You are on page 1of 24

PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS

“ANALISIS USAHA TANI BUDIDAYA SAYURAN


BUAH TOMAT DI LANGENSARI LEMBANG”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum
Manajemen Agribisnis dengan Dosen Pengampu : Rani Widina, SP.

Disusun Oleh :

Adi Auf Saiful M 1157060001

Chairul Muttaqin 1157060014

Hana Fitriani 1157060032

Ifah Shofiyyatul M 1157060038

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017 M/1438 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt.,


karena hanya berkat dan rahmat-Nya akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
sesuai waktu yang telah ditentukan. Penulisan isi dan materi makalah ini
didasarkan pada hasil observasi di Desa Langensari – Lembang.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum Manajemen Agribisnis, yang membahas tentang “Analisis Usaha Tani
Budidaya Sayuran Buah Tomat”. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
salah satu tugas kunjungan lapangan praktikum manajemen agribisnis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pemilik dan petani
Saung Organik atas kesempatan yang diberikan kepada kami dalam penyusunan
makalah ini.

Bandung, 13 Maret 2017

Kelompok
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................5

1.2 Tujuan.............................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7

2.1 Deskripsi Tanaman Tomat .............................................................................7

2.2 Jenis-Jenis Buah Tomat..................................................................................9

2.3 Manfaat dan Nilai Gizi Buah Tomat ............................................................10

BAB III METODE PELAKSANAAN ..................................................................11

3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................11

3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................11

BAB IV...............................................................................................................12

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................12

4.1 Lokasi ...........................................................................................................12

4.2 Sejarah Perusahaan.......................................................................................12

4.3 Struktur Organisasi.......................................................................................13

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................14

5.1 Subsistem Agroinput ....................................................................................14

5.2 Subsistem Produksi ......................................................................................16

5.3 Subsistem Panen dan Pascapanen ................................................................18

5.4 Subsistem Pemasaran ...................................................................................19

5.5 Analisis Usahatani........................................................................................20


BAB VI PENUTUP ...............................................................................................22

6.1 Kesimpulan...................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................23

LAMPIRAN...........................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312
hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di puncak
Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu
rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. Penduduk Lembang sebagian besar bermata
pencarian sebagai petani. Potensi alam yang baik menjadikan Lembang menjadi
pusat pendidikan dan penelitian untuk pertanian dan peternakan, diantaranya:
Balitsa, BIB Lembang, BBTP-SP, dan lain-lain.
Pembangunan pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan
hortikultura yang dilaksanakan di Jawa Barat telah memberikan kontribusi positif
terhadap perkembangan ekonomi nasional. Salah satu daerah di Jawa Barat yang
dijadikan sebagai lokasi sentra pengembangan pertanian khususnya agribisnis
sayuran buah adalah Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat yang memiliki jumlah produksi dan permintaan pasar yang cukup besar.
Desa agribisnis ini merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan terdiri
dari beberapa sub-sistem atau bagian, yaitu: (1) sub-sistem pengadaan sarana
produksi (agroindustri hulu), (2) sub-sistem produksi usahatani, (3) sub-sistem
pengolahan dan isndutri hasil pertanian (agroindustri hilir), (4) sub-sistem
pemasaran dan perdagangan, dan (5) sub- sistem kelembagaan penunjang
(Saragih, 1998).
Menurut Rahardi, dkk (1997), kegiatan agribisnis dimulai dari
perencanaan usaha, penyediaan sarana dan prasarana, budidaya tanaman,
penanganan hasil produksi sampai distribusi produk. Oleh karena itu diperlukan
suatu manajemen (pengelolaan) yang dapat mengelola faktor alam, modal, tenaga
kerja dan teknologi dengan faktor sarana prasarana agar dapat saling menunjang.
Buah tomat merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat dikenal
oleh masyarakat dan mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena
mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi,
buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam
masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri
untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat,
ice juice, saus dan sambal. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan
keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.
Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar
terhadap serapan pasar (Cahyono, 1998).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini tentang analisis usahatani sayuran
buah tomat adalah, sebagai berikut:
• Untuk mengetahui sisitem agroinput sarana produksi tanaman tomat di
Desa Langensari-Lembang
• Untuk mengetahui proses produksi dalam usahatani tomat di Desa
Langensari-Lembang
• Untuk mengetahui proses panen dan pasca panen dalam usahatani tomat di
Desa Langensari-Lembang
• Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat menunjang dalam usahatani
tomat di Desa Langensari-Lembang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Tomat


