You are on page 1of 12

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO.

6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENJADWALAN TENAGA KERJA ROOM BOY DENGAN MENGGUNAKAN


METODE GOAL PROGRAMMING

ROOM BOY SCHEDULING IN HKG HOTEL USING GOAL PROGRAMMING


METHOD

Auriiga Yuzi Eradipa1), Arif Rahman2), Ceria Farela Mada Tantrika3)


Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: auriiga.yuzi@gmail.com 1), posku@ub.ac.id 2), ceria_fmt@ub.ac.id 3)

Abstrak

Hotel HKG merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan yang berada di
Malang. Produk utama yang ditawarkan kepada para tamu adalah jasa penyewaan kamar. Selama ini Hotel
HKG mengalami fluktuasi permintaan kamar. Dengan adanya fluktuasi permintaan kamar, jumlah room boy
yang ada dirasa kurang serta masih banyak terjadi pelanggaran dalam penjadwalan roomboy, sehingga
diperlukan pengaturan penjadwalan optimal. Metode yang digunakan dalam penjadwalan tenaga kerja room
boy adalah metode Goal Programming. Langkah awal dalam penjadwalan tenaga kerja adalah menghitung
rata-rata tingkat hunian kamar setiap hari nya dan melakukan perhitungan waktu baku proses
membersihkan kamar. Selanjutnya menghitung jumlah tenaga kerja minimal tiap shift. Langkah selanjutnya
adalah melakukan penjadwalan tenaga kerja menggunakan metode Goal Programming. Hasil penelitian
menunjukkan penjadwalan tenaga kerja room boy untuk tiap shift di setiap harinya selama seminggu.
Pelanggaran yang terjadi dipenjadwalan aktual sudah diminimumkan, dari 15 pelanggaran menjadi 2
pelanggaran. Jumlah room boy optimal adalah 14 orang.

Kata kunci: Goal Programming, Penjadwalan Tenaga Kerja, Shift, Room boy

1. Pendahuluan dan pelanggan yang semakin kritis (Bedworth,


Seiring dengan kemajuan jaman yang 1987).
diikuti dengan modernisasi berbagai sektor dan Permasalahan di atas juga terjadi pada
mobilitas yang tinggi, dunia bisnis perhotelan objek penelitian ini yaitu Hotel HKG Malang.
berkembang dengan pesat membangun Hotel HKG merupakan salah satu perusahaan
jejaringnya di berbagai daerah. Hotel yang bergerak di bidang jasa perhotelan.
merupakan jenis usaha jasa pelayanan yang Produk utama yang ditawarkan kepada para
cukup rumit pengelolaannya, mulai dari tamu adalah jasa penyewaan kamar. Salah satu
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh bagian yang dirasa penting di Hotel HKG
tamu-tamunya hingga sumber daya manusia adalah tata graha atau Housekeeping.
yang berkualitas di bidangnya terutama di Housekeeping Department bertanggung jawab
bidang perhotelan. Industri perhotelan dalam atas kebersihan, kerapian, dan kenyamanan
operasionalnya melibatkan banyak tenaga kerja kamar (guest room), ruangan umum, restoran,
yang sangat penting keberadaannya bar, dan fasilitas-fasilitas hotel. Room section
Jumlah tamu yang membutuhkan merupakan salah satu bagian dari Housekeeping
pelayanan harus sebanding dengan jumlah Department yang bertanggung jawab khusus
tenaga kerja yang ada pada hotel tersebut. Hal untuk menangani kamar. Dalam room section
tersebut menuntut pihak hotel perlu melakukan terdapat room boy yaitu orang yang
pengaturan jadwal kerja yang efektif untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan
setiap sumber daya manusia yang ada agar kegiatan menciptakan dan menjaga kebersihan,
pelayanan berjalan secara optimal serta dari kenyamanan, serta merawat fasilitas, menata,
pihak tenaga kerja tidak merasa dirugikan. dan merapikan perlengkapan khususnya guest
Masalah penjadwalan tenaga kerja memiliki room. Kegiatan kerja room boy diatur dengan
karakteristik yang spesifik, antara lain sistem shift dan dibagi menjadi 3 shift kerja
kebutuhan karyawan yang berfluktuasi, perhari dengan 8 jam kerja per shift. Pelayanan
kapasitas tenaga kerja yang tidak bisa disimpan, hotel yang memakan waktu 24 jam setiap

