Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
5
6
c. Agregat
Menurut SNI 2847 – 2013 pasal 3 menyatakan bahwa
agregat beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan
berikut:
1. Agregat normal: ASTM C33M
2. Agregat ringan: ASTM C330M
Perkecualian: agregat yang telah terbukti melalui
pengujian atau penggunaan nyata dapat menghasilkan
beton dengan kekuatan dan keawetan yang baik dan
disetujui oleh instansi tata bangunan.
Ukuran maksimum nominal agregat kasar halus
tidak melebihi:
1. 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan
2. 1/3 ketebalan slab
3. 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan atau
kawat, bundel tulangan, atau tendon prategang, atau
selongsong.
d. Air
Menurut SNI 2847 – 2013 pasal 3 menyatakan bahwa
air yang digunakan pada campuran beton harus bersih
dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam,
alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya
yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
e. Baja Tulangan
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 3 menyatakan bahwa
baja tulangan dibagi menjadi 2 (dua) jenis antara lain:
1. Baja Tulangan Beton Polos (BJTP)
Baja tulangan beton polos adalah batang baja yang
sisi luarnya rata, tidak bersirip, dan tidak berukir.
Tulangan polos biasanya digunakan untuk tulangan
geser atau begel atau sengkang, dan mempunyai
tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240 MPa (disebut
7
C. Persyaratan Tangga
Pada prinsipnya, suatu tangga harus memenuhi
dua persyaratan yaitu mudah dilihat dan mudah
dipergunakan. Persyaratan pertama yaitu mudah dilihat,
terutama berhubungan dengan letak tangga di dalam
abangunan agar dengan amudah diketahui oleh orang.
Syarat ini penting sekali terutama untuk bangunan-
bangunan yang bersifat umum atau dipakai untuk
12
2 . T + I = (61 – 65) cm
G. Balok
Balok adalah satu dari elemen struktur portal dengan
bentang yang arahnya horizontal, balok juga berfungsi sebagai
pengikat kolom-kolom (portal) agar apabila terjadi pergerakan
kolom-kolom tetap bersatu padu mempertahankan bentuk
dan posisi semula, sedangkan portal ialah kerangka utama
dari struktur bangunan, khususnya bangunan gedung. Beban
yang bekerja pada balok biasanya beban lentur, beban geser,
maupun beban torsi (momen puntir), sehingga perlu baja
tulangan memanjang atau tulangan longitudinal (yang
menahan lentur) serta tulangan geser atau sengkang (yang
menahan beban geser dan torsi). (Asroni, 2010).
H. Pelat
Pelat beton adalah struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban
pekerja tegak lurus pada bidang struktur pelat. Pelat beton
bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan
maupun lantai pada dermaga. (Asroni, 2010).
3. Pekerjaan Beton
Menurut SNI 2847 – 2013 pasal 5.7 sampai dengan
pasal 5.11 tahap pelaksanaan pekerjaan beton adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan peralatan dan tempat pengecoran
Persiapan sebelum pengecoran beton harus meliputi
hal berikut:
1) Semua peralatan untuk pencampuran dan
pengangkutan beton harus bersih.
2) Semua sampah atau kotoran harus dibersihkan
dari cetakan yang akan diisi beton.
3) Cetakan harus dilapisi dengan benar.
4) Bagian dinding bata pengisi yang akan
bersentuhan dengan beton harus dibasahi secara
cukup.
5) Tulangan harus benar-benar bersih dari lapisan
yang berbahaya.
6) Air harus dikeringkan dari tempat pengecoran
sebelum beton dicor kecuali bila tremie
digunakan atau kecuali bila sebaliknya diizinkan
oleh petugas bangunan.
7) Semua material halus (laitance) dan material
lunak lainnya harus dibersihkan dari
permukaan beton sebelum beton tambahan
dicor terhadap beton yang mengeras.
b. Pencampuran
Semua bahan beton harus dicampur sampai
menghasilkan distribusi bahan yang seragam dan
harus dituangkan seluruhnya sebelum alat
pencampur diisi kembali. Beton siap pakai (ready-
21
Persiapan
Pemasangan Bekisting
Pekerjaan Penulangan
Pengecoran
Perawatan Tangga
Pembongkaran Bekisting
Langkah kerja:
1) Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar,
lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus
ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh
operator yang berdiri di atas bagian injakan. Bagi
menjadi 3 lapis dalam pengisian, setiap lapis sekira
sepertiga dari volume cetakan.
2) Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan
menggunakan batang pemadat. Sebarkan penusukan
secara merata di atas permukaan setiap lapisan.
3) Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan
adukan beton di atas cetakan. Setelah lapisan atas
selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada
bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan
batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan
dari beton dengan cara mengangkat dalam arah
vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak
300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral
atau torsional.
4) Setelah beton menunjukkan penurunan pada
permukaan, ukur segera slump dengan menentukan
26
2. Uji Tekan
Menurut SNI 2847-2013 yang berpedoman pada
SNI 03-1974-1990, tes uji tekan beton mempunyai tujuan
untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang
benar. Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive
strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang
dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium
maupun di lapangan.
2. Masker
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk
pekerjaan konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu
sendiri. Berbagai material konstruksi berukuran besar
sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu
kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan
memotong, mengapelas, mengerut kayu dan sebagainya.
3. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa
jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan
adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan
tajam selama menjalankan kegiatan. Salah Satu kegiatan
yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi
tulangan, kayu dan sebagainya.
4. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety Shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerjaan konstruksi perlu memakai
sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka
sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas
5. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi
badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang
kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat
karakter lokasi proyek konstruksi pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya
pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan
pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja
dikantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini
30