You are on page 1of 14

MODUL

WORKSHOP 3

OSILATOR, FILTER, DAN DTMF

Disusun Oleh :

Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.


NIDN : 0604027802

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Workshop 3 adalah suatu kegiatan pembelajaran ketrampilan (hardskill)

tahap ketiga yang dilaksanakan oleh mahasiswa D3 Teknik Telekomunikasi ST3

Telkom, dalam bentuk praktek secara individu, untuk meningkatkan

kompetensinya dalam keterampilan membuat rangkaian elektronik, khususnya

rangkaian Osilator, Filter, dan DTMF.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah menyelesaikan mata kuliah Workshop 3 ini, mahasiswa

diharapkan memiliki kompetensi di bidang keterampilan membuat rangkaian

elektronik dan dapat menguji kemampuan dari rangkaian elektronik yang telah

dibuatnya.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Dalam Workshop 3 ini, mahasiswa dilatih untuk membuat dan menguji

rangkaian Osilator, Filter dan DTMF (Dual Tone Multi-Frequency), serta

menarik kesimpulan dari hasil pengujian. Dari kesimpulan yang diambil inilah,

diharapkan mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari rangkaian elektronik

yang dibuatnya, sehingga dapat menerapkannya dalam sistem telekomunikasi

yang lebih aplikatif.

1
BAB II

OSILATOR

A. DEFINISI

Osilator adalah rangkaian yang menghasilkan osilasi. Osilator merupakan

gabungan elemen-elemen (komponen-komponen) aktif dan pasif yang

menghasilkan bentuk gelombang periodik yang spesifik, misalnya gelombang

kotak, segitiga, gigi gergaji, atau sinusoida yang amplitudonya berubah-ubah

secara periodik dengan waktu.

Osilator mengubah daya arus searah (dc) ke daya arus bolak-balik (ac)

dalam beban. Dengan demikian fungsi osilator berlawanan dengan penyearah

(rectifier), yang mengubah daya bolak-balik ke daya searah. Osilator umumnya

digunakan dalam pemancar dan penerima radio dan televisi, dalam radar dan

dalam berbagai sistem komunikasi. Karakteristik yang ada pada osilator adalah

: memiliki frekuensi, amplitudo, dan distorsi.

Osilasi terjadi karena adanya ketidakstabilan pada sistem penguat yang

dilengkapi dengan umpan balik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar

berikut, yaitu sistem penguat A dengan umpan balik B. Biasanya sistem umpan

balik dibuat untuk mencapai suatu keadaan stabil pada keluarannya dengan

mengatur porsi penguatan umpan balik dengan nilai tertentu. Namun ada suatu

keadaan dimana sistem menjadi tidak stabil.

2
+ V
Vs  A(f) Vo
+

Vf Jaringan Pemilih
 (f)

Gambar 1. Blok diagram Osilator linear dasar

Dari blok diagram osilator linear dasar, dapat ditulis persamaan tegangan

keluarannya sebagai berikut :

Vo  AV  A(Vs  V f ) ...........................(1)

Dan :
V f  Vo
..................................................(2)

Maka hubungan antara Vo dan Vs adalah :

Vo  AV s  AV f
Vo  AV s  AVo
Vo (1  A )  AV s

Vo A
 ..............................(3)
Vs 1  A

3
Dari berbagai jenis Osilator yang ada, Osilator yang akan dibuat dalam

Workshop 3 ini adalah Osilator Wien-Bridge, yang dapat menghasilkan

frekuensi antara 5 Hz sampai 1 MHz.

Ada beberapa jenis osilator yang linier, yaitu :

1. Osilator Jembatan Wien (Wien Bridge Oscillators)

2. Osilator Geser Fasa RC (RC Phase-Shift Oscillators)

3. Osilator LC (LC Oscillators)

4. Osilator Penstabil (Stability) : Frekuensi dan Amplitudo

Disebut osilator yang linier, karena keluaran osilator tersebut mendekati

sinusoidal. Osilator linier terdiri dari : sebuah jaringan umpan balik pemilih

frekuensi dan sebuah penguat untuk memperbaiki gain siklus pada nilai satu.

B. INSTRUKSI KERJA

Rangkaian skematik Osilator Wien-Bridge yang akan dibuat adalah

sebagai berikut :

100K 1K
0,01F

+
1K 100K

10K
0.01F -

2K
1K

Gambar 2. Rangkaian skematik Osilator Jembatan Wien.

4
1. Buat layout PCB sesuai dengan rangkaian skematiknya.

2. Perhatikan baik-baik nilai komponen yang ada di dalam rangkaian,

kemudian lakukan pengukuran terhadap masing-masing komponen, agar

dapat dipastikan bahwa komponen-komponen yang tersedia sesuai

dengan fungsi kerjanya.

3. Rangkai komponen sesuai dengan rangkaian skematiknya. Proses

pembuatan rangkaian meliputi : pemasangan komponen pada PCB,

penyolderan, cek ulang terhadap skematik. Pastikan semua komponen

sudah terhubung dengan baik.

