You are on page 1of 5

ANALISI JURNAL

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

EARLY PREGNANCY ASSESSMENT; A ROLE FOR THE GYNAECOLOGY


NURSE-PRACTITIONER
(PENGKAJIAN AWAL KEHAMILAN ; ATURAN UNTUK PERAWAT
PELAKSANA GYNEKOLOGY)

Disusun oleh:

A R PA N
04/182254/EIK/00438

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2006

AJM/AR/04/07 0
PENGKAJIAN AWAL KEHAMILAN ; ATURAN UNTUK PERAWAT
PELAKSANA GYNEKOLOGY

I. PENDAHULUAN
Perkembangan dari Klinik pengkajian awal kehamilan mengubah bentuk
perawatan terhadap para wanita yang mengalami masalah-masalah sebelum
kehamilan 20 minggu. Pelayanan efektif pasien rawat jalan yang diuraikan Bigrigg
dab Read (1991) mengurangi jumlah pasien dalam 1 tahun yang berkunjung ke
unit mereka dan menghemat biaya setiap tahunnya.
Masalah-masalah masih ada, biarpun EPAC kebanyakan dijalankan oleh
gynaecologist junior yang menerima sedikit pelatihan atau pengawasan dan yang
waktunya dibagi antara klinik dan bangsal. Petunjuk-petunjuk klinis untuk
perawatan awal kehamilan memberi peran yang jelas bagi perawat pelaksana.
Tujuan dari studi ini untuk menentukan apakah penanganan klinik untuk awal
kehamilan aman dilakukan oleh seorang perawat pelaksana secara mandiri ?
II. Study Methods
EPAC diperkenalkan di Taunton pada tahun 1995. Pada bulan Maret 1997,
petunjuk-petunjuk baru dikembangkan dan pada bulan Agustus 1997
diperkenalkan pada perawat. Perawat pelaksana telah mempunyai pengalaman di
EPAC tetapi bekerja dalam suatu aturan yang konvensional. Perawat memperoleh
keahlian tambahan dengan menghadiri konsultan ginekologi dan ultrasound klinik
kandungan, mengikuti kursus USG kandungan.
EPAC Tounton tersebut dijalankan 5 hari setiap minggunya. Wanita-wanita
ditunjuk oleh perawat umum atau bidan. Jika pada saat penyerahan ada perdarahan
perawat mencurigai adanya kehamilan ektopik. Appointmen diberikan pada
kedatangan ke klinik yang berikutnya.
Di klinik suatu test kehamilan dengan test urin dilakukan dan dibuat suatu
kesimpulan klnis. Transvaginal ultrasond dilakukan pada wanita yang digolongkan
sesuai hasil.
Jika dicurigai kehamilan ektopik atau kehamilan gagal didiagnosis maka
harus ditinjau ulang oleh tim medis. Jika ada suatu kehamilan wanita tersebut
ditunjuk kembali ke dokter umum. Jika ada keraguan terhadap janin dalam
kandungan wanita tersebut diobservasi selama 7 hari.
Semua wanita yang memiliki darah resus status dan anti-Rh (D)
imunoglobulin diatur dalam petunjuk nasional. Semua informasi klinis dan
radiografi disimpan dalam suatu format percobaan.

AJM/AR/04/07 1
III. Metode of Review
Dari data didapatkan 200 kasus baru yang direview, untuk menentukan
proporsi yang tepat terhadap perawatan yang diberikan oleh perawat secara
mandiri. Pada data ini juga dinilai ketepatan dalam mengkategorikan/pembuatan
kategori oleh perawat dan ditulis menjadi satu format dan untuk melihat apakah
anti Rh (D) dengan benar. Akhirnya semua data yang ada selama 6 bulan periode
kahamilan akan di retrieved dari program komputer RS dan data tersebut di review
untuk melihat apakah pemberi pelayanan di EPAC sudah sesuai standar.

IV. Hasil
Nama dari 200 wanita-wanita berurutan yang telah menghadiri EPAC telah
diperoleh dari pendaftaran klinik, dua di antara arsip hilang. Catatan yang ada
tersebut ditinjau oleh tiga peneliti ( R.F., T.E. LM). semua data yang berjumlah
198 kasus adalah lengkap. data demografis wanita-wanita dan diagnosa mereka
disampaikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Data demografis dan diagnosa akhir
Umur (tahun) 16 (17-39)
Kesamaan 1 (0-4)
Kehamilan Sehat 88 (44%)
Delaved Miscarriage 31 (16%)
Produk Konsepsi yang ditahan 13 (7%)
Miscarriage Lengkap 56 (28%)
Kehamilan Ectopic 3 (2%)
Tidak Hamil 7 (3%)