Tanaman tomat (Solanum lycopersicum (L) Karst), berasal dari daerah
Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah
yang beriklim tropik. Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun
1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman beracun.
dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker. Tanaman tomat di
tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan
bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropik
maupun subtropik (Cahyono, 1998).
Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya
yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya
yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Tanaman tomat termasuk tanaman
semusim (berumur pendek). Artinya, tanaman hanya satu kali berproduksi dan
setelah itu mati. Tanaman tomat berbentuk perdu yang panjangnya mencapai + 2
meter. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir dari turus
bambu atau turus kayu agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal (ke
atas). Tanaman ini tumbuh baik pada dataran tinggi ataupun rendah yang
kondisinya tidak terlalu basah. Tanah yang baik untuk penanaman tomat adalah
tanah yang gembur dengan pH sekitar 5 – 6 serta dengan pengairan yang cukup
dan teratur. Buah tomat dapat dipanen pada umur 2 – 3 bulan setelah penanaman.
(Tugiyono, 1986)
Dalam botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan, tanaman tomat secara sistemik
diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum (L) Karst

Menurut Wiryanta (2002), organ-organ pada tanaman tomat adalah:

a. Batang
Batang tanaman tomat dapat mencapai 2 – 3 meter. Batang yang masih
muda berbentuk bulat dan teksturnya lunak. Batang yang tua akan menjadi
bersudur dan bertekstur keras berkayu. Ciri khasnya adalah tumbuhnya
bulu-bulu halus di seluruh permukaannya.
b. Akar
Akar tanaman tomat berbentuk srabut yang menyebar ke segala arah.
Kemampuannya menembus lapisan tanah terbatas pada kedalaman 30 – 70
cm.
c. Daun
Daun tanaman tomat berwarna hijau dan berbulu. Panjangnya sekitar 20 –
30 cm dan lebar 15 – 20 cm. Daunnya tumbuh di dekat ujung dahan atau
cabang. Tangkai daun berbentuk bulat memanjang sekitar 7 – 10 cm dan
ketebalan 0,3 – 0,5 cm.
d. Bunga
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam kelompok
dengan jumlah 5 – 10 bunga per kelomponya. Kuntumnya terdiri dari lima
helai daun kelopak dan lima helai makhota. Serbuk sari bunga memiliki
kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang
mengelilingi tangkai kepala putik. Bunganya dapat melakukan
penyerbukan sendiri karena tipe bunga berumah satu, tetapi masih dapat
terjadi penyerbukan silang.
e. Buah
Buah tomat berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah
yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua. Buah yang sudah
tua beerwarna merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau
merah kehitaman. Ada juga buah yang berwarna kuning.
f. Biji
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan diselimuti daging buah. Warna
bijinya ada yang putih kekuningan, ada juga yang kecoklatan. Biji ini
umumnya digunakan untuk perbanyakan tanaman.

