You are on page 1of 19

Membandingkan Nilai Gaya Geser pada Gedung Bertingkat

Antara Metode Statik Ekuivalen dengan Dinamik Response


Spektrum

Gambar 1.Model Struktur

Data Struktur

 Fc’ ( Kuat Tekan Beton ) = 25 MPa


 Balok = 60 x 40 cm
 Kolom = 70 x 50 cm
 Panjang Balok = 720 cm
 Tebal Plat = 12 cm
 Tebal Plat Atap = 10 cm
 Tinggi Setiap Lantai (h) = 370 cm
Beban Luasan (Pelat Lantai)
Berat sendiri pelat lantai (tebal 12 cm) = 0,12 x 24 = 2,88 kN/m2

Berat finishing lantai (tebal 5 cm) = 0,05 x 22 = 1,1 kN/m2

Berat plafon dan rangka = 0,2 = 0,2 kN/m2

Berat instalasi ME = 0,5 = 0,5 kN/m2

QD = 4,68 kN/m2

QL = 300 kg/m2 = 3 kN/m2

Beban Luasan (Pelat Dak Atap)


Waterproofing (1 cm) = 0,01 x 2200 = 22 kN/m2

Pelat Beton (10 cm) = 0,10 x 2400 = 240 kN/m2

QD = 2,62 kN/m2

QL = 100 kg/m2 = 1 kN/m2

a. Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Struktur Bangunan


Gedung ini merupakan gedung yang akan difungsikan sebagai perkantoran. Berdasarkan
Pasal 4.1.2 SNI 1726-2012 gedung ini dikelompokkan dalam kategori risiko IV dengan nilai
faktor keutamaan gempa (Ie) sebesar 1,5.

b. Penentuan Respon Spektral Secara Manual (berdasarkan SNI 1726-2012)

a. Gedung berada pada daerah ( kota yogyakarta ) – tanah sedang berdasarkan SNI-1726
nilai PGA = 0,5294
b. Menentukan nilai Ss, berdasarkan gambar.9 ( SNI-1726-2012)

Gambar 2. Peta menentukan Ss


Maka nilai Ss dari tanah sedang = 1,212

c. Menentukan nilai S₁, berdasarkan Gambar 10 (SNI-1726-2012)

Gambar 3. Peta menentukan S1


Maka nilai S₁ dari tanah sedang = 0,444
d. Menentukan nilai Fa berdasarkan tabel 4.1 (SNI-1726-2012)

Tabel 1. Koefisien situs, Fa


Maka didapat nilai Fₐ berdasarkan tabel = 1,015

e. Menentukan nilai Fv berdasarkan tabel 4.2 ( SNI-1726-2012)

Tabel 2. Koefisien aitus Fv


Maka didapat nilai Fv berdasarkan tabel = 1,556
f. Nilai parameter spectrum respon percepatan pada periode pendek dan pada periode 1
detik (SMS dan SM1), berdasarkan pasal 6.2 maka:
Tanah Sedang
SMS = Fa x Ss = 1,015 x 1,212 = 1,23018
SM1 = Fv x S1 = 1,556 x 0,444 = 0,690864

g. Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek SDS dan pada periode 1
detik SD1.
Tanah sedang.
𝟐 𝟐
SDS = x SMS = X 1,23018 = 0,82012
𝟑 𝟑
𝟐 𝟐
SD1= x SM1 = X 0,690864 = 0,460576
𝟑 𝟑
h. Menentukan periode
Tanah sedang

T0 = 0,2 x 𝐒 = 0,2 x
𝐒𝐃𝟏 𝟎,𝟒𝟔𝟎𝟓𝟕𝟔
= 0,1123192
𝐃𝐒 𝟎,𝟖𝟐𝟎𝟏𝟐

𝟎,𝟒𝟔𝟎𝟓𝟕𝟔
Ts = 𝐒 =
𝐒𝐃𝟏
= 0,5615958
𝐃𝐒 𝟎,𝟖𝟐𝟎𝟏𝟐

Gambar 4. Response Spwktrum

i. Penentuan Kategori Desain Seismik

Utuk penentuan kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan,


didasarkan pada Tabel.6 dan Tabel.7, pada pasal 6.5; SNI-1726-2012, bangunan dapat
dikategorikan sebagai berikut:

Berdasarkan nilai SDS

𝟐 𝟐
CSDS = SDS = x SMS = X 1,23018 = 0,82012 > 0,5
𝟑 𝟑

Berdasarkan nilai SD1

𝟐 𝟐
SD1= x SM1 = X 0,690864 = 0,460576> 0,2
𝟑 𝟑

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa bangunan termasuk kategori Desain Seismik Pada
c. Respons Spectrum Desain
Penentuan Parameter Respon Spectral Percepatan Gempa Terpetakan dan Parameter
Respon Spektral Percepatan Gempa Desain dapat dipermudah dengan menggunakan
website resmi yang disediakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu
puskim.pu.go.id/ Aplikasi/desain_spektra_ indonesia_2011.
Dengan menginput koordinat lokasi gedung pada website tersebut secara otomatis akan
diperoleh hasil seperti Gambar dibawah
 Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek) sebesar 1,212
 S1 (percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik) sebesar 0,30833
 SMS (parameter spectrum respon percepatan pada periode pendek) sebesar 1,23
 SM1 (parameter spectrum respon percepatan pada periode panjang) sebesar 0,47986
 SDS (parameter spektrum respons percepatan desain untuk perioda pendek) sebesar
0,56944
 SD1 (parameter spektrum respons percepatan desain untuk perioda panjang) sebesar
0,32014

Hasil Data dari puskim.pu.go.id wilayah Yogyakarta (Tanah Sedang).

Gambar 5. Data Parameter dan Respon Spektral (website puskim)


Setelah itu, data Respons Spectrum diatas di plot menggunakan Ms. Excel (Tabel.3) lalu
dimasukkan ke program SAP2000 seperti pada Gambar 5.

T (detik) Sa (g) T (detik) Sa (g) T (detik) Sa (g)


0 0.228 Ts + 0,9 0.205 Ts + 2,1 0.116

T0 0.569 Ts + 1,0 0.192 Ts + 2,2 0.112

TS 0.569 Ts + 1,1 0.182 Ts + 2,3 0.108

Ts + 0,0 0.483 Ts + 1,2 0.172 Ts + 2,4 0.105

Ts + 0,1 0.420 Ts + 1,3 0.163 Ts + 2,5 0.101

Ts + 0,2 0.372 Ts + 1,4 0.156 Ts + 2,6 0.098

Ts + 0,3 0.333 Ts + 1,5 0.148 Ts + 2,7 0.095

Ts + 0,4 0.301 Ts + 1,6 0.142 Ts + 2,8 0. 092

Ts + 0,5 0.276 Ts + 1,7 0.135 Ts + 2,9 0.09

Ts + 0,6 0.253 Ts + 1,8 0.130 Ts + 3,0 0.088

Ts + 0,7 0.235 Ts + 1,9 0.125 Ts + 3,1 0.085

Ts + 0,8 0.219 Ts + 2,0 0.120 Ts + 3,2 0.083

Tabel 3. Nilai Spektrum Respon Percepatan Desain


Gambar 6. Response Spectrum Function Definition

d. Klasifikasi Situs
Jenis kategori tanah dalam SNI 1726-2012 dibedakan menjadi tanah Keras, Sedang, Lunak dan
Khusus. Penentuan jenis tanah ini menurut pasal 5.4 ditentukan dari hasil penyelidikan tanah
yaitu kecepatan rata-rata gelombang geser (𝑣𝑠 ), tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata
̅ ), dan kuat geser niralir rata-rata (𝑠𝑢 ) masing-masing pada kedalaman 30 meter pertama
(N
dengan kriteria penggolongan dapat dilihat pada tabel 3 SNI 1726-2012 (tabel 2). Penentuan
klasifikasi situs pada studi kali ini menggunakan nilai penetrasi standart atau N-SPT yang
didapat dari hasil pengujian tanah pada lokasi proyek yang diuji di Laboratorium Mekanika
Tanah.

