You are on page 1of 15

1.

Masuknya islam keindonesia berdasarkan 3 teori yaitu :


1. Teori Gujarat : Teori ini berpendapat bahwa agama islam
masuk ke indonesia pada abad 13 dan pembawanya
berasal dari Gujarat ( cambay ) India
2. Teori Makkah : Teori ini merupakan teori baru yang
muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori
Gujarat. Teori ini berpendapat bahwa islam masuk pada
abad ke-7 dan pembawanya berasal dari Makkah ( Arab )
3. Teori Persia : Teori ini berpendapat bahwa islam masuk
ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari
Persia ( Iran ).

2. peran ulama dan Wali sangat besar dalam percepatan


proses penyebaran Islam. Mereka menyebarkan agama
Islam melalui langgar, surau/madrasah. Madrasah yang
tersohor pada waktu itu seperti di Ampel, Giri, Tuban,
Kudus dan Demak. Para ulama yang sangat berjasa dalam
penyebaran agama Islam di Jawa adalah Wali Sanga atau
Wali Sembilan. Wali adalah seorang Islam yang tinggi budi
pekertinya dan tinggi dalam ilmu agamanya.Wali adalah
sebutan bukan nama. Disamping mempunyai peranan yang
sangat besar dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Wali
Sanga juga berperan sebagai penasihat raja dan
pendukung raja-raja Islam yang berkuasa, bahkan ada yang
menjadi raja, seperti Sunan Gunung Jati.

3.Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh,


pada muara Sungai Pasangan (Pasai). Pada muara sungai
itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak jauh dari laut)
dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya
sudah masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Sile
yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh
Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu kemudian
dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik
al Saleh.

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai


berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat
studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala,
Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak
berdatangan di Samudera Pasai.

Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera


meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi
Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag,
Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer,
Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.

Aspek Kehidupan Politik

Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera


Pasai, antara lain:

1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 – 1297)


2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 – 1326 )

3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 – 1345)

4) Mansur Malik az Zahir ( …. – 1346 )

5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 – 1383 )

6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 – 1405 )

7) Nahrasiyah ( 1405 – 1412 )

8) Sallah ad Din ( 1412 – … )

9) Abu Zaid Malik az Zahir ( … – 1455 )

10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 – 1477 )

11) Zain al Abidin ( 1477 – 1500 )

12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 – 1513 )

13) Zain al Abidin ( 1513 – 1524 )

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai


dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini:
Sultan Malik al Saleh
Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan
Samudera Pasai. Dalam menjalankan pemerintahannya,
Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan
Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai

dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam.


Setelah beliau mangkat pada tahun 1297, jabatan beliau
diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta
kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama
Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.
Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud


dan Malik al Mansur pernah memindahkan ibu kota
kerajaan ke Lhok Seumawe dengan dibantu oleh kedua
perdana menterinya.
Sultan Ahmad Perumadal Perumal

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal


Perumal inilah, Kerajaan Samudera Pasai pertama kalinya
menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain,
yakni Kesultanan Delhi (India).

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera


Pasai dititikberatkan pada kegiatan perdagangan, pelayaran
dan penyebaran agama. Hal ini dikarenakan, banyaknya
pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di
daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan Malaka. Mereka
yang datang dari berbagai negara seperti Persia, Arab, dan
Gujarat kemudian bergaul dengan penduduk setempat dan
menyebarkan agama serta kebudayaannya masing-masing.
Dengan demikian, kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat Samudera Pasai bertambah maju, begitupun di
bidang perdagangan, pelayaran dan keagamannya.

Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat


dipengaruhi oleh perkembangan di Timur Tengah. Hal itu
terbukti pada saat perubahan aliran Syi’ah menjadi Syafi’i di
Samudera Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata
mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu, di Mesir
sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah
yang beraliran Syi’ah kepada Dinasti Mameluk yang
beraliran Syafi’i.

Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di samudera Pasai


menyesuaikan dengan adat istiadat setempat. Oleh karena
itu kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran
Islam dengan adat istiadat setempat.

Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai

Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga


sedang mengembangkan politik ekspansi. Majapahit
setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai
dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka

pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai.


Akibatnya, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Pusat
perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan
Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh
ditaklukkan Aceh

4.Dengan cara pementasan pewayangan seperti yg dilakukan


oleh para wali di tanah jawa agar islam dpt diterima oleh
masyarakat Jawa

Cara dakwah beliau yaitu melalui media wayang, gamelan,


tembang, dan segala hal yang berbau kebudayaan, dalam
artian cara dakwah beliau itu merakyat :)

semoga membantu dan jangan lupa dijadikan jawaban yg


terbaik yaa ^_^

5.Kerajaan Demak dapat disebut sebagai kelanjutan dari


kerajaan Majapahit yang sinkretis (Hindu-Buddha). Raden
Patah yang tak lain adalah penguasa Demak pertama
merupakan keturunan dari trah Majapahit. Kerajaan ini juga
merupakan kerajaan islam pertama di Pulau Jawa.

