You are on page 1of 9

CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN

Prasetyo Widyo Iswara


Batam Polytechnics Accounting Study Program Parkway Street, Batam Center, Batam 29461, Indonesia
Email: iswara@polibatam.ac.id

Abstrak: Corporate governance yang diukur dengan CGPI (Corporate Governance Perception Index)
berdasarkan pada pemeringkatan yang telah disusun oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate
Governance) dan kinerja perusahaan diukur dengan nilai Return on Equity dan Tobins Q. Metode statistik
yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ
(Bursa Efek Jakarta) dan mengikuti survei yang dilakukan oleh IICG Tahun 2005 2007 dan termasuk dalam
pemeringkatan CGPI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa corporate
governance mempengaruhi nilai kerja pasar perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar nilai
pasar asset maka semakin besar pada kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk
memiliki perusahaan tersebut, sehingga perusahaan tersebut memiliki brand image perusahaan yang sangat
kuat karena implementasi GCG (Good Corporate Governance) berhubungan dengan peningkatan citra
perusahaan. Perusahaan yang mempraktikan GCG, akan mengalami perbaikan citra dan peningkatan nilai
perusahaan. Namun, corporate governance tidak mempengaruhi secara langsung kinerja operasional
perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa masih rendahnya kesadaran emiten dalam menerapkan GCG.
Manajemen perusahaan belum tertarik manfaat jangka panjang penerapan GCG sehingga mereka merasa
dapat berjalan tanpa GCG.

