You are on page 1of 65

BAB V

PERENCANAAN TEKNIS

5.1. Analisis Perbaikan Penampang Sungai Bringin

Pada tahap ini akan direncanakan penampang Sungai Bringin yang baru. Hal
ini dilakukan karena berdasarkan analisis evaluasi, kapasitas eksisting sungai
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan debit rencana yang digunakan.
Perencanaan saluran ini menggunakan bantuan program HEC-RAS.
Data debit yang digunakan dalam perencanaan dimensi sungai tersebut adalah
debit banjir rencana yang didapatkan dari perhitungan menggunakan program
HEC-HMS yang telah dilakukan pada Subbab 4.5.1. Debit banjir rencana hasil
perhitungan tersebut untuk Sungai Bringin sebesar 430,9 m3/s. Perencanaan
dimensi sungai dilakukan dengan menggunakan program HEC-RAS dan
menggunakan persamaan manning. Perencanaan perbaikan Sungai Bringin adalah
sebagai berikut:

Gambar 5.1. Dimensi rencana Sungai Bringin


(Sumber : Analisis HEC-RAS Penulis, 2017)
Berdasarkan Gambar 5.1. didapatkan data masukkan untuk melakukan
analisis hidrolika sungai rencana pada progam HEC-RAS. Analisis hidrolika
sungai rencana dimodelkan dengan aliran permanen pada geometri 1 dimensi.
Analisis hidrolika pada program HEC-RAS pada pemodelan geometri 1 dimensi
dengan aliran permanen (stedy flow) adalah sebagai berikut :

5.1.1 Pemodelan Geometri


Langkah pemodelan geometri sungai rencana dilakukan sama seperti saat
melakukan pemodelan geometri sungai eksisting. Hal yang berbeda dalam
pemodelan geometri sungai rencana dengan sungai eksisting yaitu adanya
pelebaran dan penurunan elevasi penampang melintang sungai. Langkah dalam
memodelkan geometri sungai rencana pada Sungai Bringin adalah sebagai
berikut:
1. Alur sungai rencana
Dalam pemodelan alur sungai digunakan program Autocad Civil 3D yaitu
dengan mengekspor alinyemen horisontal sungai dari gambar alur sungai pada
Autocad Civil 3D menjadi sebuah river reach pada program HEC-RAS. Alur
sungai rencana yang digunakan sama dengan alur sungai eksisting Sungai
Bringin. Pemodelan geometri alur sungai dapat dilihat pada Gambar 4.63.

2. Penampang melintang sungai rencana


Langkah pemodelan penampang melintang sungai rencana dilakukan seperti
saat memodelkan penampang melintang sungai eksisting. Perbedaan penampang
melintang sungai rencana dengan sungai eksisting yaitu data masukkan
didapatkan dari hasil perhitungan perencanaan, dan kemudian dilakukan
interpolasi antar STA sehingga didapatkan penampang melintang yang seragam
sesuai dengan hasil interpolasi yang dilakukan oleh program HEC-RAS. Salah
satu hasil pemodelan penampang melintang sungai pada program HEC-RAS
disajikan pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Penampang Melintang Rencana Sungai Bringin STA. 15.50
(Sumber : Analisis HEC-RAS Penulis, 2017)

5.1.2 Pemodelan Aliran Permanen Sungai Rencana


Data yang dimasukan dalam hitungan aliran permanen (steady flow) pada
sungai rencana sama seperti data yang dimasukkan dalam hitungan aliran
permanen pada sungai eksisting yaitu debit banjir rencana maksimum dari hasil
perhitungan dengan menggunakan progam HEC-HMS. Debit banjir rencana dari
hasil perhitungan tersebut untuk Sungai Bringin dapat dilihat pada Gambar 4.65.
elevasi muka air di hilir yang digunakan sama dengan HHWL yaitu sebesar 19,6
m.
5.1.3 Perhitungan pada Kondisi Rencana
Setelah data pemodelan geometri dan aliran permanen di kedua sungai
rencana dimasukkan ke program HEC-RAS maka pemodelan sungai rencana siap
untuk dihitung oleh program HEC-RAS seperti pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Proses Running HEC-RAS Sungai Bringin Rencana
(Sumber : Analisis HEC-RAS Penulis, 2017)

5.1.4 Hasil Analisis Pemodelan 1 Dimensi dengan Aliran Permanen


Setelah proses perhitungan hidrolika selesai maka hasil dari perhitungan
tersebut disajikan melalui diagram potongan memanjang dan melintang pada
setiap stasiunnya. Dari penyajian data tersebut dapat dilihat keadaan sungai
rencana yang telah dimodelkan. Keadaan yang dimaksud adalah sungai
mengalami banjir atau tidak. Hasil perhitungan pada pemodelan geometri 1
dimensi dengan aliran permanen menggunakan program HEC-RAS untuk Sungai
Bringin dalam kondisi rencana disajikan dalam Gambar 5.4 dan Gambar 5.5.

Gambar 5.4. Muka Air Penampang Melintang Rencana Sungai Bringin


(Sumber : Analisis HEC-RAS Penulis, 2017)
Gambar 5.5. Profil Muka Air pada Penampang Memanjang Rencana Sungai Bringin
(Sumber : Analisis HEC-RAS Penulis, 2017)
Dari Gambar 5.4 dan Gambar 5.5. dapat dilihat keadaan sungai rencana
pada Sungai Bringin STA 71.50 sampai STA 00.00 tidak mengalami banjir. Hal
tersebut menunjukkan dimensi sungai yang direncanakan mampu menampung dan
mengalirkan debit banjir rencana dengan periode ulang 50 tahun. Pada STA 99.00
sampai dengan STA 84.00 penanggulangan banjir yang dilakukan adalah dengan
membangun tanggul di sepanjang stasiun tersebut. Untuk lebih jelasnya, gambar
profil muka air dapat dilihat pada lampiran gambar tampang memanjang Sungai
Bringin.

5.2. Perencanaan Sheet Pile

Sebelum melakukan perencanaan stabilitas sungai, terlebih dahulu tanah


yang telah diuji dianalisa terlebih dahulu untuk mengetahui sifat fisik dan
mekanisnya. Stratifikasi tanah akan memberikan penjelasan gambaran mengenai
penyebaran tanah berdasarkan pada anallisa terhadap data-data yang ada. Data
tanah yang digunakan dalam analisis sheet pile yaitu data tanah pada lokasi
B.BR.01 seperti Gambar 5.6 berikut ini. Analisa data tanah dapat di lihat pada
bab 4. Pada Tabel 5.1 merupakan hasil analisa tanah dari Geolocical Drill Log
untuk B.BR.01.