1214
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

harinya memaksa pihak hotel untuk Salah satu metode yang dapat digunakan
menyediakan sumber daya manusia yang cukup untuk mengatasi masalah penjadwalan tenaga
agar dapat memberikan hasil yang maksimal kerja di Hotel HKG adalah Goal programming
bagi kualitas pelayanan hotel. (GP). GP merupakan metode yang digunakan
Selama ini Hotel HKG mengalami untuk meminimalkan deviasi pada tujuan ganda
fluktuasi permintaan kamar. seperti dapat dilihat atau jamak pada waktu bersamaan. Metode GP
pada Gambar 1. Dengan adanya fluktuasi dapat menyelesaikan masalah penjadwalan
permintaan kamar, jumlah tenaga kerja yang tenaga kerja dengan mengakomodir berbagai
dijadwalkan berubah-ubah setiap harinya. aturan atau pertimbangan yang dihadapi hotel
Pembagian jumlah tenaga kerja yang ada dirasa untuk menghasilkan sistem penjadwalan yang
kurang sesuai dengan kebutuhan pelayanan lebih sistematis dan bisa memuat banyak
yang diinginkan, sehingga terkadang room boy kendala tujuan yang akan diminimumkan
melakukan pekerjaan melebihi kemampuannya. penyimpangannya.
Beban kerja yang berlebih dapat mempengaruhi Manfaat dan keuntungan dari metode GP
efektivitas kerja room boy yang akan membuat yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah
hasil yang diperoleh tidak maksimal. penjadwalan tenaga kerja dapat dilihat dari
keberhasilan beberapa peneliti sebelumnya
yang menggunakan metode ini. Nurfadillah
(2012) menyelesaikan masalah penjadwalan
perawat dengan menggunakan metode GP.
Hasil yang diperoleh dalam tulisan tersebut
adalah penyelesaian masalah penjadwalan
perawat menggunakan GP lebih baik
dibandingkan jadwal yang dibuat secara
manual. Hal ini dibuktikan dengan
Gambar 1. Data Tingkat Hunian Kamar dihasilkannya suatu penjadwalan perawat yang
(Sumber: Hotel HKG) baru dengan tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Dengan mempertimbangkan semua faktor
Penjadwalan tenaga kerja room boy di di atas, dirasa perlu dilakukan perancangan
Hotel HKG pada awalnya dilakukan secara ulang penjadwalan tenaga kerja room boy yang
manual dan kurang memperhatikan aturan- bertujuan untuk merencanakan jumlah
aturan yang ada sehingga dalam kebutuhan akan tenaga kerja perkualifikasinya
pelaksanaannya banyak kekurangan. Pihak dan menjadwalkan hari masuk dan libur.
hotel mengalami kendala terjadinya
pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada 2. Metode Penelitian
yang mengakibatkan penjadwalan tenaga kerja Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kurang efektif dan efisien. Rincian pelanggaran deskriptif, yaitu penelitian yang
yang terjadi pada penjadwalan tenaga kerja menggambarkan sejumlah data yang kemudian
aktual di Hotel HKG dapat dilihat pada Tabel 1. dianalisis dengan menggunakan metode tertentu
lalu diinterpretasikan berdasarkan kenyataan
Tabel 1. Pelanggaran Penjadwalan Tenaga Kerja yang sedang berlangsung (Mardalis, 1995).
Room Boy Aktual di Hotel HKG Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk
Aturan
Aturan
Jumlah mencari dan mengumpulkan sejumlah data
Penjadwalan Pelanggaran
untuk memperoleh gambaran fakta-fakta yang
Karyawan tidak
Berdasarkan jelas tentang berbagai keadaan dan situasi yang
ditugaskan pada shift
Teori 4
Schwartzenau
malam lebih dari tiga hari ada dalam perusahaan.
berturut-turut
Karyawan mendapat jatah
libur satu hari dalam satu 2.1 Langkah-Langkah Penelitian
3
Berdasarkan
periode penjadwalan Langkah-langkah penelitian merupakan
(seminggu)
kebijakan suatu tahapan kegiatan yang dilakukan dalam
Hotel HKG Karyawan yang bertugas
pada shift sore disuatu penelitian yang tersusun urut dan tersistematis.
8
hari mendapat shift pagi 1. Studi Lapangan dan Studi Pustaka
dihari berikutnya
Studi lapangan dalam penelitian ini
dilakukan dengan mengamati langsung

1215
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

kondisi perusahaan dan melakukan kamar.


wawancara dengan pihak perusahaan. f. Data lain yang menunjang.
Usaha ini dilakukan agar dapat melihat 6. Pengolahan Data
permasalahan yang ada dengan lebih jelas. Data-data yang telah diperoleh dari tahap-
Studi pustaka dilakukan peneliti untuk tahap sebelumnya, diolah dengan
melihat teori yang mungkin digunakan menggunakan metode yang relevan dengan
untuk memecahkan masalah yang ada permasalahan yang dihadapi. Langkah-
sesuai dengan kondisi pada perusahaan. langkah pengolahan data adalah sebagai
Studi pustaka dilakukan dengan berikut:
mempelajari teori – teori dari buku, a. Menghitung rata-rata tingkat hunian
literatur, website, jurnal dan sumber- kamar setiap hari nya.
sumber lain yang akan digunakan untuk b. Menghitung waktu standar
mencapai tujuan penelitian. membersihkan kamar.
2. Identifikasi Masalah c. Menghitung jumlah tenaga kerja yang
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan diperlukan setiap hari di setiap shift
hasil studi lapangan terhadap objek nya.
penelitian dan studi pustaka tentang d. Menentukan variabel keputusan dalam
permasalahan yang dihadapi. Dari formulasi matematis untuk mencapai
pengamatan di lapangan dan wawancara optimasi penjadwalan tenaga kerja.
dengan pihak perusahaan akan diperoleh e. Menentukan fungsi tujuan yang akan
kondisi – kondisi dimana hal tersebut tidak dicapai pada penelitian ini.
sesuai pelaksanaannya atau hasil yang f. Menentukan fungsi kendala dalam
diperoleh tidak sesuai dengan kondisi yang penelitian ini.
sebenarnya diharapkan sehingga dapat g. Melakukan penyelesaian menggunakan
diidentifikasi menjadi masalah. Setelah solver untuk mengetahui penjadwalan
memahami permasalahan yang terjadi, terhadap tenaga kerja yang dibutuhkan
akan dipilih metode yang mungkin untuk dengan menggunakan metode Goal
memecahkan masalah dan dipilih yang Programming.
sesuai. 7. Analisis dan Pembahasan
3. Perumusan Masalah Pada tahap ini akan dilakukan analisis dan
Tahap ini merupakan hasil dari tahap pembahasan dari hasil pengolahan data
identifikasi masalah. Topik penelitian dan yang telah dilakukan, yaitu mengenai
identifikasi masalah yang telah diperoleh, penentuan kebutuhan tenaga kerja dan
digunakan sebagai acuan dalam hasil penjadwalan tenaga kerja room boy.
menentukan rumusan masalah yang 8. Penarikan Kesimpulan dan Saran
menjadi fokus penelitian. Pada tahap akhir dari penelitian ini yaitu
4. Penentuan Tujuan Penelitian menarik kesimpulan yang didasarkan pada
Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang
perumusan masalah yang telah dijabarkan dilakukan pada tahap sebelumnya.
sebelumnya. Hal ini ditujukan untuk Selanjutnya akan diberikan saran – saran
menentukan batasan – batasan yang perlu yang dianggap penting dan mungkin untuk
dalam pengolahan analisis hasil ditindak lanjuti baik untuk kepentingan
pengukuran selanjutnya agar penelitian pihak perusahaan maupun untuk
yang akan dibuat menjadi terarah dan penyempurnaan bagian penelitian
terukur tingkat keberhasilannya. selanjutnya.
5. Pengumpulan Data
Adapun data dan informasi yang 3. Model Goal Programming
diperlukan dalam penelitian ini adalah Model Goal Programming merupakan
sebagai berikut : perluasan dari model Linear Programming.
a. Profil Hotel HKG. Goal Programming pertama kali diperkenalkan
b. Struktur organisasi Hotel HKG. oleh Charnes dan Coopers untuk menyelesaikan
c. Data tingkat hunian kamar hotel. persoalan linier dengan banyak kendala yang
d. Data proses kerja membersihkan kamar. hendak dicapai dalam waktu yang bersamaan.
e. Data waktu proses membersihkan Pada model Goal Programming terdapat

