You are on page 1of 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio


Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1.Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan
zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot akan ditanam (diimplantasikan)
pada endometrium uterus.
2.Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio
yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk
betina.

B.Tahapan fase embrionik


Tahap-tahapan fase embrionik itu memiliki tingkatan yaitu morula,blatula,gastrula,tubula dan
organogenesis.
1.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya
morula.

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua
menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau
kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh
daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel.
Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel.
Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap
terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam
pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses
pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Stadium morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir
bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih
kecil.Sel tersebut memadat untuk menjadi blatodik kecil yang membentuk dua lapisan sel.Pada saat
ini ukuran sel mulai beragam,sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan
kedua secara samar pada kutub anima.Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah
menghasilkan blastomer.Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama
kelompok sel-sel dalam (inner mass cell) fungsinya membentuk tubuh embrio.Kedua adalah
kelompok sel-sel pelengkap yang meliputi trophoblast,periblast,dan auxilliary cell fungsinya untuk
melindungi dan menghubungi antara embryo dengan induk atau lingkungan luas.

Gambar 2.3 Bentuk Morulla pada Embrio Manusia


Tropoblas melekat pada dinding uterus.Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepaat dan
memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi.Setelah 9 hari,seluruh blastokista bertahan
dalam dinding uterus.Sewaktu ini berlangsung,sel-sel yang berada disebelah bawah dari masa sel
dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang akan membentuk
saluran pencernaan makanan.Sel-sel sisa dari masa sel dalam memipih membentuk suatu keping
yaitu keping embrio.Antara (rongga amnion) berisi cairan. Dinding rongga yaitu amnion,menyebar
mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.

2.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula.
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase
moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat
sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang
berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub
fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di
antara kedua kutub yang berisi cairan blastosol. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan dengan fase
gastrula.

3.Gastrula
Pertumbuahan yang mengiringi tingkat blastula adalah gastrulasi atau penggastrulan, dan embrio
yang terjadi disbut dalam tingkat gastrula. Pada tingkat ini terjadi proses dinmisasi daerah- daerah
bakal membentuk alat pada blastula, diatur dideretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
spesies bersangkutan. Gastrulasi bervariasi di berbagai filum.
Pada blastula terbentuk dua lapis benih: epiblast (sebagian besar bakal jadi ectoderm), dan
hypoblast (bakal jadi endoderm). Pada gastrula dua lapis benih itu menjadi tiga lapis : ectoderm,
endoderm dan mesoderm. Dalam proses gastrulasi terjdi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi
pula gerakan sel dalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu, dari spesies bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan yaitu :
1. Epiboli
Gerakan melingkup terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ectoderm, epidermis dan
saraf. Gerakkan yang besar berlangsung menurut poros bakal anterior- posterior tubuh. Sementara
bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus
menyelaputi seluruh ebrio.
2. Emboli
Gerakan menyusup, terjadi disebelah dalam embryo, berlangsung pada daerah- darah bakal
mesoderm,notochord, dan pre-chorda, dan endoderm. Daerah- daerah itu bergerak diaarah
blastocoel.
Dibagi atas 7 macam :
1. Involusi, gerakan mrembelok kedalam.
2. Konvergensi, gerakan menyemit.
3. Invaginasi, gerakan mencekuk dan elipat suatu lapisan
4. Evaginasi, gerakkan menjulur suatu lapisan.
Delaminasi, gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari kelompok utama atau lapisan asal.
1. Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya dari konvergensi.
2. Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli disebelah luar , sedangkan extensi
gerakkan disebelah dalam embryo.
Sesuai dengan adanya dua macam blastula, maka gastrula pun dapat dibedakan atas dua macam
yakni:
1. Gastrula bundar
2. Gastrula gepeng
Berikut adalah penjelasan tentang materi diatas :
1. Invaginasi
Proses ini terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan
sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami
perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya
invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral.
2. Involusi
Proses ini berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast
kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah
ectoderm.
3. Ekstensi
Proses ini berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio
memanjang dan membesar.
4. Konvergensi
Terjadi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral.
Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal
• Gastrulasi pada Aves
Diawali dengan penebalan di daerah bakal median embrio di caudal yang disebut primitive streak
(lempeng awal). Lempeng ini terbentuk setelah telur 8 jam eram. Primitive streak terbagi atas
beberapa bagian sebagai berikut :
1. Primitive groove
2. Primitive fold
3. Primitive pit
4. Primitive knot atau Handsen’s node
Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah postrerior area pellucida yang tumbuh dari sel-sel
epiblast yang bergerak kearah median di posterior kemudian sel-sel dalam primitive streak tersebut
memperbanyak diri. Sebagaian besar daerah posterior area pellucida ( bakal pre-chorda, notochord,
dan mesoderm) berkonvergensi keprimitive streak kemudian berinvolusi diantara hypoblast dan
epiblast.
Daerah Hensen’s node merupakan daerah tempat terjadinya invaginasi bakal pre-chorda dan
notochord. Selain itu bagian lain dari primitive streak merupakan gerbang lewatnya sel-sel
mesoderm.
Bakal mesoderm yang berada setengah posterior epiblast daerah area pelucida berpindah ke
posterior , kemudian berkonvergensi ( mengumpul) dari kedua sisi ke garis median. Sel-sel epiblast
bakal mesoderm yang berasal dari primitive streak kemudian bergerak kantara epiblast dan
hypoblast. Kemudian sel-sel tersebut bergerak menyebar ke lateral dan anterior di kedua sisi garis
median lalu berdivergensi membentuk lapisan mesoderm yang luas. Sementara itu sel-sel ectoderm
saraf juga melakukan pergerakan secara konvergensi ke arah median lalu berepiboli semenjak
Hensen’s node membentuk keping neural ( neural plate) di sepanjang garis median.
Dengan bergerak terus keanterior maka primitive streak mendekati bakal pre-chorda notochord.
Pre-chorda dan notochord membentuik primitive pit dengan melakukan invaginasi, Dari sabit
notochord, sel-sel pre-chorda yang diiringi sel-sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive
pit menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis
median diantara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram primitive streak telah lengkap terbentuk. Area pellucida
berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli
sampai melingkup kedaerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi
berbentuk pita yang disebut keping neural.
Proses gastrulasi memerlukan waktu sekitar 22 jam eram. Seluruh daerah pembentuk alat sudah
tersusun pada daerah masing-masing. Primitive streak sebanding dengan perkembangan daerah
bakal pembentuk alat ketiga lapisan benih, mengalami penyusutan secara perlahan dan bergerak ke
caudal embrio. Sisanya akan membentuk bagian ekor ( caudal).
Ciri-ciri umum proses gastrulasi:
1. Penataan kembali sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik
2. Ritme pembelahan sel diperlambat
3. Tidak terjadi tumbuh yang nyata
4. Tipe metabolisme berubah
5. Peran inti menjadi lebih besar
6. Disintesisnya protein-protein baru, melalui mRNA baru.