4. Tahap selanjutnya adalah pengujian dengan menyiapkan alat-alat

sebagai berikut :

a. Power Supply (PS);

b. Function Generator (FG);

c. Multimeter Digital/Analog;

d. Osiloskop.

5. Pengujian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Aktifkan PS dan Osiloskop agar siap untuk digunakan. Atur PS pada

posisi 12 Volt, kemudian matikan dahulu.

b. Hubungkan VCC + dan VCC – pada IC TL081 ke terminal PS ±12 Volt.

c. Hubungkan pointer Osiloskop pada Routput 10KOhm dan Ground. Atur

Osiloskop pada V/div dan T/div yang menurut Anda jelas dilihat,

kemudian catat.

5
d. Atur kedua resistor variabel 100 KOhm pada nilai minimalnya, ukur

dengan Multimeter, kemudian catat nilai Rmin-nya.

e. Aktifkan PS, kemudian lihat dan catat nilai tegangan (amplitudo) dan

frekuensi keluaran Op-Amp. Hitung frekuensi dengan rumus f = 1/T.

Catat hasilnya. Setelah itu matikan PS.

f. Ulangi langkah d dan e untuk nilai resistor variabel maksimal.

g. Uji kedua resistor variabel dengan cara memutar-mutar salah satu

dari kedua resistor variabel tersebut. Sebutkan resistor variabel

mana yang paling berpengaruh pada hasil keluaran Op-Amp. Jelaskan

pada kesimpulan.

h. Tulis hasil pengujian dan kesimpulan dari pengujian Osilator di atas,

dengan menuliskannya pada lembar data pengujian, kemudian

kumpulkan ke Dosen Pengampu.

6
BAB III

FILTER

A. DEFINISI

Filter atau Penapis yaitu rangkaian yang berfungsi untuk meloloskan

sinyal dengan rentang frekuensi tertentu dan memblokir (meredam) sinyal

dengan frekuensi di luar rentang tersebut. Menurut keberadaan tegangan

yang digunakan, Filter dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Filter Pasif dan

Filter Aktif.

Rangkaian Filter yang dibuat dalam Workshop 3 ini adalah jenis Filter

Aktif, yang berupa komponen terintegrasi (Integrated Circuit/ IC) yang

memiliki kaki (pin) untuk dihubungkan ke sumber tegangan. Menurut jenis

rentang (kawasan) frekuensi yang diloloskan, Filter aktif yang dibuat adalah

jenis Filter/Penapis Lolos Rendah (Low Pass Filter). Sebuah penapis lolos-

rendah memperbolehkan sinyal-sinyal yang masuk diteruskan

(diloloskan) hanya dengan sedikit bahkan tidak ada pelemahan hingga

frekuensi-frekuensi tertentu, di atas frekuensi ini, penapis akan menahan

sinyal-sinyal masukan. Idealnya, filter ini akan meneruskan sinyal dengan

frekuensi mendekati nol hingga frekuensi cut-off.

7
V0
( dB )
Vi PASSBAND STOPBAND

f c ( Hz ) Log

Keterangan :

Vo
(dB) = gain/penguatan
Vi
fc = frekuensi cut-off, yaitu suatu nilai frekuensi dimana nilai

penguatannya sebesar 0,707 kali (atau -3dB) dari

frekuensi pada PASSBAND

PASSBAND = rentang frekuensi yang diloloskan oleh penapis

STOPBAND = rentang frekuensi yang diblok/diredam oleh penapis.

Frekuensi cut-off dihitung dengan rumus :

1
fc 
2 .R.C

8
B. INSTRUKSI KERJA

Rangkaian Low Pass Filter yang akan dibuat adalah sebagai berikut :

1. Buat layout PCB sesuai dengan rangkaian skematiknya.

2. Perhatikan baik-baik nilai komponen yang ada dalam rangkaian, kemudian

lakukan pengukuran terhadap masing-masing komponen, agar dapat

dipastikan bahwa komponen-komponen yang tersedia sesuai dengan

fungsi kerjanya.

3. Rangkai komponen sesuai dengan rangkaian skematiknya. Proses

pembuatan rangkaian meliputi : pemasangan komponen pada PCB,

penyolderan, cek ulang terhadap skematik. Pastikan semua komponen

sudah terhubung dengan baik.

4. Tahap selanjutnya adalah pengujian dengan menyiapkan catu daya dan

alat ukur, yaitu : Power Supply (PS), Function Generator (FG),


Multimeter Digital/Analog dan Osiloskop.

5. Pengujian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Aktifkan PS dan Osiloskop agar siap untuk digunakan. Atur PS pada

posisi 12 V, kemudian matikan dahulu.

b. Hubungkan VCC + dan VCC – pada IC TL741 ke terminal PS ±12V.

9
c. Hubungkan pointer Osiloskop pada pin 6 (output Op-Amp) dan Ground.

