Professional Documents
Culture Documents
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
JAKARTA
2008
2
PERTEMUAN 13
SISTEM BUKU BESAR DAN
SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
SKEMA PENGKODEAN DATA
Subjek pengkodean tidak unik bagi sistem-sistem yang dibahas dalam bab
ini. Semua aplikasi SIA (termasuk yang didiskusikan di bab-bab sebelumnya) meng-
gunakan kode-k_de untuk mewakpi berbagai aspek dari aktivitas ekonomi. Akan
tetapi secara khusus, pengkodean penting untuk bagian GLS dari sistem GLS/FRS,
yang merupakan titik di mana semua subsistem SIA berkumpul bersama. Kita dapat
mengatokon bahwa semua subsistem berkaitan melalui arus informasi ke GLS,
seperti layaknya jari-jari roda yang dihubungkan ke pusat roda. Gambar 8-1
menunjukkan relasi ini.
Untuk melakukan bisnis, suatu organisasi harus dengan efektif mengorga-
nisasikan arus-arus ini. Tanpa beberapa metode untuk mengidentifikasi dan me-
nyalurkan transaksi dari informasi akun, komunikasi vital di antara subsistem SIA
akan kacau dan berantokon. Pengkodean data merupakan-suatu metode yang
mengatasi masalah itu, dan GLS adalah tempat yang legis untuk memperkenalkan
pengkodean dan menspesifika:si aplikabilitasnya untuk seluruh SIA. Kita dapat mulai
menghargai pentingnya pengkodean dengan secara singkat mempelajari sebuah
sistem yang tidak menggunakan kode-kode.
mesin. Asumsikan bahwa total persediaan mur mesin memiliki tiga atribut yang
berbeda: ukuran, materi, dan dratnya. Akibatnya, seluruh kelas persediaan dapat
dibedakan hanya dengan ketiga atribut ini.
Pendekatan tanpa kode ini memerlukan ruang pencatatan yang luas,
memakan waktu untuk mencatat, dan jelas rentan terhadap banyak jenis kesalahan.
Efek negatif dari pendekatan ini dalam dilihat dalam banyak bagian organisasi:
AKUN DR CR
896 1000
321 1000
Hal ini tidak berarti bahwa informasi rinci tentang persediaan dan pemasok
tidak penting bagi organisasi. Tentu saja perlu! Fakta-fakta ini akan disimpan dalam
file referensi dan digunakan untuk tujuan-tujuan seperti persiapan daftar suku
cadang, katalog, tagihan bahan baku, dan informasi surat menyurat. Namun,
memasukkan Tindall ini akan mengacaukan pemrosesan transaksi dan terbukti
disfungsional.
Melalui contoh sederhana ini, kita mulai melihat pentingnya pengkodean
data. Sebagian penggunaan kode yang umum adalah:
1. Dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika tidak akan
dikode akan berantokon.
2. Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses.
3. Mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file.
4. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.
penambahan dan penghapusan sering terjadi, skema pengkodean ini tidak memadai.
Kode Blok
Suatu kode blok (block code) numerik merupakan variasi dari pengkodean
sekuensial yang mengatasi sebagian dari kelemahannya, seperti yang baru saja
disebutkan di atas. Pendekatan ini dapat mewakili seluruh item-item kelas dengan
membatasi setiap kelas ke kisaran spesifik dalam skema pengkodean. Aplikasi yang
umum dari pengkodean blok adalah pembuatan chart of account (daftar akun).
Suatu daftar akun yang dirancang dengan baik dan komprehensif merupakan
basis bagi buku besar umum dan, karenanya, kritikal bagi suatu sistem pelaporan
keuangan dan manajemen perusahaan. Semakin luas daftar akunnya, semakin tepat
perusahaan dapat mengklasifikasikan transaksinya dan semakin besar kisaran
informasi yang dapat disediakan untuk pemakai internal dan eksternal. Gambar 8-2
menyajikan suatu contoh dari daftar akun yang menggunakan kode-kode blok.
Keunggulan. Pengkodean blok memungkinkan penyisipan kode baru dalam
satu blok tanpa harus mengorganisasikan kembali seluruh struktur kode. Misalnya,
jika nomor akun biaya iklan adalah 626, digit pertama menunjukkan bahwa akun ini
merupakan biaya operasi. Ketika jenis item biaya baru muncul dan harus
ditempatkan secara spesifik, mereka dapat ditambahkan secara sekuensial dalam
600 klasifikasi akun. Kode tiga digit ini mengakomodasi 100 item individual (XOO
sampai X99) dalam setiap blok. Jelas bahwa, semakin banyak digit dalam kisaran
kode, semakin banyak item dalam blok yang dapat ditempatkan.
