Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
2.1 Daya
sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha dari definisi ini, maka daya listrik (P) dapat
dirumuskan:
Daya =
..
P =
Ketika sebuah tegangan (V) dikenakan pada sebuah hambatan/ Resistor (R)
+
Beban/ Hambatan
͠ V
(resistor)
-
I (Arus)
10
10
11
I =
P = V.i
P = i² R
²
P = (dalam satuan volt-ampere, VA)
Watt (W) =
Dari satuan daya listrik maka muncul satuan energi lain yaitu satuan energi
yang menyatakan daya dalam kilowatt (kW) dan waktu dalam jam, maka
Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara joule
per detik (J/sec). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt
sebagai berikut
1 HP = 746 W = 0,746 kW
1kW = 1,34 HP
12
( ).( )
satuan Hourse Power (HP) atau atau
Daya aktif ( Active Power ) adalah daya yang terpakai untuk melakukan
Untuk daya aktif/ daya kerja pada sistem tegangan tiga phasa, adalah :
Dimana :
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam
bentuk kerja.
beda fase antara arus dan tegangan. Definisi yang umum lainnya dari Daya
transformator, motor, lampu neon yang menggunakan ballast dll. Satuan daya
reaktif adalah VAR. Persamaan daya Reaktif pada sistem tegangan satu fase,
adalah :
Q = Vp . Ip . Sin φ ……………………………….…(2;3)
Q = √3 VL . IL . Sin φ……………………………....…(2;4)
Atau
Q = P . Tan φ ………………………………………..(2;5)
Dimana :
Daya Nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian
antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan (penghantar) atau daya
yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.
Dengan kata lain Daya Nyata (Apparent Power) adalah daya listrik yang
Satuan daya nyata adalah VA, untuk daya nyata pada sistem 1 phasa
S = Vp . Ip ……...........……………………..…......….(2;6)
S = √3 VL . IL (VA) ......................…………......…..(2;7)
Dimana :
matematis antara tipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power, dan
S = V . I (kVA)
P = V . I Cos φ (kW)
Gambar 2.2. Penjumlahan Trigonometri daya aktif, daya reaktif dan daya semu
Dimana :
S = P + jQ mempunyai nilai/ besar dan sudut
S = S∠
S = ²+ ² ∠ ……......………………….......……….(2;8)
15
S = P + JQ ……………………………….......……..(2;9)
P = V. I . Cos φ………………………….......………(2;10)
P = ……………….…….......……….…….(2;12)
Q = .....……………..……………........…..(2;13)
Diagram daya dari hubungan antara ketiga daya tersebut digambarkan sebagai
berikut :
VAR ( Kapasitif )
S (VA)
Q (VAR)
φ
watt
P (watt)
VAR ( Induktif )
Dalam suatu rangkaian listrik kita kenal sumber dan beban, bila sumber
listrik DC, maka sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena frekuensi
sumber DC adalah nol. Reaktansi Induktansi (XL) akan menjadi nol yang
kapasitif (Xc) akan menjadi tak terhingga yang berarti bahwa kapasitif tersebut
akan open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban induktif dan
murni (AC) dan beban linier, yaitu beban yang menghasilkan bentuk arus sama
murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan berbentuk
hal 330-335 bab 12-28. ~ 12-32, beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 3
pijar, pemanas, dinyatakan dengan tegangan dan arus yang sefasa. Disini
beban (resistor) ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya
VR
i
VR
~
v = Vm sin ωt
V = Vm sin ωt
V = I. R
i = Im sin ωt
Im =
Ketika beban resistif murni dinyatakan dalam Tegangan dan Arus yang
sefasa, maka karakteristik beban dan vektorial arus dan tegangan ditunjukkan
Tegangan (v)
i v
Arus (i)
a). Karakeristik beban Resistif b) Vektor arus (i) dan Tegangan (v)
pada beban resistif
melalui rangkaian :
i = Im sin ( ωt - π/2 )
dimana Im =
Disini ωL adalah bagian dari resistansi yang disebut raktansi (Induktif) yang
XL = ωL = 2 fL ……………………………(2;14)
19
berikut ini :
L
i
~
V = Vm sin ωt
Gambar 2.6. Rangkaian Beban Induktif
Ketika beban Induktif murni dinyatakan dalam Arus yang tertinggal dari
dibawah ini :
a). Karakeristik beban induktif b) Vektor arus (i) dan Tegangan (v)
pada beban Induktif
Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan mengeluarkan daya reaktif
~
V = Vm sin ωt
ω dalam radian/detik.
21
a). Karakeristik beban Kapsitif b) Vektor arus (i) dan Tegangan (v)
pada beban Kapasitif
daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam circuit AC atau
beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam Cos φ
( )
Faktor Daya =
( )
=
.
= Cos φ
22
efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita
semakin rendah faktor daya ( mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang
( )
Tan φ =
( )
Karena komponen daya aktif umumnya konstan , komponen kVA dan kVAR
berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut :
daya rendah maka walaupun arus yang mengalir di jaringan sudah maksimum
23
namun kenyataannya hanya porsi kecil saja yang bermanfaat bagi pemilik
jaringan
jaringannya memiliki faktor daya yang bagus. Bagi penyedia layanan, jaringan
dengan faktor daya yang jelek mengakibatkan dia harus menghasilkan daya
yang lebih besar untuk memenuhi daya aktif yang diminta oleh para
konsumen. Pada konsumen skala besar atau industri, faktor daya yang baik
pemakaian daya aktif dan daya reaktif, tentu saja konsumen merasa berat
untuk membayar mahal untuk daya yang “tidak bermanfaat” bagi mereka.
