You are on page 1of 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial
dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap
langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga).
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu: status
kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Pengkajian
keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang berisikan status
kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya
terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah proses keperawatan khususnya tehnik pengumpulan data dengan
wawancara dan etika dalam melakukan wawancara ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui proses keperawatan khususnya untuk pengumpulan data dengan
tekhnik wawancara.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui teknik wawancara sesuai kasus pemicu
2) Mengetahui etika dalam melakukan wawancara sesuai kasus pemicu

BAB 2
PEMBAHASAN
1
2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang
untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).

2.2 Tujuan Pengumpulan Data


1) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3) Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah beriutnya.

2.3 Karakteristik Data


1) Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang
terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
Misalnya: klien tidak mau makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau
makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis,
atau sebab-sebab yang lain)
2) Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata
untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur
melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya
meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi
klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan :
2
klien tidak mau makan karena depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk
menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada
saat pengkajian.
3) Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang
harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.

2.4 Informasi Yang Diperlukan


1) Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial & spiritual
2) Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
3) Masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien
4) Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan
dilakuan terhadap klien

2.5 Sumber Data


1) Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya.
2) Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien
(keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan
klien
3) Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit
dan perawatan klien di masa lalu.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah:
1) Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)
2) Orang terdekat
3) Catatan klien
4) Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
5) Konsultasi
3
6) Hasil pemeriksaan diagnostik
7) Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
8) Perawat lain
9) Kepustakaan

2.6 Jenis Data


1) Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda vital,
tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell,
hearing, touch dan taste.
2) Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien,
misalnya rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.

2.7 Cara Pengumpulan Data


Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan utama, riwayat
kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan
dan keadaan khusus lainnya. Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang
klien antara lain : wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik
(pshysical assessment) dan studi dokumentasi.

2.8 WAWANCARA
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara
berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan
klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi

4
dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu
perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi
keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill
komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh
riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha
untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif, diam,
sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting
dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.
Tahapan wawancara / komunikasi :
1) Persiapan.
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan
dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk
kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya
dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau
memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk
dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa
guna memperlancar wawancara.
2) Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan
faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi
kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana
menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

3) Isi / tahap kerja


5
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Fokus wawancara adalah klien
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
c. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
f. Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
g. Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
4) Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui
kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga
diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan
dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya /
pendapatnya secara bebas
3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6. Tidak bersifat menggurui
7. Memperhatikan pesan yang disampaikan
8. Mengurangi hambatan-hambatan
9. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10. Menghindari adanya interupsi
11. Mendengarkan penuh dengan perasaan
12. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

Macam wawancara :
6
1. Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
2. Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Hambatan wawancara :
1. Internal :
a. Pandangan atau pendapat yang berbeda
b. Penampilan klien berbeda
c. Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
d. Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal
e. Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
f. Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
g. Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
h. Perawat merasa terburu-buru
i. Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
2. External ;
a. Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
b. Kurangnya privacy
c. Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
d. Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
Etika dalam melakukan wawancara:
1. Menggunakan pakaian yang rapi dan bersih
2. Bersikap tegas, sopan dan tidak tegang
3. Duduklah setelah di persilahkan duduk
4. Mempertahankan kontak mata
5. Menggunakan komunikasi nonverbal untuk meningkatkan partisipasi dari pasien
contoh: tersenyum, sentuhan tangan, menganggukkan kepala
6. Tidak tergesa-gesa
7. Berhenti sebentar

2.9 Pengertian Proses Keperawatan


Proses Keperawatan adalah suatu system yang cermat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
kesehatan dan keperawatan seseorang (Brunner&Suddart, 2013)

7
2.10 Tujuan
Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain
a. Membantu individu untuk mandiri
b. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
c. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatannya
d. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

2.11 Fungsi Proses Keperawatan


Proses Keperawatan berfungsi sebagai berikut.
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan .
b. Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
c. Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal
sesuai dengan kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.

