Professional Documents
Culture Documents
Tanda-tanda Persalinan
A. Persalinan patut dicurigai jika usia kehamilan 22 minggu keatas, ibu merasa :
Nyeri abdomen berulang disertai dengan cairan lendir yang mengandung darah
atau show
Perubahan Serviks
Kontraksi yang cukup / adekuat dan bila terjadi 3 kali dalam 10 menit, setiap
kontraksi berlangsung sedikitnya 40 detik serta uterus mengeras selama
kontraksi
Tanda-tanda persalinan sudah dekat
Terjadinya penurunan fundus uteri
Terjadinya his permulaan
3) Karakteristik persalinan sesungguhnya , menurut Sumarah (2008)
a). Serviks menipis dan membuka
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah
Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar kedepan
Dengan berjalan bertambah intensitasnya
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas nyeri
Lendir darah sering tampak
Ada penurunan bagian terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi
Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya.
B. Tanda dan gejala menjelang persalinan menurut Varney (2007) antara lain :
Lightening yaitu terjadi penurunan bagian terbawah janin ke dalam panggul.
Perubahan serviks yaitu konsistensi menjadI seperti pudding, dan mengalami
sedikiT penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit pembukaan.
Persalinan Palsu timbul akibat kontraksi braxton hicks yang tidak nyeri, dapat
terjadi beberapa hari bahkan 3-4 minggu sebelum terjadi persalinan sebenarnya.
Ketuban Pecah Dini yaitu ketuban pecah sebelum proses persalinan dimulai
Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik.
Lonjakan energi sebelum persalinan pada Ibu
C. Adapun tanda-tanda persalinan adalah : Ibu merasakan ingin mengedan
bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya
tekanan pada rektum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan
sfingter ani terlihat membuka dan peningkatan pengeluaran lendir dan darah
(Depkes RI, 2004)
D. Menurut Praworohardjo, 2000
Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP)
terutama pada primi para.
Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun.
Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian bawah
janin
False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena adanya
kontraksi lemah dari uterus
Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir, darah dari
vagina (bloedy show).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan
A. faktor-farkor yang empengaruhi persalinan:
Power Kontraksi uterus, dinding perut dan daya meneran. Ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan
plasenta dari uterus.
Passageway Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar
panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina ) janin harus dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut.
Passanger Cara penumpang ( passanger ) atau janin bergerak disepanjang
jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala janin,
presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
Psikologikal respon Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara
keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia
akan perlukan.
Posisi ibu Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat
rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaikisirkulasi
(melzack,dkk,1991). Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan
jongkok.
B. (Mochtar, 1998, hlm. 65).
Tenaga (power) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan
ini meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.
Janin (Passanger) yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah
dan posisi janin.
Jalan lahir (Passage) yaitu panggul, yang meliputi tulang -tulang panggul
(rangka panggul), otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen yang
terdapat di panggul.
Psikologis ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu
bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin
yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini
menunjukkan bahawa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan
psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
Penolong, kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk
memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal
neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan
kesalahan dan malpraktek dalam memberikan asuhan tidak terjadi.
3. Bagaimana adaptasi fisik dan psikologis selama periode intranatal ?
Menurut pusdiknakes 2003, perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi :
Tekanan darah : Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan
kenaikan sistolik rata – rata 10 – 20 mmHg dan kenaikan diastolic rata – rata 5-10
mmHg. Diantara kontraksi uterus, tekanan darah kembali normal pada level
sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan
darah.
Metabolism : Selama persalinan metabolism karbohidrat aerobic maupun
metabolism anaerobic akan naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan
serta aktifitas otot skeletal. Peningkatan inni ditandai dengan kenaikan suhu badan,
denyut nadi, pernafasan, kardiak output, dan kehilangan cairan.
Suhu badan : Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama selam
persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap normal jika tidak
melebihi 0.5 – 1 ˚C.
Denyut jantung : Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung
secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit
meningkat di bandingkan sebelum persalinan.