Keywords: corporate governance, return on equity, tobins Q

Krisis yang terjadi di Amerika Serikat Corporate governance merupakan kumpulan


menimbulkan efek bagi perekonomian dunia. hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi,
Indonesia yang terkena dampak krisis ekonomi yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja
global, isu mengenai sistem tata kelola perusahaan secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka
(good corporate governance) telah menjadi panjang yang berkesinambungan bagi para
bahasan yang sangat penting dalam rangka pemegang saham maupun masyarakat sekitar
mendukung pemulihan kegiatan dunia usaha dan secara keseluruhan.
pertumbuhan perekonomian setelah masa-masa Pengertian corporate governance dapat
krisis. Hadirnya good corporate governance dimasukkan dalam dua kategori. Kategori
dalam pemulihan krisis di Indonesia menjadi pertama, lebih condong pada serangkaian pola
mutlak diperlukan, mengingat good corporate perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja,
governance mensyaratkan suatu pengelolaan yang pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan
baik dalam sebuah organisasi. Corporate terhadap para pemegang saham, dan stakeholders.
governance lebih condong pada serangkaian pola Kategori kedua, lebih melihat pada kerangka
perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum
pertumbuhan, struktur pembiayaan perlakuan baik yang berasal dari sistem hukum, sistem
terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. peradilan, pasar keuangan, dan sebagainya yang
Pentingnya hak pemegang saham untuk mempengaruhi perilaku perusahaan.
memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan
tepat pada waktunya, serta kewajiban perusahaan Prinsip Dasar Pengelolaan Perusahaan yang
untuk melakukan pengungkapan (disclosure) Baik
secara akurat tepat waktu dan transparan Prinsip-prinsip dasar dari Good Corporate
mengenai semua hal yang berkaitan dengan Governance (GCG) pada dasarnya memiliki
kinerja perusahaan kepemilikan dan pemegang tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap
kepentingan (stakeholder). kinerja suatu perusahaan. Prinsip-prinsip good
corporate governance yang dikembangkan
Corporate Governance Organization for Economic Cooperation and
Corporate governance yang didefinisikan sebagai Development (OECD) adalah sebagai berikut:
seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan 1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang
antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, saham.
pemerintah, karyawan serta para pemegang Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar
kepentingan intern dan ekstern lainnya pemegang saham, yaitu hak untuk menjamin
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban keamanan metode pendaftaran kepemilikan,
mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengalihkan atau memindahkan saham yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. dimilikinya, memperoleh informasi yang
Definisi lain juga diungkapkan oleh Bank relevan mengenai perusahaan secara berkala
Dunia (Tunggal dan Widjaja, 2002) yaitu dan teratur, ikut berperan dan memberikan
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan
(RUPS), memilih anggota dewan komisaris peraturan yang berlaku.
dan direksi, dan selanjutnya, memperoleh 2. Memberikan kerangka acuan yang
pembagian keuntungan perusahaan/deviden. memungkinkan pengawasan berjalan efektif
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh sehingga tercipta mekanisme checks and
pemegang saham. balances di perusahaan.
Seluruh pemegang saham harus memiliki, 3. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya
kesempatan untuk mendapatkan penggantian yang harus ditanggung pemegang saham
atau perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak sebagai akibat pendelegasian wewenang
mereka. kepada pihak manajemen.
3. Peranan stakeholders yang terkait dengan
perusahaan. Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate
Memberikan pengakuan terhadap hak-hak Governance
stakeholders, seperti yang telah ditentukan Penilaian terhadap pelaksanaan good corporate
dalam undang-undang, dan mendorong governance di Indonesia dilakukan oleh lembaga
kerjasama yang aktif antara perusahaan independen yaitu: Indonesian Institute for
dengan para stakeholders tersebut dalam Corporate Governance (IICG). Penilaian
rangka menciptakan lapangan kerja, dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
kesejahteraan masyarakat dan dijawab oleh pihak manajemen perusahaan. Aspek
kesinambungan usaha. yang dinilai meliputi:
4. Keterbukaan dan Transparansi. 1. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan
Memberikan jaminan adanya pengungkapan 2. Transparansi
yang tepat waktu akurat untuk setiap 3. Akuntabilitas
permasalahan yang berkaitan dengan 4. Responsibilitas
perusahaan. Selain itu, informasi yang 5. Independensi
diungkapkan harus disusun, diaudit, dan 6. Keadilan
disajikan sesuai dengan standar yang 7. Kompetensi
berkualitas tinggi. 8. Pernyataan misi perusahaan
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (Board of 9. Kepemimpinan
Directors) 10. Kolaborasi staf
Menjamin adanya pedoman strategis Pemeringkatan penerapan konsep corporate
perusahaan, pemantauan yang efektif governance pada perusahaan peserta dengan
terhadap manajemen yang dilakukan oleh memberikan skor sesuai dengan hasil pembobotan
dewan komisaris serta akuntabilitas dewan nilai berdasarkan penilaian investor.
komisaris terhadap perusahaan dan para Pemeringkatan CGPI didesain menjadi 3 kategori