2.12 Tahap-tahap Proses Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu
pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah kesehatan serta
keperawatan.
 Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada
pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek
8
fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di analisis.
Jenis data antara lain
1. Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu
tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
2. Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain
misalnya,kepala pusing,nyeri,dan mual.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi
a) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b) Pola koping sebelumnya dan sekarang
c) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e) Resiko untuk masalah potensial
f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
1) Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi
dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga
yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun
diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah
ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup
kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi,
sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah
komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga
dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu
: Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
9
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
a) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
b) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak di lakukan intervensi.
c) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e) Syndrom diagnose yang terdiri dar kelompok diagnose keperawatan
actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena
suatu kejadian atau situasi tertentu.
3. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi
tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari
satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi
dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
10
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)
4. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan
yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan


sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut
1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah
disusun.
11
2) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan
sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam
hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah
terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang
tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
6. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang
(potter 2005).

12
BAB 3

PEMBAHASAN KASUS

PEMICU KASUS

Tn Ahmad 44 tahun, keluhan utama merasa perih dilambungnya, riwayat kesehatan pasien:
+ 3 th sebelum MRS, pasien ada keluhan sesak saat aktivitas berat, tidur malam sering
terbangun karena sesak, kemudian pasien berobat ke RS.Bakti Husada dikatakan sakit
jantung, diberi obat Aspilet dan lasix, keluhan berkurang pasien lalu rawat jalan. +1 bulan
sebelum MRS sesak memberat bila dibuat aktivitas ringan, seperti mandi, atau jalan.
Kedua kaki dan wajahnya bengkak, lalu dirawat di RS.Annisa diberi obat Spironolacton
dan lasix selanjutnya dirujuk ke RSCM. 5 hari sebelum MRS sesak memberat pasien
berobat ke poli cardio dilakukan echo. Dikatakan ada Thrombus di LA dan harus di
Heparinisasi pasien dikirim ke IGD. Tekanan darah: 90 /60 mmHg, Suhu : 36 0C,
Nafas:28 x/menit, Nadi: 90 x/menit, Tinggi Badan : 160 cm, Berat Badan :50 kg. Hasil
EKG menunjukkan ada LVH ( left ventrikel Hipertropi )dan RVH Kesimpulan hasil TEE :
MS severe dengan Trombus di LAA

Penyelesaian Kasus

1) CARA PENGUMPULAN DATA DENGAN TEKNIK WAWANCARA:


TAHAPAN WAWANCARA:
1. Persiapan
1) Membaca Status pasien dengan Hasil:
Pasien pernah di rawat di RS. BAKTI HUSADA: 3 tahun yg lalu, pasien ada
keluhan sesak saat aktivitas berat, Tidur malam sering terbangun karena sesak,
dengan Diagnosa: sakit jantung dan mendapatkan terapi : Aspilet dan lasix,
rawat jalan.
Selanjutnya pasien di rawat di RS. ANNISA: 1 bulan yg lalu sesak memberat
jika dibuat aktivitas ringan, Kedua kaki dan wajah bengkak dan mendapatkan
Terapi: Spironolacton dan lasix. Saat ini di rawat Di RSCM dengan keluhan
utama merasa perih di lambungnya, TTV: TD: 90/60 mmHg, suhu: 36, RR:
28x/menit, Nadi: 90x/menit., TB: 160 CM, BB: 50kg. Hasil Echo: Trombus di
Left Atrial dan harus HEPARINISASI, Hasil EKG: LVH (Left Ventricular