Tabel 5.1. Sifat-sifat Material Tanah pada B.BR.01

Parameter Nama Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Satuan


Kedalaman 0-4,5 4,5-10,5 10,5-16 16-20 m
Jenis Tanah Firm V.Soft V.Soft Firm
Berat vol. Kering ϒunsat 12 9 10 12 KN/m3
Berat vol. Basah ϒsat 16 13 14 16 KN/m3
Permeabilitas k 5,0E-9 1,0E-8 5,0E-8 1,0E-9 m/dt
Modulus Young E 6.000 1.800 2.000 5.000 KN/m2
Kohesi Cu 47,5 6,67 10 36,67 KN/m2
Sudut Geser φ 1 1 1 1 -°
Angka Poison ʋ 0,3 0,3 0,3 0,3 -
(Sumber : Analisis Material Tanah Penulis, 2017)

Gambar 5.6. Denah Lokasi Geological Drill Log Sungai Bringin

Selain data tanah diperlukan juga data yang akan digunakan untuk
memodelkan pembebanan pada struktur sheet pile. Data ini akan menghasilkan
estimasi berat struktur secara keseluruhan yang membebani tebing sungai dan
menghasilkan model struktur yang berpengaruh pada struktur sheet pile yang
akan direncanakan.

5.2.1 Perhitungan Kedalaman Sheet Pile


Penampang tanah pada Gambar 5.7 merupakan hasil dari penggalian tanah
sedalam 5 meter. Dengan gambar tersebut dapat dihitung tegangan-tegangan tanah
untuk mendapatkan Gambar 5.8 yang kemudian dianalisis menggunakan rumus
seperti di berikut ini.

Gambar 5.7. Lapisan Tanah pada B.BR.01 Sungai Bringin

Gambar 5.8. Gaya Akibat Tegangan Tanah


𝜑
𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − )
2
27
𝐾𝑎1 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − ) = 0.376
2
20
𝐾𝑎2 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − ) = 0.49
2
21
𝐾𝑎3 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − ) = 0.427
2
26
𝐾𝑎4 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − ) = 0.39
2
𝜑
𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + )
2
27
𝐾𝑝1 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 2.663
2
20
𝐾𝑝2 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 2.04
2
21
𝐾𝑝3 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 2.117
2
26
𝐾𝑝4 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 2.561
2
𝑃𝑎1 = 𝐾𝑎1 . 𝑞 . 𝐿0 = 0.378 𝑥 10 𝑥 0.3 = 1.134 𝑘𝑁
𝑃𝑎2 = 𝐾𝑎1 . 𝑞 . 𝐿1 = 0.378 𝑥 10 𝑥 4.2 = 15.876 𝑘𝑁
𝑃𝑎3 = 𝐾𝑎2 . 𝑞 . 𝐿2 = 0.49 𝑥 10 𝑥 0.5 = 2.45 𝑘𝑁
1 1
𝑃𝑎4 = . 𝐾𝑎1 . 𝛾1 . 𝐿02 = 𝑥 0.378 𝑥 18 𝑥 0.32 = 0.305 𝑘𝑁
2 2
𝑃𝑎5 = 𝐾𝑎1 . 𝛾1 . 𝐿0 . 𝐿1 = 0.378 𝑥 18 𝑥 0.3 𝑥 4.2 = 8.528 𝑘𝑁
1 1
𝑃𝑎6 = . 𝐾𝑎1 . 𝛾1′ . 𝐿12 = 𝑥 0.378 𝑥 10.19 𝑥 4.22 = 33.793 𝑘𝑁
2 2

𝑃𝑎7 = 𝐾𝑎1 (𝛾1 . 𝐿0 + 𝛾1 . 𝐿1)𝐿2 = 0.378 (18 𝑥 0.3 + 10.19 𝑥 4.2) 0.5
= 9.061 𝑘𝑁
1 1
𝑃𝑎8 = . 𝐾𝑎2 . 𝛾2′ . 𝐿22 = 𝑥 0.49 𝑥 6.19 𝑥 0.52 = 0.379 𝑘𝑁
2 2

𝜎𝑎′ = 𝐾𝑎1(𝛾1. 𝐿0 + 𝛾1′ . 𝐿1) + 𝐾𝑎2 (𝛾2′ . 𝐿2 + 𝑞)


= 0.367 (18 𝑥 0.3 + 10.19 𝑥 4.2) + 0.49(6.19 𝑥 0.5 + 10) = 24.539 𝑘𝑁
𝜎𝑎′ 24.539
𝐿𝑎 = = = 2.558 𝑚
𝛾2′(𝐾𝑝 − 𝐾𝑎) 6.19(2.04 − 0.49)

𝑃𝑎9 = 𝜎𝑎′ . 𝐿𝑎 = 24.539 𝑥 2.558 = 62.77 𝑘𝑁

∑ 𝑃𝑎 = 𝑃𝑎1 + 𝑃𝑎2 + 𝑃𝑎3 + 𝑃𝑎4 + 𝑃𝑎5 + 𝑃𝑎6 + 𝑃𝑎7 + 𝑃𝑎8 + 𝑃𝑎9

= 134.297 𝑘𝑁
𝑀𝑜 1 0.3 4.2
𝑧̅ = = [1.134 ( + 4.7 + 2.558) + 15.876 ( + 0.5 + 2.558)
∑ 𝑃𝑎 134.297 2 2
0.5 0.3
+ 2.45 ( + 2.558) + 0.305 ( + 4.7 + 2.558)
2 3
4.2 4.2
+ 8.528 ( + 0.5 + 2.558) + 33.793 ( + 0.5 + 2.558)
3 3
0.5 0.5
+ 9.061 ( + 2.558) + 0.379 ( + 2.558)
2 3
2
+ 62.77 ( 𝑥2.558)]
3
1
= [1.134(7.408) + 15.876(5.158) + 2.45(2.808)
134.297
+ 0.305(7.358) + 8.528(5.158) + 33.793(4.458)
+ 9.061(2.808) + 0.379(2.725) + 62.77(1.705)]
= 3.184 𝑚
3𝑃[(𝐿0 + 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿𝑎) − (𝑧̅ + 𝑙1)]
𝐿𝑏 3 + 1.5 𝐿𝑏 2 (𝑙2 + 𝐿2 + 𝐿𝑎) − =0
𝛾2′(𝐾𝑝2 − 𝐾𝑎2)
3(134.296)[(0.3 + 4.2 + 0.5 + 2.558) − (3.184 + 2)]
𝐿𝑏 3 + 1.5 𝐿𝑏 2 (2.5 + 0.5 + 2.558) − =0
6.19(2.04 − 0.49)
𝐿𝑏 3 + 8.337𝐿𝑏 2 − 99.688 = 0
𝐿𝑏 = 2.969 𝑚

D teori = 𝐿𝑎 + 𝐿𝑏 = 3.184 + 2.969 = 6.153 𝑚 ≈ 6.2 𝑚


D aktual = 1.3 𝑥 6.2 = 8.06 𝑚
L sheet pile = 5 + 8.06 = 13.06 𝑚 ≈ 13.5 𝑚
5.2.2 Analisis Stabilitas Menggunakan Program Plaxis V8
Plaxis adalah program komputer berdasarkan metode elemen hingga dua-
dimensi yang digunakan secara khusus untuk melakukan analisis deformasi dan
stabilitas untuk berbagai aplikasi dalam bidang goeteknik. Berikut ini adalah
proses-proses yang dilakukan untuk analisa stabilitas sheet pile dengan
menggunakan program plaxis :

1. Membuat Model Geometri

Langkah-langkah dalam membuat model geometri dalam plaxis adalah


sebagai berikut :

1) Mengatur pengaturan global


 Setelah masuk program Plaxis akan muncul kotak dialog masukan dan
pilih ‘New Project’.
 Kemudian muncul kotak general setting, pada tab-project isikan data
seperti Gambar 5.9 dan pada tab-dimensions isikan data seperti
Gambar 5.10.