pemegang saham. berdasarkan tingkat kepercayaan yang dapat
dijelaskan menurut skor penerapan konsep
Tujuan dan Manfaat Corporate Governance corporate governance seperti tertera pada tabel 1.
Menurut Sutojo dan Aldridge (2005: 5), good Tabel 1. Kategori Pemeringkatan CGPI
corporate governance mempunyai lima macam
Skor Tingkat kepercayaan
tujuan utama. Kelima tujuan tersebut adalah
sebagai berikut: 55 69 Cukup Terpercaya
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang 70 84 Terpercaya
saham 85 100 Sangat Terpercaya
Sumber: Indonesian Institute for Corporate Governance
2. Melindungi hak dan kepentingan para
anggota the stakeholders non pemegang Berdasarkan selang skor untuk masing-
saham masing kategori diatas, maka dapat ditentukan
3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para tingkat prestasi yang dicapai oleh masing-masing
pemegang saham perusahaan.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
dewan pengurus atau Board of Directors dan Kinerja Perusahaan
manajemen perusahaan. Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan
5. Meningkatkan mutu hubungan Board of suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan
Directors dengan manajemen senior dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
perusahaan. organisasi. Pelaporan kinerja adalah refleksi
Sedangkan menurut Daniri (2006: 15-16), kewajiban untuk mempresentasikan dan
manfaat penerapan good corporate governance melaporkan kinerja semua aktivitas dan semua
adalah sebagai berikut: sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.
1. Peningkatan kinerja perusahan melalui Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering
supervisi atau pemantauan kinerja dilakukan untuk tujuan:
manajemen dan adanya akuntabilitas 1. Untuk memperoleh pendapat wajar atas
manajemen terhadap pemangku kepentingan penyertaan dalam suatu perusahaan atau
menunjukkan bahwa perusahaan bernilai corporate governance secara baik akan memiliki
lebih dari apa yang ada di dalam neraca. kinerja keuangan yang baik dan akan diikuti oleh
2. Untuk keperluan merger dan akuisisi. kinerja pasar yang tampak pada nilai saham
3. Untuk kepentingan usaha yang bertujuan perusahaan sehingga dapat diprediksi bahwa
untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip good
besar daripada nilai likuiditasnya. corporate governance yang lebih baik akan
4. Memperoleh pembelanjaan penetapan cenderung mempunyai kinerja perusahaan yang
besarnya pinjaman atau tambahan modal. lebih baik pula.
Kinerja perusahaan ditentukan sejauh mana Pengukuran penerapan good corporate
keseriusannya dalam menerapkan good corporate governance dilakukan dengan menggunakan skor
governance. Perusahaan yang terdaftar dalam skor good corporate governance yang dipublikasikan
pemeringkatan corporate governance yang oleh Indonesian Institute For Corporate
dilakukan oleh IICG telah menerapkan good Governance (IICG), indeks yang digunakan untuk
corporate governance dengan baik dan secara memberikan skor berupa angka mulai dari 0
langsung menaikkan nilai sahamnya. Secara sampai 100, jika perusahaan memiliki skor
teoritis praktik good corporate governance dapat mendekati atau mencapai nilai 100 maka
meningkatkan kinerja perusahaan, mengurangi perusahaan tersebut semakin baik dalam
resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan menerapkan corporate governance.
dengan keputusan yang menguntungkan sendiri
dan umumnya good corporate governance dapat Hipotesis dan Model Penelitian
meningkatkan kepercayaan investor untuk Berdasarkan permasalahan yang telah
menanamkan modalnya yang berdampak terhadap diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah
kinerjanya. sebagai berikut:
Peranan penerapan good corporate governance Diduga Corporate Governance Perception
sangat penting untuk meningkatkan daya saing Index (CGPI) berpengaruh signifikan terhadap
perusahaan dalam kompetisi pasar global yang kinerja keuangan perusahaan.
sudah ketat sekali. Penerapan good corporate Diduga Corporate Governance Perception
governance yang berintikan pada budaya Index (CGPI) berpengaruh signifikan terhadap
korporasi adalah merupakan sikap profesionalisme kinerja pasar perusahaan
yang beretika dan bermoral tinggi, sehingga
semua kekuatan manusia korporasi tidak lagi
Good Corporate Kinerja
melakukan politik praktis di dalam perusahaan, Governance Keuangan
melainkan bersatu padu untuk meningkatkan (CGPI) Perusahaan
kualitas perusahaan menjadi kuat, kokoh, dan (ROE)
lebih sehat serta dapat mengembangkan
perusahaan.
Variabel Kinerja
Kontrol: Pasar
Penerapan GCG 1. Leverage Perusahaan
Penerapan good corporate governance dipercaya 2. Firm Size
(Tobins Q)
dapat meningkatkan kinerja atau nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil Gambar 1. Model penelitian
survei IICG berupa Corporate Governance
Perception Index (CGPI) untuk mengukur
corporate governance. Alasan penggunaan indeks METODE
ini disebabkan oleh keterbatasan data tentang Desain Penelitian
penelitian penerapan corporate governance pada Penelitian ini menggunakan pendekatan
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Indeks penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
tersebut merupakan satu-satunya indeks yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis,
dipublikasikan dari hasil penelitian pada mengukur variabel yang sedang diteliti dan akan
perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan menghasilkan kesimpulan yang dapat
menggunakan instrumen yang telah disesuaikan digeneralisasi.
