You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

Tindak Kecurangan (fraud) adalah suatu salah saji dari suatu fakta bersifat material yang
diketahui tidak benar atau disajikan dengan mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran, dengan
maksud menipu terhadap pihak lain dan mengakibatkan pihak lain tersebut dirugikan.
Timbulnya fraud pada umumnya merupakan gabungan antara motivasi dan kesempatan.
Motivasi dapat muncul dari adanya dorongan kebutuhan dan kesempatan berasal dari lemahnya
pengendalian intern dari lingkungan, yang memberikan kesempatan terjadinya fraud. Semakin
besar dorongan kebutuhan ekonomi seseorang yang berada dalam lingkungan pengendalian yang
lemah, maka semakin kuat motivasinya untuk melakukan fraud.
Dengan demikian ada tiga unsur penting yang terkandung dalam fraud, yaitu:
1. Niat/kesengajaan
2. Perbuatan tidak jujur
3. Keuntungan yang merugikan pihak lain
Salah satu contoh tindakan fraud yang terkenal di Indonesia yaitu korupsi. Praktik
korupsi di Indonesia seperti sudah menggurita menjadi penyakit kronis bangsa. Hampir disemua
lini pemerintahan terjadi prilaku korupsi, dan bahkan orang sudah menganggap korupsi sebagai
hal yang wajar dan tanpa disadari telah menyebabkan keterpurukan bangsa yang membuat rakyat
menjadi menderita. Namun tidak sedikit orang berpesta pora menikmati kekayaan, bergelimang
harta diatas penderitaan orang lain. Tidak mudah untuk menghentikan praktik korupsi dan
menangkap seorang koruptor, banyak yang disangka melakukan tindak pidana korupsi tetapi
kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti begitu pula yang berdasarkan hasil audit
seseorang dinyatakan melakukan korupsi namun tidak dikenakan sanksi bahkan malah
dilindungi.
Dengan maraknya masalah kecurangan (fraud), berkembanglah audit yang berkaitan
dengan kecurangan tersebut menjadi suatu spesialisasi dengan istilah investigatif audit, forensic
audit, fraud audit, namun demikian hingga saat ini belum ada batasan yang jelas tentang ruang
lingkup istilah-istilah tersebut. Audit investigatif merupakan pengujian secara mendalam
terhadap fakta-fakta dengan tujuan untuk menentukan apakah telah terjadi tindak pidana,
perdata, atau pelanggaran disiplin. Pada dasarnya audit investigasi adalah mencari kebenaran,
apakah terjadi kecurangan (fraud) atau tidak.
Istilah investigasi muncul dalam Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang menjelaskan bahwa
“audit investigasi termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan kinerja”.
Audit investigatif terhadap indikasi korupsi bisa dilaksanakan oleh auditor di lembaga
negara dan lembaga pemerintah serta auditor di lembaga non-pemerintah. Pelaksanaan audit
investigatif di lembaga negara dan lembaga pemerintah terikat kepada ketentuan yang terdapat di
dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara atau SPKN. Sementara itu, pelaksanaan audit
investigatif oleh auditor di lembaga non-pemerintah dapat mengacu kepada standar pemeriksaan
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan standar seperti itu, di
Indonesia misalnya Institut Akuntan Publik Indonesia atau standar pemeriksaan yang lain
tergantung kepada keterikatan antara auditor dengan pemberi mandat audit.
Menurut Theodorus M. Tuanako tujuan audit investigatif cukup beragam. Dalam konteks
tindak pidana korupsi yang tujuan akhirnya memenjarakan para koruptor dan mengembalikan
keuangan negara seluruh atau sebagian. Tujuan dari suatu investigasi tergantung dari organisasi
atau lembaga serta mandat yang dimiliki, tujuan yang dicapai terletak pada pimpinan.
Sungguh ironis, kasus-kasus besar korupsi di Indonesia lewat begitu saja. Ramai
dibicarakan di koran atau hangat didiskusikan di televisi, tapi diputus bebas di pengadilan.
Namun kita lihat bahwa ada perjuangan yang dilakukan untuk memberantas korupsi di negara
ini. Tengok kasus korupsi yang menimpa Bank Century. Pada tahun 2009 KPK mulai melakukan
audit investigatif dengan mengerahkan 38 anggota tim auditor dan mampu membuat laporan
perkembangan audit investigasi kasus Bank Century. Laporan audit investigatif kasus Century
diserahkan ke DPR selaku institusi yang menugaskan BPK melakukan investigasi itu. Hingga
kini audit aliran dana kasus Bank Century masih berlangsung. Meski sampai sekarang sekarang
kasus tersebut belum selesai, tapi perlu kita hargai usaha yang telah KPK dan para auditor
investigasi.