Kelemahan. Seperti halnya dengan kode sekuensial, kandungan informasi
dari kode blok tidak langsung kelihatan. Misalnya, nomor akun 626 tidak berarti apa-
apa sampai dicocokkan dengan daftar akun, yang menunjukkan bahwa nomor itu
adalah untuk biaya iklan.
Kode Grup
Kode grup numerik digunakan untuk mewakili item-item atau peristiwa yang
kompleks yang melibatkan dua atau lebih data yang saling berkaitan. Kodenya terdiri
alas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki makna spesifik. Misalnya, suatu
departemen toko berantai dapat mengkodekan transaksi pesanan penjuatau dari
yang digabungkan dengan kode numerik (kode alfanumerik). Pacta contoh kita
sebelum-nya, daftar akun menggunakan kode tiga digit dengan satu digit blok,
skema peng-kodean terbatas untuk mewakili hanya sepuluh blok akun - 0 sampai 9.
Akan tetapi, ketika karakter alfabetis digunakan untuk blok, jumlah blok yang
mungkin meningkat sampai 26 - A sampai Z. Selain itu, sementara porsi sekuensial
qua digit dari kode itu hanya berkapasitas 100 item (102), suatu kode alfabetis qua
posisi dapat mewakili 676 item (262). Jadi, dengan menggunakan kode alfabetis
dalam ruang penyimpanan tiga digit yang sama, kita melihat suatu peningkatan
geometris dalam kisaran kode potensial dari
(10 blok * per 100 item) = 1.000 item
menjadi
(26 blok * per 676 item) = 17.576 item
Kode Mnemonik
Kode Mnemonik adalah karakter alfabetis dalam bentuk akronim dan kom-
binasi lainnya yang bermakna. Misalnya, seorang siswa yang mendaftar di kursus
sekolahnya dapat memasukkan kode kursus berikut ini dalam formulir pendaftaran:
Jenis Kursus Nomor Kursus
Acctg 101
Psyc 110
Mgt 270
Mktg 300
Kombinasi kode mnemonik dan numerik membawa informasi yang efektif
tentang kursus tersebut; dengan sedikit analisis, kita dapat menyimpulkan bahwa
"Acctg" adalah akuntansi, "Psyc" adalah psikologi, "Mgt" adalah manajemen, dan
"Mktg" adalah pemasaran. Porsi nomor sekuensial kode-kode tersebut menunjukkan
level setiap kursus. Contoh lainnya dari penggunaan kode mnemonik dalam
menetapkan kode negara bagian dalam alamat surat adalah seperti berikut ini:
Kode Arti
NY New York
CA California
OK Oklahoma
Keunggulan. Skema kode mnemonik membuat pemakai tidak perlu
mengingat artinya; kode itu sendiri membawa informasi tingkat tinggi tentang item
yang diwakilinya.
Kelemahan. Walaupun kode mnemonik berguna untuk mewakili kelas-kelas
item, kemampuan mereka terbatas dalam mewakili item-item dalam suatu kelas.
Misalnya, seluruh kelas piutang dagang dapat diwakili oleh kode mnemonik PD,
tetapi kita dapat ,dengan cepat kehabisan kombinasi bermakna dari karakter-
karakter alfabetis tersebut jika kita berusaha untuk mewakili akun-akun individual
yang membentuk kelas ini. Akun-akun tersebut dapat diwakili dengan lebih baik oleh
teknik pengkodean sekuensial, blok, atau grup.
VOUCHER JURNAL
Suatu dokumen yang disebut voucher jurnal, ditunjukkan dalam Gambar 8-3,
merupakan sumber input bagi buku besar umum. Sebuah voucher jurnal, yang dapat
digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi
yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang
dipenga-ruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya
dimasukkan ke buku besar umum dari voucher jurnal. Karena voucher jurnal harus
disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, mereka menyediakan kontrol yang
efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi. Jurnal buku besar
umum tradisional tidak digunakan dalam sistem ini yang menggunakan voucher
jurnal. Kebanyakan organisasi telah mengganti buku besar umum dengan file
voucher jurnal.
DATABASE GLS
Database GLS terdiri atas sejumlah file transaksi, file induk, file referensi, dan
file arsip. File-file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
contoh berikut ini cukup mewakili.
File induk buku besar umum merupakan file utama dalam database GLS.