2.2 Jenis-Jenis Buah Tomat

Umumnya jenis-jenis tomat didasarkan pada ketinggian tanaman, penampilan,


dan kegunaannya. Berdasarkan ketinggian tanamannya, jenis tomat dibagi
menjadi 3 golongan utama, yaitu (Faujiah, 2014) :
a. Determinate
Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya
berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena
ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki
umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.
b. Intermediate
Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh
hingga mencapai 2 m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif
tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.
c. Hybrida
Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate
dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya,
varietas ini memiliki sifat dari keduanya.
Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis buah
tomat juga banyak ditentukan berdasarkan bentuk buah dan juga kegunaannya.
Beberapa jenis tomat yang lazim dikenal di masyarakat ialah Tomat Plum, Beef,
Ceri, Hijau, Pear dan Anggur. Adapun varietas-varietas tomat unggul yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi di pasaran anatar lain ada varietas Golden Pearl,
Season Red, Lovely Red, Fortune, Farmers 209, Farmers 301, Kingkong, New
Wonder No. 4, Ratna, Moneymaker dan terakhir varietas Kada.
2.3 Manfaat dan Nilai Gizi Buah Tomat
Tomat merupakan sayuran yang kaya akan berbagai senyawa antioksidan
seperti likopen, alfakaroten, betakaroten, lutein, vitamin C, flavonoid, dan vitamin
E (Willcox dkk., 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agarwa and
Rao (2000), buah tomat adalah salah satu jenis buah yang banyak mengandung
antioksidan yang sangat berguna untuk menangkal radikal bebas. Senyawa
antioksidan membantu mengikat radikal bebas yang berlebihan sehingga
mencegah perubahan oksidatif yang abnormal dalam tubuh manusia.
Mengkonsumsi tomat tidak dianjurkan dalam jumlah banyak secara terus menerus
karena akan menyebabkan kelebihan lycopene di dalam tubuh. Lycopene diubah
didalam tubuh menjadi vitamin A. Namun, jika jumlahnya sangat banyak maka
tubuh tidak dapat mengubahnya sekaligus dan akhirnya menjadi racun dalam
tubuh (Giovannucci, 2002).
Vitamin penting dalam buah tomat adalah vitamin C. Berdasarkan
penelitian, kandungan vitamin C pada tomat lebih tinggi dari kandungan vitamin
C buah jeruk. Vitamin C sangat diperlukan oleh tubuh karena mampu menambah
ketahanan tubuh terhadap infeksi, dan merupakan antioksidan yang sangat kuat.
Berbeda dari lycopene yang tidak larut dalam air, vitamin C larut dalam air
sehingga tidak akan menjadi racun yang mematikan bagi tubuh karena
kelebihannya akan dibuang bersama urine (Hartz, 2001). Vitamin lainnya yang
terdapat dalam buah tomat adalah vitamin B9. Berdasarkan penelitian diketahui
bahwa vitamin B9 dalam tomat mampu mempercepat regenerasi sel sehingga
membuat tubuh kita menjadi sehat. Manfaat lain dari vitamin B9 adalah
merangsang tubuh untuk memproduksi enzim yang mampu mengontrol
homocysteine.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Minggu, 19 Februari 2017
Pukul : 13.00 WIB s/d selesai.
Tempat : Jl. Maribaya RT01 RW12 Desa Langensari, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat – Jawa Barat,
Indonesia 40391

3.2 Jenis dan Sumber Data


Adapun metode pengumpulan data yang diambil sehubungan dengan
observasi ini adalah melalui metode wawancara langsung dan pengumpulan data
di daerah tersebut dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
kepada petani dan pemilik usahatani budidaya sayuran buah tomat yaitu di Desa
Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Lokasi
Pemilihan lokasi observasi ini dilakukan secara diskusi mencari bersama
melalui jaringan internet yaitu Google. Lokasi usaha tani yang bernama Saung
Organik tersebut berada di dalam jalan utama atau masuk gang. Saung Organik
merupakan salah satu perusahaan swasta atau milik sendiri yang dikelola oleh
bapak Doris Saepul Anwar dan merupakan usaha tani yang cukup maju karena
letaknya berada di kawasan pertanian yaitu Lembang. Budidaya tomat ini
tepatnya berada di Jl. Maribaya RT01 RW12 Desa Langensari, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Selain itu lokasinya merupakan akses jalur
menuju banyak wisata seperti Tebing Keraton, Floating Market, Farm House dan
Taman Bunga Begonia. Lokasi tersebut menjadi lokasi yang potensial untuk di
datangi serta Saung Organik berada di dekat pemukiman dan kebun sayuran
penduduk lainnya. Akses kendaraan umum seperti angkot dan ojek ada dan bisa di
lewati juga oleh mobil pribadi.