1216
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

kehadiran sepasang variabel deviasional yang kendala tujuan tersebut. Ada 3 macam
muncul di fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kemungkinan hubungan tersebut, yaitu
kendala. Variabel deviasional berfungsi = , ≥ dan atau
menampung penyimpangan atau deviasi yang ≤ .
akan terjadi pada nilai ruas kiri suatu kendala 3. Menentukan prioritas
terhadap nilai ruas kanannya. Variabel deviasi Pada langkah ini dibuat urutan dari tujuan-
dibedakan menjadi dua yaitu variabel yang tujuan. Apabila terdapat tujuan mutlak,
berfungsi menampung deviasi yang berada di maka tujuan tersebut diletakkan pada
bawah sasaran yang dikehendaki dan variabel prioritas utama. Prioritas untuk setiap
yang berfungsi menampung deviasi yang tujuan biasanya ditetapkan oleh pengambil
berada di atas sasaran yang dikehendaki. keputusan atau dengan kerja sama dengan
Goal Programming dapat dirumuskan analis. Jika persoalannya tidak memiliki
sebagai berikut: urutan tujuan, lewati langkah ini dan
∑ (Pers.1) kemudian ke langkah berikutnya.
kendalanya: 4. Menentukan bobot
∑ (Pers.2) Pada bagian ini adalah membuat urutan
∑ dalam suatu tujuan tertentu. Apabila tahap
(Pers.3)
ini dirasa tidak perlu, maka dilanjutkan
i = 1, 2, ..., m pada tahap berikutnya.
j = 1, 2, ... , n 5. Menyatakan fungsi tujuan
k = 1, 2, ..., p Pada tahap ini dipilih variabel deviasional
(Pers.4) yang benar untuk dimasukkan kedalam
keterangan : fungsi tujuan, setelah itu diberi prioritas
= deviasi (penyimpangan) positif dan pembobot yang tepat bila diperlukan.
= deviasi (penyimpangan) negatif Nilai variabel keputusan ditentukan dengan
= koefisien fungsi kendala tujuan meminimumkan fungsi linier variabel
deviasional. Minimasi yang dilakukan
= variabel pengambilan keputusan
tergantung dari nilai sisi kanan bi
= tujuan atau target yang ingin dicapai terhadap nilai fungsi variabel keputusan
= koefisien fungsi kendala sistem fi(xj) yang dikehendaki, seperti yang
= sumber daya yang tersedia tercantum dalam Tabel 2.

Prosedur perumusan Goal Programming Tabel 2. Nilai Fungsi Variabel Keputusan


menurut Mulyono (1991) meliputi beberapa Tujuan Prosedur
tahap berikut: sama atau lebih
Minimumkan
besar dari
1. Menentukan variabel keputusan
sama atau lebih
Langkah ini merupakan dasar dalam kecil dari
Minimumkan
pembuatan model keputusan untuk sama dengan Minimumkan dan
mendapatkan solusi yang dicari. Semakin
tepat penentuan variable keputusan, maka
6. Menyatakan keperluan non-negatif
akan semakin mempermudah pengambilan
Langkah ini merupakan bagian resmi
keputusan yang dicari.
untuk perumusan masalah Goal
2. Menyatakan kendala tujuan
Programming karena semua variabel yang
Pada model Goal Programming, tujuan-
digunakan pada model Goal Programming
tujuan tersebut ditentukan oleh keinginan
tidak boleh bernilai negatif.
atau kehendak pengambil keputusan,
ketersediaan sumber daya, dan batasan
4. Hasil dan Pembahasan
atau kendala lain yang secara eksplisit
4.1 Penentuan Kebutuhan Tenaga Kerja
maupun implisit menentukan dalam
Sebelum menentukan kebutuhan tenaga
pemilihan variabel keputusan. Setiap
kerja, maka perlu dilakukan perhitungan rata-
kendala tujuan memiliki nilai yang
rata tingkat hunian perharinya dan waktu
berhubungan dengan nilai sisi kanan (b i)
standar kerja room boy dalam membersihkan
yang merupakan target atau tujuan dari
kamar. Hasil perhitungan tersebut nantinya akan

