You are on page 1of 7

*AGAMA DAN KESEHATAN*

Sebagai mana halnya konsep agama memiliki dua makna yaitu statik dan
dinamik, dimana makna statik agama dipandang sebagai suatu sistem sosial
yang mengatur kehidupan para pemeluk agama tersebut. Sedangkan makna
dinamik pengalaman keagamaan tidak selalu terkait secara formal, konsep
dinamis ini disebut juga dengan istilah reguilitas atau spritualitas.

*Agama dan kesehetana memiliki beberapa pola hubungan, yaitu:*

*Saling berlawanan
*Agama dan kesehatan berpotensi untuk mengalami perbedaan dimana, pada
pandangan agama tertentu cara pengobatan yang dilakukan oleh pihak medis
melanggar hukum agama, minsyalnya islam beranggapan bahwa terapi dengan
urine merupakan seuatu yang najis tapi dalam dunia medis itu tidak apa-apa.

*Saling mendukung*
Agama dan ilmu pengetahuan juga berpotensi saling medukung, dimana
sebagai contoh pada saat calon jemaah haji akan mendapatkan general
check-up supaya perjalanan hajinya dapat berjalan lancar.

*Saling melengkapi*
Yang dimaksud disini ialah adanya peranan agama sebagai pengkoreksi atas
praktik kesehatan atau sebaliknya, sebagai contoh dalam islam kalau
berbuka puasa dianjurkan berbuka dengan memakan makanan yang
manis-manis, tetapi dalam dunia kesehatan itu bukan sebuah keharusan
hanya sebagai pemulihan kondisi tubuh sehingga tidak kaget ketika
menerima asupan yang lebih banyak.

*Saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing


*Agama dan ilmu kesehatan juga berpontesi untuk jalan sendiri-sendiri
karena ketidak adanya kesesuaian antara konsep agama dan konsep ilmu
kesehatan.

*Aspek Agama dalam kesehatan


*Dalam dunia kesehatan aspek agama hendaknya tidak hanya untuk diakui
haknya oleh tenaga medis, namun memiliki peranan dan fungsi untuk
mendukung proses penyembuhan. Benson mengatakan, ”jika anda percaya dan
yakin pada satu dokter saja, maka pengobatan akan lebih efektif
ditanganinya”. Tetapi dia juga menegaskan bahwa ada faith factor yang
dapat menunjang dalam pratik penyembuhan atau perawatan kesehatan. Salah
satu contoh yang di kemukakanya ialah pentingna memberikan sugeti pada
diri sendiri, dengan membacakan mantra yang tidak lebih dari 7 kata.

*Aspek kesehatan dalam agama*


Dalam mengkaji aspek-aspek kesehatan dalam agama, ada dua hal yang perlu
diperhatiakan. Pertama, ajaran agam secara normative (das sein). Kedua,
ada perilaku keagamaan yang riil atau tampak dan dilakukan oleh masyarakat.

Kemudian dalam pemahaman yang ekstrem tekstual ada yang berpendapat


bahwa masalah kesehatan berbeda dengan masalah agama. Dan masalah
keagamaan tidak perlu dikaji dari kesehatan.

**

**

*Fungsi agama bagi kesehatan*

/Sumber Moral
/Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan
moral baik bagi pasien dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan.
Bagi orang beragama, mereka memegang keyakinan bahwa perlakuan Tuhan
sesuai dengan persangkaan manusia kepada-Nya.

/Sumber Keilmuan
/Sejalan dengan agama sebagai sumber moral, agam pun dapat berperan
sebagai sumber keilmuan bagi bidang kesehatan. Konseptualitasi dan
pengembangan ilmu kesehatan atau kedokteran yang bersumber dari agama,
dapat kita sebut kesehatan profetik, dalam konteks islam disebut dengan
ilmu kesehatan islami atau kedokteran islami.

Agama pun menjadi sumber informasi untuk pengembangan ilmu kesehatan


gizi (nutrisi) atau farmakoterapi herbal. Dalam islam dinyatakan bahwa
makan itu harus halal dan thayyib. Halaln artinya sehat secara psikis
dan sosial (misalnya bukan hasil mencuri), dan thayyib artinya sehat
secara gizi.

Praktik-praktik keagamaan menjadi bagian dari sumber ilmu dalam


mengembangkan terapi kesehatan. Tidak bisa dipungkiri, yoga, meditasi,
dan tenaga prana adalah beberapa ilmu agama yang dikonversikan menjadi
bagian dari terapi kesehatan.

/Amal agama sebagai amal kesehatan


/Seiring dengan pemikiran yang dikemukakan sebelumnya, bahwa pola pikir
yang dianut dalam wacana ini adalah all for health, yaitu sebuah
pemikiran bahwa berbagai hal yang dilakukan individu mulai dari bangun
tidur, mandi pagi, makan, kerja, rehat sore hari, sampai tidur lagi,
bahkan selama tidur pun memiliki implikasi dan kontribusi nyata terhadap
kesehatan.

