You are on page 1of 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Properti lunak kurang baik untuk sibnagun struktur diatasnya. Tanah lunak
memiliki daya dukung yang rendah dan penurunan yang besar. Ada berbagai solusi
yang dapat dilakukan agar suatu struktur dapat dibangun diatas tanah lunak. Beberapa
solusi perkuatan untuk tanah lunak antara lain adalah perbaikan tanah, load transfer,
soil replancement, dan load reduction.

Beberapa metode perbaikan tanah yang dapat dilakukan adalah vertikal drain
dan prabeban untuk mempercepat proses konsolidasi, atau deep soil mixing, stone
column, vibro compaction, dan vibroflotation untuk memperbaiki properti tanah lunak.
Load transfer dapat menggunakan pondasi pondasi tiang pancang sampai pada
kedalaman tanah keras, sehingga beban struktur tersalurkan pada tanah keras bukan
pada tanah lunk. Tanah lunak juga dapat diganti dengan tanah yang memiliki properti
yang lebih stabil untuk menompang beban struktur. Pada solusi terakhir adalah load
reduction yaitu mengurangi beban diatas tanah lunak dengan menggunakan material
ringan, salah satunya dengan menggunakan material Geofoam.

Geofoam merupakan bahangeosintetik dengan bahan dasar polimer polystrene.


Terdapat dua macam geofoam, yaitu EPS ( Expanded Polystrene) dan XPS (Extruded
Polystrane). Geofoam pada aplikasi geoteknik berbentuk blok blok besar dengan
ukuran standart sekitar selebar 1,2 m tinggi 2,4 m 4,8 m . dan tebal 0,075 m 0,75 m.
Salah satu properti geofoam yang sangat ringan yaitu 16 32 kg/m 3
. sekitar 1%
densitas tanah yang sigunakan sebagai bahan timbunan. Walau densitas geofoam yang
sangat ringan, geofoam mampu untuk menahan beban beban dari kendaraan roda
empat, kereta api, pesawt, dan abutment jembatan kecil. Penggunan geofoam dengan
densitas yang ringan dapat mengurangi tegangan akibat gravitasi pada tanah dasar dan
juga mengurangi gaya inersia pada saat terjadi getaran seismik.

Geofoam dapat diaplikasikan pada beban timbunan diatas tanah dasar lunak,
struktur dinding penahan, stabilitas lereng, penutup lereng (facing). Perkuatan tanggul,

Page | 1
proteksi utilitas yang tertimbun , insulasi panas pada dasar bangunan dan media
drainase dibawah pelat bangunan.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan pada tanah lunak adalah adanya daya dukung tanah yang rendah
dan penurunan yang besar. Seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang adalah
bahwa terdapat beberapa solusi agar suatu struktur dapat dibangun diatas tanah lunak.
Salah satu solusinya adalah dengan pengurangan beban yaitu mengaplikasikan
geofoam sebagai bahan timbunan ringan diatas tanah lunak.

Alasan utama digunakannya geofoam sebagai bahan timbunan ringan diatas


tanah lunak adalah karena densitas geofoam yang sangat ringan namun memiliki
kekuatan yang sangat besar, sehingga dapat menggnatikan material tanah yang
digunakan sebagai bahan timbunan. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan
di luar negri pengaplikasian tanah sebagai bahan timbunan tanah lunak dapat
menghasilkan penurunan yang besar dan ketidak stabilan pada struktur karena densitas
tanah timbunan yang berat. Material timbunan yang berat dapat mengakibatkan
keruntuhan pada daya dukung tanah dasar dan penurunan tanah dasar yang berlebihan.
Dengan menggunakan geofoam dapat mengurangi penurunan dan juga meningkatkan
stabilitas pada struktur. Pengaplikasian geofoam juga sangat mudah dan cepat, dan
dapat dilakukan dalam cuaca apapun. Pada kebanyakan proyek geoteknik keuntungan
keseluruhan dengan memakai geofoam, dari mulai pemasangan produk yang cepat,
umur produksi relatif panjang, biaya konstuksi dan biaya perawatan yang relatif lebih
rendah, dibandingkan pemakaian material tanah timbunan membuat banyak proyek
proyek memilih geofoam , walaupun harga per unit geofoam lebih mahal dibandingkan
dengan material tanah.

