Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok 5
Frid Rahmat Hidayat
Yusuf Ginanjar
Zikri Sabituloh
Melda Maesaroh
Fifit Nuraeni
Rendi mauda Zaelani
Kelas : IX E
1.2. Permasalahan
1) Banyak siswa yang tidak fokus dalam peroses pembelajaran
2) Mengakibatkan moral, pergaulan / sikap menjadi buruk.
3) Mencemarkan nama baik sekolah / nama baik sendiri
1.3. Tujuan
1) Tujuannya karena banyak siswa MTsN 5 Majalengka yang mengikuti Geng
sehingga mereka menjadi bebas.
1.5. Manfaat
1) Akan menambah wawasan tentang dampak mengikuti geng sekolah
2) Untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia
3) Dapat mengambil hikmah dan nilai – nilai Positif dari permasalahan yang
telah kami kerjakan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kelompok Sosial
Kecenderungan manusia untuk berkumpul mengelompok (gregariousness) itu bukan
sekedar naluri. Kecenderunganitu juga disebabkan oleh kesadaran manusia
akan kepentingan bersama. Pergaulan antar manusia merupakan kebutuhan.
Kebutuhan untuk memudahkan hidup menyadarkan untuk menyatu dengan
kelompok individu lain. Maka timbulah social group. Pengertian kelompok sosial
yang pertama adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang
berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam satu kegiatan bersama. Tentunya perlu
dipertajam lebih lanjut mengenai pengertian ini karena interaksi saja tidak cukup,
karena dua orang saja sudah dapat membentuk kelompok. Pengertian interaksi di sini
haruslah diartikan sebagai interaksi tatap muka, di mana mereka terlibat dalam ruang
dan waktu. Dari sinilah muncul pengertian kedua, yaitu sejumlah orang yang
mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan
sikap bersama; hubungan-hubungan yang diatur oleh norma-norma; tindakan-
tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kedudukan (status) dan peranan (role)
masing-masing dan antara orang-orang itu terdapat rasa ketergantungan satu sama
lain.
Manusia dalam kelompok sering bersepakat untuk bekerjasama melakukan pekerjaan
bersama, memecahkan masalah bersama, dan untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Hal ini sering menuntut kompromi atas keinginan pribadi untuk kepentingan
kelompok.
Disebut kelompok sosial apabila :
1. Kesedaran setiap anggota bahwa ia merupakan bagian dari kelompok orang
yang bersangkutan.
2. Ada interaksi di antara sesama anggota kelompok satu sama lain.
3. Ada sesuatu yang dimiliki bersama
4. Berstruktur kaidah memiliki pola prilaku
5. Bersistem dan berproses
Dari beberapa uraian di atas dapat di simpulkan kelompok sosial (social group)
merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusia manusia yang
hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang
2
menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan adanya
kesadaran untuk saling tolong menolong serta rasa saling memiliki.
Dalam struktur sosial geng, posisi ketua tak ubahnya raja kecil. Selain jadi panutan,
pelindung, juga menjadi motor penggertak aktivitas. Maka ketua biasanya anak
pilihan pemberani, cerdik, licik, disegani. Sebab kata dan tidakannya merupakan
hukum dan tidakannya merupakan hukum serta undang-undang yang harus dipatuhi
6
anak buahnya. dan biasanya kekuasaan tidak hanya berlanjut pada sisi itu saja tapi
kepada hal materi baik secara periodik, maupun incidental.
Mulai dari pucuk pimpinan sampai ketua dalam lingkungan tertentu mereka pulalah
yang paling banyak memperoleh manfaat nyata dari tradisi geng dilihat dari posisi
pribadinya sebagai remaja, sembilan puluh persen aktivitas geng sama sekali tidak
mencerminkan manfaat positif bagi pelakunya dan kegiatan–kegiatan geng dimana–
mana sama yakni menjurus ke hal-hal yang bersifat destruktif. Sama sekali bukan
kegiatan kepemudaan yang konstruktif.
Kasus kenakalan remaja seperti perkelahian bisa terjadi karena adanya rasa gengsi
yang tinggi. Akibatnya untuk mempertahankan rasa gengsi tersebut tidak sedikit di
antara mereka yang berbuat nekat termasuk melakukan perkelahian.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Permasalahan geng dan perkelahian pelajar mungkin masuk dalam
permasalahan yang sudah lama namun tidak seperti yang terlihat akhir-akhir ini.
Sebenarnya geng jika tidak melakukan hal negatif itu sah-sah saja, akan tetapi
yangada geng rata-rata tetap negatif yang ditonjolkan.
3.2. Saran
Seharusnya ada pola-pola pembinaan, sehingga anak bisa menyalurkan
kreativitas atau kelebihan energi yang dimiliki ke hal-hal positif. Saya optimis
selama sekolah bisa mewujudkan hal tersebut terjadinya perkelahian bisa dikurangi.
8
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Penelitian Sosial yang
berjudul “Kelompok Sosial Lingkungan Sekolah (Geng)”.
Penelitian sosial ini di susun berdasarkan penelitian kami pada pelajar
MTsN 5 Majalengka dan merupakan salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia.
Di zaman modern ini banyak terbentuk kelompok sosial (geng) yang m
empengaruhi perilaku para pelajar, khususnya bagi pelajar MTsN 5 Majalengka.
Dalam penelitian sosial ini penyusun akan menguraikan tentang“Kelompok Sosial
Lingkungan Sekolah (Geng)”.
Penyasun menyadari bahwa penelitian sosial ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi penyusun mengharapkan semoga penelitian sosial ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama di dunia pendidikan dan kami menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Penyusun
9i
DAFTAR ISI
1.2. Permasalahan.............................................................................................. 1
ii
10