*Diskusi Wacana Agama Dan Kesehatan*

/Kemiskinan dan kesehatan jiwa/

Awal tahun 2006, masyarakat indonesia di hebohkan dengan munculnya


dugaan dan pembuktian penggunaan boraks dan formalin untuk makanan.
Bakso salah satu mode makan rakyat yang populer dikalangan masyrakat,
diduga ada yang menggunakan boraks, sementara tahun dan ikan diduga
menggunakan formalin yaitu sebuah zat kimiawi yang digunakan untuk
mengawetkan mayat.

Dengan mencermati gejala sosial tersebut, bila kita lakukan telaah


kearah yang lebih mendalam dapat ditemukan ada beberapa masalah sosial
yang mungkin sedang terjadi di masyarakat.
Pertama, masyarakat kita- khususnya para pelaku- mengalami atau menjali
mal-adjusment. Artinya, para pelaku melakukan tindakan salah suai
(mal-adjustment) terhadap berbagai tekanan hidup yang sedang terjadi
saat ini. Ketidakmampuan masyarakat dalam mencari dan menemukan cara
pemecahan masalah merupakan penyebab dasar adanya kesalahan arah
masyarakat dalam menyesuaikan hidup.

Kedua, muncul dan berkembangnya praktik bisnis yang kurang terpuji ini
merupakan sebuah indikasi rendahnya need for health masyarakat.
Kebutuhan dan motivasi hidup sehat ternyata merupakan sebuah barang
langka di masyarakat kita. Masyarakat kita, baik di tingkat elit maupun
masyarakat awam sangat kecil sekali mampu menunjukkan motivasi untuk
hidup sehat.

Untuk sekedar contoh, bahwa masyarakat kita sangat rendah dalam motivasi
kesehatanyya, yaitu 1. Budaya merokok 2. Buang sampah sembarangan 3.
Narkoba 4. Makan makanan sembarangan. Contoh-contoh tersebut merupakan
bagian kecil dari rendahnya budaya hidup sehat atau perilaku sehat dari
masyarakat kita.

Ketiga, hal yang paling mengerikan dari kedua hal tersebut, yaitu
hilangnya rasa tanggung jawab seorang pedagang terhadap konsumen.
Indonesia sudah memiliki UU perlindungan konsumen, UU pangan, namun
ternyata para penjual tersebut belum memiliki kesadaran dan kemauan
untuk menunjukan itikad baiknya dalam melindungi konsumen.

Keenmpat, tingginya ego-kapitalisme masyarakat yang tidak diiringi rasa


kkeadilan dan tanggung jawab sosial.

Publik menyadari dan mengakui bahwa kondisi morat-maritnya ekonomi


negara ini begitu sangat mendalam dan sangat perih dirasakan. Semua
pihak dan khususnya masyarakat lapisan bawah sangat merasakan
penderitaan ini. Meskipun demikian, akankah kondisi seperti ini
dilengkapi pula dengan ego-kapitalisme kita yang melupakan tanggung
jawab sosial? Akankah kita bernafsu untuk mendapatkan kekayaan dan
keuntungan sebesar mungkin dengan membiarkan konsumen mendapatkan
penderitaan? Akankah kita tertawa diatas penderitaan orang lain?

Kalangan BPOM, penegak hukum, atau pemerintah, perlu menunjukka sikap


tegas dan kerja kerasnya dalam merapikan kembali bisnis masyrakat, baik
yang berskala home-industry maupun skala kecil-menengah. Tindakan ini
penting khususnya untuk melakukan pengawasan terhadap munculnya praktik
bisnis yang ilegal. Diluar hal tersebut, sudah pasti, andil partisipasi
masyarakat dalam mengontrol praktik-praktik bisnis yang tidak sejalan
dengan norma, hukum, dan keputatan.

Konsep agama mengandung 2 makna yaitu makna statik dan makna dinamik.
Makna statik diorientasikan untuk menunjuk religi sebagai sistem sosial
agama secara formal misalnya Islam,Kristen, Hindu, dan Budha.

Makna dinamik merupakan sifat atau semangat keagamaan. Aspek dinamis ini
selain bersifat subyektif (personal) sesuai dengan pengalaman keagamaan
dan penghayatannya masing-masing, juga tidak selamanya terkait dengan
agamanya secara formal.