Seorang auditor investigatif haruslah memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan


dengan auditor keuangan, mengerti lebih banyak bidang keilmuan misalnya keuangan, hukum,
teknologi, dan lainnya. Auditor investigatif layaknya gabungan dari seorang akuntan, pengacara,
dan detektif. Dalam melakukan audit Investigasi, auditor harus melakukan penilaian secara
obyektif atas suatu transaksi, kejadian, tindakan, atau pelanggaran dan auditor bertujuan untuk
menentukan apakah terdapat pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan serta
menentukan pihak yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran tersebut.

Investigasi dalam fraud merupakan bagian dari manajemen kontrol yang dilaksanakan
dalam kegiatan internal audit, di samping audit lainnya, seperti audit keuangan dan audit
kepatuhan atau complience audit. Dalam tata cara pemeriksaan dan sifat pemeriksaannya, audit
investigasi lebih dikenal dengan istilah fraud audit atau pemeriksaan kecurangan. Fraud audit
adalah kombinasi aspek audit forensic / investigasi forensic / uji menyeluruh semua materi
pemeriksaan dengan teknik internal kontrol dalam tata cara internal audit.

BAB II

PEMBAHASAN

Menurut metodologi internal audit, Fraud Auditor dalam melakukan Audit Investigasi
berkaitan dengan beberapa hal, termasuk teori penunjang, aturan main, wawancara, pengujian
materi atau bahan bukti, peraturan normatif, seorang fraud auditor haruslah sangat cakap di
bidangnya.

Apabila terjadi dugaan fraud atau kejahatan di bidang logistik, seorang fraud auditor
harus memiliki pengetahuan tentang kelogistikan, aturan pelaksanaan tender, sistem finansial,
termasuk lalu lintas barang, dan sistem ekspedisi sebelum dapat menyelidiki atau melakukan
audit investigasi pada bidang logistik tersebut. Bila tidak punya pengetahuan dan pengalaman
yang cukup, sang auditor lebih baik mundur dalam menerima tugas itu, karena bila ia memaksa
untuk menerimanya, ada kemungkinan hasil investigasi tidak akan maksimal dan kemungkinan
dia akan goyah dan akhirnya “dibeli” oleh orang yang diaudit (auditee).
Garis besar proses Pemeriksaan Investigatif secara keseluruhan, dari awal sampai dengan
akhir, dipilah-pilah sebagai berikut:

1. Penelaahan Informasi Awal

Pada proses ini pemeriksa melakukan: pengumpulan informasi tambahan, penyusunan


fakta & proses kejadian, penetapan dan penghitungan tentative kerugian keuangan, penetapan
tentative penyimpangan, dan penyusunan hipotesa awal.

2. Perencanaan Pemeriksaan Investigatif

Pada tahapan perencanaan dilakukan: pengujian hipotesa awal, identifikasi bukti-bukti,


menentukan tempat/sumber bukti, analisa hubungan bukti dengan pihak terkait, dan penyusunan
program pemeriksaan investigatif.

3. Pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan dilakukan: pengumpulan bukti-bukti, pengujian fisik,


konfirmasi, observasi, analisa dan pengujian dokumen, interview, penyempurnaan hipotesa, dan
review kertas kerja.

4. Pelaporan

Fase terakhir, dengan isi laporan hasil Pemeriksaan Investigatif kurang lebih memuat:
unsur-unsur melawan hukum, fakta dan proses kejadian, dampak kerugian keuangan akibat
penyimpangan/tindakan melawan hukum, sebab-sebab terjadinya tindakan melawan hukum,
pihak-pihak yang terkait dalam penyimpangan/tindakan melawan hukum yang terjadi, dan
bentuk kerja sama pihak-pihak yang terkait dalam penyimpangan/tindakan melawan
hukum Khusus untuk lembaga BPK di Indonesia, proses penyusunan laporan ini terdiri dari
beberapa kegiatan sampai disetujui oleh BPK untuk disampaikan kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi atau kepada Kejaksaan Agung, yang fasenya sbb: penyusunan konsep awal laporan,
presentasi hasil pemeriksaan investigatif di BPK, melengkapi bukti-bukti terakhir, finalisasi
laporan, dan penggandaan laporan
5. Tindak Lanjut

Pada tahapan tindak lanjut ini, proses sudah diserahkan dari tim audit kepada pimpinan
organisasi dan secara formal selanjutnya diserahkan kepada penegak hukum. Penyampaian
laporan hasil Audit Investigatif kepada pengguna laporan diharapkan sudah memasuki pada
tahap penyidikan. Berkaitan dengan kesaksian dalam proses lanjutan dalam peradilan, tim Audit
Investigatif dapat ditunjuk oleh organisasi untuk memberikan keterangan ahli jika diperlukan.

TEKNIK INVESTIGASI

Untuk mendapatkan hasil investigasi yang maksimal, seorang fraud auditor harus juga
menguasai beberapa teknik investigasi, antara lain:

 Teknik penyamaran atau teknik penyadapan.


 Teknik wawancara, apabila akan menghadapi sang auditee, orang-orang yang diduga
memiliki info yang dibutuhkan atau bahkan sang bosnya si auditee.
 Teknik merayu untuk mendapatkan informasi, apakah dengan memakai kesanggupan
sendiri atau dengan bantuan orang lain.
 Mengerti bahasa tubuh, dalam membaca posisi si auditee, bohong atau jujur.
 Dapat dilakukan dengan bantuan software, seperti CAAT (computer assisted audit tools).

Fraud auditor dapat melakukan pembacaan data atau penyitaan berkas yang diduga
mempunyai kaitan dengan fraud yang sedang diselidiki atau dengan memotret ruangan atau
benda yang diduga memiliki kaitan dengan peristiwa.

Pekerjaan fraud auditor mirip dengan pekerjaan penyelidikan atau penyidikan kepolisian, di
mana penyidikan kepolisian dipakai untuk suatu projustisia, sedangkan fraud audit investigasi
digunakan untuk keperluan internal.
Apabila seorang audit BPK, misalnya, ia harus melaporkan hasil audit investigasi kepada
Ketua BPK dalam bentuk laporan rahasia yang memuat kesimpulan hasil audit, atau opini,
lengkap dengan semua berkas, bukti, foto, hasil wawancara, bukti material, dan lain sebagainya,
sesuai dengan maksud audit forensik tersebut.

HASIL INVESTIGASI

Hasil audit investigasi tidak boleh dibocorkan kepada pihak yang tidak berhak
mengetahuinya, di mana hasil ini biasanya telah diklarifikasi dan dibacakan ulang kepada si
auditee, agar auditee mengerti sejauh mana investigasi dan eksaminasi dilakukan dan hasil yang
didapatkan.

Disebut keperluan internal karena sang auditor terikat dengan audit metodologi dengan
melaporkan apa adanya suatu hasil investigasi dan auditor free to comment kepada atasannya
dalam mengemukakan pendapatnya sebagai seorang auditor berdasarkan temuan dan
dikategorikan preliminary summary (hasil sementara).