Basis dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan. Setiap record dalam file induk
buku besar umum bisa merupakan akun GL yang terpisah (misalnya penjuatau) atau
akun kontrol (seperti kontrol-PD) untuk file buku besar pembantu korespondennya
dalam sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS). FRS
mengambil dari induk GLS untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan. MRS
juga menggunakan file ini untuk mendukung kebutuhan informasi internal. Gambar
8-4 menggambarkan struktur tipikal dari file induk GL.
File voucher jurnal (didiskusikan dalam Bab 4) adalah total voucher jurnal
yang diproses pada periode saat ini. Dengan menyediakan satu record untuk semua
transaksi buku besar umum, file ini melayani tujuan yang sama seperti jurnal buku
File voucher jurnal historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lain.
lnformasi historis ini mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk
menghitung utilisasi sumber daya. Baik file voucher jurnal saat ini maupun historis
merupakan jaringan penting dalam jejak audit perusahaan.
Gambar 8.4 Tata Letak Record untuk File Induk Buku Besar Umum
Nomor Keterangan Kelas Akun Saldo Saldo Total Total Saldo
Akun Akun A= Aktiva Normal Awal Debit Kredit Lancar
K= Kewajiban Periode Periode (Saat
P= Pendapatan Ini Ini Ini)
B= Beban
E= Ekuitas
PRODUK GLS
GLS memperbarui proses yang secara konseptual sederhana, seperti yang
ditampilkan oleh sistem manual dalam Gambar 8-5. Voucher jurnal mengalir dari
sistem pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar umum.
Secara rutin, ini semua merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar
pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang berlokasi di siklus transaksi. Seperti yang
akan kita lihat, transaksi yang jarang terjadi dari sistem aktiva tetap, bersama
dengan jurnal penyesuaian dan jurnal pembalikan dari sistem pelaporan keuangan,
juga memasuki GLS dengan cara ini. Mari sekarang mengalihkan perhatian kita ke
bagian sistem pelaporan keuangan dari GL/FRS.
AKTIVITAS FRS
Sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas file induk buku besar umum saat
ini, file historis buku besar umum, dan input langsung (jurnal penyesuaian dan jumal
penutup) dari kelompok pelaporan keuangan. Output yang paling umum dari FRS
adalah laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Laporan-laporan ini, berdasarkan file induk buku besar umum, dikirimkan ke para
pemegang saham, kreditur, dan pihak investor luar lainnya. FRS juga menghasilkan
besar umum.
8. Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan. Dari saldo yang sudah
disesuaikan, satu neraca percobaan disiapkan, neraca ini berisi semua ayat jurnal
yang harus dicerminkan dalam laporan keuangan.
9. Menyiapkan laporan keuangan. Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas
disiapkan dengan menggunakan neraca percobaan yang telah disesuaikan.
10. Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penutup. Voucher jurnal disiapkan untuk
ayat-ayat jurnal yang menutup akun-akun laporan rugi laba (sementara atau
nominal) dan mentransfer laba atau rugi ke laba ditahan. Akhirnya, ayat-ayat
jurnal ini diposkan ke buku besar umum.
11. Menyiapkan neraca percobaan pasca-penutupan. Satu kertas kerja neraca per-
cobaan yang berisi hanya akun-akun neraca sekarang dapat disiapkan untuk
menunjukkan saldo yang dibawa ke periode akuntansi berikutnya.
Proses akuntansi keuangan yang disebutkan di atas memiliki tiga tahap yang
berbeda (lihat Gambar 8-6), setiap tahap melibatkan elemen-elemen dari satu atau
lebih subsistem informasi:
Tahap III - Prosedur pelaporan keuangan. Analisis akun-akun buku besar umum
daft langkah-langkah yang mengarah ke produksi laporan keuangan
(per-siapan neraca percobaan, ayat jurnal penyesuaian, ayat jurnal
penutup, daft sebagainya) melibatkan balk FRS maupun GLS.
Perhatikan bagai-mana GLS daft FRS mengirimkan daft menerima data
dalam suatu pertukaran interaktif. Relasi ini menggambarkan mengapa
sistem-sistem ini sering kali dianggap sebagai suatu sistem tunggal-
GLS/FRS,
Otorisasi Transaksi
Ayat-ayat jurnal di buku besar umum merupakan rangkuman transaksi dan
berada di bawah kontrol yang sama. Voucher jurnal merupakan dokumen yang
meng-otorisasi suatu ayat jurnal ke buku besar umum. Voucher jurnal memiliki
berbagai sumber seperti pemrosesan penerimaan kas, pemrosesan pesanan
penjuatau, dan kelompok pelaporan keuangan. Adalah vital bagi integritas catatan
akuntansi bahwa voucher jurnal diotorisasi dengan benar oleh seorang manajer yang
bertanggung-jawab di departemen sumber.