Gambar 5.9. Input General Setting Project


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)
Gambar 5.10. Input General Setting Dimensions
(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

2) Membuat kontur geometri, lapisan dan struktur


a. Kontur geometri : pilih garis goemetri ( ) dari toolbar, kemudian
masukkan koordinat dari kontur yang akan dianalisa
b. Dengan garis geometri, buat garis pemisah untuk masing-masing
lapisan.
c. Plat digunakan untuk menganalisa sheet pile. Sehingga pilih tombol
plates ( ) dari toolbar dan buat garis plat secara vertikal pada bidang
gambar.
d. Pilih tombol interface ( ) pada toolbar dan kursor akan berubah
menjadi tanda silang dengan anak panah pada setiap kuadran. Anak
panah tersebut menunjukkan sisi dimana interface akan dibentuk saat
kursor digerakkan pada arah tertentu. Gerakkan kursor dan klik pada
plat sheet pile ujung atas kemudian klik ujung bawah dan kembali ke
atas. Sehingga akan muncul tanda positif negatif pada sisi plat.
e. Penyangga horizontal (strut) : klik tombol fixed-end anchor ( ) pada
toolbar. Letakkan pada 1.5 m dibawah titik 2. Sebuah jendela akan
muncul dimana panjang ekuivalen dari jangkar tersebut dimasukkan.
Masukkan panjang ekuivalen sebesar 15 m atau setengah dari lebar
galian, sudut orientasi tetap 0° dan klik OK.
f. Beban permukaan : klik pada beban merata - beban sistem A ( ).
Posisikan letak beban merata sesuai rencana. Klik ganda beban merata
tersebut dan pilih beban merata (system A) dari daftar yang tersedia.
Masukkan nilai -10kN/m2 pada nilai-Y.
g. Setelah selesai hasil dari langkah-langkah di atas dapat dilihat pada
Gambar 5.11 di bawah ini.

Gambar 5.11. Geometri Sungai Beringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

3) Kondisi Batas
Membentuk kondisi batas dapat memilih tombol standard fixities ( )
pada toolbar. Program kemudian akan membentuk jepit penuh pada
bagian dasar dan jepit rol pada sisi-sisi vertikal seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.12.
Gambar 5.12. Kondisi Batas Geometri Sungai
(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

4) Sifat-sifat material
Setelah memasukkan kondisi batas, sifat material untuk masing-
masing klaster tanah dan obyek geometri lainnya harus dimasukkan dalam
kumpulan data. Sifat dari interface termasuk dalam kumpulan data untuk
tanah (kumpulan data material soil & interface). Selain itu kumpulan data
untuk jenis kumpulan data plates perlu dibuat untuk sheet plate dan
kumpulan data untuk jenis anchor diperlukan untuk penyangga horizontal.
Klik tombol material sets ( ) pada toolbar. Pilih soil and interface
untuk set type. Klik tombol New untuk membuat kumpulan data baru.
Kemudian pada masing-masing lapisan isikan data seperti data yang
tertera pada Tabel 5.1 sehingga jendela input dapat diisi seperti Gambar
5.13 dan Gambar 5.14. Lakukan hal yang sama untuk masing-masing
lapisan.
Gambar 5.13. Material Sets untuk Lapisan 1 (General)
(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.14. Material Sets untuk Lapisan 1 (Parameters)


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Untuk sheet pile, pada set type pilih paltes. Klik tombol New untuk
membuat data material sheet pile. Masukkan sifat material seperti dalam
Tabel 5.2 sehingga diperoleh Gambar 5.15.
Tabel 5.2. Sifat-sifat Material Sheet Piles

Jenis Luas (A) m2 Inersia (I) m4 EA (kN) EI (kN/m2) w (kN/m/m)

W 325 A 1000 0,1315 0,00134261 3.385.199,27 34.562,7558 3,16

W 350 A 1000 0,1468 0,00169432 3.779.066,56 43.616,8123 3,52

W 450 A 1000 0,1598 0,00248685 4.113.725,04 64.018,8805 3,84

W 500 A 1000 0,1835 0,00353354 4.723.833,20 90.963,7796 4,40

W 600 A 1000 0,2078 0,00765907 5.349.387,13 197.167,134 4,99

Gambar 5.15. Material Sets untuk Profil Sheet Pile


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Untuk angkur atau pengaku horisontal, pada set type pilih anchors.
Klik tombol New untuk membuat data material angkur. Masukkan sifat
material seperti dalam Tabel 5.3 sehingga diperoleh Gambar 5.16.

Tabel 5.3. Sifat-sifat Material Anchor

Parameter Nama Anchor Satuan


Jenis perilaku Jenis material Elastis -
Kekakuan Normal EA 2.30E+05 KN
Spasi keluar bidang gambar Ls 3 m
Gambar 5.16. Material Sets untuk Ankur
(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Atur setiap material sets pada klasternya masing-masing dengan cara


menyeret jenis material ke klaster yang akan dideskripsikan. Gambar 5.17
adalah gambar dari klaster yang sudah dideskripsikan.

Gambar 5.17. Geometri Sungai dan Materialnya


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

5) Penyusunan Jaring Elemen


Pilih tombol Generate Mesh ( ) pada toolbar. Kemudian muncul
jendela keluaran yang menampilkan jaringan elemen geometri sungai.
Pilih tombol update untuk kebali ke geometry input.
6) Menentukan Kondisi Awal
Kondisi awal ini memerlukan perhitungan tekanan air, penonaktifan
dari struktur dan beban serta perhitungan tegangan awal tanah. Tekanan air
(tekanan air pori dan tekanan air pada kondisi batas eksternal) dapat
dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan secara langsung
berdasarkan masukan dari garis freatik dan tinggi tekanan dari permukaan
air dalam tanah, atau berdasarkan hasil dari perhitungan aliran air dalam
tanah.
Di dalam perhitngan secara langsung adalah dengan menggambar garis
freatik yang akan menghasilkan tekanan hidrostatik, berdasarkan nilai
berat isi air yang dimasukkan.garis freatik global akan otomatis
diaplikasikan pada seluruh klaster untuk perhitungan tekanan air pori.
Garis freatik ini juga digunakan untuk menghitung tekanan ait eksternal.
Untuk menghitung tekanan air pori awal, adalah sebagai berikut :

a. Klik tombol initial conditions, muncul kotak dialog berat isi air yang
menyatakan bahwa berat isi air = 10 kN/m3, kemudian klik OK.
b. Buat garis freatik pada bagian kiri sheet pile berada pada 0.3 m di
bawah permukaan tanah, sedangkan pada bagian kanan sheet pile
berada pada 0.6 m dari permukaan tanah.
c. Klik Generate Water Pressures ( ) pada toolbar. Jendela Generate
Water Pressures akan muncul, kemudian pilih garis freatik. Pada
jendela keluaran, hasil dari tekanan air terbentuk. Klik Update untuk
kembali ke jendela modus kondisi air.

