You are on page 1of 7

A.

Konsep Transfusi darah

1. Pengertian Transfusi darah

Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu
orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan
jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah yang sangat banyak karena trauma, atau
dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia atau
penyakit sel sabit memerlukan transfusi darah. Awal transfusi darah secara keseluruhan
digunakan, tapi praktek medis modern umumnya hanya menggunakan komponen darah.

2. Macam-Macam Transfusi darah

a. Transfusi sel darah merah


Istilah “transfusi darah” seringkali diartikan secara luas oleh dokter jika yang
dimaksudkan mereka adalah transfusi sel darah merah. Keluhan terhadap kelemahan
linguistik ini adalah bahwa darah seringkali ditransfusikan tanpa perhatian yang cukup
pada kebutuhan spesifik penderita atau terhadap kemungkinan efek membahayakan dari
transfusi.

b. Transfusi trombosit dan granulosit


Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi penderita trombositopenia
yang mengancam jiwa, dan neutropenia yang di sebabkan karena gagal sumsum tulang.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama tergantung pada sumber
mereka:
1. 'Transfusi homolog, atau transfusi darah yang disimpan menggunakan orang lain.
Ini sering disebut.
2. ''Autologus transfusi”, atau transfusi menggunakan darah pasien sendiri disimpan.
3. Cara Transfusi darah
Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus dimulai dalam 30 menit setelah
unit telah diambil keluar dari penyimpanan dikendalikan.
Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan dengan darah untuk
ditransfusikan, untuk meminimalkan risiko reaksi transfusi. Kesalahan administrasi
merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi dan upaya telah dilakukan untuk
membangun redundansi ke dalam proses pencocokan yang terjadi di samping tempat tidur.
Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam. Pada pasien dengan risiko
gagal jantung kongestif, banyak dokter mengelola diuretik untuk mencegah overload cairan,
suatu kondisi yang disebut Transfusi Overload Peredaran Darah Terkait . Acetaminophen dan
atau antihistamin seperti diphenhydramine kadang-kadang diberikan sebelum transfusi untuk
mencegah jenis lain reaksi transfusi.
Darah ini paling sering disumbangkan sebagai seluruh darah dengan memasukkan kateter ke
dalam vena dan mengumpulkan dalam kantong plastik (dicampur dengan antikoagulan)
melalui gravitasi. Darah yang dikumpulkan ini kemudian dipisahkan menjadi komponen-
komponen untuk membuat penggunaan terbaik dari itu. Selain dari sel darah merah, plasma,
dan trombosit, produk darah yang dihasilkan komponen juga termasuk protein albumin,
faktor pembekuan konsentrat, kriopresipitat, berkonsentrasi fibrinogen, dan imunoglobulin
(antibodi). Sel darah merah, plasma dan trombosit juga dapat disumbangkan individu melalui
proses yang lebih kompleks yang disebut apheresis.
Di negara maju, sumbangan biasanya anonim kepada penerima, namun produk dalam bank
darah selalu individual dapat dilacak melalui siklus seluruh donasi, pengujian, pemisahan
menjadi komponen-komponen, penyimpanan, dan administrasi kepada penerima. Hal ini
memungkinkan pengelolaan dan penyelidikan atas penularan penyakit transfusi diduga terkait
atau reaksi transfusi. Di negara berkembang donor kadang-kadang khusus direkrut oleh atau
untuk penerima, biasanya anggota keluarga, dan pemberian segera sebelum transfusi.

4. Risiko kepada penerima

Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus seimbang terhadap
manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling umum untuk transfusi darah
adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'', yang terdiri dari demam yang menyelesaikan
sendiri dan tidak menyebabkan masalah abadi atau efek samping.
Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit punggung, dispnea, sianosis, nyeri
dada, takikardi dan hipotensi. Produk darah jarang dapat terkontaminasi dengan bakteri,
risiko infeksi bakteri parah dan sepsis diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000
transfusi trombosit, dan 1 dalam 500.000 transfusi sel darah merah.