Atur Osiloskop pada V/div dan T/div yang menurut Anda jelas dilihat,

kemudian catat.

d. Hubungkan kaki resistor 4,7kOhm ke FG, yang sudah diatur pada

frekuensi 900Hz. Lihat dan catat nilai tegangan dan frekuensi

keluarannya di pin 6.

e. Hitung nilai frekuensi cut-off rangkaian, dengan memasukkan nilai R

1
dan C rangkaian ke dalam rumus : fc 
2 .R.C
f. Setelah diketahui frekuensi cut-offnya, atur FG pada posisi tepat

pada frekuensi cut-off.

g. Aktifkan PS, kemudian lihat dan catat nilai tegangan (amplitudo) dan

frekuensi keluaran Op-Amp. Hitung frekuensi dengan rumus f = 1/T.

Catat hasilnya. Setelah itu matikan PS.

h. Ulangi langkah d dan e untuk nilai frekuensi di atas dan di bawah

frekuensi cut-off.

i. Amati dan catat hasil pengujian.

j. Tulis hasil pengujian dan kesimpulan dari pengujian Low Pass Filter di

atas, dengan menuliskannya pada lembar data pengujian, kemudian

kumpulkan ke Dosen Pengampu.

10
BAB IV

DUAL TONE MULTI-FREQUENCY DECODER

A. DEFINISI

Dual Tone Multiple Frequency Decoder atau yang sering disebut dengan

DTMF Decoder merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk men-decode-

kan tombol-tombol pada pesawat telephone. Rangkaian ini mengidentifikasi

nada panggil dari jalur telephone dan men-dekode-kan kunci yang ditekan pada

telephone remote. Dalam hal ini, untuk mendeteksi sinyal DTMF digunakan IC

MT8870DE, yang merupakan IC decoder nada sentuh. IC ini men-dekode-kan

DTMF masukan ke 5 keluaran digital, menggunakan teknik penghitungan digital

untuk menentukan frekuensi-frekuensi dari nada-nada batas dan untuk

memverifikasi bahwa kedua hal tersebut berhubungan. Nada DTMF / DTMF

tone adalah suatu bentuk komunikasi satu arah antara dialer dengan dengan

sentral telephone. Keseluruhan komunikasi tersebut terdiri atas touch tone

initiator dan detektor. Bit-bit yang di-decode-kan dapat dihubungkan ke

komputer atau mikrokontroler untuk aplikasi yang lebih jauh.

11
B. INSTRUKSI KERJA

Rangkaian skematik DTMF Decoder yang akan dibuat adalah sebagai

berikut :

1. Buat layout PCB sesuai dengan rangkaian skematiknya.

2. Perhatikan baik-baik nilai komponen yang ada dalam rangkaian, kemudian

lakukan pengukuran terhadap masing-masing komponen, agar dapat

dipastikan bahwa komponen-komponen yang tersedia sesuai dengan

fungsi kerjanya.

3. Rangkai komponen sesuai dengan rangkaian skematiknya. Proses

pembuatan rangkaian meliputi : pemasangan komponen pada PCB,

penyolderan, cek ulang terhadap skematik. Pastikan semua komponen

sudah terhubung dengan baik.

Penjelasan : Bagian sebelah kiri C1 dan C2 merupakan input dari speaker dan

headset pesawat telephone. Jika terdapat sinyal audio yang sesuai dengan

standar DTMF maka output DS1 – DS5 akan mengeluarkan kode-kode biner

dalam bentuk nyala lampu. Output ini akan LATCH atau tersimpan sampai ada

12
perubahan nada DTMF. Outpin pin 15(StD) akan memberikan nilai 1/high jika

ada input nada DTMF, dan akan bernilai 0/low jika tidak ada input.

4. Tahap selanjutnya adalah pengujian dengan menyiapkan catu daya dan

alat ukur, yaitu : Pesawat Telephone, Power Supply (PS), dan Multimeter

Digital/Analog.

5. Pengujian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Hubungkan bagian input rangkaian dengan jack audio ke port pesawat

telepon.

b. Aktifkan PS pada posisi 12 V, kemudian hubungkan ke pin 18 dan

Ground.
c. Kemudian angkat gagang telepon (seperti sedang melakukan

panggilan), lalu tekan tombol-tombol yang ada di pesawat telepon,

mulai dari tombol 1 dan seterusnya, sesuai dengan urutan yang ada di

lembar data pengujian.

d. Perhatikan LED DS1-DS4 pada saat menekan tombol-tombol

tersebut, kemudian isi tabel kebenaran pada lembar data pengujian,

dengan asumsi LED nyala = 1, dan LED padam = 0.

e. Tulis hasil pengujian dan kesimpulan dari pengujian di atas, kemudian

kumpulkan ke Dosen Pengampu.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ee.cityu.edu.hk/~hkng/doc07_08/L03%20Oscillators.ppt

http://mujurrose.orgfree.com/5.ppt

13

You might also like