1217
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dijadikan input data dalam menentukan Tabel 3. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
kebutuhan tenaga kerja yang minimal. tingkat hunian kamar tertinggi berada pada hari
Kamis yaitu sebanyak 51 kamar. Sedangkan
4.1.1 Perhitungan Rata-Rata Tingkat rata-rata tingkat hunian terendah berada pada
Hunian Kamar hari Minggu yaitu sebanyak 25 kamar. Hasil
Kebutuhan tenaga kerja room boy setiap perhitungan rata-rata tingkat hunian kamar ini
harinya berbeda-beda. Semakin banyak jumlah akan dijadikan input dalam menghitung jumlah
tamu yang menginap, maka akan semakin tenaga kerja. Grafik data tingkat hunian historis
banyak pula kebutuhan tenaga kerja room boy dan rata-rata dapat dilihat pada Gambar 2.
yang bertugas. Untuk mengetahui kebutuhan
tenaga kerja room boy maka dapat dibuktikan 4.1.2 Perhitungan Waktu Baku Proses
dengan memperhatikan data historis tingkat Membersihkan Kamar
hunian kamar Hotel HKG. Dari data historis Selain tingkat hunian kamar, input dalam
tingkat hunian kamar yang telah diperoleh dapat menghitung jumlah tenaga kerja room boy
dilihat bahwa data tingkat hunian kamar adalah waktu baku proses membersihkan
befluktuasi setiap harinya. Namun untuk hari kamar. Sebelum menghitung waktu baku, perlu
yang sama pada setiap minggunya fluktuasi dilakukan pengukuran kerja (work
data tidak begitu signifikan. Maka untuk measurement) terlebih dahulu. Dalam penelitian
mengetahui kebutuhan kamar di minggu- ini dilakukan pengukuran kerja secara langsung
minggu berikutnya, akan dihitung rata-rata dari dengan metode stopwatch time study (STS).
data historis tingkat hunian kamar yang ada Pengukuran dengan metode STS dipilih karena
setiap harinya. Tahap perhitungan rata-rata pengukuran ini digunakan untuk pekerjaan-
tingkat hunian kamar ini bertujuan untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan
memprediksi kebutuhan kamar untuk masa repetitive.
yang akan datang. Pengukuran kerja langsung proses
Contoh perhitungan rata-rata tingkat membersihkan kamar dibagi menjadi delapan
hunian kamar pada hari Senin adalah sebagai elemen kerja, yaitu elemen kerja beginning
berikut: task, stripping the bed, making bed, cleaning
Rata-rata tingkat hunian kamar pada hari Senin chemicals, dusting, cleaning bathroom,
34 38 30 32 25 36 sweeping and mopping, dan checking room.
= 33 kamar
6 Data hasil pengukuran kerja awal yang
dilakukan sebanyak 10 replikasi ditampilkan
Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Rata-Rata Tingkat
pada Tabel 4.
Hunian Kamar (Kamar)
Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7
Minggu ke 1 34 37 32 47 43 50 28 Tabel 4. Data Waktu Proses Membersihkan Kamar
Minggu ke 2 38 30 42 52 46 52 29 (Detik)
Minggu ke 3 30 32 38 52 49 45 25
Minggu ke 4 32 28 32 45 41 39 27
Minggu ke 5 25 31 40 51 38 41 21
Minggu ke 6 36 35 33 58 42 40 20
RATA-RATA 33 32 36 51 43 45 25

Langkah awal dalam melakukan


perhitungan waktu baku adalah melakukan
pengukuran pendahuluan yaitu untuk
mengetahui berapa kali pengukuran harus
dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan
keyakinan yang diinginkan. Pengukuran
Gambar 2. Grafik Data Tingkat Hunian Kamar pendahuluan dilakukan dengan menguji
Rata-Rata keseragaman data dan menghitung jumlah
pengukuran yang diperlukan (uji kecukupan
Hasil perhitungan rata-rata tingkat hunian data). Pengukuran pendahuluan dilakukan
kamar untuk setiap harinya dapat dilihat pada dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat

1218
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

keyakinan 95%. Artinya bahwa pengukuran sudah cukup dan mewakili populasi.
membolehkan rata-rata hasil pengukurannya
menyimpang sejauh 5% dari rata-rata c. Waktu Siklus, Waktu Normal, dan
sebenarnya dan kemungkinan berhasil Waktu Baku
mendapatkannya adalah 95%. Setelah melakukan uji kecukupan data,
maka langkah selanjutnya adalah menghitung
a. Uji Keseragaman Data waktu baku, yaitu waktu yang dibutuhkan
Perhitungan uji keseragaman data secara wajar oleh pekerja normal untuk
dilakukan dengan menggunakan Microsoft menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan
Excel. Uji keseragaman ini berfungsi untuk dalam sistem kerja terbaik saat itu
mengetahui apakah data yang ada sudah Rekap hasil perhitungan waktu siklus,
memiliki keseragaman atau tidak. Selain itu, uji waktu normal, dan waktu baku proses
keseragaman data juga berfungsi untuk membersihkan kamar dapat dilihat pada Tabel
memperkecil varian yang ada dengan 7.
membuang data ekstrim.
Rekap hasil uji keseragaman data proses Tabel 7. Rekap Hasil Perhitungan Waktu Siklus,
membersihkan kamar dapat dilihat pada Tabel Waktu Normal, dan Waktu Baku
5.

Tabel 5. Rekap Hasil Uji Keseragaman Data Proses


Membersihkan Kamar

Dari hasil perhitungan waktu baku, dapat


dilihat bahwa elemen kerja cleaning bathroom
memiliki waktu baku terlama yaitu sebesar
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 742,25detik. Sedangkan waktu baku tersingkat
5 dapat diketahui bahwa data waktu setiap terdapat pada elemen kerja checking room yaitu
elemen kerja pada proses membersihkan kamar sebesar 41,65detik. Adapun total waktu baku
telah seragam. yang dibutuhkan untuk membersihkan satu
kamar adalah sebesar 1994,80 detik atau 33,25
b. Uji Kecukupan Data menit.
Setelah semua data dinyatakan seragam,
langkah selanjutnya adalah melakukan uji 4.1.3 Perhitungan Kebutuhan Minimal
kecukupan data. Uji kecukupan data dilakukan Tenaga Kerja
untuk menguji apakah data sampel yang di uji Setelah didapatkan hasil rata-rata tingkat
telah mewakili populasi atau belum. hunian kamar dan waktu baku proses
Rekap hasil uji kecukupan data proses membersihkan kamar, langkah selanjutnya
membersihkan kamar dapat dilihat pada Tabel adalah menghitung jumlah kebutuhan tenaga
6. kerja room boy minimal untuk menyelesaikan
pekerjaan yang dikerjakan dalam sistem kerja
Tabel 6. Rekap Hasil Uji Kecukupan Data Proses terbaik saat itu. Jumlah tenaga kerja akan
Membersihkan Kamar dihitung kebutuhannya setiap hari dan setiap
shiftnya. Dalam kasus ini, notasi T
menunjukkan waktu baku yang digunakan
untuk membersihkan satu kamar, notasi P
menunjukkan banyaknya kamar yang harus
dibersihkan, dan notasi D.E menunjukkan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel waktu kerja efektif yang dimiliki oleh setiap
6. dapat diketahui bahwa nilai N’ setiap elemen room boy.
kerja pada proses membersihkan kamar lebih Hasil perhitungan jumlah kebutuhan
besar dari nilai N nya, artinya data waktu setiap tenaga kerja minimal setiap shift di setiap
elemen kerja pada proses membersihkan kamar harinya dapat dilihat pada Tabel 8.