4.2 Sejarah Perusahaan


Pertama kali berdirinya budidaya buah tomat ini dipimpin oleh bapak
seorang masyarakat biasa merangkap menjadi ketua, dalam melaksanakan
kegiatannya dibantu oleh istrinya sebagai bendahara dan juga pak RT sebagai
Sekertaris. Pada susunan organisasinya, pak Doris Saepul Anwar membina warga
sekitar menjadi karyawan atau pekerja harian tetap disana. Dan kini perusahaan
tersebut maju
4.3 Struktur Organisasi

Ketua

Doris Saepul Anwar

Sekertaris

Pak RT

Bendahara

Istrinya

Bagian Pengairan dan Bagian Hama dan Bagian Pemasaran


Pemupukan Penyakit
Asep Saripudin
Rudi Supriadi Aceng Kusnawan

Pekerja Lapangan
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Subsistem Agroinput


a. Pengadaan Benih Tomat
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan
cara membeli bibit yang sudah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri.
Apabila pengadaan bibit dengan cara membeli, hendaknya membeli pada toko
pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah
bersertifikat. Pada hasil observasi di Desa Langensari-Lembang pengadaan benih
dilakukan dengan cara membeli dengan nama jenis benih tomat yang dipakai
yaitu hibrida dengan merk jual benih yaitu Betavila. Adapun jumlah benih yang
digunakan pada budidaya tomat ini yaitu 5 gram untuk 1500 tanaman tomat.

b. Pupuk
Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman tomat adalah pupuk
organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau) atau pupuk buatan pupuk
nitrogen (N), Pospor (P), dan Kalium (K). Pemupukan yang berwawasan
lingkungan adalah pemupukan yang dilakukan dengan memperhatikan waktu,
dosis, dan cara penempatannya. Dengan memperhatikan tiga hal tersebut, maka
dapat menghindari pemupukan yang berlebihan. Adapun pupuk yang digunakan
pada budidaya tanaman tomat di Desa Langensari yaitu hanya menggunakan
pupuk organik, tidak dengan penggunaan pupuk buatan. Dosis yang dipakai yaitu
1,5 ton atau 1500 kg.

c. Pestisida dan Insektisida


Insektisida yang digunakan pada budidaya tanaman tomat di Desa
Langensari-Lembang yaitu merk dagang Curacron. Insektisida Curacron 500 EC
merupakan insektisida yang memiliki kandungan bahan aktif Protenotos 500g/l.
Insektisida ini dapat digunakan untuk semua jenis hama yang menyerang pada
tanaman. Curacron 500 EC sangat praktis dan lebih cepat dalam membasmi
serangan hama ulat grayak, kutu putih, ulat tanah, kutu daun, jangkrik, pengeerek
batang, penggerek daun, penggerek buah, dan sebagainya. Dosis yang digunakan
pada tanaman tomat yaitu 1 liter.