Pada senjakala kejayaan Majapahit, Islam sudah mulai


tumbuh dan menyebar di pesisir Jawa. Kala itu, Raden
Rahmat (Sunan Ampel) sudah menyebarkan Islam di
daerah pesisir yang kini dikenal sebagai Surabaya. Selain
menjadi anggota keluarga kerajaan karena Raden Rahmat
menikah dengan salah satu puteri kerajaan Majapahit,
kondisi internal kerajaan Majapahit yang chaos akibat
adanya perebutan kekuasaan di lingkungan keraton telah
memberikan jalan lapang Raden Rahmat untuk
menyebarkan Islam ke tanah Jawa.

Setelah jaringan ulama di Jawa terbentuk, yang kemudian


disebut sebagai Wali Songo (yang terdiri dari Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat dll.), kondisi
Majapahit telah berada dalam titik nadir. Maka kondisi itu
dimanfaatkan oleh para Wali Songo dengan membentuk
sebuah kerajaan Islam yang secara politis dan sosial dapat
mengembangkan Islam di Jawa.

Maka, Raden Patah yang tak lain murid dari Sunan Ampel
dan merupakan keturunan dari keluarga kerajaan Majapahit
didorong untuk melanjutkan estafet kekuasaan Majapahit
dengan mendirikan kerajaan Demak pada akhir abad ke-15.
Setelah kerajaan Demak yang beribu kota di Bintara,
Demak, Jawa Tengah muncul kerajaan Islam Cirebon dan
Banten.

6.Sultan Ageng Tirtayasa, beliau adalah pahlawan yang


berasal dari provinsi Banten. Lahir pada tahun 1631. Beliau
putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Ratu
Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640 -
1650.Perjuangan beliau salah satunya adalah menentang
Belanda karena VOC menerapkan perjanjian monopoli
perdagangan yang merugikan kesultanan dan rakyat
Banten.

Dimasa mudanya beliau diberi gelar Pangeran Surya. Peran


Sultan Ageng dalam perkembangan Islam di Banten sangat
berpengaruh. Dia menginginkan Banten mempunyai
kerajaan Islam.Langkah yang beliau tempuh pertama dalam
sektor ekonomi. Kesejahteraan rakyat ditingkatkan melalui
pencetakan sawah-sawah baru serta irigasi yang sekaligus
berfungsi sebagai sarana perhubungan.Sultan Ageng tidak
hanya mendobrak perekonomian rakyat menjadi lebih baik
tetapi juga berperan besar di bidang keagamaan. Dia
mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama asal Makassar,
menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan
urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang
pemerintahan.

7.Peran Walisongo di tanah Jawa

1. Menyebarkan agama Islam


2. Mendirikan pesantren dan padepokan untuk proses
pendidikan baik itu pendidikan agama, sosial,
budaya, maupun ekonomi.
3. Mendirikan masjid untuk tempat beribadat seperti masjid
demak, masjid kudus, masjid ampel, dll.
4. Wali songo menggunakan kesenian sebagai media
dakwah Islam. Diantara kesenian yang merupakan hasil
karya para wali adalah Tembang-tembang pupuh, Syair-
syair, Musik Gamelan, Wayang dan lain-lain.
5. Sebagai pengembang kebudayaan setempat yang
disesuaikan dengan kebudayaan Islam.
6. Menjadi penasihat raja, bahkan ada yang menjadi raja,
sehingga wali diberi gelar Sunan, suatu gelar yang
dipergunakan oleh para raja di Jawa.

8.Kalimantan: masuknya islam di kalimantan adalah diawali


dengan adanya krisis kepemimpinan di penghujung waktu
berakhirnya kerajaan daha hindu. pada tahun 1575 masehi
raja mahkota berusaha menyebarkan islam ke daerah
sampai ke pedalaman kalimantan sampai daerah muara
kaman, dilanjutkan oleh putranya yang bernama aji di
langgar dan para penggantinya

9. aceh dan samudra pasai dikenai sebagai serambi


mekah:
1.) aceh/samudra pasai merupakan tempat pertama
persebaran agama islam melalui pertagangan seluruh
dunia
2.) Aceh pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan di
Nusantara dengan hadirnya Jami’ah Baiturrahman
3.) aceh merupakan tempat persinggahan para jamaah haji,
di aceh juga terdapat perkampungan islam
4.) aceh memiliki banyak persamaan dengan islam di
mekah, persamaan antara Aceh (saat itu) dengan Makkah,
sama-sama Islam, bermazhab Syafi’i, berbudaya Islam,
berpakaian Islam, berhiburan Islam, dan berhukum dengan
hukum Islam
Karena di sana budaya nya amat kental dengan nuansa
Islami, bahkan jika kamu melihat sejarah, butuh waktu lama
sekali bagi penjajah Belanda untuk menaklukkan Aceh,
karena kegigihan rakyat Aceh yang didasari oleh Syari’at
Islam.

Selain itu, Aceh disebut Serambi Mekah karena Aceh


merupakan pintu masuk selat malaka yang dahulu ingin
dikuasai oleh Bangsa Eropa.

10. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul ketika suatu


kelompok manusia dengan kebudayaannya dihadapkan
dengan kebudayaan baru yang asing dimana kebudayaan
baru perlahan diterima masyarakat tanpa menghilangkan
kebudayaan kelompok itu sendiri.
contoh : akulturasi budaya hindu dan islam pada menara
kudus, akulturasi rap dnegan budaya jawa sehingga muncul
lagu rap dengan bahasa jawa
11. Fungsi masjid adalah sebagi tempat beriadah
dantempat berlindung umat islam

pengertiannya:
masjid adalah tempat ibadah umat islam
12. Wujud akulturasi dari masjid kuno seperti ciri sebagai
berikut:
Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun
semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas
berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan
biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi
tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan
Mustaka.Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya
bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada
sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug
untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan
kentongan merupakan budaya asli Indonesia.Letak masjid
biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun
atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di
atas bukit atau dekat dengan makam.semoga membantu :)
 Memiliki atap bersusun yang tumpang, semakin ke atas akan
semakin lancip dan kecil.
 Jumlah anak tangga atau tumpang di atap masjid berjumlah
ganjil (tiga atau lima). Puncak atapnya dinamakan mustaka.
 Tidak seperti masjid modern, masjid kuno tidak memiliki
menara sebagai pengumandang adzan. Pada waktu dulu masjid
kuno ini menggunakan kentongan dan bedug untuk
mengingatkan waktu.
 Masjid kuno pada umumnya dibangun di dekat istana kerajaan.

13. Seni Sastra Masa Awal IslamMasuknya Islam dan


penggunaan huruf Arab mampu mengembangkan seni
sastra Islam di Indonesia. dilihat dari bentuknya, sastra
Islam di Jawa berbentuk tembang (syair), sedangkan di
Sumatra, selain bentuk syair juga ditemukan yang
berbentuk gancaran (prosa). Syair Islam tertua di Indonesia
terpahat di sebuah nisan makam seorang putri Raja Pasai
di Minye Tujuh terdiri atas 2 bait, dan masing-masing bait
berisi 4 baris.Karya-karya sastra awal Islam antara lain
Bustanul Salatin yang ditulis oleh Nuruddin ar Raniri,
seorang ulama besar Aceh masa pemerintahan Sultan
Iskandar Thani. Hikayat Raja-Raja Pasai karangan Hamzah
Fansuri, Pustakaraja, Jayabaya, Paramayoga, karangan
R.Ng. Ronggowarsito. Sastra Gending, karangan Sultan
Agung, dan masih banyak lagi karya sastra Islam lainnya
yang tidak diketahui pengarangnya (anonim).Selain bentuk
karya sastra tersebut di atas, terdapat suluk, yaitu kitab
yang bersifat magis dan berisi ramalan-ramalan, seperti
misalnya Suluk Sukarsa (berisi pengalaman Ki Sukarsa
mencari ilmu), Suluk Wijil (berisi wejangan-wejangan Sunan
Bonang kepada Wijil), Syair Perahu, Syair Si Burung Pingai,
dan sebagainya. Juga terdapat tarekat, yaitu jalan atau cara
yang ditempuh kaum sufi untuk mendekatkan diri pada
Tuhan. Hal ini berkaitan dengan munculnya ajaran tasawuf
di Indonesia. Contoh tarekat, antara lain Qadariyah,
Naqsyabandiyah, Syaftariah, dan Rifa’iyah.
14. Wayang kulit
kaligrafi
masjid
dll

Kesenian rakyat pada zaman islam yaitu DEBUS

15. Di daerah Minangkabau terdapat beberapa orang Haji


yang kembali dari Mekah dan akan mengadakan
pelaksanaan hidup yang sesuai menurut ajaran agama
slam secara murni. Mereka yang baru pulang dari naik haji
itu ialah Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piabang,
mereka beraliran Wahabi Menurut ajaran agama banyak
adat istiadat daerah Sumatera Barat (Minangkabau) yang
harus ditinggalkan seperti: minum-minuman keras,.(minum
tuak), menyambung ayam, berjudi, dan lain -lain.
Maksud kaum Padri untuk mengajarkan agama Islam
secara murni dengan menghilangkan adat-istiadat yang
jelek itu telah mendapat tantangan yang sangat hebat dan
pemimpin-pemimpin kaum adat dan juga para bangsawan.
Oleh sebab itu terjadinya peperangan antara kaum Padri
dengan kaum adat tidak dapat dielakkan. Di dalam
peperangan tersebut kaum Padri mengenakan pakaian
serba putih (disebut kaum putth) dan kaum adat
mengenakan pakaian serba hitam (kaum hitam).
Di dalam peperangan itu pada awalnya kaum Padri
mendapat kemenangan dimana-mana, sehingga kedudukan
kau adat terdesak dengan hebat. Karena adat-adat
terdesak dengan hebat maka pimpinan-pimpinan kaum adat
yaitu Tuanku Suroso memerintahkan meminta batuan
kepada pihak Belanda di Padang. Permintaan ini sangat
menyewakan pihak Belanda, sebab dengan demikian
Belanda dapat meluaskan kekuasaannya ke daerah
minangkabau.

You might also like