dengan ketentuan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Peneliti menggunakan nilai Tobins Q Jenis dan Sumber data
sebagai ukuran penilaian pasar dan Return on Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
Equity (ROE). adalah rasio dan data interval. Data ini merupakan
Tobins Q sebagai ukuran penilaian pasar dan data sekunder yang berupa:
Return on Equity (ROE) sebagai ukuran kinerja a. Daftar perusahaan yang mendapatkan CGPI
keuangan perusahaan diyakini bisa memberikan tahun 2005 -2007 yang didapat dari IICG
gambaran mengenai kinerja perusahaan yang baik, b. Data keuangan perusahaan yang terdaftar pada
karena esensi penerapan prinsip-prinsip good Bursa Efek Indonesia yang didapat dari
corporate governance adalah peningkatan kinerja Indonesian Capital Market Directory.
perusahaan. Perusahaan yang telah menerapkan
Metode Penentuan Sampel Model Analisis dan Teknik Analisis
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini Mengacu pada hipotesis yang diajukan, maka
adalah dengan metode purposive sampling, teknik analisis data yang digunakan dalam
kriteria yang dikehendaki peneliti adalah: penelitian ini adalah regresi linier berganda
1. Perusahaan yang diteliti merupakan go public dengan rumus:
di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis 1 :
2. Perusahaan yang diteliti merupakan ROE = 0 + 1 CGPI + 2 LEV + 3 SIZE +
perusahaan yang telah menerapkan corporate Hipotesis 2 :
governance, dimana parameter penerapan Tobins Q =
corporate governance yang dipakai adalah 0 + 1 CGPI + 2 LEV + 3 SIZE +
diperolehnya CGPI yaitu tahun 2005-2007.
3. Perusahaan yang telah mempunyai CGPI Dimana:
tersebut harus memiliki laporan keuangan ROE = Kinerja keuangan perusahaan
lengkap untuk tahun 2005-2007. Tobins Q = Kinerja pasar keuangan
CGPI = Corporate Governance Perception Index
Metode Pengumpulan Data = intersep persamaan regresi
Penelitian ini mengumpulkan data-data yang LEV = Leverage keuangan
diperlukan dari badan terkait, dalam hal ini SIZE = Ukuran perusahaan
Indonesian Institute for Corporate Governance 1, 2, 3 = Koefisien regresi
(IICG). Untuk mendapatkan data keuangan = Standar error
perusahaan penulis mengambil data dari
Indonesian Capital Market Directory. Uji Asumsi Klasik
Dalam penggunaan regresi, terdapat beberapa
Definisi Operasional Variabel uji asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
Variabel bebas : Corporate Governance
Perception Index. Acuan penilaian CGPI adalah Uji Normalitas
komitmen terhadap tata kelola perusahaan, Bertujuan untuk menguji apakah dalam model
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, regresi, variabel pengganggu atau residual (u)
independesi, keadilan, kompetensi, misi, dan memiliki distribusi normal, berarti bahwa nilai
kepemimpinan, serta kolaborasi staf. variabel u yang kecil mempunyai peluang yang
Variabel Terikat Y1 : Return on Equity (ROE). lebih besar untuk teramati. Normalitas merupakan
Return on Equity (ROE) untuk mengukur tingkat uji instrumen yang digunakan untuk mengetahui
pengembalian dari total ekuitas. ROE dihitung sebaran data. Apakah data terdistribusi secara
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: normal atau tidak. Selanjutnya untuk mengetahui
ROE = Net Income .......................................... (1) sebaran data penelitian dalam penelitian ini
Total Equity digunakan metode Kolmogorov Smirnov
Variabel Terikat Y2 : Tobins Q. Tobins Q (Ghozali, 2005:74).
adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan
dengan nilai buku total aktiva. Rasio Tobins Q Uji Multikolinieritas
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai Uji gejala multikolinieritas terjadi jika terdapat
berikut: korelasi yang kuat diantara variabel-variabel
Tobins Q = bebas. Konsekuensi yang ditimbulkan dari gejala
Market Value of Equity + Liabilities ................ (2) ini adalah nilai koefisien regresi variabel-variabel
Total Asset bebas masih bisa diperoleh tetapi memiliki standar
Variabel kontrol X1 : Leverage keuangan. deviasi yang besar, sehingga kemungkinan besar
Leverage merupakan penggunaan hutang sebagai variabel-variabel yang mengalami gejala ini
sumber pendanaan perusahaan. Tingkat Leverage multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF
keuangan dapat diukur dengan menggunakan (Variance Inflation Factor) pada hasil output
rumus DER (Debt to Equity Ratio) sebagai SPSS. VIF yang nilainya lebih dari 10
berikut: menunjukkan bahwa variabel bebas mengalami
DER = Total Debt ............................................. (3) multikolinieritas. Penanggulangan terhadap gejala
Total Equity ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan salah
Variabel kontrol X2 : Ukuran perusahaan. satu variabel bebas yang berkorelasi karena sudah
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya diwakili oleh variabel bebas yang lain dan bisa
perusahaan berdasarkan jumlah aktiva yang juga dilakukan dengan cara memperbesar ukuran
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Ukuran sampel, sebab jumlah sampel yang kecil dapat
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan menyebabkan terjadinya gejala multikolinieritas.
natural logarithm (Ln) atas total aktiva
perusahaan pada akhir tahun. Firm Size dihitung Uji Heteroskesdastisitas
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Penyimpangan asumsi model klasik yang
Firm Size = Ln Total Aktiva ............................. (4) keempat adalah adanya heteroskesdastisitas.
Artinya jika varians dari variabel pengganggu satu Hasil Penelitian dan Pembahasan
