Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga
pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta
aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya,
sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan
partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita
mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita
melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare
kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita.
Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk
yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk
posyandu baru (Depkes RI, 2006). Secara kuantitas, perkembangan jumlah
posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4
posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu
tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699
posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu
(Depkes RI, 2009).
Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain
kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI,
2006). Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu
merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu
meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi
posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan keterampilan
teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem posyandu dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan
rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana
1
dan prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan
kemitraan dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan
memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga
profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).
Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan
revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan
yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang
(Assauri, 2003).
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi
pelayanan posyandu yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB,
pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan
gizi serta adanya penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.
B. Tujuan
Mengamati pelaksanaan kegiatan posyandu di Posyandu Melati, Desa
Purworejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Posyandu
Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi (Kemenkes RI, 2011b).
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Runjati, 2011).
Posyandu adalah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya
masyarakat yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Pengembangan posyandu merupakan strategi tepat
untuk melakukan pembinaan kelangsungan hidup dan perkembangan anak
(Depkes RI, 2006).
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu
secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyangu
Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4). Posyandu Mandiri
(Depkes RI, 2006).
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan
rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
3
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu <
50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program
tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50%
KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan
termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
B. Tujuan Posyandu
Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan
arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 Bidang Kesehatan. Kondisi
pembangunan kesehatan diharapkan telah mampudmewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator
pembangunan Sumber Daya Manusia dengan tetap lebih mengutamakan pada
4
upaya preventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam
bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu. Maka tujuan posyandu
disusun sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi
(AKB) dan angka kematian anak balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011b).
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelengaraan upaya pelayanan
kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelengaraan posyandu
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan kemampuan pelayanan kesehatan
dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA
(Kemenkes RI, 2011b).
C. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA
b. Memperoleh layanan secara professional terutama pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan
pelayanan dasar sosial setor lain terkait (Kemenkes RI, 2011).
5
1) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga : Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
2) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
5) Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif )
10) Ibu hamil mau meriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan
ditolong oleh tenaga kesehatan
11) Ibu hamil dan wanita usia subur (WUS) mendapat imunisasi tetanus toxoid
(TT) setelah melalui penapisan TT
13) Ibu hamil minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
14) Ibu hamil, ibu nifas dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak
saat sebelum hamil
6
15) Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
7
memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif (Kemenkes RI,
2011a).
3. Bagi Puskesmas
o Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan
o perseorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat
primer.
o Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat.
o Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
8
E. Persyaratan Pendirian Posyandu
Menurut Runjati (2011) untuk mendirikan Posyandu mempunyai persyaratan
antara lain yaitu :
1. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita.
2. Terdiri dari 120 kepala keluarga.
3. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa).
4. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau
kelompok tidak terlalu jauh.
F. Lokasi/Letak Posyandu
Menurut Runjati (2011) mempunyai kriteria sebagai berikut yaitu :
1. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat.
9
seperti sarana ibadah dapat dijadikan sarana untuk menyebarluaskan
informasi hari buka posyandu
2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
3. Mempersiapkan sarana posyandu
- Kebutuhan sarana berupa KMS/Buku KIA, alat timbang (dacin dan
sarung). Pita LILA, obat gizi (kapsul vitamin A, tablet tambah darah,
oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan dan pelaporan lainnya.
4. Melakukan pembagian tugas antar kader
- Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan langkah kegiatan yang
dilakukan seperti pendaftaran, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan
yang dapat dilakukan oleh kader.
5. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
- Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan lainnya terkait dengan
sasaran, tindak lanjut, dari kegiatan posyandu dan rencana kegiatan
berikutnya.
6. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
b) Pelaksanaan Posyandu
1. Pendaftraran
- Pendaftaran balita
- Pendafataran ibu hamil
- Pendaftaran PUS
2. Penimbangan
- Mempersiapkan dacin
- Menimbang balita
- Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
3. Pencatatan
- Balita,
Pada penimbangan pertama, mengisi kolom identitas yang tersedia
pada KMS/buku KIA, mencantumkan bulan lahir dan bulan
penimbangan anak, hasil penimbangan di catat dan buat garis
10
pertumbuhanan anak, catat kejadian yang dialami anak daalam KMS
dan menyalin semua data dalam SIP
- Ibu hamil
hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat
dalam buku KIA dan register ibu hamil (SIP)
- PUS/WUS
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register PUS/WUS
4. Penyuluhan
- Penyuluhan Balita
Penyuluhan pada balita didasarkan pada umur, hasil penimbangan dan
kondisi anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-
turut atau BGM segera dirujuk ke petugas kesehatan
- Penyuluhan pada ibu hamil
- Penyuluhan pada ibu Nifas
- Penyuluhan pada PUS
5. Pelayanan kesehatan dan KB
11
BAB III
METODELOGI
B. Gambaran
Wilayah posyandu melati berada didusun II desa purworejo kecamatan
negeri katon kabupaten pesawaran, jadwal posyandu ini biasanya di hari senin
meinggu ke 2. Posyandu ini terdiri dari lima kader yang dipimpin oleh bidan
lutfi dan etno. Fasilitas di posyandu ini belum memadai karena hanya terdapat
timbangan injak, dacin dan meteran.
Pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan di posyandu ini adalah:
- Penimbangan secara rutin
- Imunisasi
- Pemeriksaan ibu hamil
- Pemberian PMT
- Penyuluhan campak
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. INPUT
Nama Posyandu : Posyandu Melati
Pengurus/Kader :
1. Bidan : Lutfi , Amd Keb dan Etno , Amd Keb
2. Ketua Posyandu : Sutarmi
3. Kader Pendaftaran : Susi Lustari
4. Kader Penimbangan : Asmaini
5. Kader Pengisian KMS : Puji Astuti
6. Kader Pelayan( Imunisasi, KB, Vit.A, Fe dll) : Yuni
Peserta :
1. Bayi : 10 orang
2. Batita : 20 orang
3. Bumil : 3 orang
Tabel 1
Data Bayi dan Balita di Posyandu Melati
13
8 Dafa 4 bln Toni/Yeni 5.5 T
9 Eshi 20 bln Suryono/Ety 10.2 N
10 Fiqhi 30 bln Paidi/yuni 15 N
11 M. ibnu 20 bln Juwono/Okiyana 11 -
12 Habibi 16 bln Rohman/Lia 10 -
13 Ana 24 bln Abdul/Rustina 11.5 T
14 Leni 13 bln Wanto/Lilis 7.5 N
15 Icha 12 bln Slamet/Yusinta 8.5 N
16 Ayu septia 26 bln Rosidi/Ema 18 -
17 Dinda 8 bln Sarijo/Jumiati 8.3 N
18 Irfan 4 bln Rudi/Hesti 6 N
19 Tika 6 bln Iskandar/Isnawati 7.3 N
20 Rani S 8 bln Parijo/Susi 7.5 -
21 Yoga 9 bln Anwar/minarsih 7.9 N
22 Okti 12 bln Marsono/Reni 18.2 T
23 Rafiansa 18 bln Mulyadi/dhea 10 T
24 Ayu Tri 24 bln Iwan/Ana 13 N
25 Panji 15 bln Arif/yanti 10.3 N
26 Natasya 38 bln Hartono/Mulyani 12 T
27 Hadid 23 bln Waluyo/Darwati 12.5 N
28 Syamsul 6 bln Sutiyo/Ratnawati 6.8 N
29 Diana 25 bln Paidi/Nuraini 10.5 T
30 Nur 20 bln Madio/Yuimah 11 N
Keterangan :
T : Tidak Naik
N : Naik
- : Tetap
Tabel 2
Data Ibu Hamil di Posyandu Melati
No Nama Ibu Hamil Umur Kandungan
1 Winda 6 bln
2 Yuyun 4 bln
3 Winarsih 7 bln
Alat :
- Dacin
- Timbangan
- Meteran
14
B. PROSES
1. Pendaftaran
Kegiatan posyandu Melati pada hari senin 08 Desember 2014, dimulai
pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Pertama datang ke
posyandu yang dilakukan adalah melakukan pendaftaran. Pendaftaran
dilakukan oleh kader yang bernama Susi Lustari . Dari hasil pengamatan
yang dilakukan jumlah bayi/balita yang datang adalah 30 orang dan bumil
3 orang. Setelah registerasi peserta diberikan PMT berupa biscuit susu
yang berasal dari pemerintah.
PMT adalah makanan yang disiapkan pemerintah dalam bentuk biscuit
susu yang diberikan kepada peserta posyandu yang sering dilakukan setiap
1 bulan sekali. Tujuan pemberian PMT ini untuk mendapatkan asupan zat
gizi yang adekkuat.
15
o Untuk mengetahui balita yang sakit, berat badan 2 bulan berturut-turut
tidak naik, balita yang berat sehingga dapat segera dirujuk ke
puskesmas.
3. Pengisian KMS
Setelah melakukan penimbangan, hasil penmbangan yang di dapat
selanjutnya akan diplotkan di KMS masing-masing peserta oleh kader
yang bernama Puji Astuti. Dari hasil penimbangan didapatkan hasil 19
peserta BB naik, 7 peserta BB turun dan 4 peserta BB tetap.
4. Pelayanan
Selanjutnya setelah dilakukan penimbangan, peseta ada yang
mendapatkan Imunisasi Campak pada bayi dan balita serta pemeriksaan
ibu hamil 3 orang. Biaya imunisasi dikenakan biaya Rp.5000/peserta.
Imunisasi campak ini bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan
sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih,
Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat
diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin
disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).
Bila campak tak diobati akan berbahaya karena dampaknya yang bisa
bermacam-macam. Anak pun akan rewel, sulit minum, tak bisa tidur, bisa
kejang, kekurangan cairan, sesak nafas dan sebagainya.
Sedangkan Komplikasi Campak meliputi:
- Infeksi telinga bagian tengah
- Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Encephalitis (radang otak)
5. Penyuluhan
Setelah dilakukan pelayanan kesehatan selanjutnya yang dilakukan
pada kegiatan posyandu Melati adalah penyuluhan tentang “Manfaat
Imunisasi Campak” oleh petugas puskesmas. Penyuluhan ini bertujuan
16
untuk memberikan informasi kepada ibu balita dan bumil tentang
pentingnya Imunisasi campak.
C. OUTPUT
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pengamatan kegiatan posyandu Melati ini
adalah kegiatan posyandu berjalan dengan lancar dan terstruktur Namun
fasilitas pelayanan kesehatan belum memadai.
B. Saran
Sebaiknya pemda menyediakan fasilitas yang belum ada di posyandu demi
kelancaran dalam pemantauan pertumbuhan bayi dan balita.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2011a. Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
.(http://depkes.go.id.) Diakses 07 Desember 2014.
19
Lampiran
Gb. 3 Peserta
20