Professional Documents
Culture Documents
BIOKIMIA
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan
fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino.
Beberapa fungsi utama protein dalam organisme kehidupan antara lain; sebagai
bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk
antibodi.
kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan
asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama
asam amino.
dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda
terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan
suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda
demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari
antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji
protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum
sampel.
alkohol.
Reaksi Biuret Ikatan peptida yang menyusun protein dalam suasana basa
akan berwarna ungu dengan Cu. Pengendapan dengan Logam Reaksi ion logam
TINJAUAN PUSTAKA
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu,
pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino,
tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang
amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi
gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan
usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati.
Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam
jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam
amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang
dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan
organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino
yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein
dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil
penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi,
1994).
Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi
yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam
ada beratus – ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein
hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas
200 °C, larut dalam senyawa polar dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta
1) Percobaan kadar-N
Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)2 dalam tabung reaksi
2) Reaksi Xantoprotein
inti Benzen yang terdapata pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif
untuk protein, fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat
3) Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
4) Reaksi Biuret
Berlaku untuk senyawaan yang mempunyai jumlah ikatan peptida > 1. Reaksi ini
Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara
warna violet dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus
CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan
Salting out, apabila terdapat garam-garam anorganik alam presentase tinggi dalam
aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan protein pada kedudukan dan
distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar di dalam molekul hingga
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari
dalam tubuh kita. Di bawah ini beberapa fungsi protein yaitu (Anonim b, 2011):
a. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
c. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen,
suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan
tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu
suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-
benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing
lain.
e. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
bahan
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat
karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan
rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat
asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik
Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap
molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai
struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino
gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan
amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan
proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton
sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-
masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam
struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino
mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya (Girindra, 1986).
asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin,
yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin,
Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu
asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu
asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang
ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin,
metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini
tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH 2,5 M, CuSO4
NaOH 0,1 M, Etanol 95 % dan buffer pH 4,7, larutan asam amino (glisin, asam
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
jika timbul warna, ditambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4, diulangi percobaan
Tabung I diisi dengan 2,5 ml larutan albumin lalu ditambahkan dengan 0,5
ml HCl 0,1 M dan3 ml etanol 95 %. Tabung II diisi dengan 2,5 ml larutan albumin
lalu ditambahkan dengan 0,5 ml NaOH 0,1 M kemudian ditambahkan dengan 3
ml Etanol 95 %. Tabung III diisi dengan 2,5 ml larutan albumin lalu ditambahkan
%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada reaksi uji protein dengan tes Biuret bereaksi positif dengan
2. Pada reaksi uji protein dengan penambahan logam berat seperti logam Hg
3. Pada reaksi uji protein dengan pengendapan alkohol bereaksi positif pada
5.2 Saran
Winarno, F., G., 1991, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan
4.1 Hasil
CuSO4 0,01 M
Larutan contoh NaOH 2,5 M CuSO4 0,01 M
berlebih
Glisin Bening Biru Biru
putih endapan
4.2 Reaksi
4.2.1 Tes Biuret
Albumin
O O
ll ll
R R n
CH - C NH - CH
Cu2+
CH - NH C - Cu
Serin
l l
OH NH2
Glisin
O O
NH2 NH2
Alanin
NH2
HgCl2
O O O
R R n R
O O O
R R n R
Hg2+ + 2 HCl
O O O
R R n R
Serin
l l
OH NH2
Glisin
H - CH-COOH + HgCl2
l
NH2
Alanin
NH2
(CH3COO)2 Pb
O O
ll ll
R R n
O O
ll ll
R n
Pb6+ + H+ + CH3COO -
O O
ll ll
H2N - CH-C – N – CH - C - O
R R n
Glisin
H - CH-COOH + (CH3COO)2 Pb
NH2
Alanin
NH2
NaOH
O O O
R R n R
O O O
R R n R
O O O
R R n R
HCl
O O O
R R n R
O O O
R R n R
O O O
R R n R
Buffer pH 4,7
O O O
R R n R
O O O
R R n R
4.3 Pembahasan
dan akan memberikan perubahan warna pada larutan yang diuji menjadi berwarna
violet dengan CuSO4 , karena terbentuk kimpleks Cu2+ dengan gugus CO dan
Pada tes biuret ini, penambahan NaOH 2,5 M akan mengendapkan protein
pada larutan Albumin, hal ini ditandai dengan bertambah jernihnya larutan
albumin yang keruh. Pada larutan asam amino, penambahan NaOH 2,5 M tidak
1 tetes menyebabkan larutan albumin mengalami perubahan yaitu larutan ini tidak
tercampur dengan baik dan perubahan warna menjadi ungu muda atau violet
hanya pada permukaan saja, sedangkan pada larutan asam amino glisin dan alanin
terjadi perubahan warna pada permukaanya yaitu berwarna biru, sedangkan pada
serin tidak terjadi perubahan warna. Hal ini disebabkan karena glisin dan alanin
Warna biru makin pekat dengan penambahan CuSO4 berlebih. Setelah dilakukan
penambahan CuSO4 0,01 M berlebih, terjadi perubahan pada semua larutan, baik
pada larutan albumin maupun larutan asam amino. Larutan albumin berwarna
ungu muda, dan asam amino yang lain (Serin, Glisin, Alanin,) berwarna biru
muda.
(merkuri klorida) dan Pb (timbal asetat), racun atau logam yang terikat dalam
ini larutan berubah dari bening menjadi putih pekat. Hal ini disebabkan karena
adanya kemampuan protein atau asam amino untuk berikatan dengan ion logam di
atas titik isoelektriknya. Kemampuan ini disebabkan karena pada saat pH berada
di atas titik isoelektrik protein atau asam amino, maka ia akan bermuatan negatif
sehingga mampu mengikat ion logam yang bermuatan positif. Berdasarkan teori,
titik isoelktrik albumin adalah : 4,55-4,90, alanin 6,00 , glisin 5,97 dan serin 5,68
(titik isoelektrik adalah keadaan pH dimana protein /asam amino memiliki jumlah
muatan positif dan negatif yang sama). Adanya pertambahan ion logam
menyebabkan putusnya jembatan disulfida dan ikatan kovalen S-S pada protein
sebagai antidotum/penawar racun pada keracunan logam berat seperti Hg dan Pb.
Sedangkan untuk asam amino seperti asam aspartat, serin, dan alanin tidak
isoelektrik kedua asam amino tersebut, sehingga asam amino yang bermuatan
positif tidak mampu berikatan dengan ion logam yang bermuatan positif pula.
Selain itu, ketiga jenis asam amino tersebut tidak mengandung gugus sulfuhidril.
kelarutan protein, karena kelarutaan suatu protein tergantung dari kedudukan dan
distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar pada molekul. Mampu
mengendapkan logam dalam suasan asam dan pada pH 4,7 yang merupakan titik
isoelektrik.
protein dipol. Menurut teori, albumin + HCl dan albumin + NaOH membentuk
larutan bening sedangkan albumin + buffer asetat pH 4,7 agak keruh. Hal ini
positif dan ion negatif sama sehingga penambahan senyawa organik seperti aseton
albumin kelihatan agak bening, hal ini menandakan naiknya kelarutan albumin.
Hal ini berdasarkan sifat protein yang amfoter (protein dalam suasana pelarut
yang bersifat asam akan bertindak sebagai basa dan dalam suasana pelarut yang
LAMPIRAN
Bagan Kerja
Tes Biuret
3 ml larutan
albumin 1 ml NaOH 2,5 M
Tabung
I II III
Larutan
Albumin 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml
Etanol 95% 3 ml 3 ml 3 ml