pengamatan ke pengamatan yang lain tidak sama Penelitian ini menggunakan data yang berasal
maka dikatakan mengalami heteroskesdastisitas dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar
dan apabila varians variabel pengganggu dari satu dalam Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama 3 tahun
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka berturut-turut yaitu tahun 2005-2007. Dimana data
disebut homokedastisitas. Untuk mengetahui laporan keuangan tersebut diperoleh dari
terjadinya gejala heterokedastisitas dalam model, Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
digunakan grafik plot (scatterplot) antara nilai Data CGPI yang dipakai hanyalah data CGPI
prediksi variabel tergantung (ZPRED) dengan tahun 2005-2007, karena hanya ditahun tersebut
nilai residualnya (SRESID). Deteksi adanya gejala dikeluarkan CGPI dari hasil seluruh responden.
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat Jumlah perusahaan yang menjadi subyek
ada atau tidaknya pola tertentu pada scatterplot penelitian sebanyak 30 perusahaan yang terdiri
antara ZPRED dan SRESID. Apabila titik-titik dari 8 sektor bidang usaha utama perusahaan yang
dalam scatterplot menyebar secara acak, serta go public, yaitu sektor pertanian, sektor
tersebar baik dibawah ini maupun diatas angka 0 pertambangan, sektor aneka industri, sektor
pada sumbu y, maka berarti tidak terjadi industri barang konsumsi, sektor infrastruktur,
heterokesdastisitas. utilitas, dan transportasi, sektor keuangan, dan
sektor perdagangan, jasa dan investasi serta sektor
Uji Hipotesis properti dan real estate.
Uji Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui pengaruh secara simultan Pengujian Uji Normalitas
variabel-variabel bebas terhadap variabel Normalitas merupakan uji instrumen yang
tergantung. Pengujian dengan uji F adalah digunakan untuk mengetahui sebaran data.
membandingkan Fhitung (Fh) dengan Ftabel (Ft) pada Apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.
= 0,05. Langkah-langkah untuk menentukan Untuk mengetahui sebaran data penelitian dalam
pengambilan keputusan uji F berdasarkan hasil penelitian ini digunakan metode Kolmogorov
output SPSS dengan ketentuan sebagai berikut: Smirnov (Ghozali, 2005:74).
1. H0 ditolak dan Ha diterima apabila nilai Menurut Santoso (2000:14) kriteria pengujian
signifikansi uji Fhitung > Ftabel, artinya secara normalitas yang umum digunakan adalah sebagai
simultan variabel bebas mempunyai pengaruh berikut:
yang signifikan terhadap variabel terikat. a. Nilai probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti
2. H0 diterima dan Ha ditolak apabila nilai bahwa data tersebut berdistribusi normal.
signifikansi uji Fhitung < Ftabel, artinya secara b. Nilai probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti
simultan variabel bebas tidak mempunyai bahwa data tersebut berdistribusi tidak normal.
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Adapun hasil pengujian normalitas dalam
terikat. penelitian ini dengan program SPSS dapat dilihat
pada tabel 2 dibawah ini.
Uji Parsial (Uji t) Tabel 2. Uji Normalitas
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
variabel kontrol terhadap variabel tergantung Unstandardized
secara parsial. Pengujian dengan uji t adalah Residual
N 30
membandingkan thitung (th) dengan ttabel (tt) pada Normal Mean .0000000
Parameter a,b
= 0,05. Langkah-langkah untuk menentukan Most Extreme
Std. Deviation
Absolute
69.71494994
.308
pengambilan keputusan uji thitung berdasarkan hasil Differences Positive .170
Negative -.308
output SPSS dengan ketentuan sebagai berikut: Kolmogorov-Smirnov 1.306
Asymp. Sig. (2-tailed) .606
1. H0 ditolak dan Ha diterima apabila nilai Sumber: Data SPSS
signifikansi uji thitung > ttabel, artinya secara
parsial variabel bebas mempunyai pengaruh Berdasarkan hasil uji normalitas seperti tampak
yang signifikan terhadap variabel terikat. pada tabel di atas maka terlihat besar nilai
2. H0 diterima dan Ha ditolak apabila nilai signifikansinya adalah 0,606. Dengan demikian
signifikansi uji thitung < Ftabel, artinya secara sesuai kriteria pengujian normalitas terlihat bahwa
parsial variabel bebas tidak mempunyai 0,606 > 0,05 sehingga dapat dijelaskan bahwa
pengaruh yang signifikan terhadap variabel data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
terikat.
Pengujian Uji Multikolonieritas
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji multikolonieritas dilakukan dengan
Untuk menguji pengaruh antara variabel bebas menghitung nilai variance inflation factor (VIF)
terhadap variabel terikat secara bersama-sama. dari tiap - tiap variabel independen.
Variabel bebas yang memiliki kuadrat korelasi Multikolonieritas merupakan suatu pengujian
yang tertinggi memiliki pengaruh dominan yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan
terhadap varaibel terikat. antara variabel bebas. Adapun hasil pengujian
multikolonieritas dalam penelitian ini dengan
program SPSS dapat dilihat pada tabel 3 dibawah
ini.
Tabel 3. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity
Statistics
Zero- Partial Part Tolerance VIF
order
1 CGPI_(X1) .472 -.520 -.198 .415 2.407
LEVERAGE (X2) .606 -.038 -.012 .358 2.795
FIRM SIZE (X3) .918 .913 .725 .400 2.501
a. Dependent Variable: ROE (Y1)
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity
Statistics
Zero- Partial Part Tolerance VIF
order
1 CGPI_(X1) .472 -.520 -.198 .415 2.407
LEVERAGE (X2) .606 -.038 -.012 .358 2.795
FIRM SIZE (X3) .918 .913 .725 .400 2.501
b. Dependent Variable: Tobins Q (Y1)
Sumber: Data SPSS

