Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Meningitis adalah penyakit infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan
adalah demam, leher kaku, sakit kepala, dan perubahan di status mental (van de
Beek, 2004). Sistem saraf pusat manusia dilindungi dari benda-benda asing oleh
Blood Brain Barrier dan oleh tengkorak, sehingga apabila terjadi gangguan pada
pelindung tersebut, sistem saraf pusat dapat diserang oleh benda-benda patogen
(van de Beek, 2010). Angka kejadian meningitis mencapai 1-3 orang per 100.000
(51%) dan Neisseria meningitis (37%) (van de Beek, 2004). Vaksinasi berhasil
2009). Faktor resiko meningitis antara lain: pasien yang mengalami defek dural,
Patogen penyebab meningitis berbeda pada setiap grup umur. Pada neonatus,
streptococcus, Listeria monocytogenes, dan Escherichia coli. Pada bayi dan anak-
influenza (bila lebih muda dari 4 tahun dan belum divaksinasi), meningococcus
1
orang remaja dan dewasa muda, patogen penyebab meningitis yang paling sering
antara lain sel-sel malignan (leukemia, limpoma), akibat zat-zat kimia (obat
Di Afrika, antara tahun 1988 dan 1997, dilaporkan terdapat 704.000 kasus
dengan jumlah kematian 100.000 orang. Di antara tahun 1998 dan 2002
ini dapat saja lebih besar di kenyataan karena kurang bagusnya sistem pelaporan
kesehatan dan tidak tercatat sebagai pasien meninggal di catatan resmi (Centers
B. Epidemiologi
oleh bakteri terjadi di Niamey – Nigeria pada tahun 1991 – 1996 dengan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras pembungkus otak yang
berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Durameter pada tempat tertentu
dura mater dengan pia mater membentuk sebuah kantong atau balon berisi
arachnoidea melekat erat pada permukaan dalam dura dan hanya terpisah
3
3. Pia mater (lapisan sebelah dalam) merupakan selaput tipis yang terdapat
pada permukaan jaringan otak. Ruangan diantara arakhnoid dan pia mater
disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang, ruangan ini berisi sel radang.
4
B. Definisi Meningitis
derajat yang lebih ringanmengenai jaringan otak dan medula spinalis yang
superfisial.3
yang terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis
purulenta. Meningitis serosa ditandai dengan jumlah sel dan protein yang
purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifat akut dan
5
C. Klasifikasi Meningitis menurut etiologi
1. Meningitis Bakterial
bakteri.4
tersebut.3
1. S. Pneumonie
2. N. Meningitis
4. L. Monocytogenes
5. H. Influenza
6. Staphylococcus aureus
6
sama dalam menyebabkan meningitis. H. Influenza dan N.
2. Meningitis Tuberkulosa
7
meningoensefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada
dasar otak, terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan
3. Meningitis viral
dari jenis sel yang terkena. Pada herpes simpleks, virus ini akan
hal ini akan berlanjut terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi
antara lain :
8
meningitis jamur semakin meningkat. Problem yang dihadapi oleh
antara lain:
1. Cryptococcus neoformans
2. Coccidioides immitris
D. Patofisiologi
di organ atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara
atau jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis
kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan frakturterbuka atau
9
meningeal yang kecil dan sedang mengalamihiperemi; dalam waktu yang
hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua
sel sel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, bagian luar
dalam terdapat makrofag. Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada
E. Gejala klinis
10
Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti panas
karena virus ditandai dengan cairan serebrospinal yang jernih serta rasa
yaitu tampak lesi vasikuler pada palatum, uvula, tonsil, dan lidah dan pada
11
dan dewasabiasanya dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian
atas, penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala
atau stadium prodormal selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan
terdapat panas yang hilang timbul, nyeri kepala, konstipasi, kurang nafsu
kepala yang hebat dan kadang disertai kejang terutama pada bayi dan
12
F. Pemeriksaan rangsangan meningitis
berupa fleksi danrotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila
disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan
kepala.
(+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135°(kaki tidak
13
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan
tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien
Tungkai)
14
G. Pemeriksaan penunjang
b. Pemeriksaan darah
dan kultur.
c. Pemeriksaan Radiologis
15
Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala,
H. Penatalaksanaan
Antimikroba
16
Kortikosteroid 5,8
Pengertian terbaru dalam patogenesis meningitis telah menyebabkan
pengujian beberapa terapi. Terutama di antara tindakan ini adalah
penggunaan steroid. Namun pada eksperimen meningitis menggunakan
model binatang penggunaan steroid dikaitkan dengan penurunan penetrasi
antibiotik ke LCS dan aktivitas bakterisid dari beberapa antibiotik seperti
vancomisin. Tetapi data klinis menunjukkan bahwa penggunaan steroid
memberikan manfaat dalam kasus tertentu karena dapat mengurangi tingkat
peradangan. Karena itu kortikosteroid digunakan sebagai pengobatan
tambahan pada meningitis.
17
Antikonvulsan7
Anti kejang tidak diberikan secara rutin pada pasien meningoensefalitis,
tetapi diberikan bila terjadi kejang.
I. Prognosis
J. Pencegahan meningitis
a. Pencegahan Primer
meningitis pada bayi agar dapat membentuk kekebalan tubuh. Vaksin yang
18
vaccine (PPV), Meningococcal conjugate vaccine(MCV4), dan MMR
b. Pencegahan Sekunder
awal, saat masih tanpa gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal
dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Deteksi dini juga
keluarga penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk
19
BAB III
KESIMPULAN
dan medula spinalis) dan disebakan oleh organisme bakteri atau jamur.
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis serosa dan
meningitis purulenta.
3. Keluhan utama pada penderita meningitis yang sering adalah panas badan
kesadaran.
iv. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.htm
: http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi23.pdf
http://content.nejm.org/cgi/reprint/336/10/708.pdf
URL : http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=503
6. Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner, Dana. 2006.
http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf
21