d. ZPT (Zat Perangsang Tumbuh)/H ormon


ZPT adalah suatu senyawa organik yang berfungsi mempengaruhi proses
fisiologis pada tanaman. ZPT yang digunakan pada budidaya tanaman tomat di
Desa Langensari-Lembang yaitu Gibgro 10 SP. Gibgro 10 SP mengandung asam
giberelin 10% yang berfungsi untuk meningkatkan hasil panen tanaman yang
dibudidayakan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. ZPT Gibgro ini termasuk
kedalam ZPT yang dapat merangsang pertumbuhan hormon Giberelin. Hormon
Giberelin merupakan hormon yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan
hormon auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan
perkecambahan embrio. Fungsi dari hormon Giberelin yaitu membentu proses
pembentukan biji, memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga,
dan dapat merangsang pembentukan akar jika diberikan dalam dosis yang tinggi.
Sehingga jika tanaman diberikan ZPT ini maka buah tanaman yang asalnya
tumbuh kerdil menjadi tumbuh normal.
e. Alat-Alat Pertanian
Alat-alat pertanian yang digunakan diantaranya yaitu cangkul, arit atau
sabit, parang, bambu penyangga, dan tali rapia juga dibantu dengan traktor.
Cangkul berfungsi untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput ataupun
untuk meratakan tanah. Arit/sabit digunakan untuk memotong berbagai jenis
tumbuhan. Parang digunakan sebagai alat potong atau alat tebas. Parang ini
digunakan untuk membabat rumput yang berada di kawasan lahan budidaya.
Bambu penyangga berfungsi sebagai penyangga atau penopang tanaman supaya
tidak roboh atau ambruk, dan sebagai tempat merambat tanaman. Adapun fungsi
dari tali rapia yaitu sebagai alat yang digunakan tanaman agar tetap kokoh dan
tidak berubah pada saat disandarkan pada bambu penyangga digunakan tali rapia.
Sedangkan fungsi dari traktor yaitu sebagai alat untuk mengolah lahan atau
sebagai alat untuk membajak lahan agar lebih mudah dan ringan.
5.2 Subsistem Produksi
a. Persiapan Penyemaian
Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan
fungisida, disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot
bunga dan sebagainya. Biji disebar merata diatas pesemaian berupa tanah yang
bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih serta pupuk kandang
(perbandingan 1:1:1). Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui
sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media. Media untuk
pesemaian ini dipilih yang mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar
akan tumbuh lurus dan memudahkasn pemindahan bibit ke polibag pembesaran.
Persemaian ini dilakukan selama 25 hari. Setelah tanaman tomat berusia 25 hari
SMT maka tanaman siap dipindahkan pada lahan budidaya.
b. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan untuk proses pembudidayaan tanaman
tomat yaitu bibit, pupuk, tanah, mulsa, bambu penyangga, dan tali rapia.
c. Penanaman
Bibit seharusnya sudah diseleksi pada tempat pembibitan sebelumnya
diangkut ke lahan pertanaman. Bibit tomat dapat dipindahkan ke lahan
pertanaman apabila telah berumur antara 25 hari di pesemaian. Bibit yang terpilih
sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta daunnya tidak
ada yang rusak. untuk menjadi pertumbuhan tanaman tomat agar tidak terhambat
pertumbuhannya yaitu diberikan pestisida atau insektisida 2 kali dalam satu
minggu.
Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Kesehatan
bibit yang sudah terjamin baik dapat diperhatikan dari petumbuhannya yang
normal dan tanaman tampak subur. Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu
biasanya dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari secara langsung. Jadi
sebelum ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat
sinar matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat
menaunginya.
Saat yang terbaik untuk menanam sayuran tomat adalah tiga hari sesudah
lubang tanam dipersiapkan dan diusahakan pada pagi atau sore hari. Pada saat
pagi dan sore hari, keadaan cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar
dari kelayuan. Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara
jumlah air yang diserap oleh akar tanaman dengan proses transpirasi (penguapan)
yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya ditanam
dengan jarak 60 cm x 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap lubang
tanam.

d. Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada
diantara sela-sela tanaman budidaya. Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan
pada saat tanaman sayuran tomat berumur 2 minggu. Penyiangan ini dapat
dilakukan dua kali. Tujuan dari penyiangan yaitu untuk membersihkan tanaman
yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan
produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. metode
penyiangan yang digunakan yaitu dengan pemberian herbisida. Herbisida yang
dipilih secara selektif mampu membunuh gulma, namun dapat menyakiti tanaman
produksi. Herbisida digunakan jika mekanisme tidak memungkinkan atau tidak
diinginkan. Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman
sudah sekitar 5 minggu.
e. Pemupukan
Pemupukan yang berwawasan lingkungan adalah pemupukan yang
dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis, dan cara penempatannya. Dengan
memperhatikan tiga hal tersebut, maka dapat menghindari pemupukan yang
berlebihan. Pemupukan dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk yang
digunakan yaitu pupuk kandang dan dilakukan dengan cara ditabur secara merata
di atas bedengan yang kemudian dicangkul kembali dengan halus agar pupuk
yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna. Kemudian tanah disiram agar
pupuk dapat masuk dan dapat larut dalam air.
Cara pemupukan di lokasi penanaman dilakukan secara terus menerus dan
takaran pupuk disesuaikan dengan usia tanamannya. Sebelum menabur pupuk
terlebih dahulu dibuat tanaman itu dengan batang tanaman sebagai pusat
lingkaran. Garis tengah lingkaran selalu berubah-ubah mengikuti pertumbuhan
tajuk tanaman. Dengan demikian, makin bertambahnya usia tanaman maka makin
lebar tajuknya, maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu
untuk menabur pupuk. Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan
selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.
f. Pengairan
Pada umur 21 hari sejak penanaman di lahan, atau kira-kira sudah setinggi
25 cm, tanaman tomat harus diberi air untuk menopang tegaknya tanaman dan
menopang buah. Sebab, tanaman tomat memiliki batang yang kurang kuat
sehingga apabila tidak diberi air akan roboh. Untuk pengairan sendiri penanaman
dilakukan jika pada musim kemarau maka pengairan dilakukan 2 kali dalam 1
minggu. Namun jika pada musim hujan tanaman tomat tidak perlu di berikan air
atau disiram. Penyiraman pada musim hujan hanya mengandalkan air hujan.
g. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang perlu diterapkan adalah
pengendalian secara terpadu yaitu pengendalian yang memadukan cara biologis,
mekanis, dan iklim. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir untuk
memberantas hama dan penyakit.