Pemisahan Tugas
Pada bab-bab sebelumnya, kita telah melihat bagaimana buku besar umum
memberikan verifikasi kontrol bagi proses akuntansi. Untuk melakukannya, tugas
memperbarui buku besar umum harus dipisahkan dari semua tanggung jawab akun-
tansi dan pengawasan aktiva dalam organisasi. Oleh karena itu, petugas administtasi
buku besar umum tidak boleh:
1. Bertanggung jawab melakukan pembukuan untuk jurnal-jurnal khusus atau buku
besar pembantu.
2. Menyiapkan voucher jurnal.
3. Mengawasi aktiva fisiko
Kontrol Akses
Akses yang tidak diotorisasike akun-akun btiku besar umum dapat meng-
hasilkan kesalahan, penipuan, dan salah penyajian dalam laporan keuangan. Ingat
kembali bahwa kontrol akses memiliki dua elemen: akses langsung dan akses tidak
langsung. Kekhawatiran terhadap akses langsung dikurangi dengan memastikan
bahwa voucher jurnal diposkan hanya oleh individu yang diotorisasi.
Eksposur untuk akses tidak langsung berasal dari buruknya kontrol terhadap
voucher jurnal di departemen sumber. Voucher jurnal yang hilang atau dicuri dapat
digunakan untuk melakukan penjurnatau yang tidak diotorisasi ke buku besar umum.
Pemberian nomor dan pencatatan dokumen-dokumen ini pada sumbernya akan
menjadi sarana akuntabilitas. Melalui pemeriksaan selanjutnya dan rekonsiliasi
catatan, voucher yang hilang ditandai oleh adanya gap di urutan nomor dan
sekaligus menarik perhatian akan eksposur potensial.
Catatan Akuntansi
Database buku besar umum merupakan salah satu komponen penting dari
sistem catatan akuntansi yang harus dipertahankan suatu perusahaan. Ketika di-
dasarkan pada daftar akun yang mencukupi, catatan-catatan tersebut sepenuhnya
menjelaskan aktivitas-aktivitas perusahaan. Salah satu aspek penting dari fungsi
pencatatan ini adalah pemeliharaan jejak audit.
Seperti yang didiskusikan dalam Bab 2, jejak audit merupakan suatu catatan
jejak yang diikuti suatu transaksi melalui tahap-tahap input, pemrosesan, dan output
dalam sistem pemrosesan transaksi. Dokumentasi diperlukan sehingga pihak-pihak
Verifikasi Independen
Melalui seluruh bab ini dan bab-bab sebelumnya yang berkaitan dengan
siklus transaksi, kita telah memotret fungsi buku besar umum sebagai suatu langkah
verifikasi independen di dalam SIA. Voucher jurnal, merangkumkan aktivitas
transaksi, mengalir dari berbagai departemen operasi ke GL/FRS, di mana mereka
secara independen direkonsiliasi dari diposkan ke akun-akun buku besar umum.
GL/FRS menghasilkan dua laporan operasional yang menjadi bukti akan keakuratan
proses ini. Laporan-Iaporan ini adalah daftar voucher jurnal dan laporan perubahan
buku besar umum. Daftar voucher jurnal (journal voucher listing) memberikan
rincian yang relevan tentang setiap voucher jurnal yang diterima GL/FRS sebagai
input. Laporan ihi menyeimbangkan debit dan kredit transaksi dan, untuk tujuan
analisis, mengklasifikasi mereki menurut batch, tanggal, dan jenis transaksi (misal-
nya, penjuatau kredit).
Laporan perubahan buku besar umum (general ledger change report) me-
nyajikan efek transaksi voucher jurnal pada akun buku besar umum. Gambar 8-7
dan Gambar 8-8, berturut turut, merupakan contoh dari kedua laporan ini.
Penggunaan teknologi komputer sangat meningkatkan persiapan laporan-laporan
kontrol yang esensial tersebut dan laporan kompleks lainnya, seperti laporan
keuangan, anggaran, dan pengembalian pajak. Di bagian berikutnya, kita akan
mempelajari efek teknologi terhadap desain, operasi, dan kontrol GL/FRS.
dengan basis-komputer.
