Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 4
D IV KEPERAWATAN, Tk. 1
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BAB
A. PENDAHULUAN
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
2. PETUNJUK
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
B. PENYAJIAN MATERI
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Kunci Jawaban
E. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
A. PENDAHULUAN
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
a. Definisi kematian
b. Konsep kematian menurut agama Hindu
c. Alat dan bahan yang dipergunakan
d. Tata cara perawatan dan upacara kematian menurut agama Hindu
e. Pengertian perawatan jenazah
f. Implementasi keperawatan
2. PETUNJUK
a. Penelusuran IT mengenai alat dan bahan perawatan jenazah menurut agama
Hindu.
d. Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian.
e. Mengerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin.
a. Faktor lingkungan
b. Suhu tubuh saat kematian ( suhu meningkat, a.m.makin lama)
c. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupinya
d. Aliran udara, kelembaban udara
e. Aktivitas sebelum meninggal, konstitusi tubuh
f. Sebab kematian, posisi tubuh
2. Livor mortis (Lebam mayat)
Livor mortis (lebam mayat) terjadi akibat peredaran darah terhenti
mengakibatkan stagnasi maka darah menempati daerah terbawah sehingga
tampak bintik merah kebiruan.
3. Rigor mortis (Kaku mayat)
Rigor mortis adalah kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan
serabut otot.Tahapan tahapan rigor mortis:
a. 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk
b. 6 jam : Kaku lengkap
c. 12 jam : kaku menyeluruh
d. 36 jam : relaksasi sekunder
4. Dekomposisi ( Pembusukan)
Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh
mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri,
maupun karena autolisis. Skala waktu terjadinya pembusukan Mulai terjadi
setelah kematian seluler. Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan di
perut kanan bawah (caecum).
Mekanisme: Degradasi jaringan oleh bakteri → H2S, HCN, asam lemak
H2S + Hb → HbS (hijau kehitaman).
Faktor yang mempengaruhi pembusukan:
a. Mikroorganisme
b. Suhu optimal (21 – 370C)
c. Kelembaban tinggi→cepat
d. Sifat mediumnya udara=air=tanah=(1:2:8)
e. Umur bayi, anak, ortu → lambat
f. Kostitusi tubuh : gemuk (cepat)
g. Keadaan waktu mati kematian :edema(cepat), dehidrasi(lambat)
h. Sebab kematian : radang (cepat)
Berikut ini terdapat beberapa definisi mengenai kematian sebagai berikut :
1. Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel. Pada masa dini kematian inilah, pemulaian resusitasi dapat diikuti
dengan pemulihan semua fungsi sistem organ vital termasuk fungsi otak
normal, asalkan diberi terapi optimal.
2. Mati biologis (kematian semua organ) selalu mengikuti mati klinis bila tidak
dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau bila upaya resusitasi dihentikan.
Mati biologis merupakan proses nekrotisasi semua jaringan, dimulai dengan
neuron otak yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi,
diikuti oaleh jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama
beberapa jam atau hari.
5. Bagaimana aturan lipatan kain bagi jenazah yang berkelamin laki-laki dan
perempuan……
a. Yang kanan menutupi yang kiri dan yang kiri menutupi yang kanan
b. Yang kiri menutupi yang kiri dan yang kanan menutupi yang kanan
c. Yang kanan menutupi yang kiri dan yang kiri menutupi yang kiri
d. Yang kanan menutupi yang kanan dan yang kiri menutupi yang kanan
e. Yang kiri menutupi yang kanan dan yang kanan menutupi yang kiri
1. Rangkuman
Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan
mengalaminya. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan,
nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal,
ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja
otak secara menetap. Setelah kematian tentu saja tubuh akan mengalami
beberapa perubahan seperti Algor mortis (Penurunan suhu jenazah), Livor
mortis (Lebam mayat), Rigor mortis (Kaku mayat), dan Dekomposisi (
Pembusukan). Dengan memahami bahwa kematian merupakan suatu yang
alami dari proses kehidupan akan membantu perawat dalam memberikan
respon terhadap kebutuhan pasien dengan lebih murah hati. Sebagai perawat,
kita harus memahami prosedur perawatan jenazah dengan baik dan benar agar
saat penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit.
Dalam upaya perawatan jenazah, tentulah diperlukan sarana berupa
alat dan bahan di antaranya kain putih, peti, balai tempat memandikan, lubang
lahat, peralatan mandi dan sajen tarpana.Perawatan jenazah menurut Hindu
melalui beberapa tahap dan upacara pelaksanaan.Dalam keperawatan terdiri
atas beberapa tindakan baik di dalam maupun di luar kamar jenazah serta
beberapa prosedur mulai dari memandikan hingga mengkafani jenazah
http://sakinahnuranisa.blogspot.com/2012/04/perawatan-jenazah-agama-hindu-
dan-islam.html
Diakses tanggal 11 September 2014 pukul 16.30 WITA
http://www.babadbali.com/canangsari/hkt-meninggal-dilaut.htmperawatan
jenazah agama hindu dan islam
Diakses tanggal 11 September 2014 pukul 17.00 WITA