You are on page 1of 7

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmatnya sehingga laporan ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Asisten
Dosen mata kuliah Petrologi atas segala bantuannya dengan memberikan ilmu yang bermanfaat.

Harapannya semoga laporan ini dapat tersusun dengan baik sehingga dapat dipahami serta
diberikan penilaian yang sesuai dengan keadaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi orang yang membaca laporan ini.

Bogor, 18 Desember 2017

Alif Fiqrakzukhruf

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................................................... 2
Bab I ........................................................................................................................................... 3
Pendahuluan ........................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.2. Maksud Tujuan ........................................................................................................ 3
1.3. Metoda ..................................................................................................................... 3
Bab II ......................................................................................................................................... 3
Isi ............................................................................................................................................ 3
2.1. Sample 1 ...................................................................................................................... 3
2.1.1. Genesa ...................................................................................................................... 4
2.1.2. Kegunaan .................................................................................................................. 5
2.2. Sample 2 ...................................................................................................................... 5
2.2.1. Genesa ...................................................................................................................... 6
2.2.2. Kegunaan .................................................................................................................. 6
Kesimpulan ................................................................................................................................ 7
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 7

2
Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran atau kegiatan praktikum sangat diperlukan bagi setiap


manusia yang sedang mencari ilmu. Karena dengan melakukan kegiatan ini maka sedikit
banyaknya akan menambah wawasan dan pengetahuan yang belum diketahui.

Diadakannya kegiatan Praktikum ini karena kewajiban dari mata kuliah Petrologi
untuk mengisi nilai sebuah praktikum dan juga untuk menambah sebuah ilmu yang tidak bisa
didapat secara teori. Petrologi adalah ilmu khusus yang mempelajari tentang batuan. Batuan
Metamorf adalah batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe
batuan yang telah ada sebelumnya.

1.2. Maksud Tujuan

Dengan bertujuan dilaksanakannya Praktikum ini, agar dapat mengetahui tentang


Batuan Metamorf dan proses terjadinya. Serta bertujuan untuk kewajiban mengadakan
praktikum pada mata kuliah Petrologi.

1.3. Metoda

Pada saat melakukan praktikum dengan menggunakan Metoda Megaskopis yaitu


metoda dengan langsung dan menggunakan alat bantu seperti Loupe pembesaran 20x untuk
melihat material-material yang terdapat pada sample batuan tersebut. Dengan alat bantu
seperti Komperator untuk melihat contoh serta penamaan pada batuan ini.

Bab II

Isi

2.1. Sample 1
Pada hari senin tanggal 4 Desember 2017 telah dilakukan pengamatan di ruang
laboratorium geologi. Pada batuan yang diamati memiliki warna hijau gelap dengan
jenisnya adalah Batuan metamorf dinamotermal (foliasi) dan berstekstur lepidoblastik ,
nematoblastik (heteroblastik) dengan strukturnya adalah slaty clevage serta mempunyai
komposisi mineral biotit 20%, olivine 20%.

3
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuannya adalah
sabak.
 Pengertian Batu sabak

adalah batuan metamorf homogen berbutir halus yang berfoliasi dan


berasal dari batuan asal berupa batuan sedimen bertipe menyerpih yang terdiri
dari lempung atau abu vulkanik yang mengalami metamorfisme regional
berderajat rendah. Ini adalah batuan metamorf foliasi berbutir paling
halus.[1] Foliasi mungkin berhubungan dengan perlapisan sedimen asal, namun
berbentuk bidang - bidang yang tegak lurus dengan arah kompresi
metamorfik.[1]
Foliasi yang sangat kuat disebut juga "Belahan sabak".[1] Foliasi ini
disebabkanoleh kompresi yang kuat yang menyebabkan lempung berbutir
halus menyerpih dan tumbuh kembali dalam bentuk bidang - bidang yang
tegak lurus dengan kompresi.[1] Ketika para ahli memotong tepat sejajar
dengan foliasi menggunakan alat - alat khusus, banyak batusabak akan
membentuk lapisan - lapisan datar batuan yang telah sejak lama digunakan
sebagai bahan atap, ubin lantai, dan tujuan lain.[1] Batusabak biasanya
berwarna abu - abu, terutama yang biasa terlihat sebagai penutup atap.
Meskipun begitu, batusabak dapat terbentuk dalam warna yang bermacam -
macam bahkan dapat berwarna khas pada satu tempat saja.