(Gambar 2. Tahap pasca perkembangan embrio)


Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol.
Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif
membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu
lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran.
Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron
akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar
yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan
menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi
lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah
terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan
diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan embrional, yaitu
ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan berongga). Hewan
triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Mesoderm
selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm.
Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada tidaknya selom (berasal
dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom tersebut dibentuk selama
embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata
(euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki selom, contohnya cacing pipih (Platyhelminthes).
Hewan pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata memiliki
selom sesungguhnya, misalnya manusia.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu
proses pembentukan gastrula.
4. Tubula
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan
pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm
dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami
pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi
setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan
menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif.
Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah
bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla
spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran
atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk
menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan
alat urogenitalia.
8.1.Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
1. Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia) tanduk : sisik, bulu,
kuku, tanduk, cula, taji.
2. Kelenjar-kelenjar kulit : kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, dan
kelenjar air mata.
3. Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba.
4. Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar
ludah, dan indra kecap.
5. Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
8.2.Bumbung Endoderm (metenterom)
Menumbuhkan :
1. Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum.
2. Kelenjar-kelenjar pencernaan : hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang mengandung enzim
dalam oesophagus, gaster dan intestinum.
3. Lapisan epitel paru atau insang.
4. Cloaca yang menjadi muara ketiga saluran : pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan
kelamun (ductus genitalis)
5. Lapisan epitel vagina, uretra, vesica urinaria, dan kelenjar-kelenjarnya.
8.3.Bumbung Neuran (saraf)
Menumbuhkan :
1. Otak dan sumsum tulang belakang
2. Saraf tepi otak dan punggung
3. Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan raba
4. Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmennt.
8.4.Bumbung mesoderm
Menumbuhkan banyak ragam alat :
1. Jaringan pengikat dan penunjang
2. Otot : lurik, polos, dan jantung
3. Mesenchyme yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan. (sedikit ada
juga mesenchyme sesungguhnya dari bumbung ectoderm epidermis)
4. Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya
5. Ginjal dan ureter
6. Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica muscularis –
mucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, dan pembuluh
darah.
7. Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat pleura, pericardium, peritonium, dan
mesenterium.

5. Organogenesis (Pembentukan Organ)


Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada
fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ
tubuh pada makhluk hidup.

Contohnya :
a. Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
Periode embrio minggu ke tiga sampai delapan merupakan Proses dimana sistem syaraf pusat,
organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi
embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan
ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan
dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh
darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari
makanan dan O2, zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.
Proses Organogenesi
Proses yang terjadi dalam organogenesis meliputi transformasi dan diferensiasi embrio bentuk
primitif berupa Ekstensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi,
evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbungnya.
Pertumbuhan yang tidak merata pada berbagai daerah bumbung, perpindahan sel-sel dari satu
bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung, pertumbuhan alat yang
terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai macam jaringan yang berasal dari
berbagai bumbung, pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran
darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya, dan penyelesaian bentuk luar (morfologi) embrio secara
terperinci, halus dan individual.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam organogenesis yaitu :
1. Setiap embrio mengalami organogenesis dengan menempuh tahap – tahap embriogenesis yang
dimiliki leluhur secar evolusi.
2. Ada bagian dari tubuh embrio yang pada suatu ketika berkembang, lalu susut, dan hilang atau
berubah letak dan peranan dibandingkan dnegan asal usul, sebaliknya da sebagian yang pada asal
usul susut dan tak berperan tapi kemudian berkembang.
contoh pembentukan organ dari masing-masing lapisan embrio ayam dapat diamati pada embrio
umur sebagai berikut:
Lapisan Lembaga Organ Umur Embrio Ayam
Ektodermal neural Otak 33-72 jam
Ektodermal somatik Mata
Hidung
Telinga 33-72 jam
48-72 jam
48-72 jam
Endoderm Usus/saluran pencernaan
Hati
Paru-paru 24-96 jam
72-96 jam
72 jam
Mesoderm Jantung
Pembuluh darah
Sistem urogenital 25-29 jam
24-72 jam
96 jam

You might also like