Setelah perhitungan tekanan air dan sebelum menghitung tegangan


efektif awal tanah, bagian-bagian dari geometri yang belum ada atau
belum aktif pada kondisi awal harus dinonaktifkan terlebih dahulu. Plaaxis
akan secra otomatis menonaktifkan beban luar dan elemen structural
dalam konfigurasi geometri awal. Pada perhitungan ini sheet pile dan
anchor belum ada pada kondisi awal sehingga tidak diaktifkan dalam
geometri awal. Langkah-langkah untuk menghitung tegangan awal tanah
adalah sebagai berikut :

a. Klik tombol switch ( ) pada toolbar untuk beralih dari tekanan air
pori awal ke tegangan awal tanah.
b. Sheet pile dan anchor dalam keadaan tidak aktif yang ditunjukkan
dengan sheet pile dan anchor yang berwarna abu-abu namun seluruh
klaster tanah tetap aktif.
c. Pilih tombol Generate Initial Stresses ( ) pada toolbar. Kotak dialog
K0-Procedure akan muncul, klik OK.
d. Nilai faktor pengali tetap 1 dan kemudian klik OK.
e. Munculah jendela Initial Soil Stresses, klik tombol Update untuk
kembali ke modus konfigurasi awal.
f. Klik Calculate kemudian muncul kotak dialog untuk menyimpan
projek.

Pada kondisi awal untuk garis preatik menggunakan 2 jenis kondisi,


yaitu saat muka air banjir dan saat muka air surut yang dapat ditunjukkan
dengan garis warna biru pada Gambar 5.18 berikut ini.

Gambar 5.18. Kondisi Muka Air pada Analisis Sheet Pile


(Kiri = muka air banjir, kanan = muka air surut)
2. Perhitungan

Dalam plaxis, proses pekerjaan yang akan dilakukan dapat disimulasikan


dengan menggunakan pilihan dalam perhitungan berupa Stage construction.
Stage construction memungkinkan pengaktifan atau penonaktifan dari berat,
kekakuan dan kekuatan dari komponen-komponen yang diinginkan dalam
model elemen hingga.
Pekerjaan pada simulasi ini akan dilakukan dalam enam tahap. Tiga
tahap galian yang berlainan juga telah ikut diperhitungkan saat pembuatan
modelgeometri dengan menggunakan garis-garis goemetri pada posisi yang
sesuai dengan posisi tahapan galian. Berikut ini merupakan tahapan untuk
mendefinisikan keenam tahap perhitungan tersebut :

1) Beban luar dan struktur


Pada tab-General, di kolom ID tulis beban luar dan struktur dan di
Calculation type pilih plastic. Sedangkan pada tab-Parameter, di loading
input pilih staged construction. Kemudian klik Define dan aktifkan beban
luar beserta sheet pile dengan memilih gambar beban luar dan sheet pile
sampai berwarna bukan abu-abu. Kemudian pilih Update untuk kembali
ke jendela Calculation.

2) Galian pertama
Pada tab-General, di kolom ID tulis galian1 dan di Calculation type
pilih plastic. Sedangkan pada tab-Parameter, di loading input pilih staged
construction. Kemudian klik Define dan nonaktifkan lapisan sungai teratas
dengan me-klik lapisan tersebut sampai tak berwarna. Kemudian pilih
Update untuk kembali ke jendela Calculation.

3) Pemasangan angkur
Pada tab-General, di kolom ID tulis angkur dan di Calculation type
pilih plastic. Sedangkan pada tab-Parameter, di loading input pilih staged
construction. Kemudian klik Define dan aktifkan symbol angkur sampai
berwarna hitam. Kemudian pilih Update untuk kembali ke jendela
Calculation.
4) Galian kedua
Pada tab-General, di kolom ID tulis galian2 dan di Calculation type
pilih plastic. Sedangkan pada tab-Parameter, di loading input pilih staged
construction. Kemudian klik Define dan nonaktifkan lapisan sungai kedua
teratas dengan me-klik lapisan tersebut sampai tak berwarna. Kemudian
pilih Update untuk kembali ke jendela Calculation.

5) Galian ketiga
Pada tab-General, di kolom ID tulis galian3 dan di Calculation type
pilih plastic. Sedangkan pada tab-Parameter, di loading input pilih staged
construction. Kemudian klik Define dan nonaktifkan lapisan sungai ketiga
teratas dengan me-klik lapisan tersebut sampai tak berwarna. Kemudian
pilih Update untuk kembali ke jendela Calculation.

6) Safety Factor
Pada tab-General, di kolom ID tulis SF dan di Calculation type pilih
Phi/c reduction. Sedangkan pada tab-Parameter, di loading input pilih
Incremental multpliers.

Setelah semua langkah perhitungan ditulis hasilnya akan seperti Gambar


5.19. sebelum di-Calculate terlebih dahulu klik Select point of curves ( ) dan
piih salah satu nodal pada tempat di mana momen maksimum kemungkinan
terjadi, kemudian pilih Update untuk kembali ke jendela Calculation.
Selanjutnya klik Calculate.. untuk menganalisa proses pekerjaan yang akan
dilakukan.
Gambar 5.19. Jendela Calculation pada Plaxis
(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)
3. Output

Hasil perhitungan dapat dilihat dengan memilih Output pada jendela


calculation. Namun perhitungan panjang sheet pile = 13,5 meter tidak dapat
dapat keluar, hal ini dikarenakan mengalami kegagalan saat penggalian
lapisan kedua seperti yang dijelaskan pada Gambar 5.20 berikut ini :

Gambar 5.20. Jendela Calculation pada Plaxis


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)
Dikarenakan hal tersebut, maka dibuatlah alternatif lain dengan
kedalaman sheet pile = 23 meter. Dengan cara yang sama seperti analisis sheet
pile dengan panjang 13,5 meter, didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Kondisi Banjir
Gambar 5.21 merupakan hasil dari perhitungan saat kondisi banjir.
Pada kondisi ini memiiki safety factor sebesar 3,8171 dan displacements
sebesar 418,83x103 m.

Gambar 5.21. Total Displacements saat Kondisi Banjir

b. Kondisi Air Surut


Gambar 5.22 merupakan hasil dari perhitungan saat kondisi air surut.
Pada kondisi ini memiiki safety factor sebesar 2,3504 dan displacements
sebesar 14,01x103 m.