Variabel indeks persepsi corporate governance


memiliki nilai VIF sebesar 2,407, variabel Sumber: Data SPSS
leverage memiliki nilai VIF sebesar 2,795,
variabel firm size memiliki nilai VIF sebesar Gambar 2. Pengujian Heteroskedastisitas
2,501. Berdasarkan nilai multikolonieritas diatas
diketahui bahwa nilai besaran variance inflation Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
factor (VIF) dan tolerance masing-masing Dari hasil penghitungan analisis regresi
variabel bebas mendekati 1. Hal ini menunjukkan berganda yang menggunakan bantuan komputer
tidak terdapat gejala multikolonieritas artinya dengan memakai program SPSS didapatkan hasil
tidak terjadi hubungan antara variabel bebas. sebagai berikut:
Tabel 4. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian Heteroskedastisitas Model Unstandardized Unstandardized
Coefficients Coefficients
Uji heteroskedastisitas merupakan suatu B Std. Beta t Sig.
pengujian yang bertujuan untuk mengetahui Error
(Constant) 23.052 4.032 5.044 .003
adanya ketidaksamaan varian residual dari CGPI .052 .060 .188 .871 .391
LEVERAGE .045 .125 .032 .127 .872
pengamatan satu ke pengamatan yang lain dalam FIRM SIZE .335 .145 .465 2.310 .045
sebuah model regresi. Sumber: Data SPSS

Berdasarkan tabel hasil perhitungan regresi


Berdasarkan gambar grafik scartterplot terlihat
linier berganda tersebut diatas, maka dapat
bahwa sebaran data tidak membentuk pola
disusun persamaan regresi linier berganda sebagai
tertentu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
berikut:
data penelitian tidak terdapat gejala
ROE = 23,052 + 0,052 CGPI + 0,045 LEV +
heteroskedastisitas pada model ini.
0,335 SIZE +
Nilai konstanta () sebesar 23,052
mengandung pengertian bahwa perpotongan
garis regresi pada sumbu vertikal (Y) terletak
pada 23,052. Nilai ini tidak tergantung pada
nilai variabel bebas. Nilai 23,052 juga berarti
bahwa apabila CGPI kurang baik, leverage
kurang baik dan firm size kurang mendukung
maka ROE adalah sebesar 23,052 persen.
Besarnya nilai koefisien regresi (1) sebesar
0,052, nilai yang positif menunjukkan adanya
hubungan yang searah antara variabel ROE
(Y1) dengan variabel CGPI, nilai ini
mengandung pengertian bahwa apabila CGPI
naik satu persen, maka akan diikuti
peningkatan ROE sebesar 0,052 dengan
asumsi bahwa variabel lainnya konstan.
Besarnya nilai koefisien regresi (2) sebesar
0,045, nilai yang positif menunjukkan adanya
hubungan yang searah antara variabel ROE
(Y1) dengan variabel leverage, nilai ini
mengandung pengertian bahwa apabila
leverage naik satu persen, maka akan diikuti
dengan peningkatan ROE sebesar 0,045 Hasil Uji Hipotesis
dengan asumsi bahwa variabel lainnya Uji Simultan (Uji F)
konstan. Untuk menguji apakah semua variabel bebas
Besarnya nilai koefisien regresi (3) sebesar yang dimasukkan dalam model mempunyai
0,335, nilai yang positif menunjukkan adanya pengaruh secara simultan terhadap variabel
hubungan yang searah antara variabel ROE terikat. Pada tabel 6 dapat dilihat hasil dari uji F
(Y1) dengan variabel firm size, nilai ini yang dilakukan.
mengandung pengertian bahwa apabila firm Tabel 6. Uji Regresi Simultan (Uji F)
size naik satu persen, maka akan diikuti ANOVAb
peningkatan ROE sebesar 0,335 dengan Model Sum of Square df Mean Square F Sig.
asumsi bahwa variabel lainnya konstan. Regression
Residual
54.807
81.744
3
26
18.269
3.144
5.811 .005

Tabel 5. Pengujian Hipotesis Kedua Total 136.551 29


a. Dependent Variable: ROE
Model Unstandardized Unstandardized Sumber: Data SPSS
Coefficients Coefficients
B Std. Beta t Sig.
Error Dari tabel analisa hasil uji F diatas, terlihat
(Constant) -.7085 2.358 -2.735 .008
CGPI .084 .034 .446 2.449 .031 bahwa Fhitung sebesar 5,811 dengan signifikan
LEVERAGE .025 .055 .125 .575 .690 sebesar 0,005, sehingga berdasarkan kriteria
FIRM SIZE .139 .074 .324 1.765 .092
Sumber: Data SPSS pengujian uji F, maka H0 ditolak dan Ha diterima
atau dengan kata lain bahwa dugaan yang
Berdasarkan tabel hasil perhitungan regresi
menyatakan CGPI, leverage, dan firm size
linier berganda tersebut diatas, maka dapat
berpengaruh signifikan terhadap ROE terbukti dan
disusun persamaan regresi linier berganda sebagai
dapat diterima.
berikut:
Tabel 7. Uji Regresi Simultan (Uji F)
Tobins Q = -7,085 + 0,084 CGPI + 0,025 LEV +
ANOVAb
0,139 SIZE +
Nilai konstanta () sebesar -7,085 Model
Regression
Sum of Square
40.401
df
3
Mean Square
13.467
F
5.2137
Sig.
.005
mengandung pengertian bahwa perpotongan Residual 67.158 26 2.583
Total 107.560 29
garis regresi pada sumbu vertikal (Y) terletak b. Dependent Variable: Tobins Q
pada -7,085. Nilai ini tidak tergantung pada Sumber: Data SPSS