1219
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 8. Hasil Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja fungsi kendala. Fungsi kendala digunakan
Minimal sebagai batasan dalam meminimasi fungsi
N
HARI
P T
D.E
N pagi N sore
malam tujuan. Fungsi kendala dalam penelitian ini
(kamar) (detik) (orang) (orang)
(orang) dibedakan menjadi fungsi kendala utama dan
Senin 33 1994,80 240 5 2 1
Selasa 32 1994,80 240 5 2 1 fungsi kendala sasaran.
Rabu 36 1994,80 240 6 3 2 1. Kendala Utama
Kamis 51 1994,80 240 8 3 2
Jumat 43 1994,80 240 7 3 2
Kendala utama adalah batasan yang
Sabtu 45 1994,80 240 7 3 2 merepresentasikan peraturan yang harus
Minggu 25 1994,80 240 4 2 1
dipenuhi. Batasan yang termasuk kendala utama
adalah sebagai berikut:
4.2 Penjadwalan Tenaga Kerja a. Kebutuhan room boy pada tiap shift
Setelah didapatkan kebutuhan tenaga kerja terpenuhi setiap harinya.
room boy setiap hari pada setiap shift, maka Kendala ini dimaksudkan untuk memenuhi
akan dilakukan pengaturan penjadwalan tenaga kebutuhan room boy yang ada pada shift
kerja room boy. Masalah penjadwalan tenaga pagi, sore, dan malam. Dengan adanya
kerja room boy ini dapat dimodelkan sebagai batas minimal jumlah room boy ini
masalah Goal Programming (GP). GP diharapkan tugas yang dibebankan kepada
merupakan metode opetimasi yang digunakan room boy tidak terlalu berat. Jumlah room
untuk meminimalkan deviasi pada tujuan ganda boy yang harus ditugaskan pada shift di
atau jamak secara bersamaan. setiap harinya dapat dilihat pada Tabel 9.
4.2.1 Formulasi Model Tabel 9. Kebutuhan Tenaga Kerja Room Boy
Formulasi model harus diketahui terlebih Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming
dahulu sebelum data diolah dengan GP, diawali Pagi 5 5 6 8 7 7 4
dengan menentukan variabel keputusan Sore 2 2 3 3 3 3 2
Malam 1 1 2 2 2 2 1
kemudian menentukan fungsi tujuan dan fungsi
kendala untuk menentukan penjadwalan tenaga
Formulasi model kendala ini dijelaskan
kerja room boy yang optimal. Tujuan formulasi
dalam Persamaan 6.
model dalam penelitian ini adalah untuk
meminimasi kebutuhan tenaga kerja dan ∑ ∑ untuk j,k (Pers. 6)
meminimasi pelanggaran peraturan pada b. Hari ke k sejumlah room boy bekerja pada
penjadwalan tenaga kerja room boy. shift j, maka hari ke k+1, nilai i = j untuk
kendala j adalah shift pagi.
4.2.2 Menentukan Variabel Keputusan Kendala ini menyatakan bahwa ketika hari
Variabel keputusan adalah variabel- ke k sejumlah room boy bekerja di shift j,
variabel yang mempengaruhi persoalan dalam maka keesokan harinya nilai i dipengaruhi
pengambilan keputusan dan dapat dikendalikan oleh j di hari sebelumnya. Dimana ketika
oleh pengambil keputusan. Sehingga variabel pada hari ke k sejumlah room boy bekerja
keputusan yang terdapat pada penelitian ini di shift pagi, maka nilai j adalah satu dan
adalah pergerakan shift kerja room boy. pada hari ke k+1 nilai i adalah satu.
Variabel keputusan yang digunakan dalam Formulasi model kendala ini dijelaskan
model penjadwalan tenaga kerja ini adalah: dalam Persamaan 7.
(Pers. 5) ∑ 23 ∑ untuk k
Adapun parameter utama yang digunakan (Pers. 7)
sebagai model penjadwalan adalah c. Hari ke k sejumlah room boy bekerja pada
i = index untuk shift dihari sebelumnya (pagi, shift j, maka hari ke k+1, nilai i = j untuk
sore, malam, libur) kendala j adalah shift sore.
j = index untuk shift dihari k (pagi, sore, Kendala ini menyatakan bahwa ketika hari
malam, libur) ke k sejumlah room boy bekerja di shift j,
k = index untuk hari {mon, tue, wed, thu, fri, maka keesokan harinya nilai i dipengaruhi
sat, sun, (mon), (tue)} oleh j di hari sebelumnya. Dimana ketika
pada hari ke k sejumlah room boy bekerja
4.2.3 Menentukan Fungsi Kendala di shift sore, maka nilai j adalah dua dan
Tahap berikutnya adalah menentukan pada hari ke k+1 nilai i adalah dua.

1220
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Formulasi model kendala ini dijelaskan ∑ 0 ∑ 0 (Pers. 12)


