You are on page 1of 6

Usaha Pembuatan Dendeng Jantung Pisang

Skala usaha : usaha mikro

Deskripsi usaha:
Dendeng jantung pisang
merupakan salah satu
makanan alternatif khas dari
kota Cimahi. Usaha
pembuatan dendeng jantung
pisang dilakukan oleh sebuah
usaha kecil menengah yang
memasarkan produk-
produknya di bawah koperasi.
Biaya pengolahan (mencakup bahan baku dan bahan bakar) sebesar Rp
23158400.

Proses pembuatan dendeng dimulai dengan sortasi atau pemilihan jantung


pisang yang berkualitas dan layak untuk diproses dari jantung pisang
berkualitas buruk. Setelah itu dilakukan pembersihan. Pembersihan dilakukan
dengan mengupas helai-helai kulit bagian luar dan pencucian dengan air.
Kemudian dilakukan pengecilan ukuran I, alat yang digunakan adalah pisau
dapur atau golok.
Tahap selanjutnya yaitu perebusan. Jantung pisang yang akan direbus
diletakkan dalam wajan berdiameter 80 cm atau panci berdiameter 40 cm.
Pemanasan menggunakan kompor semawar dengan bahan bakar minyak
tanah.
Tahap berikutnya yaitu pengecilan ukuran II, setelah disaring dan didiamkan
beberapa saat, jantung pisang dihaluskan dengan lesung dan alu atau ulekan
dapur atau dengan blender.
Tahap berikutnya yaitu pembuatan adonan, bahan yang telah dihaluskan
dicampur dengan bumbu melalui proses pemasakan. Kompor yang digunakan
adalah kompor dapur biasa.
Tahap berikutnya yaitu pencetakan, adonan basah dicetak langsung dalam
loyang persegi. Pencetakan dilakukan secara manual menggunakan garpu
atau pisau.
Tahapan berikutnya adalah pengeringan. Dendeng basah langsung
dikeringkan di bawah matahari atau di dalam alat pengering bersama loyang
tempatnya dicetak. Setelah sekitar 3 jam pengeringan, dendeng dipindahkan
ke ram pengering. Ram pengering yang berisi dendeng semi kering
ditempatkan di rak-rak pengering atau dijemur di bawah matahari.

Gambar Dendeng yang Sudah Dikeringkan


Tahap berikutnya adalah penggorengan. Penggorengan dilakukan di wajan
berdiameter 40 cm. Untuk satu adonan yang telah dikeringkan biasanya
menghabiskan 1 liter minyak kelapa sawit.
Tahap berikutnya adalah pengemasan. Setelah ditiriskan, dendeng kemudian
ditimbang dan dikemas. Kemasan yang digunakan adalah polyethilene dengan
ketebalan 0.05mm. dendeng yang telah dikemas dalam
plastik polyethilene selanjutnya dibungkus dengan menggunakan kemasan
karton. Perekatan polyethilene menggunakan electric sealer.
Produk yang dihasilkan dipasarkan ke pertokoan, pameran, atau secara
individual. Produk tersebut bahkan telah diekspor. Biaya promosi atau
pemasaran sebesar Rp 3061200. Biaya transportasi dan distribusi produk
sebesar Rp 4198989.33.
Untuk membuat satu adonan dendeng basah (20-22 kg), dibutuhkan sekitar 30
buah jantung pisang. Kapasitas produksi aktual yang ada mencapai 13 kg berat
kering dengan penggunaan alat pengering satu kali dalam satu hari. Sehingga
dalam satu hari industri ini hanya dapat memproduksi 175 buah kemasan 75
gram. Harga produk Rp 4000,00 per kemasan. Umur proyek selama 10 tahun.
Pada tahun pertama diproduksi sebanyak 16880 kemasan/per tahun, pada
tahun kedua sebanyak 32000 kemasan per tahun, dan mulai tahun ketiga
produksi mulai konstan sebanyak 48000 kemasan per tahun. Tingkat suku
bunga sebesar 17.5%. Hari kerja per tahun adalah 275 hari. Discount rate (DR)
10.75%. Pajak penghasilan sebesar 10%.

Fasilitas usaha:
Pengering efek rumah
kaca
Mesin pengering memiliki
kapasitas >40 kg dalam
satu kali operasi dengan
hasil berat kering berkisar
antara 12-13 kg. Dalam
24 ajam, alat pengering
dapat digunakan hingga
empat kali. Alat pengering
tersebut memperoleh
sumber tenaga dari surya
dan menggunakan pemanas tambahan dari tungku biomassa.

Pengeringan di dalam alat pengering biasanya dilakukan selama 5-6 jam.


Jika kapasitas dipenuhi (sekitar 46.75 kg dalam satu kali pengeringan),
produk kering yang dihasilkan sekitar 12-13 kg. Rendemen pengeringan
berkisar antara 26-28 %. Harga awal alat pengering Rp 26000000.
Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus dengan nilai sisa alat (alat
pengering) sebesar 10% dari harga awal. Biaya operasi alat pengering
sebesar Rp 153333.33.

Oven
Oven dibeli pada awal tahun ke-0 seharga Rp 80000 sejumlah 1 buah,
umur ekonomis 10 tahun, tanpa nilai sisa.

Blender
Blender berfungsi untuk menghaluskan jantung yang telah direbus dan
bumbu-bumbu. Pada awal tahun dibeli 2 buah blender dengan harga
masing-masing Rp 250000. Pada tahun berikutnya membeli 3 buah
blender dengan harga masing-masing Rp 250000. Umur ekonomis 7 tahun
dan nilai sisa 0%.