Kontrol Total
Debit Kredit
Saldo Sebylumnya 23.789.300 23.789.300
Total Perubahan Bersih 6.230.000 6.230.000
Saldo Saat Ini 30.019.300 30.019.300
Keunggulan
Kelemahan
Tidak efisien. Pendekatan file sekuensial merupakan pemakaian teknologi
secara konservatif yang menggunakan komputer terutama sebagai perangkat
akuntansi. Sistem ini tidak berguna dalam meningkatkan efisiensi kegiatan operasi
atau memfasilitasi pengurangan tenaga kerja. Misalnya, voucher jurnal dari
kelompok pelaporan keuangan secara manual disiapkan Pada dokumen kertas. Hal
ini menambah biaya operasional sistem tersebut. Voucher jurnal harus dibeli,
disiapkan, di-file, ditangani oleh kurir surat menyurat internal, dan dikonversi ke
kaset atau disket oleh personel pemrosesan data. Ketika volume transaksi tinggi,
biaya-biaya ini dapat menjadi sangat tinggi. Teknologi yang dapat meniadakan
dokumen kertas dari suatu sistem akan meningkatkan efisiensi internal.
Rekonsiliasi yang tidak teratur. Dalam diskusi kita tentang siklus transaksi di
Bab 4 sampai 7, kita melihat bahwa frekuensi pembaruan (updaring) buku besar
umum memiliki implikasi kontrol. Pembaruan yang tidak teratur (harian atau
mingguan) membatasi pihak manajemen Pada pemeriksaan akhir-periode untuk
keseluruhan operasi. Teknologi yang digunakan dalam GL/FRS mempengaruhi
frekuensi pembaruan (updating) buku besar umum. Teknik file sekuensial dalam
Gambar 8-9 mendesak dibuatnya seluruh induk buku besar umum yang diperbarui
satu demi satu. Sebatas masalah operasional, karenanya, pendekatan pembaruan
akhir-hari adalah yang paling layak.
dapat muncul sebagai suatu langkah dalam siklus transaksi. Pendekatan ini sangat
memfasilitasi identifikasi kesalahan dengan tepat waktu ketika batch transaksi tidak
seimbang nilainya.
Penggunaan file akses langsung memberikan manfaat tambahan bagi pe-
laporan manajemen. MRS organisasi memberikan informasi keuangan dan non-ke-
uangan kepada para pemakai internal. Para manajer internal memerlukan informasi
yang lebih sering dan tepat waktu daripada pemakai eksternal dari laporan keuangan
tradisional. Karena sebagian informasi ini datang dari file database buku besar
umum, penggunaan pendekatan akses langsung memfasilitasi akses manajemen ke
data-data penting ini. GL/FRS tradisional yang menggunakan pemrosesan batch, file
sekuensial, dan pembaruan (update) yang tidak teratur tidak melayani kebutuhan
manajemen. Membuat database buku besar umum tersedia bagi berbagai pemakai
internal, juga menciptakan masalah kontrol yang harus diperhatikan. Dalam hal ini
termasuk hal-hal berikut ini.
Pemisahan Tugas. Sistem dalam Gambar 8-10 menghilangkan pemisahan
fundamental antara otorisasi dan pemrosesan transaksi. Di sini, sistem pemakai-akhir
mengotorisasi dan memroses ayat-ayat jurnal langsung ke buku besar umum. Untuk
mengompensasikan eksposur potensial ini, sistem tersebut harus memberikan daftar
voucher jurnal yang rind dan laporan aktivitas akun kepada pemakai akhir dan
departemen buku besar umum.
Dokumen-dokumen tersebut memberi pertimbangan kepada para pemakai
ten tang tindakan-tindakan otomatis yang dilakukan sistem sehingga kesalahan dan
peristiwa yang tidak biasa, yang memerlukan investigasi, dapat diidentifikasi.
Catatan Akuntansi dan Kontrol Akses. Catatan buku besar umum disimpan
dalam disket magnetis yang dapat langsung diakses oleh sistem pernakai-akhir.
Untuk menjaga integritas catatan-catatan tersebut, organisasi harus menerapkan
kontrol yang membatasi akses ke mereka. Sejumlah teknik kontrol tersedia; teknik-
teknik tersebut akan membatasi akses ke pemakai yang diotorisasi saja dan me-
mastikan pemakai yang diotorisasi tidak melebihi hak aksesnya. Namun, teknik-
teknik seperti itu harus secara sadar diimplementasikan dan dengan seksama
dipelihara.