dalam Persamaan 8. h. Pagi ke pagi harus lebih besar daripada
∑ 3 2 ∑ 2 untuk k lima hari pagi ke libur.
(Pers. 8) Kendala ini berhubungan dengan kendala
d. Hari ke k sejumlah room boy bekerja pada libur setelah pagi maka keesokannya pagi
shift j, maka hari ke k+1, nilai i = j untuk setelah libur. Formulasi model kendala ini
kendala j adalah shift malam. dijelaskan dalam Persamaan 13.
Kendala ini menyatakan bahwa ketika hari ∑ (∑ 2 6 0 ) (Pers. 13)
ke k sejumlah room boy bekerja di shift j, i. Libur ke pagi keseluruhan hari harus lebih
maka keesokan harinya nilai i dipengaruhi besar daripada kebutuhan pagi maksimum.
oleh j di hari sebelumnya. Dimana ketika Formulasi model kendala ini dijelaskan
pada hari ke k sejumlah room boy bekerja dalam Persamaan 14.
di shift malam, maka nilai j adalah tiga dan ∑ 0 untuk k (Pers. 14)
pada hari ke k+1 nilai i adalah tiga. 2. Kendala Sasaran
Formulasi model kendala ini dijelaskan Kendala sasaran adalah batasan yang
dalam Persamaan 9. merepresentasikan peraturan yang dapat
∑ 3 ∑ 2 3 untuk k ditoleransi namun penyimpangannya harus
(Pers. 9) seminimum mungkin. Yang termasuk dalam
e. Hari ke k sejumlah room boy bekerja pada kendala ini adalah sebagai berikut:
shift j, maka hari ke k+1, nilai i = j untuk a. Sejumlah room boy mendapat jumlah libur
kendala j adalah libur. yang sama yaitu sebanyak satu hari selama
Kendala ini menyatakan bahwa ketika hari satu periode penjadwalan.
ke k sejumlah room boy bekerja di shift j, Peraturan yang telah dibuat oleh pihak
maka keesokan harinya nilai i dipengaruhi hotel memberikan room boy mendapat
oleh j di hari sebelumnya. Dimana ketika jatah libur sebanyak satu hari selama satu
pada hari ke k sejumlah room boy tidak periode penjadwalan (seminggu).
bekerja, maka nilai j adalah empat dan Formulasi model kendala ini dijelaskan
pada hari ke k+1 nilai i adalah empat. dalam Persamaan 15.
Formulasi model kendala ini dijelaskan ∑ ∑ 0 (∑ ∑
dalam Persamaan 10. ∑ ∑ 2 ∑ ∑ 3 )
∑ 4 4 ∑ 4 4 untuk k (Pers. 15)
(Pers. 10) b. Sejumlah room boy tidak ditugaskan pada
f. Sejumlah room boy tidak ditugaskan pada shift malam hari k lalu kembali ditugaskan
shift malam hari k lalu kembali ditugaskan pada shift sore di hari berikutnya.
pada shift pagi di hari berikutnya. Kriteria dalam mendesain shift kerja yang
Peraturan yang telah dibuat oleh pihak dinyatakan oleh Nurmianto (2008)
hotel tentang shift kerja tidak mengatakan bahwa shift kerja harus
membenarkan pekerja ditugaskan pada mengikuti rotasi matahari. Sehingga ketika
shift malam hari ke k lalu kembali sejumlah room boy mendapat shift malam
ditugaskan pada shift pagi di hari pada hari ke k maka keesokan harinya
berikutnya. Formulasi model kendala ini tidak dibenarkan untuk mendapat shift
dijelaskan dalam Persamaan 11. sore. Formulasi model kendala ini
3 untuk k (Pers. 11) dijelaskan dalam Persamaan 16.
g. Libur setelah pagi maka keesokannya pagi 32 2 2 untuk k (Pers. 16)
setelah libur. c. Sejumlah room boy tidak ditugaskan pada
Kendala ini dimaksudkan untuk menjamin shift sore hari k lalu kembali ditugaskan
ketika sejumlah room boy yang ditugaskan pada shift pagi di hari berikutnya.
pada shift pagi dan libur di suatu hari, Kriteria dalam mendesain shift kerja yang
maka dalam satu minggu sejumlah room dinyatakan oleh Nurmianto (2008)
boy tersebut akan bekerja pada shift pagi. mengatakan bahwa shift kerja harus
Formulasi model kendala ini dijelaskan mengikuti rotasi matahari. Sehingga ketika
dalam Persamaan 12. sejumlah room boy mendapat shift malam
pada hari ke k maka keesokan harinya

1221
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

tidak dibenarkan untuk mendapat shift Programming, maka didapatkan hasil jadwal
sore. Formulasi model kendala ini kerja karyawan room boy setiap harinya selama
dijelaskan dalam Persamaan 17. seminggu seperti pada Tabel 10. Nantinya
2 3 3 untuk k (Pers. 17) jadwal usulan ini akan bersifat tetap, namun
d. Sejumlah room boy tidak ditugaskan pada karyawannya yang berotasi setiap minggunya
shift malam lebih dari tiga hari berturut- sesuai dengan urutan pada Tabel 10. Misalnya
turut. ketika seorang room boy bekerja pada jadwal
Dalam penyusunan jadwal shift kerja, ke-1 di minggu ke-1, maka minggu depannya
Grandjean (1986) mengemukakan teori room boy tersebut bekerja pada jadwal ke-2,
Schwartzenau yang menyebutnya beberapa dan seterusnya. Ketika seorang room boy
aspek yang perlu diperhatikan, salah ditugas kan pada jadwal ke-14, maka minggu
satunya adalah kerja malam tiga hari depannya room boy tersebut berotasi kembali
berturut-turut harus segera diikuti istirahat bekerja pada jadwal ke-1.
paling sedikit 24 jam. Sehingga ketika Penjadwalan baru ini memperhatikan
sejumlah room boy ditugaskan pada shift aturan bagi pekerja shift sesuai dengan
malam tiga hari berturut-turut maka kebijakan dari pemerintah, kebijakan
keesokan harinya dibenarkan untuk perusahaan, dan teori-teori yang ada.
mendapat libur. Formulasi model kendala Perbandingan antara jadwal lama yang sudah
ini dijelaskan dalam Persamaan 18. ada yang dilakukan secara manual dengan
33 ∑ 33 ∑ 3 2
jadwal baru hasil komputasi dapat dilihat pada
untuk k (Pers. 18) Tabel 11.
4 4
3. Kendala Non-Negatif Tabel 10. Hasil Penjadwalan Tenaga Kerja Room
Formula ini membatasi bahwa variabel Boy Menggunakan Metode GP
Xi,j,k merupakan variabel yang nilainya lebih Jadwal ke- S S R K J S M
besar sama dengan 0 dan memiliki nilai 1 P P P P P M L
bilangan bulat. Formulasi model kendala ini 2 P P P P P M L
3 P S S M L P P
dijelaskan dalam Persamaan 19. 4 P S M M L P P
(Pers. 19) 5 P S S S M L S
6 S L P P P P P
7 P S S S S S M
4.2.4 Menentukan Fungsi Tujuan 8 L P P P M L S
Pada penelitian ini, fungsi tujuan yang 9 S L P P P P P
diselesaikan meliputi empat fungsi sasaran. 10 P S M L S S M
11 M M L S S S M
Keempat sasaran tersebut adalah variabel 12 L P P P P P P
deviasi yang merupakan pelanggaran terhadap 13 L P P P P P P
peraturan yang ada. Pada keempat sasaran 14 L P P P P P P
tersebut, akan dilakukan minimasi sehingga Total shift pagi
7 6 8 8 7 7 7
(orang)
pada akhirnya akan diperoleh jadwal yang Total shift sore
seminimal mungkin melanggar peraturan. 2 5 3 3 3 3 2
(orang)
Formulasi model fungsi tujuan dari Total shift
1 1 2 2 2 2 3
malam (orang)
keempat fungsi sasaran dijelaskan dalam Total Room
Persamaan 20. 14 orang
boy
Min Keterangan:
∑4 ∑ 4 ∑7 P : shift pagi S : shift sore
∑4 ∑ 4 ∑7 2 2
M : shift malam L : libur
Berdasarkan Tabel 11. didapatkan
∑4 ∑ 4 ∑7 3 3 beberapa kelebihan dari jadwal usulan yaitu
∑4 ∑ 4 ∑7 4 4 (Pers. 20) sebagai berikut:
1. Pada jadwal eksisting, jumlah pelanggaran
Penyelesaian masalah penjadwalan tenaga pada peraturan karyawan room boy
kerja room boy dilakukan dengan bantuan ditugaskan pada shift malam lebih dari tiga
software Microsoft Excel dengan pengolahan hari berturut-turut terjadi sebanyak empat
menggunakan Solver. Dengan adanya kali. Adapun jadwal usulan dengan metode
penjadwalan usulan dengan metode Goal Goal Programming menghasilkan