B. Transfusi Darah Menurut Agama Islam

a. Hakekat darah

• Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)


• Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan

b. Ayat-ayat di Al-Qur’an mengenai darah

‫إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به لغير هللا فمن اضطر غير باغ وال عاد فال إثم عليه إن هللا غفور‬
‫رحيم‬

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang disembelih dengan menyebut selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas
maka tidak ada dosa baginya…….” (Al baqarah : 173)

‫ور َّر ِحي ٌم‬ َّ ‫ص ٍة َغي َْر ُمت َ َجانِفٍ ِإ ِِلثْ ٍم ۙ فَإ ِ َّن‬
ٌ ُ‫َّللاَ َغف‬ ُ ‫ض‬
َ ‫ط َّر فِي َم ْخ َم‬ ْ ‫فَ َم ِن ا‬

“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah…….”(Al Maidah : 3)

Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah berfirman:

ُ ‫ض‬
‫ط ِر ْرت ُ ْم إِلَ ْي ِه‬ ْ ‫ص َل لَ ُكم َّما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم إِ َّال َما ا‬
َّ َ‫َوقَدْ ف‬

“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (Al-An’am : 119)
C. Hukum Donor Darah
1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah yakni memanfaatkan anggota badan
adalah haram baik dengan cara jual beli ataupun dengan cara lainnya.

Memanfaatkan anggota badan manusia tidak diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :

1. Najis
2. Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (Al-Fatwa Al-Hidayah)

“Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun memanfaatkannya. Karena


manusia itu terhormat bukan hina” (Al Murghinani)

Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan karena najis atau suci, tetapi
karena menghormatinya. Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani) Menjual air susu
wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan bermanfaat sehingga Allah memperbolehkkan
untuk meminumnya walaupun tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki, Hambali dan
Syafi’I).Menjual air susu (HARAM). Karena susu adalah bagian dari anggota badan (Mazhab
Hanafi) Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan terhadap anggota badan
manusia (manusia merupakan mahluk terhormat dalam pandangan Islam) Pada saat itu belum
terpikirkan perkembangan Ilmu kedokteran yang sepesat sekarang.

Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta

Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya dengan menggunakan sesuatu yang


diperbolehkan menurut syari’at. Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya
tahan dan mengobati orang sakit kecuali dengan darah orang lain, dan ini menjadi satu-
satunya usaha menyelamatkan orang sakit atau lemah, sementara para ahli memiliki dugaan
kuat bahwa ini akan memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini
diperbolehkan untuk mengobati dengan darah orang lain.

2. Menurut ulama sekarang

a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor dan resipien
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara donor dan resipien, adalah bahwa
transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor
dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan
oleh Islam sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan
nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung, dsb.
Karena adanya hubungan perkawinan misalnya hubungan antara seorang dengan mertuanya
atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena adanya
hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah
menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan dan sebagainya.

Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanita-wanita yang tersebut pada An-
Nisa:23 di atas adalah halal dinikahi. Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka jelaslah
bahwa transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara pendonor dengan
resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor dengan resipien itu diizinkan oleh hukum
Islam.

b. Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari non-muslim

Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda najis. Buktinya
mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali
masjid di tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak mungkin Abu
Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah,
maka kita akan masuk ke dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia) hukumnya suci, termasuk su'ur orang
kafir. Maka hukum darah orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari tubuh, saat itu darah itu
memang najis. Dan kantung darah tentu tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung
darah itu najis.

Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka darah itu sudah
tidak najis lagi. Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim
juga tidak najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika seorang muslim
menerima transfusi darah dari donor yang tidak beragama Islam.
c. Donor darah pada bulan ramadhan

Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang untuk menyedekahkan darahnya
yang sangat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan
Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka dalam keadaan
seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah darurat
tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti
puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.

3. Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam

Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :

a. Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)


b. Memberikan manfaat (mencegah kerusakan/kematian) pada akseptor
c. Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan bila menyebabkan kematian pada diri donor
(darah diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat kepada resipien.
d. Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti (mencegah kerusakan/kematian
resipien)
e. Bahaya yang timbul akibat donor atau transfusi dapat di perkirakan
f. Perbedaan kerugian yang terjadi dan manfaat yang diperoleh jelas (manfaat lebih besar dari
kerugian)
g. Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan termasuk mendonorkan anggota
badan yang dapat pulih kembali
h. Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti, bahkan mendapat
manfaat.
i. Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”
j. Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan dicegah dengan adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

 Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC


 Al-Hafidz,Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH
Website

 http://nezfine.wordpress.com/2011/02/03/transfusi-darah-menurut-pandangan-islam/
 http://www.news-medical.net/health/What-is-a-Blood-Transfusion-
%28Indonesian%29.aspx
 http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/588.pdf

You might also like