You are on page 1of 12

BAHAN AJAR TENTANG

TOWER CRANE

Gambar 1 Tower Crane


(sumber http://www.constructionweekonline.com/)
Pada prinsipnya , tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang
memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat
muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa
muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan
muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara
otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan.
Berdasarkan tipenya, tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri, yakni :

1. Tower crane berdiri bebas (free standing crane)


2. Tower crane berdiri di atas rel (rail mounted crane)
3. Tower crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane)

Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada gerakan horisontal,
berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir semua fasilitas transport memindahkan
muatan dengan berbagai sudut atau secara vertkal dapat dilakukan.

Sementara itu, untuk kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Jika material yang
diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat
material yang diangkut harus mengikuti ketentuan dan perlu memperhatikan faktor-faktor, antara
lain :

 Kekuatan angin terhadap alat


 Ayunan beban pada saat dipindahkan
 Kecepatan pemindahan material
 Pengereman mesin dalam pergerakannya
Bagian-bagian Tower Crane

Gambar 2 Detail Tower Crane

Spesifikasi tower crane berkaitan dengan operasi pengangkatan dan pemindahan material.,
meliputi :
 Ketinggian tower rencana
 Jangkauan Jib
 Hoist
 Trolley
 Seling

Ketinggian tower crane bergantung dari ketinggian yang ingin dicapai. Jika diperlukan,
ketinggiannya dapat ditambah dengan mengikatkannya ke bangunan.
Gambar 3 Jib Section
(sumber : en.jnhytj.com)

Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi
yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan
dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standard maupun yang mencapai maksimum.
Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap
panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum.

Gambar 4 Counter Jib


(sumber : en.jnhytj.com)
Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap
boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter weight, yang berfungsi sebagai bebannya.

Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal.
Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane
arah horisontal. Sedangkan seling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan
menjadi bagian hoist. Pemakaian seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat
ditambahkan(double-seling), tergantung pada kebutuhan di lapangan.

Gambar detail crane yang lain dapat dilihat pada gambar di bawah :

Gambar 5 Pondasi Tower Crane


(sumber : http://en.jnhytj.com)
Gambar 6 Mast Section
(sumber : http://en.jnhytj.com)

Gambar 7 Slewing Mechanism


(sumber : http://en.jnhytj.com)
Gambar 8 Tower Top
(sumber : http://en.jnhytj.com)

Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch


1. Switch beban maksimum, : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya
overload
2. Switch momen beban, : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi
crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head
assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.

Tali (line)
Tali berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan beban serta mengatur
kemiringan boom. Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan
jalinan serat-serat baja (steel wire) dengan kekuatan σb = 130-200kg/mm2.
Beberapa serat dipintal hingga menjadi satu jalinan (strand),kemudian
beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core) sehingga membentuk tali. Tali
baja banyak digunakan pada mesin pengangkat karena dibandingkan dengan
rantai, tali baja memiliki keunggulan antara lain :
1. Lebih ringan dan lebih murah harganya.
2. Lebih tahan terhadap beban sentakan, karena beban terbagi rata pada
semua strand.
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi
4. Keandalan operasi yang tinggi.
5. Lebih fleksibel dan ketika beban lengkungan tidak perlu mengatasi
internal stress.
6. Sedikit mengalami fatique dan internalwear karena tidak ada
16
kecenderungan kawat untuk menjadi lurus yang selalu menyebabkan
internal stress.
7. Kurangnya kecenderungan untuk membelit karena peletakan yang tepat
pada drum dan puli, penyambungan yang cepat, mudah dijepit (clip), atau
ditekuk (socket ).
8. Kawat yang patah setelah pemakaian yang lama tidak akan menonjol
keluar sehingga lebih aman dalam pengangkatan dan tidak akan merusak
kawat yang berdekatan.

Gambar 2.8 Konstruksi Serat Tali Baja

Kait (hook)
Kait adalah perlengkapan yang digunakan untuk menggantung beban yang
diangkat mobile crane. Pada ujung tangkainya terdapat ulir yang digunakan
untuk mengikat bantalan aksial agar kait tersebut dapat berputar dengan leluasa.
Kait dapat mengangkat mulai dari 25 - 100 ton. Kait terdiri atas beberapa jenis,
yaitu :
18
1. Kait Tunggal (Single Hook) / Kait Standar
Kait ini dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata atau tertutup. Kait
standar dapat mengangkat beban sampai dengan 50 ton.
2. Kait Ganda (Double Hook)
Kait ini dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata dan tertutup. Kait
ganda dapat mengangkat beban mulai dari 25 - 100 ton. Kait ganda
didesain dengan dudukan yang lebih kecil dari kait tunggal dengan
kapasitas angkat sama.
3. Kait Mata Segitiga (Triangular Hook)
Kait mata segitiga digunakan untuk mengangkat muatan diatas 100
ton.
Gambar 2.9 Kait (Hook)

Cara Pemasangan Tower Crane


Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:
1. pemasangan fine angle dan base section
Cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan adalah penanaman fine angle dan
base section kedalam lubang pondasi. Yaitu sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus
disiapkan pondasi dari semen yang dicor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari tower
crane yang akan digunakan. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor
berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi. Kemudian dilakukan
pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.

(Gambar 2.23 Pondasi Tower Crane sebelum dicor)

(Gambar 2.24 Fixing Angel)

(Gambar 2.25 Base Section tower Crane)

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan
kering, sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan
di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian
menara (tower) penopang tower crane tersebut.

2. Pemasangan mast section


Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk membantu melakukan
pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada
base section tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai spesifikasi free
standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah
mobile-crane. Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane
menggunakan proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada pemasangan Crane yang di
tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).

3. Pemasangan climbing frame crane


Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile crane melakukan
pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self assembly. Dimana climbing frame
crane akan mengangkat slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang kosong di antara slewing
unit dan mast section kemudian jib akan mengangkat sebuah mast section untuk kemudian
diletakan pada ruang kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses tersebut akan
terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.

4. Pemasangan joint pin


Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane melakukan pemasangan joint
pin diatas climbing crane.
5. Pemasangan jib dan counter jib
Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan jib dan counter
jib.

(Gambar 2.26 Pemasangan Jib)

6. Pemasangan counter weight


Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan counter
weight. Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak
pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi
bersamaan dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun
sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan
tambahan kestabilan.

Cara Pembongkaran Tower Crane


Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar tower crane tersebut.
Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke
akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan
section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section
berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan
section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section
1.
Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan
3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter
jib dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan
slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic
master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya
dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan
kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak
terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan
ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan
material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun horizontal.
Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai
penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.
 Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen
dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane
merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup
lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya
tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan
travelling).
 Bagian Utama Tower Crane :
1. Rangka
2. Kabel Baja (Ropes)
3. Kait (Hook)
4. Pulley (Shave)
5. Drum penggulung kabel baja
6. Motor Penggerak
 Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut
berdiri Yaitu : free standing crane, rail mounted crane, climbing tower crane, tired in crane.
 Penggunaan tower crane : yaitu pada tempat yang strategis tentunya, dengan memprehatikan
beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang dari
bangunan.
2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.
3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat menjangkau 100 %
area gedung.
Letak tower crane direncakan sebagai berikut :
4. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi memanjang, karena pada posisi
tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang minimum.
5. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free standing
setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses kerja.

You might also like