1222
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

penjadwalan tenaga kerja room boy dengan ingin dicapai, yaitu meminimasi tenaga
tidak ada pelanggaran pada peraturan kerja dan meminimasi pelanggaran.
karyawan room boy ditugaskan pada shift Dengan mempertimbangkan dua tujuan
malam lebih dari tiga hari berturut-turut. tersebut, sehingga solusi optimal yang
dihasilkan ini merupakan hasil kompromi
Tabel 11. Perbandingan Jadwal Existing dan Jadwal dari kedua tujuan tersebut.
Usulan Untuk menyiasati permasalahan ini, maka
Jadwal Jadwal
Parameter
Existing Usulan
solusi yang diberikan adalah menempatkan
Jumlah pelanggaran karyawan room urutan jadwal tenaga kerja yang mendapat
boy ditugaskan pada shift malam 4 0 jatah libur lebih dari satu kali setelah
lebih dari tiga hari berturut-turut
Jumlah pelanggaran karyawan room
jadwal tenaga kerja yang tidak mendapat
boy yang bertugas pada shift sore
8 0
jatah libur seperti yang dapat dilihat pada
disuatu hari kemudian mendapat shift Tabel 10 untuk jadwal ke-7 dan ke-8. Pada
pagi di hari berikutnya
Jumlah pelanggaran karyawan room jadwal ke-7, dalam satu minggu seorang
boy mendapat jatah libur satu hari 3 2 room boy tidak mendapat jatah libur sama
dalam satu periode penjadwalan sekali dan pada jadwal ke-8 seorang room
Jumlah pelanggaran karyawan room
boy yang bertugas pada shift malam boy mendapat jatah libur dua kali dalam
0 0
disuatu hari kemudian mendapat shift seminggu. Sehingga ketika seorang room
sore di hari berikutnya boy bekerja pada jadwal ke-7 disuatu
TOTAL PELANGGARAN 15 2
minggu, dimana tidak mendapat jatah libur
dalam satu minggu, maka di minggu
2. Pada jadwal eksisting, jumlah pelanggaran berikutnya dia mendapat jatah libur dua
pada peraturan karyawan room boy yang kali dalam seminggu seperti pada jadwal
bertugas pada shift sore disuatu hari ke-8.
kemudian mendapat shift pagi di hari 4. Pada jadwal eksisting, tidak terjadi
berikutnya terjadi sebanyak delapan kali. pelanggaran pada peraturan karyawan
Adapun jadwal usulan dengan metode room boy yang bertugas pada shift malam
Goal Programming menghasilkan disuatu hari kemudian mendapat shift sore
penjadwalan tenaga kerja room boy dengan di hari berikutnya. Begitupun jadwal
dua kali pelanggaran pada peraturan usulan dengan metode Goal Programming
karyawan room boy mendapat jatah libur menghasilkan penjadwalan tenaga kerja
satu hari dalam satu periode penjadwalan. room boy dengan tidak ada pelanggaran
Terdapat satu orang karyawan yang tidak pada peraturan karyawan room boy yang
mendapat jatah libur dan terdapat dua bertugas pada shift malam disuatu hari
orang karyawan yang mendapat jatah libur kemudian mendapat shift sore di hari
lebih dari satu kali. berikutnya.
3. Pada jadwal eksisting, jumlah pelanggaran Jumlah penugasan room boy berdasarkan
pada peraturan karyawan room boy hasil penjadwalan menggunakan metode Goal
mendapat jatah libur satu hari dalam satu Programming memiliki perbedaan dengan hasil
periode penjadwalan terjadi sebanyak tiga perhitungan kebutuhan tenaga kerja room boy
kali. Adapun jadwal usulan dengan metode minimal. Pada perhitungan kebutuhan tenaga
Goal Programming menghasilkan kerja minimal, didapatkan hasil kebutuhan
penjadwalan tenaga kerja room boy dengan tenaga kerja minimal sebanyak 13 orang.
dua pelanggaran pada peraturan karyawan Namun, berdasarkan hasil penjadwalan tenaga
room boy yang bertugas pada shift sore kerja optimal menggunakan metode Goal
disuatu hari kemudian mendapat shift pagi Programming, jumlah tenaga kerja minimal
di hari berikutnya. Terdapat satu orang yang ditugaskan ada sebanyak 14 orang. Hal ini
karyawan yang tidak mendapat jatah libur berhubungan dengan pelanggaran-pelanggaran
dan terdapat satu orang karyawan yang yang dimasukkan kedalam batasan dalam
mendapat jatah libur lebih dari satu kali. fungsi kendala model Goal Programming,
Pelanggaran masih terjadi walaupun sudah karena dalam model Goal Programming pada
diminimumkan. penjadwalan tenaga kerja room boy ini, selain
Hal ini terjadi karena dalam model Goal bertujuan untuk meminimasi tenaga kerja, tetapi
Programming ini, terdapat dua tujuan yang juga bertujuan untuk meminimasi pelanggaran-