Faktor daya dikatakan leading jika arus mendahului tegangan sebesar φ°.
Faktor daya menyerap daya reaktif (kW) dan memberikan daya reaktif
(kVAR).
P = Daya Aktif
Gambar 2.10 Vektor Arus dan Tegangan Pada Faktor daya leading
24
Gambar 2.11. Menggambarkan diagram vektor arus dan tegangan pada faktor
memerlukan atau menyerap daya reaktif dari jaringan. Motor induksi juga
P = Daya Aktif
φ
Gambar 2.11 Vektor arus dan tegangan pada beban Induktif (lagging)
Faktor daya yang rendah dihasilkan oleh peralatan seperti motor induksi,
terutama pada beban rendah, unit-unit balas lampu yang memerlukan arus
magnetisasi reaktif. Alat-alat las busur listrik juga mempunyai faktor daya
yang rendah. Medan magnet dari peralatan seperti ini memerlukan arus yang
melakukan kerja yang bermanfaat dan tidak mengakibatkan panas atau daya
faktor daya rendah, maka akan sulit untuk mendapatkan kestabilan tegangan
sisi beban, dengan kata lain akan menyebabkan jatuh tegangan pada sisi
2) Transformator
1. Arus yang mengalir akan lebih besar, pada daya yang sama sehingga
pendek
5. Arus yang mengalir pada saluran semakin besar sehingga terjadi jatuh
tegangan (drop voltage, ΔV) yang besar. Hal ini menyebabkan beban
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya reaktif. Beberapa
1. Untuk mengurangi arus beban yang tinggi karena adanya faktor daya
3. Pada skala besar (Industri) dapat mengurangi cost akibat denda dari
kecil
transmisi daya
Jika power factor lebih kecil dari 0.85 maka kapasitas daya aktif (kW)
yang digunakan akan berkurang. Kapasitas ini akan terus menurun seiring
2.4 Kapasitor
pada tahun (1791 – 1867 ). Satuan kapasitor disebut farad ( F ) atau 1 farad setara
Dielektrik
Electroda Electroda
Seperti terlihat pada gambar diatas, struktur dasar sebuah kapasitor terdiri dari
dua pelat yang dipisahkan oleh bahan isolasi/ dielektrik, biasanya digunakan kertas
semprotan logam.
2.4.2. Kapasitansi
dapat menampung muatan electron. coulomb pada abad ke-18 menghitung bahwa
kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt
dengan besarnya muatan yang disimpan dibagi tegangan yang diterapkan pada
kapasitor tersebut
C=
V = E.d
Dimana :
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal
pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-
muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak
dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak
bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang
non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada
ujung-ujung kakinya.
Namun bila kapasitor diberi tegangan arus bolak-balik/ AC, maka elektron
sampai terisi penuh muatannya harus dilepaskan kembali sehingga arus akan
makin sedikit muatan yang terisi dalam kapasitor sehingga maki kecil pula
tahanan yang bersifat reaksi pada sebuah kapasitor jika dihubungkan dengan
Xc
C
Ic
E
XC = ……………………………(2;17)
Dimana :
frekuensi ( Hz) :
31
XC
C = Konstan
HZ
frekuensi dan kapasitansi suatu kapasitor, semakin kecil frekuensi dan nilai
kapasitansi sebuah kapasitor, maka semakin besar nilai reaktansi kapasitif (XC)
usaha listrik, dan usaha listrik ini disimpan di dalam kapasitor sebagai energi.
= 90°
v
²
Xc = (ohm) .........................................................(2;18)
C = (farad) ..................................................(2;19)
Ic = ( A) ...........................................................(2;20)
√ .
33
Dimana :
Qc = Vc . Ic ( VAR )
S = ² + ² ( VA )
Tan φ =
P = S Cos φ ( watt )
Q = S Sin φ ( VAR )
S = P + jQ = ² + ² ( VA )
Fungsi utama dari pemakaian kapasitor seri maupun kapasitor shunt adalah
untuk mengatur tegangan dan aliran daya reaktif dimana kapasitor tersebut
R
S V
T
I1
IC IC
IC
Gambar 2.16 Kapasitor hubung delta
Z =
∆
I1 = √3 . IC
Ic = 2πfC.V
35
Qc = 6πfcV²
CΔ = ...............................................( 2;22 )
²
Dimana :
Z = Impedansi Kapasitor
Ic = Arus kapasitor
R
S V
T
I1 = IC
IC
IC IC
Tegangan jala-jala =
√
V = √3 . Vph
QC = √3 . IC. V
( )
√
IC = dimana XC =
( )
√
Ic = =
( ) √
. . .√
Qc =
√
Qc = 2πfCyV² ......................................................(2;23 )
Sehingga :
CY =
²
Capasitor bank disebut juga kapasitor daya karena digunakan untuk daya yang
Kebutuhan kompensasi daya reaktif (Qc) yang dibutuhkan untuk mencapai power
kVAR kVAR
P P
kW kW
φ1 φ2
φ1
φ Total = φ2 - φ1
Q Q