Tabel 4. Klasifikasi Situs (SNI 1726-2012)


Dengan analisis perhitungan rata-rata nilai N-SPT sampai dengan kedalaman 30 m dapat
dihitung:

Lapisan Ke- Kedalaman Tebal (di) N-Spt di/Ni


1 -0,5 0,5 7 0,071
2 -3 2,5 7 0,357
3 -5,5 2,5 6 - 10 0,313
4 -6 0,5 10 0,050
5 -12 6 10 - 56 0,214
6 -14 2 50 -56 0,038
7 -15 1 56 - 60 0,017
8 -18 3 > 60 0,055
9 -20 2 54 - 58 0,036
TOTAL 20 1,151
Tabel 5. Nilai N-SPT

̅)
Dari Tabel 3 diatas maka dapat dihitung tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata (N
adalah sebagai berikut:

∑ni=1 di 20
̅=
N = = 17.376
n di 1,151
∑i=1
Ni

Dari perhitungan diatas maka dapat diperoleh nilai tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata
̅ ) adalah sebesar 17,376. Beradasarkan Tabel 5 mengenai klasifikasi situs nilai (N
(N ̅ ) berada
diantara 15-50 sehingga dikategorikan sebagai Tanah Sedang (SD).

e. Kategori Desain Seismik


Struktur harus ditetapkan memiliki suatu Kategori Desain Seismik yang sesuai dengan pasal
6.5 SNI 1726-2012. Berdasarkan penentuan sebelumnya Gedung ini termasuk dalam Kategori
Resiko IV dan memiliki nilai S1 dibawah 0,374 sehingga penetuan Kategori Desain dapat
menggunakan tabel 6 SNI 1726-2012 (tabel 4). Sehingga diperoleh Gedung ini termasuk
dalam Kategori Desan Seismik D.

Tabel 6. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan Pada


Perioda Pendek (SNI 1726-2012)
Tabel 7. Faktor R, Cd

Sistem struktur gedung ini direncanakan mempunyai penahan gaya seismik berupa sistem
rangka pemikul momen dari beton bertulang. Mengacu pada Tabel 9 SNI 1726-2012, maka
struktur gedung harus didesain sebagai Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Khusus
(SRPMK), dengan Koefisien Modifikasi Respons (R) = 8, dan Faktor Pembesaran Defleksi
(Cd) = 5,5.

f. Penentuan Berat, Massa dan Lokasi Titik Berat Tiap Lantai


Besarnya beban gempa sangat dipengaruhi oleh berat dari bangunan, oleh karena itu perlu dihitung
berat dari masing-masing lantai bangunan. Berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan
meninjau beban yang bekerja di atasnya, berupa beban mati dan beban hidup.
Karena kemungkinan terjadinya gempa bersamaan dengan beban hidup yang bekerja penuh pada
bangunan adalah kecil, maka beban hidup yang bekerja dapat direduksi besarnya.
Berdasarkan standar pembebanan yang berlaku di Indonesia, kombinasi pembebanan yang
ditinjau bekerja pada lantai bangunan, yaitu 100% beban mati ditambah 30% beban hidup.

Wt = 100% DeadLoad + 30% LiveLoad = DL + 0,3 LL

Penentuan massa dan pusat massa pada setiap lantainya diperoleh dengan menghitung volume
struktur beton pada setiap lantainya dan digunakan sebagai beban sendiri struktur. Sedangkan
untuk beban hidup yang bekerja pada pelat lantai harus sesuai dengan SNI 1727-2013. Hasil
dari perhitungan beban setiap lantai dapat dilihat pada tabel.
Tabel Berat Seismik Efektif tiap Lantai dan Lokasi Titik Berat

Berat Gravitasi Massa


Momen Titik Pusat
(W) (g) Terpusat
No. Lantai
X Y
(kg) (m/s2) Mx (kgm) My (kgm) (kg.s2/m)
(m) (m)
1 Lantai 1 9,81 18,3 7,1
926585 42118 42118 94453,1
2 Lantai 2 926585 9,81 18 7,2
105721 105721 926585
3 Lantai 3 926585 9,81 18 7,2 926585
169324 169324
4 Lantai 4 926585 9,81 18 7,2 926585
232928 232928
5 Lantai 5 926585 9,81 18 7,2 926585
296531 296531
6 Lantai 6 926585 9,81 18,1 7,22 926585
359752 359752
7 Lantai Atap 537272,5 9,81 423356 423356 18 7,2 54767,8
Total 6096782,5