Dari 198 wanita-wanita tersebut, 120 orang (61%) telah diawasi oleh perawat
sendiri. Pada 198 kasus tersebut perawat telah membuat kategorisasi yang benar
dengan cara yang sama kepada wanita-wanita yang telah mendapatkan uji status
rhesus dengan tepat dan 31 wanita-wanita itu adalah yang memiliki rhesus ( D)
mendapatkan anti-Rh(D).
78 wanita-wanita yang memerlukan penilaian medis, 31 telah diijinkan
untuk evakuasi kandungan dan 46 dilihat untuk pengkajian pada nyeri abdominal
atau kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
Selama 6 bulan pertama, 8 wanita didapatkan mengalami suatu kehamilan
ektopik. 5 dari wanita ini telah disetujui secara langsung tetapi belum dikaji di
EPAC. 3 wanita yang lain telah dikaji di EPAC dan dalam semua kasus hasil
diagnosa telah dipertimbangkan oleh perawat dan dilakukan tindakan yang sesuai.
V. PEMBAHASAN

AJM/AR/04/07 2
Lembar petunjuk untuk awal kehamilan mayoritasnya adalah untuk kasus-
kasus ginekologi yang akut. Dengan menggunakan USG resolusi tinggi dan
kecepatan serum HCG assay (1990), Pengkategorisasian perdarahan dan nyeri pada
awal kehamilan intrauterine yang digagalkan (Hately et al., 1990) dan kehamilan
ektopik (Cacciatore et al., 1990) telah dipublikasikan dan dari ini petunjuk tersebut
telah dibuat (James et al., 1999). Pendekatan sistematis ini telah kami ijinkan untuk
diperkenalkan pada perawat dalam EPAC kami.
Kesalahan yang paling serius yang terjadi di EPAC adalah kesalahan dalam
menilai suatu kehamilan ektopik ( oleh karena resiko maternal kematian) dan
pengeluaran janin dari dalam kandungan ( HMSO, 1998; Cacciatore et Al., 1990).
data ini menunjukkan bahwa tidak ada kehamilan ektopik selama 6 bulan pertama di
klinik itu. Hal tersebut menjadi sukar untuk membuat suatu kemungkinan bahwa
yang terjadi adalah kehamilan normal, tetapi jelas bahwa perawat mengikuti
petunjuk yang berlaku sesuai dengan kategori, kebutuhan untuk penyerahan kepada
tim medis dan administrasi pada anti Rh(D) Immonuglobulin. Perawat EPAC
terlihat sesuai dengan yang dilatih;tentu saja perawat yang terlatih dan memiliki
akses yang mudah ke tim medis..
Keuntungan perawat EPAC sangat jelas; Pertama di sana di lakukan
perawatan yang berkekesinambungan sepanjang tahun tanpa variasi dalam waktu
praktek ketika tim medis dirotasi. Kedua kami percaya bahwa para dokter
mendapatkan pelatihan yang lebih baik diawal pengkajian pada kehamilan karena
perawatnya bersama dengan pencatat dan konsultan, bisa menyediakan ini dengan
percaya diri. Klinik juga tetap berjalan dengan semestinya ketika perawat diberikan
peran tersebut dan waktu yang dimiliki perawat tidak terbagi antara pekerjaan
poliklinik dan bangsal seperti pekerjaan dokter.
Kami juga memfasilitasi wanita tersebut apabila ingin berkonsultasi secara
individu diharapkan datang jam 09.00. Akhirnya, sebagian besar wanita yang hadir
diklinik hanya mengalami perdarahan dalam jumlah yang sedikit atau produk
konsepsi yang tertahan, perawatan dapat diberikan oleh perawat secara mandiri
karena jangka waktu kedatangannya pendek dan tidak sempat ditinjau ulang oleh
dokter.
Isu penting yang lainnya adalah pandangan dari wanita terhadap siapa yang
memberi perawatan, pendapat mereka pernah dikumpulkan dan diteliti dalam suatu
studi terpisah. Sampai saat ini tidak ada komplain formal yang terjadi dan
kesimpulan kami adalah bahwa pelayanan yang diberikan dapat diterima dengan
baik. Masing-masing wanita diberitahu bahwa jika dia mengharapkan untuk

AJM/AR/04/07 3
bertemu tim medis sebelum pulang, ini akan diatur pada prakteknya sedikit wanita
yang meminta untuk bertemu dengan dokter.

V. IMPLIKASI KEPERAWATAN
 Perlu dilakukan Assesment (Penkajian) yang mendalam pada pasien obstetrik
dan gynekologi karena hal ini merupakan tugas mandiri keperawatan
 Perbedaan karekteristik perawat pada tempat penelitian dengan di Indonesia
sehingga perlu dilkukan pelatihan bagi perawat pelaksana untuk pengkajian
secara baik dan tepat dan yang sangat memerlukan pelatihan dan pembinaan
adalah sistem pengkategoriannya.

AJM/AR/04/07 4

You might also like