Page | 2
BAB 2

GEOFOAM

2.1 Pengertian

Geofoam merupakan bahan geosintetok dengan bahan dasar Polystyrene,


terdapat dua macam geofoam, yaitu EPS (Expanded Polydtyrene) dan XPS (extruded
Polystyrene). Perbedaan keduanya terdapat pada proses pembuatan geofoam tersebut.
Karakteristik utama dari geofoam adalah densitas yang sangat ringan, sekitar 1% dari
densitas material tanah. Pada struktur geoteknik seperti timbunan, densitas dari metrial
timbunan sangat mendominasi dalam desain gravitasi dan juga seismik. Pengurangan
beban pada struktur timbunan merupakan alasan utama digunakan geofoam sebagai
pengganti material tanah.

Expanded polystyrene (EPS) Geofoam


Proses pembuatan EPS Geofoam melalui dua tahap, yaitu pre-
expantion dan molding. Pada tahan pre-expansion butir butir
polystyrene dimasukan kedalam kontainer dan dipanaskan melalui uap.
Penguapan ini mengakibatkan Blowing agent yang terdapat pada butiran
butiran polystyrene untuk mengembang sehingga butir butir tersebut
membesar sampai 50 kali dibanding volume butiran awal. Pada kondisi
ini EPS disebut dengan pre-puff, Masing masing volume Pre-puff ini
adalah 98% udara dan berbentuk seperti bola. Setelah tahap ini pre-puff
didiamkan pada tempat sememntara agar kondisi butiran secara suhu
dan properti kimianya lebih stabil.
Untuk tahan kedua yaitu tahap molding, setelah pre-puff
didiamkan pre-puff kemudian dimasukkan kedalam cetakaan blok untuk
proses pencetakan. Pada cetakan blok, pre-puff kembali dipanaskan
melalui uap sehingga mengalami pembesaran butiran pre-puff dari
bentuk bola menjadi bentuk polyhedral. Bentuk polyhedral ini akan
mengisi ruang ruang kosong dalam blok tersebut.ketika selesai pada
proses pencetakan. EPS blok geofoam kembali didiamkan dalam jangka
waktu kurang lebih 7 hari untuk distabilkan secara suhu (dimensi EPS

Page | 3
blok geofoam akan berkurang dalam proses pendinginan) dan properti
kimianya (sisa blowing agent yang terdapat pada butiran polystyrene
akan menguap sehingga meminimalkan peluang EPS blok geofoam
terbakar).
EPS geofoam yang digunakan untuk aplikasi geoteknik disebut
dengan EPS blok geofoam, karena penggunaan geofoam yang berbentuk
Blok blok. EPS blok geofoam memiliki densitas yang sangat ringan
dibanding dengan densitas tanah, yaitu 16 32 kg/m3 sekitar 1% dari
densitas tanah. Dengan densitas yang ringan ini EPS Blok geofoam tetap
mampu menahan beban beban struktur yang berat diatasnya seperti
beban kendaraan roda empat, pesawat, struktur gedung tingkat rendah,
dan ambutmen jembatan kecil.
Penggunaan EPS Blok geofoam sebagai material timbunan
mengurangi beban mati yang bekerja pada tanah dasar sehingga
mengurangipenurunan yang terjadi pada tanah dasar, namun tetap dapat
menahan beban beban hidup yang bekerja diatas struktur timbunan
EPS blok geofoam. Penggunaan geofoam juga dapat mengurangi
tegangan akibat gravitasi pada tanah dasar. Mengurangi tekanan lateral
tanah dan juga mengurangi gaya inersia pada saat terjadi getaran
seismik.
Keunggulan utama dari penggunaan EPS blok geofoam adalah
densitasnya yang sangat rendah, yaitu 1% dari densitas tanah. Sehingga
dari properti ini dapat menghasilkan struktur yang lebih stabil karena
beban yang bekerja pada tanah dasar lebih kecil dibandingkan dengan
penggunaan material tanah serta penurunan yang terjadi lebih kecil.
Keunggulan lain dari penggunaan EPS Blok geofoam adalah EPS blok
geofoam tidak dapat hancur ketika sudah ditanam ditanah akibat beban
kerja diatanya. Sehingga tidak akan mencemari lingkungna.
Pengaplikasian EPS blok geofoam pada lokasi proyek juga tidak
memerlukan tenaga teknis ahli, sehingga dapat menggunakan buruh
lokal. Penggunaan EPS blok geofoam dapat mempersingkat waktu
konstruksi, karena pengaplikasian EPS blok geofoam sangat mudah dan
tidak tergntung pada cuaca dan waktu pengaplikasian.