1223
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

pelanggaran yang terjadi terhadap aturan-aturan ketika ada tenaga kerja yang tidak dapat masuk
yang ada. kerja karena sakit, ijin, maupun cuti.
Selisih jumlah kebutuhan dan penugasan
room boy pada penjadwalan usulan dapat dilihat 5. Kesimpulan
pada Tabel 12. Seperti pada hari Senin di shift Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pagi. Berdasarkan perhitungan kebutuhan penjadwalan tenaga kerja dengan menggunakan
tenaga kerja, dibutuhkan lima orang tenaga metode Goal Programming, terdapat beberapa
kerja room boy untuk ditugaskan pada hari kesimpulan yang bisa diambil, antara lain:
Senin di shift pagi, namun hasil penjadwalan 1. Rincian jumlah tenaga kerja room boy
baru dengan metode Goal Programming optimal yang dibutuhkan oleh HKG
menggunakan Solver pada Microsoft Excel, perhari ditiap shiftnya seperti pada Tabel 9.
pada hari Senin di shift pagi terdapat tujuh Kebutuhan tenaga kerja terbanyak terdapat
orang tenaga kerja room boy yang ditugaskan. pada hari Kamis dengan jumlah kebutuhan
Sehingga terdapat selisih dua orang lebih tenaga kerja minimal sebanyak 13 orang.
banyak antara yang ditugaskan daripada yang Sedangkan jumlah kebutuhan tenaga kerja
dibutuhkan. Begitupun pada hari Selasa di shift paling sedikit terdapat hari Minggu yaitu
sore. sebanyak 7 orang. Banyaknya kebutuhan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga tenaga kerja room boy yang ditugaskan
kerja, dibutuhkan dua orang tenaga kerja room bergantung pada tingkat hunian rata-rata
boy untuk ditugaskan pada hari Selasa di shift kamar hotel setiap hari nya dan waktu
sore, namun berdasarkan hasil pengolahan Goal baku yang dibutuhkan room boy untuk
Programming menggunakan Solver pada membersihkan kamar.
Microsoft Excel pada hari Selasa di shift sore 2. Usulan penjadwalan tenaga kerja room boy
terdapat lima orang tenaga kerja room boy yang dilakukan dengan menggunakan metode
ditugaskan. Sehingga terdapat selisih tiga orang Goal Programming. Model ini
lebih banyak antara yang ditugaskan dari yang dikembangkan dengan memperhatikan
dibutuhkan. Selain itu kelebihan tenaga kerja aturan-aturan yang mempengaruhi
(overstaffing) juga terjadi pada shift pagi di hari pembuatan jadwal tenaga kerja yang
Selasa, Rabu, dan Minggu, serta pada hari disesuaikan dengan kebijakan pemerintah,
Minggu di shift malam. kebijakan perusahaan, dan teori
Schwartzenau. Tujuannya adalah
Tabel 12. Perbandingan JumlahKebutuhan dan meminimumkan penyimpangan yang
Penugasan Tenaga Kerja (Orang) terjadi pada pelanggaran-pelanggaran
PAGI Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming
Kebutuhan 5 5 6 8 7 7 4
peraturan yang ada. Hasil penjadwalan
Penugasan 7 6 8 8 7 7 7 tenaga kerja optimal yang didapatkan
Selisih 2 1 2 - - - 3 seperti pada Tabel 10 menunjukkan bahwa
SORE Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming
Kebutuhan 2 2 3 3 3 3 2
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di
Penugasan 2 5 3 3 3 3 2 penjadwalan aktual sudah diminimumkan,
Selisih - 3 - - - - - dari pelanggaran semula sebanyak 15
MALAM Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming
Kebutuhan 1 1 2 2 2 2 1
pelanggaran, diminimumkan menjadi 2
Penugasan 1 1 2 2 2 2 3 pelanggaran. Jumlah penugasan room boy
Selisih - - - - - - 2 berdasarkan hasil penjadwalan
LIBUR Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming
Penugasan 4 2 1 1 2 2 2 menggunakan metode Goal Programming
memiliki perbedaan dengan hasil
Kelebihan tenaga kerja terbesar terdapat perhitungan kebutuhan tenaga kerja room
pada hari Minggu pagi dan Selasa sore, yaitu boy minimal. Pada perhitungan kebutuhan
sebanyak empat orang, dari kebutuhan awal tenaga kerja minimal, didapatkan hasil
sebanyak empat dan dua orang menjadi tujuh kebutuhan tenaga kerja minimal sebanyak
dan lima orang. Sedangkan kelebihan tenaga 13 orang, sedangkan berdasarkan hasil
kerja terkecil terdapat pada hari Selasa pagi, penjadwalan tenaga kerja optimal
yaitu sebanyak satu orang, dari kebutuhan awal menggunakan metode Goal Programming,
sebanyak lima orang menjadi enam orang. jumlah tenaga kerja minimal yang
Adanya overstaffing dapat bermanfaat untuk ditugaskan ada sebanyak 14 orang.
mengisi kekosongan personil tenaga kerja Dibutuhkan recruitment sejumlah 7 orang

1224
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 6
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dari jumlah tenaga kerja semula yang Mulyono, Sri (1991), Operations Research,
dijadwalkan oleh HKG yang hanya Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
sebanyak 7 orang. Universitas Indonesia, Jakarta.

Daftar Pustaka Nurfadillah, Anis, Astuti, Murti dan Rahman,


Arif (2012), Penerapan Metode Goal
Bedworth, D.D & Beily, E.J (1987), Integrated Programming untuk Meminimalkan
Production and Control System Pelanggaran Peraturan dalam
Management Analysis Design 2/E, John Penjadwalan Shift Kerja Perawat, Skripsi
Wilet and Sons. Inc. Sarjana tidak dipublikasikan, Program
Studi Teknik Industri, Universitas
Grandjean. E (1986), Fitting the Task to the Brawijaya, Malang.
Man, Taylor & Francis, London.
Nurmianto, Eko (2004), Ergonomi Konsep dan
Mardalis (1995), Metode Penelitian Pendekatan Dasar Aplikasinya, Guna Widya,
Proposal, Bumi Aksara, Jakarta. Surabaya.

1225

You might also like