Nilai dinamisnya sikap keagamaan ini telah dinyatakan oleh Rasulullah


Muhammad SAW, dalam masalah ini beliau mengatakan bahwa keimanan
seseorang mengalami pasang naik dan pasang surut.
Kaitannya dengan konsep dinamis ini, penghayatan terhadap nilai agama
ternyata diakui oleh beberapa ilmuwan, bhw agama memiliki efek yg luas
dan mendalam terhadap kesehatan manusia, baik yang bersifat fisik, emosi
, spiritual maupun sosial

Pola Hubungan Agama Dan Kesehatan


Secara teoritis ada empat kemungkinan pola hubungan antara agama dan
kesehatan , yaitu :
1.Saling berlawanan 2.Saling mendukung 3.Saling melengkapi 4.Saling
terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing
Pola Hubungan Saling Berlawanan
Agama dan kesehatan potensial muncul sebagai dua bidang kehidupan yang
saling berlawanan atau setidaknya tema kesehatan tersebut masih menjadi
wacana prokontra.
Dalam batasan tertentu, hal ini menunjukkan bahwa apa yang dianjurkan
dalam bidang kesehatan tidak selaras dengan apa yang dianjurkan dalam agama

Misalnya mengenai terapi denga nurine,


Pengobatan dengan hal yang memabukkan atau pencegahan HIV/AIDS melalui kondom.
Dalam konteks ini, urine menurut ajaran islam adalah sesuatu hal yg najis.
Oleh karena itu, terapi kesehatan dg Menggunakan urine sesungguhnya merupakan hal
yang bertentangan.
Begitu pula pengobatan dg Menggunakan barang atau benda-benda yg diharamkan
misalnya alkohol.
Promosi tentang penggunaan kondom untuk menghindarkan diri dari sebaran HIV/AIDS
Merupakan suatu program yg memiliki irisan moral dg agama. Program
Ini dpt diapresiasikan oleh kalangan agama
Sbg kebijakan yg membuka peluang perilaku pergaulan bebas atau scrimplisit kebijakan itu
seakan berbunyi´
Bolehkan free sex asalkan pakai kondom.
Contoh lain yaitu penggunaan pengobatan alternatif seperti dalam
kebatinan jawa, praktik kesehatan ada yg dilakukan oleh dukun ´tiban
yaitu dukun yg mendapat ilmu kesehatan dari Nyi Roro Kidul.
Pengakuan terhadap adanya peran makhluk halus merupakan praktik kesehatan
yg bertentangan dg ajaran agama yang lebih menekankan aspek
ketulusan beribadah dan rasionalitas dalam berfikir.

Pola Hubungan Saling Mendukung


Agama dan ilmu pengetahuan kesehatan memiliki potensi saling mendukung
Orang yang akan melaksanakan ibadah haji membutuhkan peran tenaga medis
untuk melakukan general check up supaya kegiatan ibadah haji dapat
berjalan lancar.
Tradisi puasa atau diet merupakan salah satu terapi yg telah diakui
Oleh kalangan medis dlm meningkatkan kesehatan. o/k itu ajaran
Agama sejatinya memiliki potensi utk memberikan dukungan terhadap kesehatan.
Pola Hubungan Saling Melengkapi
Yaitu adanya peran dari agama untuk mengoreksi praktik kesehatan/ ilmu
kesehatan yg mengoreksi praktik(kesehatan) keagamaan.
Islam memberikan ajaran bhw buka puasa akan lebih baik dengan cara
memakan makanan yg manis-manis.
Perintah ini dianggap oleh para penganutnya sbg sesuatu hal yg
dianjurkan, namun sesungguhnya scr kesehatan buka puasa dg yg manis-manis
bkn dimaksudkan sbg sesuatu hal yg menyehatkan, namun lebih ditujukan
untuk memulihkan kondisi tubuh shg tidak kaget ketika akan menerima
asupan yg lbh byk lg.

Pola Hubungan Saling Terpisah dan Bergerak dalam kewenangan Masing-masing


Agama dan ilmu kesehatan memiliki peluang untuk berkembang masing-masing.
Tradisi agama hindu di India, memiliki paradigma dan sekaligus teknologi
kesehatan yg berbeda dg apa yang dikembangkan di dunia kesehatan. Dalam
ajaran agama hindudi kenal ada paradigma kesehatan Ayurveda.
Pengobatan cara India berpangkal pada falsafah Ayurveda dan Samkya Darsana.

Menurut falsafah ini, penyebab penyakit dibagi menjadi 3 golongan:


1.Adhyatmika:
Penyebab penyakit yg intrinsik atau berasal dari tubuh dan pikiran si penderita sendiri.
2.Ahibhantika:
Penyakit ekstrinsik atau berasal dari luar tubuh, seperti kecelakaan,
Digigit ular, atau penyebab natural yg lain
Termasuk juga penyakit infeksi.
3.Adhidarvika:
Penyebab penyakit yg berasal dari kekuatan supranatural misalnya akibat pengaruh
atmosfer,
planet,dll.

You might also like