5.3 Subsistem Panen dan Pascapanen

a. Panen
Buah yang sudah dapat dipanen pada tanaman yang telah berumur 70
HST. Para pekerja disana memanen buah tomat dengan cara dipetik. Selain itu
pemetikan dilakukan dengan pemilihan pada buah yang sudah matang sempurna
karena sebagian masih ada yang berbunga dan menghasilkan buah lagi di bagian
pucuknya. Dengan demikian, pemanenan buah tomat disana tidak dapat dilakukan
sekaligus, tetapi dilakukan berkali-kali sesuai dengan kematangan buah.
Cara pemetikannya sangat sederhana dan tidak memerlukan peralatan
yang mahal. Yaitu pemetikan buah tomat cukup dilakukan dengan cara memuntir
buah tersebut dengan hati-hati hingga tangkainya putus. Pemuntiran buah tomat
disana dilakukan satu persatu dan hanya dipilih bagi buah tomat yang sudah
matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah dipetik langsung disimpan ke dalam
keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan dan disimpan di tempat
teduh untuk keamanan buah tomatnya.
b. Pascapanen
Buah tomat yang telah dipetik dan terkumpul selanjutnya dibersihkan jika
ada kotoran yang menempel pada permukaan kulitnya, baik berupa debu, percikan
tanah, maupun sisa-sisa pestisida dan pupuk daun yang disemprotkan pada saat
pemeliharaan. Pembersihan ini dilakukan untuk menjaga mutu dan harga jualnya
saat dipasarkan. Buah tomat tersebut oleh pegawai dicuci dengan memakai zat
kimia pembersih kotoran dan residu pestisida, misalnya pembersih yang
digunakan pada budidaya tanaman tomat di Desa Langensari-Lembang yaitu merk
neutral cleaner brogdex dan britex wax.
Perlakuan selanjutnya setelah dibersihkan buah tomat tersebut disimpan di
gudang / tempat khusus dan untuk teknik penyimpanan budidaya tanaman di Desa
Langensari-Lembang menggunakan teknik yang bisa menyimpan untuk
mempertahankan kesegaran buah tomat dalam waktu yang relatif lama. Dengan
demikian, kematangan buah tertunda sampai beberapa hari. Di samping itu, buah
tomat yang ada di tempat penyimpanan (gudang) terhindar dari infeksi hama dan
penyakit selama dalam penyimpanan.
Setelah siap untuk di pasarkan pada budidaya tanaman tomat di desa
Langensari-Lembang secara langsung di jual ke pasar atau grosiran terdekat.
Untuk harga dari pihak budidaya disana tidak secara resmi mempunyai harga
pokok atau patokan harga jual tersendiri karena, harga buah tomat mengikuti
bagaimana harga pasar dan susah dikendalikan. Sebab, harga sayuran dan buah
terutama buah tomat ini tidak bisa kita yang menentukan.