nilai variabel bebas. Nilai -7,085 juga berarti Dari tabel analisa hasil uji F diatas, terlihat
bahwa apabila CGPI kurang baik, leverage bahwa Fhitung sebesar 5,2137 dengan signifikan
kurang baik dan firm size kurang mendukung sebesar 0,005, sehingga berdasarkan kriteria
maka Tobins Q akan mengalami penurunan pengujian uji F, maka H0 ditolak dan Ha diterima
tiap periode sebesar 7,085 persen. atau dengan kata lain bahwa dugaan yang
Besarnya nilai koefisien regresi (1) sebesar menyatakan CGPI, leverage, dan firm size
0,084, nilai yang positif menunjukkan adanya berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q
hubungan yang searah antara variabel Tobins terbukti dan dapat diterima.
Q (Y2) dengan variabel CGPI, nilai ini Uji Parsial (Uji t)
mengandung pengertian bahwa apabila CGPI Pengujian ini bertujuan untuk menguji
naik satu persen, maka akan diikuti signifikasi hasil dari uji korelasi secara parsial.
peningkatan Tobins Q sebesar 0,084 dengan Hipotesis pertama menyatakan bahwa corporate
asumsi bahwa variabel lainnya konstan. governance berpengaruh positif terhadap Return
Besarnya nilai koefisien regresi (2) sebesar on Equity (ROE). Untuk mempermudah pengujian
0,025, nilai positif menunjukkan adanya hipotesis, maka digunakan bantuan komputer
hubungan yang searah antara variabel Tobins dengan program SPSS yang hasilnya dapat dilihat
Q (Y) dengan variabel leverage, nilai ini pada tabel 8 berikut:
mengandung pengertian bahwa apabila Tabel 8. Hasil Analisa Uji t
leverage naik satu persen, maka akan diikuti Model t Sig.
peningkatan Tobins Q sebesar 0,025 dengan (Constant) 5.044 0.000
CGPI 0.871 0.391
asumsi bahwa lainnya konstan. LEVERAGE 0.127 0.872
Besarnya nilai koefisien regresi (3) sebesar FIRM SIZE 2.310 0.045
a. Dependent Variable: ROE
0,139, nilai yang positif menunjukkan adanya Sumber: Data SPSS
hubungan yang searah antara variabel Tobins
Q (Y) dengan variabel firm size, nilai ini Hasil regresi yang terdapat dalam tabel 8
mengandung pengertian bahwa apabila firm tersebut dijelaskam lebih lanjut sebagai berikut:
size naik satu persen, maka akan diikuti CGPI berpengaruh negatif terhadap kinerja
peningkatan Tobins Q sebesar 0,139 dengan operasional perusahaan (ROE) dengan
asumsi bahwa variabel lainnya konstan. koefisien sebesar 0,871 dengan siginifikansi
0,391. Sesuai dengan kriteria, maka dapat
disimpulkan bahwa 0,391 > 0,05, sehingga Ho
diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel
CGPI tidak berpengaruh signifikan terhadap Model R R Square Adjusted R Std. Error
Square of the
ROE dengan demikian hipotesis tidak terbukti. Estimate