Page | 4
Disamping keunggulan yang dihasilkan. EPS blok geofoam juga
memiliki kelemahan . EPS blok geofoam memiliki properti yang mudah
terbakar. Terdapat beberapa cairan yang dapat larut dengan EPS blok
yang dapat melemahkan properti makanis dari EPS, memiliki
kecenderungan untuk terangkat kibat gaya angkat air, terdorong akibat
gaya lateral air dan terdapat potensi pengembangbiakan kutu pada
bagian luar EPS blok geofoam.

Aplikasi EPS Geofoam


a. Timbunan
aplikasi geofoam untuk timbunan digunakan pada tanah dasar lunak
yang memiliki daya dukung tanah dasar yang rendah dan penurunanya
yang tinggi. Dengan mengandalkan densitas geofoam yang sangat
ringan dapat meningkatkan stabilitas struktur dengan mengurangi beban
yang bekerja pada tanah dasar dan mengurangi penurunan pada tanah
lunak.

Gambar 2.1 Aplikasi EPS Geofoam pada konstruksi timbunan

b. Stabilitas Lereng

pengaplikasian geofoam yang struktur atas lereng mengurangi


gaya pendorong lereng yang menyebabkan kelongsoran pada lereng.
Gaya pendorong yang dihasilkan dengan menggunakan material tanah
akan lebih besar dibandingkan densitas geofoam.

Page | 5
gambar 2.2 Aplikasi EPS Geofoam pada stabilitas lereng

c. Dinding penahan

mengurangi tekanan lateral yang bekerja pada dinding penahan.


Pengaplikasian geofoam adalah sebagai substitusi material tanah pada
wilayah tanah yang menghasilkan tekanan aktif tanah. Karena densitas
geofoam yang ringan, tegangan vertikal yang dihasilkan di belakang
dinding penahan akan lebih kecil dibandingkan bahan timbunan tanah.

Gambar 2.3 Aplikasi EPS geofoam pada konstruksi dinding penahan

Page | 6
d. Proteksi

Mengurangi beban mati dan lateral pada utilitas yang tertanam


di bawah tanah. Melindungi utilitas pada saat gempa dengan
mengurangi regangan aksial .

2.2 Properti Fisik EPS Geofoam

a. Dimensi

Tabel 2.1 Dimensi EPS Geofoam


DIMENSI (mm)
Lebar 305 1219
Panjang 1219 4877
Tebal 25 1219

(www.geofoam.com)

b. Densitas

Densitas EPS berkisar antara 10 100 kg/m3 . walupun pada


praktik di lapangan densitas EPS dapat dikorelasikan dengan properti
mekanis dan termal, sehingga densitas EPS blok geofoam dapat menjadi
indikasi indeks properti untuk memperkirakan properti mekanis dan
termal.

Tabel 2.2 Spesifikasi EPS Geofoam berdasarkan AASHTO

Tipe
Properti EPS40 EPS50 EPS70 EPS100
Densitas Blok (kg/m3) 16 20 24 32
Tegangan Elastis batas (kPa) 40 50 70 100
Modulus Young (Mpa) 4 5 7 10
Spesifikasi Geofoam berdasarkan EPS 19 EPS22 EPS29 EPS39
ASTM D6817 yang memenuhi
spesifikasi AASHTO

(www.geofoam.com)

Page | 7
c. Flammibility

Geofoam memiliki properti yang mudah terbakar, indeks


oksigen menunjukan presentase minimum oksigen yang diperlukan di
lingkungan lapangan untuk geofoam terbakar. Material dengn indeks
oksigen 21% akan mudah terbakar pada udara dengan oksigen sekitar
21% jika terdapat sumber api. Sehingga indeks oksigen geofoam perlu
berada di atas kandungan sumber api. Sehingga indeks oksigen geofoam
perlu berada diatas kandungan oksigen udara. Polystyrene memiliki
indeks oksigen 18%, namun EPS geofoam didesain dengan properti
tahan api sehingga indeks oksigennya minimum sebesar 24%. EPS
geofoam tahan api memiliki bahan berupa bromine yang dicampur pada
saat pembuatan EPS.