Gambar 5.22. Total Displacements saat Kondisi Air Surut


5.2.3 Kesimpulan
Sheet pile pada perencanaan ini memiliki kedalaman 23 meter. Dalam kondisi
banjir kondisi ini memiiki safety factor sebesar 3,8171 dan displacements sebesar
418,83x103 m. dan dalam kondisi air surut kondisi ini memiiki safety factor
sebesar 2,3504 dan displacements sebesar 14,01x103 m. Analisis ini dinyatakan
aman karena nilai dari safety factor analisis terseut lebih besar dari 1,5.

5.3. Analisis Stabilitas Tubuh Tanggul

5.3.1. Dimensi Tanggul

Tubuh tanggul direncanakan memiliki lebar mercu 3,00 meter. Perencanaan


tanggul harus memperhatikan pemilihan dimensi dan geometri tanggul. Pemilihan
dimensi dan geometri tanggul ini dianalisis menggunakan program Plaxis dengan
beberapa alternatif yang diuji. Berikut ini merupakan alternatif-alternatif yang
akan dianalisis menggunakan Program Palxis :

1. Alternatif 1

Gambar 5.23. Alternatif 1 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.23 merupakan tanggul alternatif pertama dengan tinggi total


3,82 m. Tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan
bagian dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,50 m dengan
kemiringan lereng 1:1 dan bagian kedua juga setinggi 2,32 m dengan
kemiringan lereng 1:1.
2. Alternatif 2

Gambar 5.24. Alternatif 2 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.24 merupakan tanggul alternatif kedua dengan tinggi total 3,82
m. Tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan bagian
dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,91 m dengan kemiringan
lereng 1:1 dan bagian kedua juga 1,91 m dengan kemiringan lereng 1:1.

3. Alternatif 3

Gambar 5.25. Alternatif 3 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.25 merupakan tanggul alternatif ketiga dengan tinggi total 3,82 m.
tanggul pada alternatif ini dicoba tidak menggunakan berm sebagai pembagi.
Kemiringan lereng dipilih 1:1.
4. Alternatif 4

Gambar 5.26. Alternatif 4 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.26 merupakan tanggul alternatif keempat dengan tinggi total


3,82 m. tanggul pada alternatif ini dicoba tidak menggunakan berm sebagai
pembagi. Kemiringan lereng yang terkena air atau bagian depan memiliki
kemiringan 1:1, sedangkan untuk bagian yang lainnya dipilih 1:2.

5. Alternatif 5

Gambar 5.27. Alternatif 5 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.27 merupakan tanggul alternatif kelima dengan tinggi total


3,82 m. Pada bagian depan tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama merupakan bagian dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,50
m dengan kemiringan lereng 1:1 dan bagian kedua dari berm sampai dasar
memiliki tinggi 2,32 m dengan kemiringan lereng 1:1. Bagian belakang
memiliki kemiringan 1:2 tanpa berm.

6. Alternatif 6

Gambar 5.28. Alternatif 6 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.28 merupakan tanggul alternatif keenam dengan tinggi total


3,82 m. Pada bagian depan tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama merupakan bagian dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,50
m dengan kemiringan lereng 1:2 dan bagian kedua dari berm sampai dasar
memiliki tinggi 2,32 m dengan kemiringan lereng 1:2. Bagian belakang
memiliki kemiringan 1:2 tanpa berm.

7. Alternatif 7

Gambar 5.29. Alternatif 7 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.29 merupakan tanggul alternatif ketujuh dengan tinggi total


3,82 m. Tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan
bagian dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,50 m dengan
kemiringan lereng 1:2 dan bagian kedua juga 2,32 m dengan kemiringan
lereng 1:2.

8. Alternatif 8

Gambar 5.30. Alternatif 8 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.30 merupakan tanggul alternatif kedelapan dengan tinggi total


3,82 m. Tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan
bagian dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,50 m dengan
kemiringan lereng 1:2 dan bagian kedua juga 2,32 m dengan kemiringan
lereng 1:2. Kemiringa lereng untuk bagian kedua belakang adalah 1:3.

9. Alternatif 9

Gambar 5.31. Alternatif 5 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.31 merupakan tanggul alternatif kesembilan dengan tinggi


total 3,82 m. Pada bagian depan tanggul dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama merupakan bagian dari mercu sampai berm yang memiliki tinggi 1,50
m dengan kemiringan lereng 1:2 dan bagian kedua dari berm sampai dasar
memiliki tinggi 2,32 m dengan kemiringan lereng 1:2. Bagian belakang
memiliki kemiringan 1:3 tanpa berm.

10. Alternatif 10

Gambar 5.32. Alternatif 3 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Gambar 5.32 merupakan tanggul alternatif kesepuluh dengan tinggi total


3,82 m. tanggul pada alternatif ini dicoba tidak menggunakan berm sebagai
pembagi. Kemiringan lereng dipilih 1:3.

Kemudian dari alternatif-alternatif tersebut nantinya akan dianalisis


menggunakan program Plaxis dan dipilih berdasarkan nilai SF terbesar dan
deformasi yang terkecil dari alternatif-alternatif di atas serta dalam kondisi akhir
knstruksi, rapid drawdown dan banjir.

5.3.2. Stabilitas Tanggul

Pada analisis ini data tanah yang digunakan adalah data tanah pada lokasi
Geological Drill Log B.BR.07 seperti Gambar 5.33. Hal ini dilakukan karena
pengambilan dan pengujian data tanah tidak dilakukan di sepanjang sungai
sehingga data yang digunakan untuk analisis adalah data yang paling dekat
dengan lokasi di mana tanggul direncanakan.
Gambar 5.33. Denah Lokasi Geological Drill Log Sungai Bringin

Analisis kestabilan tanggul dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Parameter Tanah Dasar Timbunan


Parameter tanah yang digunakan dapat diperoleh dari hasil pengujian di
lapangan dan laboratorium. Pengujian di lapangan dilakukan dengan uji penetrasi
tanah (SPT) sementara pengujian di laboratorium dilakukan uji kadar air, uji
triaxial, berat jenis, konsolidasi dan permeabilitas. Pada perencanaan ini hanya
digunakan nilai SPT sebagai nilai yang berasal dari pengujian di lapangan,
sementara parameter lainnya diperoleh berdasarkan referensi yang nilainnya
sesuai dengan jenis tanah yang dianalisis. Data tanah yang dimasukkan ke dalam
program Plaxis adalah data pada Tabel 5.4 berdasarkan penampang tanah dasar
timbunan yang terlampir pada Gambar 5.34.

