You are on page 1of 6

ANALISA JURNAL STUDI DESKRIPTIF

PERKEMBANGAN BALITA USIA 12-24


BULAN DENGAN METODE DDST II di DESA
PANCUR KECAMATAN MAYONG
KABUPATEN JEPARA

NAMA : M. HANIF MAOLANA


NIM : 1720151076
PRODI : D3 KEPERAWATAN 3B

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2017/2018


1. JUDUL PENELITIAN
STUDI DESKRIPTIF PERKEMBANGAN BALITA USIA 12-24 BULAN DENGAN METODE DDST
II di DESA PANCUR KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA
2. NAMA PENELITI
Devi Rosita dan Yayuk Norazizah

3. LATAR BELAKANG
Tahun tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, perkembangan kecerdasan,
ketrampilan, motorik dan sosial emosional, yang menemukan masa depan
anak, Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Tiga tahun pertama masa
kehidupan anak merupakan masa paling rawan sebab gangguan yang terjadi
pada masa ini dapat menyebabkan efek yang menetap. Masalah yang sering
timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan
pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan
perilaku.(Rini,2010)
Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua memiliki peran yang
penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan
berbahasa yang sangat baik. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa
cara mereka berkomunikasi dengan anak-anak ikut berperan dalam
menambah pembendaharaan kata, memacu untuk berpikir logis,
menganalisis dan membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat
sederhana sekalipun . Anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk
mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif
karena orang tua terlalu memaksakan dan
memasukkan segala instruksi, pandangan atau keinginan mereka sendiri
tanpa memberi umpan balik juga menjadi faktor yang mempengaruhi
kemampuan bicara serta menggunakan kalimat dan berbahasa.
(Sujadi,2010).
Masa golden years adalah masa ketika otak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan mengagumkan. Pada masa ini, yang berlangsung sejak dalam
kandungan sampai berumur tiga tahun, sel sel syaraf otak balita berkembang
sangat pesat. Masa emas perkembangan otak atau golden years merupakan
masa yang sangat penting. Pada masa inilah struktur otak balita mengalami
perkembangan yang paling pesat. Nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada
masa ini akan berpengaruh besar pada kecerdasan,kreativitas dan perilaku
anak. (Soetjatmiko,2010).
Dari hasil laporan Puskesmas Mayong I ditemukan 1 balita berusia 24 bulan
dan 1 balita berusia 30 bulan yang mengalami gangguan perkembangan di
desa Pancur yang mana dilakukan rujukan atas kasus tersebut. (Laporan
Kepegawaian KIA Puskesmas Mayong I, 2010) Hasil studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti di desa Pancur tanggal 1-2 Mei 2015,
didapatkan hasil jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 387 balita,
sedangkan balita yang berusia 12-24 bulan sendiri sebanyak 102 balita, serta
3 dari 10 balita yang dilakukan uji test dengan metode DDST II mengalami
2 keterlambatan dalam satu sektor, masing masing dalam sektor bahasa, dan
sektor motorik kasar hingga didapatkan hasil meragukan. Hal ini
menunjukkan adanya balita yang mengalami gangguan perkembangan dari
deteksi tumbuh kembang balita di desa pancur.
4. TUJUAN
Untuk menggambarkan dan menganalisa perkembangan balita usia 12-24
bulan dengan metode DDST II.

5. METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif, (peneliti hanya
menggambarkan / mendeskripsikan variabel tetentu dalam suatu penelitian
tanpa mencari hubungan antar variabel) dengan pendekatan penelitian cross
sectional yaitu pengumpulan data diambil dalam satu waktu (time to
approach).
6. DESAIN PENELITIAN
 Desain penelitian berdasarkan tujuan penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
 Desain penelitian berdasarkan area
Area yang digunakan pada penelitian ini adalah lapangan yaitu terjun di
masyarakat yaitu seluruh balita usia 12 sampai 24 bulan diDesa Pancur
Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara
7. VARIABEL
Variabel bebas : perkembangan balita usia 12 – 24 bulan
Variabel terikat : metode DDST II

8. POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 12 sampai 24
bulan di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, pada Bulan
Mei Tahun 2015 sebanyak 102 Balita.
9. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE

Teknik sampling yang digunakan adalah Probability Simple Random Sampling.