Sketsa Batuan

2.1.1. Genesa
Lingkungan tektonik yang menghasilkan batu sabak biasanya merupakan bekas
cekungan sedimen yang terlibat dalam aktivitas lempeng konvergen. Serpih maupun batu
lumpur di dalam cekungan akan tertekan oleh gaya horizontal sehingga mengalami
sedikit kenaikan panas (proses metamorfisme). Kekuatan tekanan mapun panas inilah
kemudian merubah mineral-mineral lempung pada serpih dan batu lumpur tersebut.
Selanjutnya akibat tekanan terus menerus, tekstur foliasi akan berkembang membentuk

4
sudut siku-siku sehingga menghasilkan foliasi vertikal, biasanya memotong lapisan
serpih ataupun batu lumpur.

Sketsa Genesa

2.1.2. Kegunaan
Sebagian besar batu sabak yang ditambang di seluruh dunia digunakan untuk
memproduksi atap. Dalam hal ini, batu sabak berkualitas baik dapat dipotong tipis-tipis,
mempunyai kelembaban minimal, serta tahan terhadap cuaca dingin. Kerugiannya adalah
biaya pemasangan atap dari bahan ini lebih mahal dibandingkan dengan bahan atap lainnya.
Biaya yang mahal ini membuatnya terbatas hanya digunakan pada proyek-proyek konstruksi
mewah karena nilai prestisenya tersebut.

Batu ini juga dapat dimanfaatkan sebagai interior lantai, paving, maupun agregat
dekoratif. Pada jaman dulu, batuan ini sering digunakan sebagai papan tulis, meja biliar, batu
asah, maupun bidang bagian atas meja. Batuan ini juga merupakan isolator listrik yang bagus,
sehingga sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan panel listrik dan kotak saklar.

2.2. Sample 2
Pada hari senin tanggal 4 Desember 2017 telah dilakukan pengamatan di ruang
laboratorium geologi. Pada batuan yang diamati memiliki warna putih kekuningan dengan
jenisnya adalah non-foliasi dan berstekstur lepidoblastik (homeoblastik) dengan strukturnya
adalah non-foliasi marble serta mempunyai komposisi mineral kuarsa 55%, dan kalsit 10%.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuannya adalah
marmer.
 Pengertian Batu Marmer
Salah satu jenis batuan yang ada di Bumi adalah batu marmer. Batuan
marmer ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf atau malihan, dimana
proses terbentuknya batu marmer ini karena diakibatkan oleh proses
metamorfosis batu kapur atau batu gamping.

5
Sketsa Batuan

2.2.1. Genesa
Marmer merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batuan
asalnya yaitu batugamping. Proses terjadinya marmer sangat dipengaruhi oleh temperatur
maupun tekanan sehingga menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali (rekristalisasi)
pada batuan tersebut sehingga membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Akibat rekristalisasi akan menghilangkan struktur asal batuan, tetapi juga akan
membentuk sebuah tekstur baru serta keteraturan butir. Pembentukan batuan marmer di
Indonesia terjadi sekitar 30-60 juta tahun lalu atau berumur Kwarter hingga Tersier.

Sketsa Genesa

2.2.2. Kegunaan
kegunaan marmer biasanya untuk meja, tegel, hiasan dinding, perlengkapan
rumah tangga sepeti guci, lampu hias dan lain sebagainya.

6
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengamatan adalah dapat diketahui bahwa
adanya Batuan Metamorf karena akibat metamorfisme atau hasil transformasi atau ubahan
dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya. Dapat mengetahui kegunaan batuan
metamorf dan dapat mengetahui cara penamaan batuan berdasarkan lembar deskripsi.

Daftar Pustaka

batuan metamorf. (t.thn.). Dipetik 12 10, 2017, dari http://petrolab-upn.tripod.com/Slate.htm

geologinesia. (t.thn.). Dipetik 12 10, 2017, dari http://www.geologinesia.com/2016/01/jenis-dan-


proses-terbentuknya-batu-marmer.html

Noor, D. (2014). Pengantar Geologi. Yogyakarta: deepublish.

https://id.wikipedia.org/wiki/Batusabak

https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-marmer

You might also like