Gambar 5.34. Penampang Tanah Dasar Timbunan

Tabel 5.4. Parameter Tanah Dasar Timbunan Tanggul Eksisting

Parameter Nama Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Satuan

Kedalaman m 0 -5 5 - 7,5 7,5 - 20 m


Jenis Tanah stiff very stiff stiff
Berat vol. Kering ϒunsat 16 19 17 KN/m3
Berat vol. Basah ϒsat 18 21 19 KN/m3
Permeabilitas k 1E-08 1E-07 1E-08 m/dt
Modulus Young E 18000 22000 19000 KN/m2
Kohesi Cu 80 145 95 KN/m2
Sudut Geser φ 1 1 1 -°
Angka Poison ʋ 0.35 0.35 0.35 -

(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

2. Parameter Tanah Tanggul


Pada perencanaan ini tanah tanggul diambil dari tanah galian di sepanjang
sungai beringin dengan parameter-parameter tanah yang akan dianalisis dalam
program Plaxis adalah seperti Tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5. Parameter Tanah Tanggul Rencana

Parameter Nama Timbunan Tanggul Satuan


Jenis Tanah stiff
Berat vol. Kering ϒunsat 16 KN/m3
Berat vol. Basah ϒsat 18 KN/m3
Permeabilitas k 1E-08 m/dt
Modulus Young E 17000 KN/m2
Kohesi Cu 70 KN/m2
Sudut Geser φ 1 -°
Angka Poison ʋ 0.35 -

(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

3. Analisis Penurunan dan Stabilitas

Analisis penurunan pada perencanaan ini dilakukan dengan bantuan program


Plaxis. Analisis dilakukan dengan tiga metode terhadap xxx alternatif tanggul.

Pada setiap alternatif ini mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu beban yang
diletakkan di mercu sebesar 10 kN/m2. Ada empat analisis yang dilakukan yaitu
perlakuan pertama merupakan analisis ends of construction, perlakuan kedua
merupakan analisis steady, dan perlakuan terakhit merupakan rapid draw down.
Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis tanggul hampir sama seperti
langkah dalam analisis sheet pile. Berikut ini merupakan hasil dari analisis-
analisis yang telah dilakukan :

1. Tanggul Alternatif 1

a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 1 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.35 berikut
ini.

Gambar 5.35. Deformasi Alternatif 1 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 1 sebesar = 15,21*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,4844.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 1 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.36 berikut ini.
Gambar 5.36. Deformasi Alternatif 1 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 1 sebesar = 13,69*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,5196.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 1 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.37 berikut ini.
Gambar 5.37. Deformasi Alternatif 1 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 1 sebesar = 44,84*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,5096.

2. Tanggul Alternatif 2
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 2 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5. 38 berikut
ini.

Gambar 5.38. Deformasi Alternatif 2 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 2 sebesar = 2,00*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 2472.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 2 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.39 berikut ini.

Gambar 5.39. Deformasi Alternatif 2 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 2 sebesar = 3,06*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,2609.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 2 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.40 berikut ini.
Gambar 5.40. Deformasi Alternatif 2 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 2 sebesar = 6,82*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,2589.

3. Tanggul Alternatif 3
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 3 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.41 berikut
ini.

Gambar 5.41. Deformasi Alternatif 3 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 3 sebesar = 1,70*109 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 0252.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 3 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.42 berikut ini.

Gambar 5.42. Deformasi Alternatif 3 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 3 sebesar = 3,77*109 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,0429.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 3 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.43 berikut ini.
Gambar 5.43. Deformasi Alternatif 3 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 3 sebesar = 2,96*109 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 0556.

4. Tanggul Alternatif 4
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 4 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.44 berikut
ini.

Gambar 5.44. Deformasi Alternatif 4 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 4 sebesar = 49,98 *1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 1199.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 4 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.45 berikut ini.

Gambar 5.45. Deformasi Alternatif 4 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 4 sebesar = 50,50*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,1971.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 4 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.46 berikut ini.
Gambar 5.46. Deformasi Alternatif 4 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 4 sebesar = 56,28*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,7668.

5. Tanggul Alternatif 5
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 5 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.47 berikut
ini.

Gambar 5.47. Deformasi Alternatif 5 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 5 sebesar = 33,86*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 2652.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 5 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.48 berikut ini.

Gambar 5.48. Deformasi Alternatif 5 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 5 sebesar = 10,12*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 3670.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 5 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.49 berikut ini.
Gambar 5.49. Deformasi Alternatif 5 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 5 sebesar = 71,51*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 8553.

6. Tanggul Alternatif 6
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 6 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.50 berikut
ini.
Gambar 5.50. Deformasi Alternatif 6 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 6 sebesar = 304,02*103 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 7713.

b. Rapid Drawdown

Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.


Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 6 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.51 berikut ini.
Gambar 5.51. Deformasi Alternatif 6 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 6 sebesar = 1,28*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,7687.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 6 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.52 berikut ini.

Gambar 5.52. Deformasi Alternatif 6 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 6 sebesar = 10,18*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 7720.

7. Tanggul Alternatif 7
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 7 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.53 berikut
ini.

Gambar 5.53. Deformasi Alternatif 7 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 7 sebesar = 28,99*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 9938.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 7 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.54 berikut ini.
Gambar 5.54. Deformasi Alternatif 7 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 7 sebesar = 54,48*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 0267.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 7 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.55 berikut ini.
Gambar 5.55. Deformasi Alternatif 7 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 7 sebesar = 27,36*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 2, 0300.

8. Tanggul Alternatif 8
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 8 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.56 berikut
ini.

Gambar 5.56. Deformasi Alternatif 8 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 8 sebesar = 50,84*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 3,0530.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 8 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.57 berikut ini.

Gambar 5.57. Deformasi Alternatif 8 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 8 sebesar = 62,80*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 3,1400.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 8 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.58 berikut ini.
Gambar 5.58. Deformasi Alternatif 8 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 8 sebesar = 21,00*1012 m dengan nilai safety factor
sebesar 3,4484.

9. Tanggul Alternatif 9
a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 9 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.59 berikut
ini.

Gambar 5.59. Deformasi Alternatif 9 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 9 sebesar = 20,34*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 3, 0743.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 9 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.60 berikut ini.

Gambar 5.60. Deformasi Alternatif 9 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 9 sebesar = 1,92*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 3, 1801.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 9 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.61 berikut ini.
Gambar 5.61. Deformasi Alternatif 9 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 9 sebesar = 17,79*103 m dengan nilai safety factor
sebesar 3, 4282.

10. Tanggul Alternatif 10


a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 10 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.62
berikut ini.

Gambar 5.62. Deformasi Alternatif 10 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 10 sebesar = 4,00*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 3,5025.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 10 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.63 berikut ini.

Gambar 5.63. Deformasi Alternatif 10 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 10 sebesar = 1,18*106 m dengan nilai safety factor
sebesar 3,5178.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 10 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.64 berikut ini.
Gambar 5.64. Deformasi Alternatif 10 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 10 sebesar = 669,91*103 m dengan nilai safety factor
sebesar 3,5250.

