Professional Documents
Culture Documents
HASIL PENELITIAN
berhubungan dengan plebitis di Ruang Rawat Bekapai RSPP Kebayoran Jakarta Selatan,
yang dilaksanakan selama kurun waktu 2 bulan, dimulai tanggal 27 Desember 2015 – 24
Februari 2016. Penelitian ini dilakukan di RSPP Kebayoran Jakarta Selatan di ruang
rawat Bekapai. Adapun sample penelitian ini sebanyak 56 rewponden. Penyajian data
hasil penelitian ini terdiri dari analisa univariat, bivariat. Adapun secara lengkap hasil
1. Analisis Univariat
masing variabel yang diteliti, dimana penyajiannya disampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Hasil analisis terdiri dari analisis untuk variabel independen
yaitu Faktor-faktor yang berhubungan dengan plebitis dan variabel dependen yaitu
plebitis,.
umur < 48,98 tahun, dan kelompok umur > 48,98 tahun. Hasil analisis disajikan
1
2
Tabel 5.1
Distribusi karakteristik pasien yang dipasang infus di ruang rawat
inap Bekapai RSPP Kebayoran Jakarta Selatan
bulan Januari tahun 2016
(n = 56)
Umur:
a. < 48,98 tahun 26 46,4
b. > 48,98 tahun 30 53.6
Jenis Kelamin:
a. Laki Laki 27 48.2
b. Perempuan 29 51,8
Jenis Penyakit::
a. Bedah 39 69,6
b Non Bedah 17 30,4
ruang rawat inap dewasa RSPP sebanyak 53.6% responden merupakan kelompok
Tabel 5.2
Distribusi frekwensi faktor-faktor yang berhubungan dengan
plebitis di ruang rawat inap Bekapai RSPP Kebayoran
Jakarta Selatan bulan Januari tahun 2016
(n = 56)
3
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa pasien yang dipasang infus di ruang rawat
inap dewasa RSPP sebanyak 58,9% dengan lama pemasangan infus responden
48 - 72 jam.Dan pasien yang dipasang infus di ruang rawat inap dewasa RSPP
sebanyak 62,5% tidak dilakukan perawatan luka insersi.adapun lokasi
pemasangan infus di ruang rawat inap dewasa RSPP sebanyak 53,6 % dipasang
di pergelangan tangan. Berdasarkan tabel 5.2 pula diketahui bahwa sebanyak
51,8 % perawat melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan.
Tabel 5.3
Distribusi Plebitis pada yang dipasang infus di ruang rawat inap
Bekapai RSPP Kebayoran JakartaSelatan
bulan Januari tahun 2016
(n = 56)
Variabel Frekuensi Prosentase
plebitis
a. Ya 34 60,7
4
b. Tidak 22 39,3
2. Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel
yang diteliti, dimana penyajiannya disampaikan dalam bentuk tabel distribusi silang.
Hasil analisis terdiri dari analisis untuk variabel dependen yaitu kejadian plebitis,
Kejadian Plebitis
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Umur:
a. < 48,98 tahun 13 59,1 13 38.2 26 100 0,429 0.210
b. > 48,98 tahun 9 40.9 21 61.8 30 100 0.143–1,282
Hasil analisis hubungan antara Umur dengan kejadian plebitis diperoleh bahwa ada
sebanyak 13 ( 38,2%) orang yang plebitis pada usia < 48,98. Sedangkan pada usia
>48,98 , ada 21 orang yang plebitis ( 61,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,210
maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian plebitis antara umur
<48,98 tahun dan >48,98 tahun
Tabel 5.5
Analisis hubungan Jenis Kelamin dengan kejadian plebitis
bulan Januari tahun 2016 (n = 56)
Kejadian Plebitis
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Jenis kelamin:
5
Hasil analisis hubungan antara Jenis Kelamin dengan kejadian plebitis diperoleh bahwa
ada sebanyak 8 (23,5%) orang yang plebitis pada Laki-laki. Sedangkan pada
perempuan , ada 26 orang yang plebitis ( 76,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=
0,002 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi antara kejadian plebitis dengan
Jenis Kelamin ( ada hubungan signifikan antara Jenis Kelamin dengan angka
Kejadian Plebitis
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Jenis Penyakit:
a. Bedah 10 45,5 29 85,3 39 100 6,960 0.004
b. Non Bedah 12 54,5 5 14,7 17 100 1,961-24,707
Hasil analisis hubungan antara Jenis Penyakit dengan kejadian plebitis diperoleh bahwa
ada sebanyak 29 (85,3%) orang yang plebitis pada jenis Penyakit bedah. Sedangkan
pada jenis penyakit non bedah , ada 5 orang yang plebitis ( 14,7%). Hasil uji statistik
diperoleh nilai p= 0,004 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi antara
kejadian plebitis dengan Jenis Penyakit ( ada hubungan signifikan antara Jenis Penyakit
dengan angka plebitis).Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR =6,960,artinya antara
jenis penyakit bedah mempunyai peluang 6,960 kali untuk plebitis dibanding Non
Bedah.