Tabel 8. Berat Seismik Efektif tiap lantai dan Lokasi Titik Berat

Dari Tabel diperoleh nilai berat seismik total bangunan Wtotal = 6096782,5 kg

Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.9.1 jumlah pola getar yang ditinjau dalam penjumlahan
respon ragam harus mencakup partisipasi massa sekurang-kurangnya 90%, digunakan 15 pola
ragam getar dalam analisis dinamik yang dilakukan dengan partisipasi massa yang
disumbangkan oleh masing-masing pola getar, berikut Tabel merupakan Output partisipasi
masa dan periode dari analisis Program SAP2000.

Partisipasi Massa Partisipasi Massa


Mode Perioda
Arah X Arah Y
Mode 1 0,00% 79,30% 0,953
Mode 2 80,00% 79,30% 0,878
Mode 3 80,00% 79,30% 0,823
Mode 4 80,00% 90,10% 0,294
Mode 5 90,50% 90,10% 0,274
Mode 6 90,50% 94,60% 0,156
Mode 7 94,90% 94,60% 0,148
Mode 8 94,90% 96,70% 0,099
Mode 9 97,20% 96,70% 0,095
Mode 10 97,20% 97,30% 0,094
Mode 11 97,40% 97,30% 0,087
Mode 12 97,40% 99% 0,067
Mode 13 99,10% 99% 0,065
Mode 14 99,10% 100% 0,048
Mode 15 100% 100% 0,047
Tabel 9. Modal Participating Mass Ratios

Dari Tabel terlihat bahwa 90% massa sudah terpenuhi dalam 5 mode pertama untuk arah-x
(Sum Ux) dan arah-y (Sum Uy)
g. Perioda Getar Alami Fundamental
Perioda getar alami fundamental diatur dalam SNI 1726-1012 Pasal 7.8.2. Perioda
fundamental struktur (T), tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan atas pada perioda
yang dihitung (Cu) dari tabel dan perioda fundamental pendekatan (Ta), yang ditentukan sesuai
dengan persamaan (1).
Perioda fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan dari persamaan berikut :
𝑻𝒂 =
𝟎, 𝟏 𝑵...............................................................................................................................(1)
Keterangan : N = Jumlah Tingkat
Dimana jumlah tingkat = 7, maka :
Ta = 0,1 (7)
= 0,7 detik
Sesuai ketentuan diatas (Pasal 7.8.2 SNI 1726-2012), maka nilai batasan perioda fundamental
struktur dapat dihitung dengan persamaan (2).
𝑻𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝑪𝒖 ×
𝑻𝒂 .....................................................................................................................(2)

Dari parameter respon spektral percepatan gempa desain diatas, telah disebutkan bahwa nilai
SD1 (parameter spektrum respons percepatan desain untuk perioda panjang) sebesar 0,406.
Dilihat dari Tabel 7 maka nilai Koefisien Cu sebesar 1,4.