13
Hypertrophy) dan RVH (Right Ventricular Hypertrophy), Hasil TEE ( Trans
Esophageal Echocardiogram): Mitral Stenosis severe dengan trombus di LAA
(Left Atrial Appendage).
2) Menyiapkan pertanyaan tertutup karena kondisi pasien sesak dan ada gangguan
pada jantung untuk meminimalkan energi yang dikeluarkan oleh pasien dalam
menjawab pertanyaan dari perawat.
2. Perkenalan
1) Memperkenalkan diri
“Assalamualaikum, selamat pagi benar ini dengan Bapak Ahmad?”
“Perkenalkan saya: FARIDA dan ini teman saya: NINUK, kami yang akan
merawat bapak dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.00 WIB”
2) Menetapkan tujuan wawancara
Tujuan kami adalah untuk mengetahui kondisi bapak hari ini serta
perkembangan kesehatan bapak saat ini. Apakah bapak berkenan untuk
menjawab beberapa pertanyaan dari kami terkait kondisi kesehatan bapak?
3) Kontrak waktu
Jika bapak berkenan, kira-kira berapa lama waktunya? 15 atau 30 menit?
4) Menjelaskan jenis pertanyaan
Kami akan memberikan beberapa pertanyaan, bapak hanya menjawab YA
(Menganggukkan Kepala) atau TIDAK (Menggelengkan Kepala).
Mohon kerjasamanya ya pak.
3. Isi/kerja
Fokus wawancara adalah klien/pasien.
Etika dalam Wawancara
1) Bersikap tenang, tidak tergesa-gesa dalam menanyakan kondisi pasien
2) Menggunakan bahasa yang mudah di mengerti.
3) Jarak antara pasien dan perawat tidak terlalu jauh.
4) Memberikan sentuhan dalam proses wawancara.
5) Lakukan komunikasi terapeutik.
6) Menjadi pendengar yang baik.

Daftar pertanyaan saat wawancara


1. Apakah kondisi bapak hari ini lebih baik?
2. Apakah tadi malam bapak tidur nyenyak?
3. Apakah sesak bapak berkurang?
4. Apakah bapak memiliki riwayat penyakit jantung?
5. Apakah ada keluarga bapak yang memiliki riwayat penyakit jantung ?
6. Apakah bapak merasa pusing?
7. Apakah bapak masih merasa nyeri di bagian ulu hati?
8. Apakah bapak menghabiskan porsi makan hari ini?
4. Penutup
14
Terima kasih bapak atas informasinya (dengan wajah tersenyum). Semoga bapak
cepat sembuh (sambil memegang tangan pasien/bahu pasien). Jika ada keluhan
silahkan bapak memberi tahu kami di Ruang Perawat atau bapak tinggal menekan
bel yang ada disebelah bapak.
Nanti untuk piket siang ada teman kami yang akan merawat bapak dari jam 14.00-
21.00 WIB, teman kami yang akan menanyakan kondisi bapak selanjutnya serta
memantau perkembangan kesehatan bapak.

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian
ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment). Salah satu tekhnik
pengambilan data yaitu dengan tekhnik wawancara.
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara
berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

15
Adapun tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara
perawat dengan klien.

4.2 Saran
Diharapkan semua perawat profesional dalam melakukan proses keperawatan
khususnya pengumpulan data dengan tekhnik wawancara dan etika wawancara yang
baik sehingga menghasilkan pengkajian yang akurat, lengkap dan komprehensif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali Z., (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.


Jumadi L.O., (1999), Pengantar keperawatan Profesional. EGC, Jakarta.
Bates B., (1997). Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan, (terjemahan). EGC,
Jakarta.
Brunner& Suddarth (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 3
(terjemahan). EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Doengoes M.E., Moorhouse M. F., Burley J. T., (1998). Penerapan Proses
Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, Edisi 2. (terjemahan)., EGC,
Jakarta.
Holloway B.W., (2003). Rujukan Cepat(Stat Facts) Keperawatan Klinik, EGC,
Jakarta.
Nursalam, (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik.
Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Priharjo R., Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta.
Steven . et. all., (1999). Ilmu Keperawatan. Jilid 1, ediasi 2. (Terjemahan). EGC,
Jakarta.

17

You might also like