Kejadian Plebitis
6
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Lama
pemasangan
infus:
a. 48-72 1 4,5 32 94,1 33 100 336,000 0.001
b. > 72 21 95,5 2 5,9 23 100 28,627-3943,665
Hasil analisis hubungan antara lama pemasangan infus dengan kejadian plebitis
diperoleh bahwa ada sebanyak 32 (94,1%) orang yang plebitis dengan lama
pemasangan infus 48-72 jam . Sedangkan pada lama pemasangan infus > 72 jam , ada
1 orang yang plebitis ( 14,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,001 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan proporsi antara kejadian plebitis dengan lama pemasangan
infus ( ada hubungan signifikan antara lama pemasangan infus dengan angka
pemasangan infus 48-72 jam mempunyai peluang 336,000 kali untuk plebitis
Kejadian Plebitis
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Lokasi
Pemilihan vena:
a. Pergelangan
tangan 6 27,3 24 70,6 30 100 6,400 0.004
b. Punggung
tangan 16 72,7 10 29,4 26 100 1,940-21,112
7
Hasil analisis hubungan antara Jenis Penyakit dengan kejadian plebitis diperoleh bahwa
ada sebanyak 24 (70,6%) orang yang plebitis pada pergelangan tangan. Sedangkan
pada punggung tangan , ada 10 orang yang plebitis ( 29,4%). Hasil uji statistik
diperoleh nilai p= 0,004 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi antara
kejadian plebitis dengan Lokasi pemilihan vena ( ada hubungan signifikan antara lokasi
pemilihan vena dengan angka plebitis).Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR
=6,400,artinya antara pergelangan tangan mempunyai peluang 6,4 kali untuk plebitis
Kejadian Plebitis
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Perawatan Luka
insersi:
a. Ya 11 50,0 10 29,4 21 100 0,417 0.203
b. Tidak 11 50,0 24 70,6 35 100 0.137–1,270
Hasil analisis hubungan antara perawatan luka insersi dengan kejadian plebitis diperoleh
bahwa ada sebanyak 10 ( 29,4 %) orang yang dilakukan perawatan insersi Sedangkan
pada yang tidak dilakukan perawatan insersi , ada 11 orang yang plebitis ( 50,0%). Hasil
uji statistik diperoleh nilai p= 0,203 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
proporsi kejadian plebitis antara dilakukan perawatan insersi dan tidak dilakukan
perawatan insersi.
Kejadian Plebitis
Tidak Total OR p
Variabel Plebitis
Plebitis (95% CI) value
n % n % n %
Perawat
melakukan
hand hygiene:
a. Ya 19 86,4 10 29,4 29 100 0,066 0.001
b. Tidak 3 13,6 24 70,6 27 100 0,016 – 0,273
Hasil analisis hubungan antara Hand hygiene dengan kejadian plebitis diperoleh bahwa
ada sebanyak 10 (29,4%) orang yang plebitis dilakukan hand hygiene sebelum tindakan.
Sedangkan pada yang tidak melakukan hand hygiene , ada 24 orang yang plebitis
( 70,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan proporsi antara kejadian plebitis dengan Hand hygiene ( ada hubungan
signifikan antara Hand hygiene dengan angka plebitis).Dari hasil analisis diperoleh pula