksanaan Penelitian (8) Setelah siap, kemudian dilakukan
1) Lokasi dan Waktu Penelitian percobaan pembebanan. Dimana
Penelitian ini dilakukan di kampus sebelumnya telah dilakukan
Politeknik Negeri Banjarmasin dari tanggal pengukuran berat masing-masing bata
17 November sampai 1 Desember 2004 press. Berat bata press yang diambil
adalah berat rata-ratanya. Meletakkan
2) Prosedur Penelitian beban pada lantai beban dengan
Persiapan pemasangan dimulai dari tengah
Pengumpulan data tanah lokasi penelitian kemudian ketepi agar pembebanan
yang menunjang dalam penentuan beban merata.
awal pada uji pembebanan tiang. Dalam (9) Pembacaan beban dilakukan tiap 10
hal ini penulis hanya berpatokan pada hasil menit hingga 1 jam, jika penurunan
pengujian sondir. Dari pengujian yang masih terlalu kecil tambahkan beban.
dilakukan dilingkungan kampus poliban, Pembacaan dihentikan pada penuru-
didapatkan besarnya tahanan ujung dan nan sebesar 10 % dari diameter tiang.
jumlah hambatan lekat. Dalam pemberian (sumber: L.H Shirley, 1987).
beban awal pada uji pembebanan tiang,
penulis akan memakai rumus sebagai
berikut :
= .A
Dimana :
= tahanan ujung (kg/ )
= luas penampang tiang ( )
(Sumber: L. H Sirley, 1987
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian mengacu pada
metode constant rate of penetrasion
method (CRP). Pelaksanaan penelitian
adalah sebagai berikut :
(1) Pembersihan lokasi penelitian untuk
menghilangkan akar tumbuhan atau
rumput yang dapat menggangu
jalannya penelitian.
(2) Persiapan bahan dan peralatan yang
dipakai.
(3) Permukaan tanah digali hingga
mencapai tanah asli.
(4) Mengukur diameter tiang.
(5) Memancang tiang (galam) sedalam 3
meter dengan mengunakan alat pan-
cang. Dalam hal ini pemancangan
dilakukan secara manual. Peman-
cangan kedudukan tiang harus benar-
benar tegak lurus. Tiang disisakan di
12
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
13
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
14
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
b. Metode Mazurkiewich
Prosedur metode maurkiewich adalah
sebagai berikut :
1) Diplot kurva benda uji yang diberikan
terhadap penurunan.
2) Menarik garis dari beberapa titik
penurunan yang dipilih hingga memo-
tong kurva, kemudian ditarik garis
vertikal hingga memotong sumbu
beban.
3) Dari perpotongan setiap beban terse-
but, dibuat garis bersudut 45° terha-
dap garis perpotongan berikut-nya
dan seterusnya.
4) Menghubungkan titik-titik yang
terbentuk ini hingga menghasilkan
sebuah garis lurus. Perpotongan garis
lurus ini dengan sumbu beban meru-
pakan beban ultimitnya.
Hasil interpretasi Beban Ultimit untuk uji
pembebanan tiang diameter 12 cm
dengan menggunakan Metode Mazur-
kiewich diperlihatkan pada gambar
4.2.1, 4.2.2, 4.2.3, 4.2.4. (sumber:
Rahardjo Paulus P, 1989)
15
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
16
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
17
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
18
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
19
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
S= ( -x) n 30
KV = x 100 %
Yang dimaksud dengan simpangan baku
adalah menyatakan besarnya simpangan dari
nilai-nilai rata-ratanya, misalnya data-data
pada diameter 12 cm, Metode P-S ; nilai rata-
rata dan simpangan baku adalah 667,75 kg
dan 77,48 kg. Maka artinya penyimpangan
dari rata-rata adalah sebesar 77,48 kg (667.75
77.48 ). Sedangkan yang dimaksud koefisien
variasi yang menunjukan keseragaman data-
datanya. Misalnya :
Sampel diameter 12 cm, Metode P-S : KV=
11,6%
Sampel diameter 12 cm, Metode
Mazurkiewich : KV = 10,37%
Maka data-data Metode P-S lebih seragam
dibandingkan dengan data-data untuk
Metode Mazurkiewich (diameter 12 cm).
Makin rendah nilai koefisien variasi. Makin
seragam data-datanya (dalam hal ini atau
).
Kesimpulan
Dari hasil uraian analisa terhadap
penelitian pembebanan batas tiang galam
dengan loading test dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tanah dilokasi penelitian (kampus
poliban) merupakan tanak lunak yang
memiliki kadar air cukup tinggi dan
memiliki nilai plastisitas, yang didominasi
oleh tanah gambut.
2. Jenis pondasi yang cocok untuk tanah
lunak seperti dilokasi penelitian (kampus
20
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54
5. DAFTAR PUSTAKA
21