d. Durabilitas

Secara umum, EPS Blok geofoam sudah terbukti sebagai produk


yang kuat, dan tidak bermasalah dibandingkan dengan produk
geosintetik lainya yang dapat rusak atau terdegradasi dan tidak dapat
larut, rusak atau berubah di dalam tanah dan air tanah. Walau EPS Blok
geofoam dapat menyerap air, namun dimensi EPS blok geofoam tidak
akan berubah. Hanya saja akan mempengaruhi efisiensi termal, namun
tidak berkaitan dengan aplikasi ringan dan EPS blok geofoam pernah
dijumpai pada beberapa kasus di dunia, namun hal ini hanya terjadi pada
kasus dimana EPS Blok geofoam digunakan sebagai insulasi termal
pada bangunan yang terdappat banyak kayu kayu disekitar lokasi
bangunan. EPS dapat juga diberikan bahan tambahan kimia timbor
untuk menghindari terjadinya pengembangbiakan kutu.

Semua produk geosintetik sangat rentan pada sinar UV. Pada


EPS Blok geofoam, radiasi sinar UV akan mengakibatkan warna
geofoam menjadi kuning dan kondisi fisik geofoam menjadi rapuh dan
pucat. Namun proses ini memakan waktu yang lama, mungkin bulan
atau tahun, yang hanya terjadi pada permukaan geofoam. Sehingga
diperlukan proteksi untuk jangka panjang aplikasi EPS blok geofoam.

Page | 8
Terdapat beberapa cairan yang dapat larut dengan EPS. Cairan
yang mungkin ditemukan pada aplikasi timbunan ringan dengan EPS
blok geofoam adalah bensin dan juga solar.

2.3 Properti Mekanis EPS Geofoam

a. Hubungan antara tegangan dan regangan EPS geofoam

pengujian pembebanan menggunakan unconfined uniaxial compression untuk


EPS blok geofoam merupakan pengujian utama yang umum digunakan untuk
mengetahui perilaku tekan dari EPS blok geofoam. Terdapat dua macam
pengujian, yaitu monotonic test dan cyclic test

Monotonic test
Pengujian yang umum dilakukan untuk sampel EPS geofoam
yang melibatkan strain controlled compression loading (regangan
terkontrol pada pembebanan kompresi) pada kecepatan regangan 10%
per menit, dengan penambahan tegangan yang monoton sampai
mencapai regangan yang diinginkan .
Cyclic Test

Pembebanan siklus didefinisikan sebagai beban yang diberikan,


dilepas, dan kemudian diberikan kembali dalam waktu yang cepat dan
berulang. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa selama tegangn
maksimum yang diberikan tidak melebihi tegangan batas elastis
tidakakan terjadi deformasi plastis ketika beban dilepaskan dan tidak
terjadi penurunan nilai modulus young.

Perilaku EPS geofoam pada pembebanan siklus dipengaruhi


oleh bentuk polyhedra partikel partikel EPS. Bentuk polyhedra terjadi
ketika partikel partikel EPS dikembangkan di proses pembuatan dan
perubahan bentuk dari spherical menjadi polyhedra. Deformasi dari
polyhedra adalah elastis sampai pada regangan 0% - 1%. Diatas 1%
polyhedra akan mengalami perubahan bentuk permanen menjadi bentuk
ellipsoidal.

Page | 9
Gambar 2.4 perilaku Tegangan Regangan geofoam pada percobaan

Siklus dengan > e pada sampel EPS Geofoam densitas 13 kg/cm3

(Stark, T.D., Arellano, D., Horvath, J.S.,& Leshchinsky, D., 2004)

b. Properti Rangkak dari EPS Geofoam

Pengujian rangkak berdasarkan pengujian yang dilakukan di


laboratorium pada sampel EPS berukuran kecil yang dipotong do blok
geofoam yang akan digunakan dalam konstruksi. Dari pengujian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa :

o Jika tegangan yang bekerja menghasilkan regangan sekitar < 0,5%


rangkak yang terjadi dapat diabaikan walau dibebani selama 50 tahun
atau lebih. Tegangan pada regangan 0,5% menghasilkan kurang 25%
dari kuat tekan atau 33% dari tegangan yield .
o Jika tegangan yang bekerja menghasilkan regangan seketika sebesar
antara 0,5% - 1% , rangkak yang masih dalam batas normal untuk
aplikasi timbunan ringan walau dibebani selama 50% dari kuat tekan
atau 67% dari tegangan yield.
o Jika tegangan yang bekerja menghasilakan regangan sekitar > 1%,
rngkak yang terjadi dapat meningkatkan dengan cepat dan menjadi
berlebih untuk aplikasi timbunan ringan. Tegangan pada regangan >
1% menghasilkan kurang 75% dari kuat tekan.