Analisis deformasi dikatakan aman apabila hampir tidak adanya warna merah
pada hasil analisis penampang tanggul tersebut. Oleh karena dari sepuluh
alternatif diatas memiliki warna merah yang banyak maka dibuatlah alternatif 11
dan alternatif 12. Alternatif 11 dan 12 memiliki dimensi yang sama dengan
alternatif enam karena alternatif enam memiliki nilai deformasi yang relatif lebih
kecil dari sembilan alternatif lainnya. Perbedaan alternatif enam dengan alternatif
11 dan alternatif 12 adalah adanya sepatu pada dtanggul again luar. Alternatif 11
dan altenatif 12 dapat dilihat pada analisis berikut ini :

11. Tanggul Alternatif 11

Dimensi tanggul alternatif 11 adalah seperti pada Gambar 5.65 Berikut ini :
Gambar 5.65. Alternatif 11 Penampang Tanggul Sungai Bringin
(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Analisis dengan menggunakan program Plaxis :


a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 11 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.66
berikut ini.

Gambar 5.66. Deformasi Alternatif 11 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 11 sebesar = 136,70*10-3 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,2444.
b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 11 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.67 berikut ini.

Gambar 5.67. Deformasi Alternatif 11 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 11 sebesar = 187,55*10-3 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,2013.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 11 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.68 berikut ini.
Gambar 5.68. Deformasi Alternatif 11 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 11 sebesar = 56,03*10-3 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,1536.

12. Tanggul Alternatif 12

Dimensi tanggul alternatif 12 adalah seperti pada Gambar 5.69 Berikut ini :

Gambar 5.69. Alternatif 12 Penampang Tanggul Sungai Bringin


(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Analisis dengan menggunakan program Plaxis :


a. Akhir Konstruksi
Kestabilan tanggul pada akhir masa konstruksi perlu dipertimbangkan
karena pada masa ini air sungai masih belum ada sehingga tekanan air
untuk menambah kestabilan tanggul masih belum bekerja. Pada masa ini
tanggul sangat rawan terhadap kelongsoran. Hasil dari analisis pada
tanggul alternatif 12 pada masa ini dapat dilihat pada Gambar 5.70
berikut ini.

Gambar 5.70. Deformasi Alternatif 12 pada Akhir Konstruksi

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 12 sebesar = 40,41*10-3 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,2203.

b. Rapid Drawdown
Rapid drawdown merupakan masa dimana air surut dengan cepat.
Muka air disimulasikan yang dangkal dengan elevasi +1 dari permukaan
dasar sungai. Hasil dari analisis pada tanggul alternatif 12 pada masa ini
dapat dilihat pada Gambar 5.71 berikut ini.
Gambar 5.71. Deformasi Alternatif 12 pada Rapid Drawdown

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 12 sebesar = 47,76*10-3 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,6140.

c. Banjir
Pada masa ini muka air disimulasikan mencapai titik tertinggi dari
fluktuasi air sungai dengan elevasi -0,8 dari mercu tanggul sungai. Hasil
dari analisis pada tanggul alternatif 12 pada masa ini dapat dilihat pada
Gambar 5.72 berikut ini.
Gambar 5.72. Deformasi Alternatif 12 pada Keadaan Banjir

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai dari total
deformasi alternatif 12 sebesar = 59,05*10-3 m dengan nilai safety factor
sebesar 2,2302.

5.3.3. Pemilihan Desain Tanggul

Berdasarkan dari hasil-hasil analisis terhadap berbagai macam alternatif


tanggul di atas, dapat dirangkum menjadi Tabel 5.6 berikut :

Tabel 5.6. Hasil Analisis Tanggul

Dimensi
Deformasi Safety
Tanggul Dasar Perlakuan
(m) Factor
Tanggul (m)
1. Akhir Konstruksi 15,21*106 2,4844
Alternatif 1 14,640 2. Rapid Drawdown 13,69*106 2,5196
6
3. Banjir 44,84*10 2,5096
6
1. Akhir Konstruksi 2,00*10 2,2472
Alternatif 2 12,640 2. Rapid Drawdown 3,06*1012 2,2609
3. Banjir 6,82*1012 2,2589
1. Akhir Konstruksi 1,70*109 2,0252
Alternatif 3 10,640 2. Rapid Drawdown 3,77*109 2,0429
9
3. Banjir 2,96*10 2,0556
1. Akhir Konstruksi 49,98 *1012 2,1199
Alternatif 4 14,640 2. Rapid Drawdown 50,50*1012 2,1971
3. Banjir 56,28*1012 2,7668
1. Akhir Konstruksi 33,86*1012 2,2652
Alternatif 5 15,640 2. Rapid Drawdown 10,12*10 12
2,3670
12
3. Banjir 71,51*10 2,8553
1. Akhir Konstruksi 304,02*103 2,7713
Alternatif 6 19,280 2. Rapid Drawdown 1,28*106 2,7687
3. Banjir 10,18*106 2,7720
Alternatif 7 20,280 1. Akhir Konstruksi 28,99*10 12
2,9938
Dimensi
Deformasi Safety
Tanggul Dasar Perlakuan
(m) Factor
Tanggul (m)
2. Rapid Drawdown 54,48*1012 2,0267
3. Banjir 27,36*1012 2,0300
1. Akhir Konstruksi 50,84*1012 3,0530
Alternatif 8 22,600 2. Rapid Drawdown 62,80*1012 3,1400
3. Banjir 21,00*1012 3,4484
6
1. Akhir Konstruksi 20,34*10 3,0743
Alternatif 9 23,100 2. Rapid Drawdown 1,92*106 3,1801
3. Banjir 17,79*103 3,4282
1. Akhir Konstruksi 4,00*106 3,5025
Alternatif 10 25,920 2. Rapid Drawdown 1,18*106 3,5178
3
3. Banjir 669,91*10 3,5250
-3
1. Akhir Konstruksi 136,70*10 2,2444
Alternatif 11 19,280 2. Rapid Drawdown 187,55*10-3 2,2013
3. Banjir 56,03*10-3 2,1536
1. Akhir Konstruksi 40,41*10-3 2,2203
Alternatif 12 20,280 2. Rapid Drawdown 47,76*10 -3
2,614
-3
3. Banjir 59,05*10 2,2302

(Sumber : Analisis Plaxis Penulis, 2017)