Hasil atau kesimpulan sementara ini akan disikusikan dengan bos sang auditor sebelum
dibuatkan keputusan final dan keputusan final hasil audit yang disebut executive summary akan
dibuat oleh kepala audit kepada siapa sang auditor bertanggung jawab.

Hasil audit investigasi dapat dianggap dan digunakan sebagai bukti awal untuk
menunjang suatu pembuatan BAP oleh kepolisian atau kejaksaan atau bukti pendahuluan bagi
Komisi Pemberantasan Korupsi bila memang suatu fraud diduga terjadi yang mengarah kepada
suatu peristiwa kriminal atau crime acts, dalam hal ini adalah korupsi.

Audit investigasi adalah sebuah pekerjaan profesional atau expert works. Oleh karena itu,
seorang fraud auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup, dan selayaknya seorang fraud
auditor adalah seorang auditor yang telah diakui kecakapannya dengan mengantongi CFE
(Certified Fraud Examiner) yang dikeluarkan Instute of Internal Auditor (IIA) melalui tahapan
penguasaan beberapa modul yang telah dipersyaratakan secara internasional.

KASUS
JAKARTA – Pasca meledaknya travo dalam gardu induk atau Gas Insulated Switchgear (GIS)
PT PLN (Persero) di Cawang, Menneg BUMN Sofyan Djalil menginstruksikan agar PLN
melakukan audit investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab ledakan travo
tersebut.

Menurut Sofyan Djalil, secara teori gardu induk meledak bisa saja terjadi kapan pun. Di sarankan
oleh Sofyan Djalil unuk melakukan audit investigasi secara menyeluruh biar diketahui pasti
penyebabnya. Menurutnya, dalam laporan awalnya, PLN hanya mengindikasikan adanya
kesalahan teknis sebagai penyebab kejadian tersebut. Tapi, lanjutnya, jika nanti
ditemukan human error maka akan diambil tindakan berupa disiplin bagi karyawan atau bisa
diberi tindakan kepada yang bertanggung jawab, sebaliknya jika teknical force sebaiknya
dijadikan pelajaran. “Untuk sementara hanya masalah teknikal saja,” terangnya.

Gardu induk PLN yang terletak di Cawang yang merupakan pusat pengaturan dan penyaluran
beban wilayah listrik Jawa-Bali Region Jakarta dan Banten, Jakarta Timur ini terbakar, Selasa
(29/9) dan tidak jauh dari pusat grosir Cililitan (PGC).

Ledakan menyebabkan dua dari enam trafo terbakar yang berdampak pada padamnya listrik di
wilayah Jakarta Pusat, Timur dan Selatan, meliputi Gambir, Kuningan, Manggarai, Cikini,
Pulomas, Cililitan, Mampang, Cawang, dan Jatinegara. Masing-masing travo memiliki kapasitas
500.000 volt.
BAB III

KESIMPULAN

Menurut saya audit investigasi sangat perlu dilakukan karena suatu masalah bisa
diselesaikan dengan audit investigasi dan tahu apa penyebab permasalahan yang terjadi.

Untuk mendapatkan hasil investigasi yang maksimal, seorang fraud auditor harus juga
menguasai beberapa teknik investigasi, antara lain:

 Teknik penyamaran atau teknik penyadapan.


 Teknik wawancara, apabila akan menghadapi sang auditee, orang-orang yang diduga
memiliki info yang dibutuhkan atau bahkan sang bosnya si auditee.
 Teknik merayu untuk mendapatkan informasi, apakah dengan memakai kesanggupan
sendiri atau dengan bantuan orang lain.
 Mengerti bahasa tubuh, dalam membaca posisi si auditee, bohong atau jujur.
 Dapat dilakukan dengan bantuan software, seperti CAAT (computer assisted audit tools).

You might also like