5.4 Subsistem Pemasaran


Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian buah tomat dari produksi di
Desa Langensari-Lembang ke konsumen baik pasar maupun grosiran dengan
tujuan mendapatkan nilai uang atau keuntungan sebagai balas jasa atas pengadaan
bahan pangan. Perolehan pendapatan ini dikenal sebagai pendapatan usaha tani.
5.5 Analisis Usahatani

1) Biaya variable (a)

kebutuhan satuan jumlah


(kg/HKP) Harga (Rp) (Rp)
Benih 1500 butir 35,500 / 150 butir 355,000
pupuk 1500 kg 500 / kg 750,000
pestisida 2 liter 70,000 / 500ml 280,000
1 liter + 1
ZPT butir 10,000/250ml + 5,000 45,000
tenaga
kerja 4 orang 1,500,000 / bulan 6,000,000
Jumlah 7,430,000

2) Biaya tetap (b)

kebutuhan harga (Rp)


penyusutan
barang pertanian 15,000,000
Pajak 1,800,000 / tahun
Jumlah 16,800,000

3) Total Biaya (c) / biaya operasional


A+B =
7,430,000 + 16,800,000 = Rp. 24,230,000

4) Pendapatan (d)
Hasil Fisik (kg) x Harga (Rp) =
60,000 x 1,500 = Rp. 90,000,000
5) Keuntungan
D–C=
90,000,000 – 24.230.000= Rp. 65,770,000

6) A. BEP harga produksi


biaya operasional (Rp)
. =
jumlah produksi (Kg)
24,230,000
. 60,000
= Rp. 404
B. BEP volume produksi
biaya operasional (Rp)
.
harga produksi (Rp)
24,230,000
. 1,500
= 16,153.3 Kg
7) B/C Rasio
pendapatan
.
biaya operasional
=
90,000,000
.
24,230,000
= 3.714
8) ROI
keuntungan
.
biaya operasional
x 100% =
65,770,000
.
24,230,000
x 100% = 271.4%

Jadi, usaha tani ini tergolong layak dan efisien


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi pada budidaya tanaman buah tomat di Desa
Langensari-Lembang maka dapat disimpulkan bahwa komoditas hortikulura atau
sayuran buah khususnya tomat merupakan komoditas yang memiliki banyak
manfaat baik itu untuk tubuh manusia maupun dari segi ekonomi karena selain
dapat diandalkan bagi petani dalam produksi buah segar untuk konsumsi sehari-
hari, tomat juga dapat diolah menjadi berbagai jenis bahan makanan yang dapat
memberikan penghasilan tambahan tanpa harus terus mengandalkan harga jual
tomat di pasar yang tidak menentu.
Jadi, usaha tani ini tergolong layak dan efisien karena ROI melebihi 15-25% dan
nilai B/C Ratio melebihi 0,3.
DAFTAR PUSTAKA

Ambrosius Ryan L N, Totok M, dan Kunto A. 2013. Strategi Pemasaran Tomat


(Lycopersicum Esculentum Mill) Di Kabupaten Boyolali. Program
Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret: Surakarta

Farah Metha M, Nasrullah, dan Rudi Hari M. 2009. Analisis Rata-Rata Generasi
Hasil Persilangan Tomat Lv 6123 Dan Lv 5152. Agrivita Volume:
31 No. 2

Karmini dan Syarifah Aisyah A. 2008. Optimalisasi Lahan Usahatani Tomat Dan
Mentimun Dengan Kendala Tenaga Kerja (Pendekatan Program
Linier). EPP.Vol.5.No.2:44-50

Mujiburrahmad. 2011. Analisis Produktivitas Usahatani Tomat Berbasis


Agroklimat (Kasus Dataran Medium dan Dataran Tinggi). Sains
Riset Volume 1 - No. 2

Sarworini. 2012. Arah Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Di


Kawasan Agropolitan Kabupaten Pemalang. Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro: Semarang

Wa Ode N. 2012. Rencana Usaha Tani Tomat Di Desa Lapandewa. Fakultas


Pertanian Universitas Muhammadiyah Buton: Bau-Bau

Yusuf Efendi. 2016. Analisis Usahatani Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) Di


Desa Mandesan Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Journal
Viabel Pertanian, 10 (2) 51-61
LAMPIRAN

You might also like