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, dapat ditarik keputusan bahwa desain tanggul
alternatif ke 12 dipilih karena nilai deformasi yang paling kecil dan safety factor
yang lebih dari 1,5.
5.1. Analisis Perbaikan Penampang Sungai Bringin .................................. 218
Gambar 5.1. Dimensi rencana Sungai Bringin ....................... 218
5.1.1 Pemodelan Geometri ................................................................... 219
Gambar 5.2. Penampang Melintang Rencana Sungai Bringin
STA. 15.50 220
5.1.2 Pemodelan Aliran Permanen Sungai Rencana ............................ 220
5.1.3 Perhitungan pada Kondisi Rencana ............................................ 220
Gambar 5.3. Proses Running HEC-RAS Sungai Bringin
Rencana 221
5.1.4 Hasil Analisis Pemodelan 1 Dimensi dengan Aliran Permanen . 221
Gambar 5.4. Muka Air Penampang Melintang Rencana Sungai
Bringin 221
Gambar 5.5. Profil Muka Air pada Penampang Memanjang
Rencana Sungai Bringin .............................................................. 222
5.2. Perencanaan Sheet Pile ....................................................................... 223
Tabel 5.1. Sifat-sifat Material Tanah pada B.BR.01 ........... 223
Gambar 5.6. Denah Lokasi Geological Drill Log Sungai Bringin
224
5.2.1 Perhitungan Kedalaman Sheet Pile ............................................. 224
Gambar 5.7. Lapisan Tanah pada B.BR.01 Sungai Bringin ... 225
Gambar 5.8. Gaya Akibat Tegangan Tanah ........................... 225
5.2.2 Analisis Stabilitas Menggunakan Program Plaxis V8 ................ 228
Gambar 5.9. Input General Setting Project ............................ 228
Gambar 5.10. Input General Setting Dimensions ................... 229
Gambar 5.11. Geometri Sungai Beringin ............................... 230
Gambar 5.12. Kondisi Batas Geometri Sungai ....................... 231
Gambar 5.13. Material Sets untuk Lapisan 1 (General)......... 232
Gambar 5.14. Material Sets untuk Lapisan 1 (Parameters) ... 232
Tabel 5.2. Sifat-sifat Material Sheet Piles ........................... 233
Gambar 5.15. Material Sets untuk Profil Sheet Pile ............... 233
Tabel 5.3. Sifat-sifat Material Anchor ................................. 233
Gambar 5.16. Material Sets untuk Ankur ............................... 234
Gambar 5.17. Geometri Sungai dan Materialnya ................... 234
Gambar 5.18. Kondisi Muka Air pada Analisis Sheet Pile..... 236
Gambar 5.19. Jendela Calculation pada Plaxis ...................... 239
Gambar 5.20. Jendela Calculation pada Plaxis ...................... 239
Gambar 5.21. Total Displacements saat Kondisi Banjir ......... 240
Gambar 5.22. Total Displacements saat Kondisi Air Surut .... 240
5.2.3 Kesimpulan ................................................................................. 241
5.3. Analisis Stabilitas Tubuh Tanggul ...................................................... 241
5.3.1. Dimensi Tanggul ......................................................................... 241
Gambar 5.23. Alternatif 1 Penampang Tanggul Sungai Bringin
241
Gambar 5.24. Alternatif 2 Penampang Tanggul Sungai Bringin
242
Gambar 5.25. Alternatif 3 Penampang Tanggul Sungai Bringin
242
Gambar 5.26. Alternatif 4 Penampang Tanggul Sungai Bringin
243
Gambar 5.27. Alternatif 5 Penampang Tanggul Sungai Bringin
243
Gambar 5.28. Alternatif 6 Penampang Tanggul Sungai Bringin
244
Gambar 5.29. Alternatif 7 Penampang Tanggul Sungai Bringin
244
Gambar 5.30. Alternatif 8 Penampang Tanggul Sungai Bringin
245
Gambar 5.31. Alternatif 5 Penampang Tanggul Sungai Bringin
245
Gambar 5.32. Alternatif 3 Penampang Tanggul Sungai Bringin
246
5.3.2. Stabilitas Tanggul ....................................................................... 246
Gambar 5.33. Denah Lokasi Geological Drill Log Sungai
Bringin 247
Gambar 5.34. Penampang Tanah Dasar Timbunan ................ 248
Tabel 5.4. Parameter Tanah Dasar Timbunan Tanggul
Eksisting 248
Tabel 5.5. Parameter Tanah Tanggul Rencana .................... 249
Gambar 5.35. Deformasi Alternatif 1 pada Akhir Konstruksi 250
Gambar 5.36. Deformasi Alternatif 1 pada Rapid Drawdown 251
Gambar 5.37. Deformasi Alternatif 1 pada Keadaan Banjir ... 252
Gambar 5.38. Deformasi Alternatif 2 pada Akhir Konstruksi 252
Gambar 5.39. Deformasi Alternatif 2 pada Rapid Drawdown 253
Gambar 5.40. Deformasi Alternatif 2 pada Keadaan Banjir ... 254
Gambar 5.41. Deformasi Alternatif 3 pada Akhir Konstruksi 254
Gambar 5.42. Deformasi Alternatif 3 pada Rapid Drawdown 255
Gambar 5.43. Deformasi Alternatif 3 pada Keadaan Banjir ... 256
Gambar 5.44. Deformasi Alternatif 4 pada Akhir Konstruksi 256
Gambar 5.45. Deformasi Alternatif 4 pada Rapid Drawdown 257
Gambar 5.46. Deformasi Alternatif 4 pada Keadaan Banjir ... 258
Gambar 5.47. Deformasi Alternatif 5 pada Akhir Konstruksi 258
Gambar 5.48. Deformasi Alternatif 5 pada Rapid Drawdown 259
Gambar 5.49. Deformasi Alternatif 5 pada Keadaan Banjir ... 260
Gambar 5.50. Deformasi Alternatif 6 pada Akhir Konstruksi 261
Gambar 5.51. Deformasi Alternatif 6 pada Rapid Drawdown 262
Gambar 5.52. Deformasi Alternatif 6 pada Keadaan Banjir ... 262
Gambar 5.53. Deformasi Alternatif 7 pada Akhir Konstruksi 263
Gambar 5.54. Deformasi Alternatif 7 pada Rapid Drawdown 264
Gambar 5.55. Deformasi Alternatif 7 pada Keadaan Banjir ... 265
Gambar 5.56. Deformasi Alternatif 8 pada Akhir Konstruksi 265
Gambar 5.57. Deformasi Alternatif 8 pada Rapid Drawdown 266
Gambar 5.58. Deformasi Alternatif 8 pada Keadaan Banjir ... 267
Gambar 5.59. Deformasi Alternatif 9 pada Akhir Konstruksi 267
Gambar 5.60. Deformasi Alternatif 9 pada Rapid Drawdown 268
Gambar 5.61. Deformasi Alternatif 9 pada Keadaan Banjir ... 269
Gambar 5.62. Deformasi Alternatif 10 pada Akhir Konstruksi
269
Gambar 5.63. Deformasi Alternatif 10 pada Rapid Drawdown
270
Gambar 5.64. Deformasi Alternatif 10 pada Keadaan Banjir . 271
Gambar 5.65. Alternatif 11 Penampang Tanggul Sungai Bringin
272
Gambar 5.66. Deformasi Alternatif 11 pada Akhir Konstruksi
272
Gambar 5.67. Deformasi Alternatif 11 pada Rapid Drawdown
273
Gambar 5.68. Deformasi Alternatif 11 pada Keadaan Banjir . 274
Gambar 5.69. Alternatif 12 Penampang Tanggul Sungai Bringin
274
Gambar 5.70. Deformasi Alternatif 12 pada Akhir Konstruksi
275
Gambar 5.71. Deformasi Alternatif 12 pada Rapid Drawdown
276
Gambar 5.72. Deformasi Alternatif 12 pada Keadaan Banjir . 277
5.3.3. Pemilihan Desain Tanggul .......................................................... 277
Tabel 5.6. Hasil Analisis Tanggul ....................................... 277

You might also like