Page | 10
Gambar 2.5 perilaku rangkak pada EPS 70 (AASHTO)

(Stark, T.D., Arellano, D., Horvath, J.S.,& Leshchinsky, D., 2004)

Gambar 2.6 perilaku rangkk pada EPS 100 (AASHTO)

(Stark, T.D., Arellano, D., Horvath, J.S.,& Leshchinsky, D., 2004)

c. Kuat geser EPS geofoam

terdapat dua macam geser yang berkaitan dengan Geofoam, yaitu :

o Kuat Geser internal EPS


Kuat geser internal EPS dihitung melalui pengujian geser dengan
memberikan gaya normal bersamaan dengan gaya geser EPS geofoam
memiliki korelasi dengan kuat tekannya, sehingga jarang sekali
dilakukan pengujian kuat geser pada EPS geofoam.

Page | 11
Gambar 2.7 Korelasi Kuat Geser dengan Densitas EPS geofoam

(Stark, T.D., Arellano, D., Horvath, J.S.,& Leshchinsky, D., 2004)

o Kuat geser Eksternal antara EPS/EPS atau EPS/material lainnya.


Terdapat 2 macam antarmuka pada aplikasi EPS geofoam sebagai
material timbunan ringan yang perlu diperhatikan, yaitu antarmuka
antara EPS/EPS dan EPS/material lain
- Interface antara EPS//EPS
Metode pengujian kuat geser antarmuka antara EPS/EPS sama
dengan percobaan direct shear pada pasir. Berdasarkan dari data
kuat geser yang ada antara EPS/EPS, kuat geser EPS geofoam
dapat didefinisikan dengan menggunakan rumus coulomb
sebagai berikut :
= =

Dimana : : Kuat geser antarmuka


n : Tegangan normal yang diberikan
: koefisien Friksi = tan
: Sudut Friksi antarmuka EPS/EPS

- Interface antara EPS/Material lain


Terdapat 2 lokasi pada struktur timbunan dimana terdapat
interface EPS geofoam dengan material lainnya, yaitu antara

Page | 12
konstruksi jalan dengan EPS geofoam dan antara EPS geofoam
dengan tanah dasar.
Material ini bisa digunakan diantara konstruksi jalan dengan
EPS geofoam adalah geotekstil dan geomembran, sedangkan
antara EPS Geofoam dengan tanah dasar antara geotekstil dan
pasir.
Tabel 2.3 Sudut Geser Antarmuka EPS Geofoam
Interface Sudut Geser

EPS/EPS 30

EPS/non-woven geotekstil 25

EPS/geomembran 52

EPS/Pasir 30
(Stark, T.D., Arellano, D., Horvath, J.S.,& Leshchinsky, D., 2004)

Berdasarkan literatur yang didapatkan mengenai


koefisien friksi material EPS geofoam dengan material lain,
didapatkan bahwa koefisien friksi yang terjadi antara maerial
EPS geofoam/tanah lempung adalah 0,5 dengan asumsi bahwa
friksi yang terjadi antara material EPS geofoam/ tanah lempung
lebih kecil dibandingkan dngan koefisien friksi antara EPS
geofoam/pasir.

Page | 13
GAMBAR EPS GEOFOAM

EPS BLOK geofoam dalam pembangunan proyek jalan

Page | 14
BAB 3

KESIMPULAN

Bahwa densitas geofoam yang sangat ringan namun memilki kekuatan yang besar,
sehingga dapat menggantikan material tanah yang digunakan sebagai bahan timbunan.

Kedua jenis geofoam umumnya sebagai material insulin dan material timbunan yang
ringan serta dapat digunakan kembali sekalipun telah tertanam hingga belasan tahun

Material dapat di daur ulang tanpa memerlukan proses kimia dan ramah lingkungan

Page | 15

You might also like