Pernafasan : Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan
laju pernafasan yang di anggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap tidak
normal dan bias menyebabkan alkalosis.
Perubahan pada ginjal : Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di
sebabkan oleh peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.
Proteinuria yang sedikit di anggap biasa dalam persalinan.
Perubahan gastrointestinal : Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara
substansial berkurang banyak sekali selama persalinan. Selai itu, pengeluaran getah
lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hamper berhenti, dan
pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan
meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa terjadi
samapai mencapai akhir kala I.
Perubahan hematologi : Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama
persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah
pasca persalinan kecuali ada perdarahan post partum.
Posisi setengah duduk juga posisi melahirkan yang umum diterapkan di berbagai
rumah sakit atau klinik bersalin di Indonesia. Posisi ini mengharuskan ibu duduk
dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah
samping.
Keuntungan : Posisi ini membuat ibu merasa nyaman karena membantu ibu untuk
beristirahat diantara kontarksi, alur jalan lahir yang perlu ditempuh untuk bisa
keluar lebih pendek, suplai oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal, dan
gaya grafitasi membantu ibu melahirkan bayinya.
Kekurangan : Posisi ini bisa menyebabkan keluhan pegal di punggung dan
kelelahan, apalagi kalau proses persalinannya lama.
Lateral (miring)
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu
kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan bila
posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di depan
jalan lahir, menjadi tidak normal bila posisi ubun-ubun berada di belakang atau
samping. Miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika di
kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar.
Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah
kelelahan dengan posisi lainnya.
Keuntungan : Peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen
dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak terlalu
menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan
relatif lebih nyaman, dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
Kekurangan : Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu
proses persalinan, kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan, bila harus
melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.
Merangkak
Posisi meragkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung.
Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri
punggung, dan peregangan pada perinium berkurang.
Menungging
Keuntungan : Mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama kontraksi ,
kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi dan
untuk mengurangi nyeri pinggang , serta mengurangi tekenan pada leher rahim
yang bengkak.
Berjalan-jalan
Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya masih
mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat menjadi
lelah.
Keuntungan : Menyebabkan terjadinya perubah sendi panggul , dapat
mmempercepat turunnya kepala janin
7. Jelaskan indikasi dilakukan episiotomi !
Untuk persalinan dengan tindakan atau instrument (persalinan dengan cunam,
ekstraksi dan vakum); untuk mencegah robekan perineum yang kaku atau diperkirakan
tidak mampu beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan, dan untuk mencegah
kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada kasus letak / presentasi abnormal
(bokong, muka, ubun-ubun kecil di belakang) dengan menyediakan tempat yang luas
untuk persalinan yang aman (Sarwono, 2006, hal 455-456).
8. Jelaskan keuntungan dan kerugian dilakukan episiotomi !
Keuntungan :
Bagian venter otot tidak terpotong
Episiotomi mudah dilakukan dan mudah diperbaiki
Hasil-hasil strukturalnya baik sekali
Perdarahan lebih sedikit dibanding insisi lainnya
Nyeri pasca bedah sedikit
Penyembuhan baik dan jarang terjadi jahitan terbuka di daerah bekas insisi
(dehisensi luka).
Kerugian
Mungkin tidak diperlukan karena elastisitas perineum baik. Pada primigravida
sebagian besar terjadi robekan spontan yang tidak teratur sehingga melakukan
adaptasinya lebih sulit saat menjahitnya.
Salah satu kerugian episiotomi adalah kalau luka insisi melebar ketika kepala bayi
lahir, m. sphinkter ani akan robek dan robekan ini mengenai pula daerah rektum.
Pada jenis episiotomi medialis tidak ideal bagi situasi berikut ini :
Perineum pendek/sempit
Bayinya besar
Presentasi dan posisi abnormal
Kelahiran sulit dengan tindakan
9. Apa masalah keperawatan pada pasien dan intervensinya?