Professional Documents
Culture Documents
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu
orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan
jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah yang sangat banyak karena trauma, atau
dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia atau
penyakit sel sabit memerlukan transfusi darah. Awal transfusi darah secara keseluruhan
digunakan, tapi praktek medis modern umumnya hanya menggunakan komponen darah.
Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus seimbang terhadap
manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling umum untuk transfusi darah
adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'', yang terdiri dari demam yang menyelesaikan
sendiri dan tidak menyebabkan masalah abadi atau efek samping.
Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit punggung, dispnea, sianosis, nyeri
dada, takikardi dan hipotensi. Produk darah jarang dapat terkontaminasi dengan bakteri,
risiko infeksi bakteri parah dan sepsis diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000
transfusi trombosit, dan 1 dalam 500.000 transfusi sel darah merah.
a. Hakekat darah
إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به لغير هللا فمن اضطر غير باغ وال عاد فال إثم عليه إن هللا غفور
رحيم
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang disembelih dengan menyebut selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas
maka tidak ada dosa baginya…….” (Al baqarah : 173)
ور َّر ِحي ٌم َّ ص ٍة َغي َْر ُمت َ َجانِفٍ ِإ ِِلثْ ٍم ۙ فَإ ِ َّن
ٌ َُّللاَ َغف ُ ض
َ ط َّر فِي َم ْخ َم ْ فَ َم ِن ا
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah…….”(Al Maidah : 3)
ُ ض
ط ِر ْرت ُ ْم إِلَ ْي ِه ْ ص َل لَ ُكم َّما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم إِ َّال َما ا
َّ ََوقَدْ ف
“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (Al-An’am : 119)
C. Hukum Donor Darah
1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah yakni memanfaatkan anggota badan
adalah haram baik dengan cara jual beli ataupun dengan cara lainnya.
Memanfaatkan anggota badan manusia tidak diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :
1. Najis
2. Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (Al-Fatwa Al-Hidayah)
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan karena najis atau suci, tetapi
karena menghormatinya. Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani) Menjual air susu
wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan bermanfaat sehingga Allah memperbolehkkan
untuk meminumnya walaupun tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki, Hambali dan
Syafi’I).Menjual air susu (HARAM). Karena susu adalah bagian dari anggota badan (Mazhab
Hanafi) Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan terhadap anggota badan
manusia (manusia merupakan mahluk terhormat dalam pandangan Islam) Pada saat itu belum
terpikirkan perkembangan Ilmu kedokteran yang sepesat sekarang.
a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor dan resipien
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara donor dan resipien, adalah bahwa
transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor
dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan
oleh Islam sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan
nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung, dsb.
Karena adanya hubungan perkawinan misalnya hubungan antara seorang dengan mertuanya
atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena adanya
hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah
menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan dan sebagainya.
Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanita-wanita yang tersebut pada An-
Nisa:23 di atas adalah halal dinikahi. Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka jelaslah
bahwa transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara pendonor dengan
resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor dengan resipien itu diizinkan oleh hukum
Islam.
Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda najis. Buktinya
mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali
masjid di tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak mungkin Abu
Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah,
maka kita akan masuk ke dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia) hukumnya suci, termasuk su'ur orang
kafir. Maka hukum darah orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari tubuh, saat itu darah itu
memang najis. Dan kantung darah tentu tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung
darah itu najis.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka darah itu sudah
tidak najis lagi. Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim
juga tidak najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika seorang muslim
menerima transfusi darah dari donor yang tidak beragama Islam.
c. Donor darah pada bulan ramadhan
Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang untuk menyedekahkan darahnya
yang sangat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan
Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka dalam keadaan
seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah darurat
tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti
puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.
DAFTAR PUSTAKA
http://nezfine.wordpress.com/2011/02/03/transfusi-darah-menurut-pandangan-islam/
http://www.news-medical.net/health/What-is-a-Blood-Transfusion-
%28Indonesian%29.aspx
http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/588.pdf