Tabel 10. Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung

Maka nilai batasan perioda fundamental dapat dihitung sebagai berikut,


𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐶𝑢 × 𝑇𝑎
= 1,4 × 0,7
= 0,98 detik
Dari hasil analisis menggunakan program SAP 2000 v.19, didapatkan nilai waktu getar arah x
dan y adalah sebagai berikut:
Tx = 0,953 detik < Tmaks = 0,98 detik
Ty = 0,878 detik < Tmaks = 0,98 detik
Karena periode getar struktur gedung yang didapat dari hasil perhitungan Tcx = 0,953 dan Tcy
= 0,878detik lebih dari Ta maks = 0,98 detik, maka untuk perhitungan beban gempa pada
struktur gedung, digunakan periode getar struktur yang berada dalam batas Ta dan Ta maks.
Di ambil Nilai T = 0,98 detik untuk mendapatkan gaya gempa yang lebih besar.
h. Perhitungan Gaya Geser Statik Ekivalen
Analisis statik ekivalen merupakan penyederhanaan dari perhitungan beban gempa sebenarnya.
Beban gempa yang sesungguhnya berasal dari gerakan atau percepatan tanah dasar bangunan,
yang kemudian menjalar pada elemen-elemen gedung seperti kolom dan balok. Dalam metode
statik ekivalen, tanah dasar dianggap tetap (tidak bergetar) dan beban gempa diekuivalensikan
menjadi beban lateral statik yang disebar pada elemen-elemen gedung.
Untuk plat lantai beton, lazim bisa dianggap sebagai diafragma karena memiliki kekakuan
searah plat (in-plane stiffness) yang cukup besar, sehingga gerakan pelat menjadi satu kesatuan
dalam arah bidangnya (namun masih bisa meneriman lenturan pada arah tegak lurus bidang).
Selanjutnya akan dihitung sesuai ketentuan perhitungan beban gempa nominal dengan metode
statik ekivalen dengan mengacu pada Pasal 7.8 SNI 1726-2012. Koefisien respon seismik (CS),
harus ditentukan sesuai dengan persamaan 3.
𝑪𝒔 =
𝑺𝑫𝑺
𝑹 ..............................................................................................................(3)
( )
𝑰𝒆

Keterangan : SDS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam perioda


pendek
R = faktor modifikasi respons
Ie = faktor keutamaan gempa
0,56944
Maka, 𝐶𝑠 = 8 = 0,106
1,5

Nilai CS yang dihitung sesuai persamaan (3) tidak perlu melebihi 𝐶𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 pada persamaan (4)
𝑪𝑺𝒎𝒂𝒌𝒔 =
𝑺𝑫𝟏
𝑹 ......................................................................................................(4)
𝑻( )
𝑰𝒆
0,32014 0,32014
Maka, 𝐶𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = 8 = = 0,061
0,98×(1,5) 5,227

Nilai CS yang dihitung sesuai persamaan (3) tidak kurang dari 𝐶𝑆𝑚𝑖𝑛 pada persamaan (5)
𝑪𝑺𝒎𝒊𝒏 = 𝟎, 𝟎𝟒𝟒 × 𝑺𝑫𝑺 × 𝑰𝒆 ........................................................................................(5)
Maka, 𝐶𝑆𝑚𝑖𝑛 = 0,044 × 0,56944 × 1,5 = 0,037
Nilai Gaya Dasar Seismik (V), dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan (6)
𝑽 = 𝑪𝑺 × 𝑾.................................................................................................................(6)
Keterangan : Cs = koefisien respon seismik yang ditentukan sesuai dengan persamaan
(3) W = berat seismik aktif
Dari Tabel 5 diperoleh nilai W = 6096,6 ton, sehingga gaya geser dasar statik ekivalen dapat
dihitung seperti berikut :
𝑉𝑋 = 𝐶𝑋 × 𝑊 = 0,106 × 6096,6 = 646,2 ton
𝑉𝑌 = 𝐶𝑌 × 𝑊 = 0,106 × 6096,6 = 646,2 ton
Sehingga untuk gaya geser dasar statik ekivalen setiap lantai diperoleh :
Gaya
Tingkat Hi (m) Wi (ton) 𝐇𝐢 × 𝐖𝐢 Fi Geser
Tingkat
Lantai Atap 25,9 537 13908 104,6 104,6
6 22,2 926,6 20570 154,7 259,3
926,6
5 18,5 17142,1 128,9 388,2
926,6
4 14,8 13713,7 103,1 491,3
926,6
3 11,1 10285.3 77,4 568,7
926,6
2 7,4 6856,8 51,6 620,3
926,6
1 3,7 3428,4 25,8 646,1
85904,3 646,1
Tabel 11. Hasil Gaya Geser Tingkat (Statik Ekivalen)