Kompor
Kompor digunakan dalam perebusan jantung pisang, pembuatan adonan,
dan penggorengan dendeng yang sudah dikeringkan. Umur ekonomis
kompor 7 tahun tanpa nilai sisa. Terdapat beberapa jenis kompor yang
digunakan pada usaha ini. Jenis dan harga kompor yang digunakan dapat
dilihat pada tabel berikut:
No Jenis kompor Jumlah Harga/unit (Rp)
1 Butterfly 2 200000
2 Semawar kecil 1 125000
3 Semawar besar 1 150000
4 Gasmit 1 265000
Kesemua kompor tersebut dibeli pada awal tahun ke-0. pada tahun ke-1
dibeli satu buah kompor New Butterfly seharga Rp 390000.

Timbangan
Pada awal tahun ke-0 dibeli satu buah timbangan digital seharga Rp
350000 dan setahun kemudian dibeli satu buah timbangan bebek seharga
175000. Umur ekonomis kedua timbangan 15 tahun tanpa nilai sisa.

Alat pengemas
Pada awal tahun ke-0 dibeli dua buah alat pengemas seharga Rp 250000
dan setahun kemudian dibeli satu buah alat pengemas vakum seharga Rp
750000. Umur ekonomis 10 tahun tanpa nilai sisa. Biaya untuk kemasan
sebesar Rp 6386800.

Freezer
Freezer digunakan untuk menyimpan jantung pisang yang telah dihaluskan
agar tidak basi pada keesokan harinya. Pada awal tahun ke-0 dibeli satu
buah freezer seharga Rp 3500000 dan setahun kemudian dibeli dua
buah freezer dengan harga yang sama. Umur ekonomis 15 tahun tanpa
nilai sisa

Pompa
Pompa seharga Rp 25000 dengan umur ekonomis 10 tahun, tanpa nilai
sisa.

Peralatan/perlengkapan memasak
Peralatan memasak yang digunakan bermacam-macam. Kesemua
peralatan tersebut tidak mempunyai nilai sisa. Jenis peralatan yang
digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
No Nama alat Jumlah (unit) Harga/unit Umur
(Rp) ekonomis
(thn)
1 Loyang 150 10000 7
2 Wajan besar 4 75000 10
3 Wajan sedang 1 50000 10
4 Wajan kecil 3 18000 10
5 Panci stainless steel 1 150000 10
6 Mangkuk 12 5000 7
7 Susuk kayu 2 5000 7
8 Susuk besi 3 10000 10
9 Serokan 2 7500 7
10 Spatula 2 1500 7
11 Jepitan dendeng 4 10000 10
12 Baskom 5 3000 7
13 Ayakan 3 6000 7
14 Keranjang besar 16 20000 7
15 Keranjang kecil 5 15000 7
16 Toples kotak besar 2 44000 7
17 Toples kotak kecil 3 25000 7
18 Toples bulat besar 1 22000 7
19 Gunting 3 5000 10
20 Ulekan (coet + mutu 2 5000 10
)
21 Tampah 2 5000 7
22 Pisau 12 5000 7
Pada awal tahun pertama dibeli dua buah box makanan besar seharga Rp
38000 dengan umur ekonomis 7 tahun.

Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang berupa listrik, air, telepon serta keperluan administrasi
dan kantor lainnya. Listrik yang digunakan didapat dari PLN. Air diperoleh
dari air tanah yang diambil dengan pompa air bertenaga listrik. Jumlah,
harga dan nilai sisa dari fasilitas-fasilitas penunjang dapat dilihat pada tabel
berikut:
No Nama jumlah Harga/unit Nilai Umur
peralatan (Rp) sisa ekonomis
(%) (tahun)
1 Telepon 1 750000 -
2 Listrik 1 1000000 -
3 Instalasi 1 800000 0 10
pompa air
4 Komputer 1 600000 0 5
5 Printer 1 400000 0 5
6 Meja 1 250000 0 10
komputer
7 Lemari/rak 1 700000 0 10
arsip
8 Meja dan 2 400000 0 10
kursi
kantor
9 Alat tulis 1 250000 0 5
kantor
Biaya administrasi dan telepon sebesar Rp 2683333.33 sedangkan biaya
pemeliharaan sebesar Rp 1166000. Biaya beban listrik sebesar
Rp216000/tahun.

Tenaga kerja
Tenaga kerja pada usaha ini adalah para siswa Paket B dan Paket C dari
PKBM Bina Warga. Karena mereka hanya bersekolah dua hari dalam
seminggu maka mereka mempunyai waktu luang yang cukup untuk bekerja
meskipun statusnya sebagai pegawai honorer. Selain itu juga ada pegawai
tetap yang mengurusi bagian administrasi sekaligus sebagai pengawas.
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar Rp 19529866.67.

Soal
Analisa kelayakan usaha dari industri tersebut tersebut bila:
1. Alat pengering dimasukkan ke dalam komponen biaya investasi yang
didapatkan melalui kredit bank. Lahan dan bangunan juga dimasukkan ke
dalam komponen biaya investasi (modal tetap) namun dianggap sebagai
hasil pembelian dengan modal pribadi, bukan pinjaman dari bank.
2. Alat pengering merupakan hibah. Lahan dan bangunan tidak termasuk ke
dalam komponen biaya investasi karena proses produksi dilakukan di
rumah pemilik perusahaan.
Bandingkan keuntungan yang diperoleh dari skenario 1, skenario 2, dan tanpa
alat pengering.

Jawaban

You might also like