Data dikumpulkan melalui observasi perkembangan anak dengan Instrumen
checklist lembar DDST II.
Untuk menentukan besar sampel dengan menggunakan rumus Nomogram
Harry King dengan tingkat kepercayaan sampel terhadap populasi 99%, dan
tingkat kesalahan 1% dengan prosentase populasi yang diambil sebagai sampel
35% (Sugiyono,2007;h.72). Rumus Nomogram Harry King. Dengan
perhitungan rumus sebagai berikut : 0,35x1,573x102 = 56,1. Maka didapatkan
hasil sampel dalam penelitian sebesar 56 balita.
10. INSTRUMEN PENELITIAN

Data dikumpulkan melalui observasi perkembangan anak dengan Instrumen


checklist lembar DDST II YANG diberikanpada 56 responden.
11. ANALISA PENELITIAN

Data diolah secara editing, coding, tabulating dan entry data, serta dianalisa
secara univariat menggunakan distribusi frekuensi.
12. HASIL PENELITIAN

a. Perkembangan Balita dengan DDST II


dari 56 responden, sebagian besar perkembangan balita dengan DDST II
termasuk dalam kategori Normal sebanyak 29 balita (51,8%), dan sebagian
kecil perkembangan balita dengan DDST II termasuk dalam kategori Abnormal
sebanyak 4 balita (7,1%).
b. Perkembangan balita berdasarkan sektor personal sosial
sebagian besar perkembangan balita dengan DDST II berdasarkan sektor
Personal Sosial termasuk dalam kategori Normal sebanyak 44 balita (78,6%).
Hal ini disebabkan karena adanya faktor lingkungan baik internal maupun
eksternal, yang mana cara seorang anak dalam berinteraksi dengan orang tua
akan berpengaruh interaksi anak di luar rumah
c. Perkembangan balita berdasarkan sektor motorik halus
,sebagian besar perkembangan balita dengan DDST II berdasarkan sektor
Motorik Halus termasuk dalam kategori Normal sebanyak 49 balita (87,5%).
Namun demikian masih terdapat hasil penelitian yang menunjukkan
perkembangan anak yang meragukan sebanyak 7 balita (12,5%).
d. Perkembangan balita usia 12-24 bulan berdasarkan sektor bahasa
sebagian besar perkembangan balita dengan DDST II berdasarkan sektor
Bahasa termasuk dalam kategori Normal sebanyak 38 balita (67,9%). Hal ini
disebabkan karena adanya peran serta orang tua dan stimuasi yang diberikan,
karena tugas dari setiap orang dewasa di sekitar adalah mengoptimalkan
tumbuh kembang anak. Menurut Sujadi (2010), masalah komunikasi dan
interaksi dengan orang tua memiliki peran yang penting dalam membuat anak
mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang sangat baik. Namun
demikian masih terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
perkembangan anak yang meragukan sebanyak 17 balita (30,4%), dan
menyimpang sebanyak 1 balita (1,8%).
e. Perkembangan balita usia 12-24 bulan berdasarkan sektor motorik kasar
, sebagian besar perkembangan balita dengan DDST II berdasarkan sektor
Motorik Kasar termasuk dalam kategori Normal sebanyak 41 balita (73,2%).
Hal ini disebabkan batita pada masa ini memang sangat aktif bergerak, sebab
di usia ini perkembangan motorik mereka sedang pesat-pesatnya (Nakita,2011).
Namun demikian masih terdapat hasil penelitian yang menunjukkan
perkembangan anak yang meragukan sebanyak 14 balita (25,0%), dan
menyimpang sebanyak 1 balita (1,8%).
13. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perkembangan balita usia


12-24 bulan dengan metode DDST II dalam kategori normal sebanyak 29 balita
(51,8%), berdasarkan sektor personal sosial dalam kategori normal sebanyak 44
balita (78,6%), sektor motorik halus dalam kategori normal sebanyak 49 balita
(87,5), sektor bahasa dalam kategori normal sebanyak 38 balita (67,9%), dan
sektor motorik kasar dalam kategori normal sebanyak 41 balita (73,2%).
Sehingga diharapkan orangtua fokus pada masa emas perkembangan otak atau
Golden years yang merupakan masa yang sangat penting. Karena pada masa
inilah struktur otak balita mengalami perkembangan yang paling pesat. Nutrisi
dan stimulasi yang diberikan pada masa ini akan berpengaruh besar pada
kecerdasan, kreativitas, dan perilaku anak.

You might also like