i. Metode Dinamik Spektrum Respons


Menurut teori dinamika struktur (structural dynamics) salah satu cara untuk menyelesaikan
persamaan diferensial gerakan struktur derajat kebebasan banyak (multi degree of freedom.
MDOF) adalah dengan memakai spektrum respons. Penyelesaian yang dimaksud adalah
penyelesaian persamaan diferensial yang akan menghasilkan simpangan (displacement) tiap-
tiap tingkat. Walaupun memakai prinsip dinamik, tetapi metode ini tidak merupakan analisis
riwayat waktu sebagaimana modal analisis, tetapi hanya mencari respons maksimum. Dengan
memakai spektrum respons yang telah ada pada tiap-tiap daerah gempa, maka respon-respon
maksimum dapat dicari dengan waktu yang jauh relatif singkat dibanding dengan cara analisis
riwayat waktu (Time History Analysis, THA). Namun demikian cara ini hanya bersifat
pendekatan, karena respons struktur yang diperoleh bukan nyata-nyata oleh beban gempa
tertentu, melainkan berdasarkan pada respons spektrum (yang merupakan produk akhir dari
beberapa gempa).
Dalam analisis response spectrum perlu diketahui pula bahwa gaya geser dasar (base shear)
dari hasil analisis teserbut setidak-tidaknya adalah sebesar 80% dari analisis respons dinamik
ragam yang pertama. Pada struktur beraturan, ragam pertama akan didominasi oleh translasi,
yang akan mirip dengan analisis statik ekivalen.
Dengan bantuan program SAP2000 maka didapat hasil gaya geser dasar (base shear) sebagai
berikut,
Gambar 7. Base Reactions (Respons Spectrum)

Sehingga gaya geser dinamik setiap lantai diperoleh adalah :

Tingkat Gaya Geser Tingkat


Lantai Atap 18,27
6 44,29
5 67,94
4 89,57
3 110
2 130,14
1 143,57

Tabel 12. Hasil Gaya Geser Tingkat (Dinamik


Respons Spectrum)
Perbandingan Statik Ekivalen, 0,85*Statik Ekivalen dan Dinamik Respons Spektrum

5
TINGKAT

Respon Spectrum
4
0.85*(Statik Ekivalen)
3 Statik Ekivalen

0
0 100 200 300 400 500 600 700

Gambar 7. Grafik perbandingan

Sehingga dapat disimpulkan dari perhitungan Statik Ekivalen dan Respons Spektrum
bawah hasil Respon Spektrum LEBIH kecil dari Statik Ekivalen. Sperti gambar
dibawah ini.

Tingkat Statik Ekivalen 85% Statik Ekivalen Respons Spektrum


Lantai Atap 104,6 88,91 18,27
6 259,3 220,4 44,29
5 388,2 329,97 67,94
4 491,3 417,6 89,57
3 568,7 483,39 110
2 620,3 527,25 130,14
1 646,1 549,18 143,57
Tabel 13. Hasil Gaya Geser Tingkat
j. Persyaratan Simpangan Antar Lantai
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.12.1 syarat kinerja struktur gedung, dalam
segala hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung
dengan kondisi Kategori Risiko IV tidak boleh melebihi:
∆n<∆a
∆n< 0,015 hsx ,dimana hsx adalah tinggi tingkat dibawah x.
Untuk simpangan tiap lantai dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
∆n =δe(Cd/Ie) , dimana δe merupakan selisih simpangan antar lantai
δe = δn – δn-1
Dengan hasil analisis output SAP 2000 didapat simpangan tiap lantai yang dapat dilihat
pada Tabel

hsx δn δe ∆n ∆a Memenuhi
No. Lantai / Tidak
(m) (mm) (mm) (mm) (mm) memenuhi
1 Lantai 1 3,7 0,324 0,324 1,728 55,5 Memenuhi
2 Lantai 2 3,7 0,909 0,585 3,12 55,5 Memenuhi
3 Lantai 3 3,7 1,517 0,608 3,24267 55,5 Memenuhi
4 Lantai 4 3,7 2.061 0,544 2,90133 55,5 Memenuhi
5 Lantai 5 3,7 2,499 0,438 2,336 55,5 Memenuhi
6 Lantai 6 3,7 2,806 0,307 1,63733 55,5 Memenuhi
Lantai
7 3,7 2,989 0,183 0,976 55,5 Memenuhi
atap
Tabel 14. Perhitungan persyaratan simpangan tiap lantai
Bidang M , D , N

( 1,2 DL + LL + RS )

You might also like