Leverage berpengaruh negatif terhadap kinerja


1 0.594 0.396 0.297 1.5021
Sumber : Data SPSS
operasional perusahaan (ROE) dengan
koefisien 0,127 dengan signifikansi 0,872. Berdasarkan hasil pengolahan diatas koefisien
Sesuai dengan kriteria, maka dapat korelasi (R) sebesar 0,594. Nilai dapat dijelaskan
disimpulkan bahwa 0,872 > 0,05, sehingga Ho bahwa variabel CGPI, leverage, dan firm size
diterima dan Ha ditolak yang berarti leverage mempunyai hubungan dengan ROE (Y). Koefisien
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE determinasi (R2) yaitu sebesar 0,396. Artinya
atau hipotesis tidak terbukti. variasi (naik turunnya) ROE (Y) mampu
Ukuran perusahaan positif terhadap kinerja diterangkan oleh perubahan variabel CGPI,
operasional perusahaan (ROE) dengan leverage dan firm size secara bersama-sama
koefisien 2,310 dengan signifikansi 0,045. sebesar 39,6 %. Sementara 60,4 % dipengaruhi
Sesuai dengan kriteria, maka dapat oleh variabel lain diluar persamaan yang telah
disimpulkan bahwa 0,045 < 0,05, sehingga Ha ditentukan.
diterima dan Ho ditolak yang berarti firm size Tabel 11. Analisa Koefisien Determinasi
berpengaruh signifikan terhadap ROE atau Model R R Square Adjusted R Std. Error
Square of the
hipotesis terbukti. Estimate
1 0.529 0.465 0.406 0.8725
Tabel 9. Hasil Analisa Uji t Sumber : Data SPSS
Model T Sig.
(Constant) -2.735 0.008 Berdasarkan hasil pengolahan diatas koefisien
CGPI 2.449 0.031
LEVERAGE 0.575 0.690
korelasi (R) sebesar 0,529. Nilai dapat dijelaskan
FIRM SIZE 1.765 0.092 bahwa variabel CGPI, leverage, dan firm size
Dependent Variable: Tobins Q
b.
Sumber: Data SPSS mempunyai hubungan dengan Tobins Q (Y).
Koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,465.
Hasil regresi yang terdapat dalam tabel 9 Artinya variasi (naik turunnya) Tobins Q (Y)
tersebut dijelaskam lebih lanjut sebagai berikut: mampu diterangkan oleh perubahan variabel
CGPI berpengaruh positif terhadap kinerja CGPI, leverage dan firm size secara bersama-sama
pasar perusahaan (Tobins Q) dengan koefisien sebesar 46,5 %. Sementara 53,5 % dipengaruhi
sebesar 2,449 dengan siginifikansi 0,031. oleh variabel lain diluar persamaan yang telah
Sesuai dengan kriteria, maka dapat ditentukan.
disimpulkan bahwa 0,031 < 0,05, sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti variabel Pembahasan
CGPI berpengaruh signifikan terhadap Tobins Hasil pengujian hipotesis pertama
Q dengan demikian hipotesis terbukti. menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung
Leverage berpengaruh positif terhadap kinerja penerapan corporate governance terhadap kinerja
pasar perusahaan (Tobins Q) dengan koefisien operasional perusahaan. Hal ini kemungkinan
0,575 dengan signifikansi 0,690. Sesuai disebabkan beberapa hal berikut:
dengan kriteria, maka dapat disimpulkan 1. Rendahnya kesadaran emiten menerapkan
bahwa 0,690 > 0,05, sehingga Ho diterima dan good corporate governance. Mereka
Ha ditolak yang berarti leverage tidak menerapkan bukan karena kebutuhan, namun
berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q lebih karena kepatuhan terhadap aturan yang
atau hipotesis tidak terbukti. ada saja.
Ukuran perusahaan positif terhadap kinerja 2. Manajemen perusahaan belum tertarik manfaat
pasar perusahaan (Tobins Q) dengan koefisien jangka panjang penerapan good corporate
1,765 dengan signifikansi 0,092. Sesuai governance. Mereka merasa dapat berjalan
dengan kriteria, maka dapat disimpulkan tanpa GCG.
bahwa 0,092 > 0,05, sehingga Ho diterima dan 3. Manajemen belum melihat adanya dampak
Ha ditolak yang berarti firm size tidak financial secara langsung.
berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q 4. Masalah kepemilikan yang sebagian masih
atau hipotesis tidak terbukti. terkonsentrasi pada perorangan atau keluarga
pendiri. Bila BUMN, dimiliki oleh pemerintah
Uji Koefisien Determinasi (R2) akibatnya komisaris tidak bisa mandiri dan
Koefisien determinasi adalah suatu pengujian independen dalam mengawasi kinerja
yang digunakan untuk menguji pengaruh antara manajemen.
variabel bebas terhadap variabel terikat secara 5. Pemegang saham dan investor kurang aktif
bersama-sama. memberdayakan diri, sehingga daya tawarnya
lemah ketika berhadapan dengan manajemen.
6. Unsur budaya yang berkembang di lingkungan
usaha nasional belum menunjang
perkembangan penerapan GCG. Misalnya, ada
Tabel 10. Analisa Koefisien Determinasi perusahaan yang masih beranggapan bahwa
transparansi berarti membuka rahasia dagang Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate
dan bisa mengancam daya saing. Governance Perception Index 2005, di
7. Pasar Indonesia belum memperhatikan download dari iicg.org
penerapan corporate governance di Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate
perusahaan atau penerapan corporate Governance Perception Index 2006, di
governance tidak bisa secara langsung atau download dari iicg.org
jangka pendek tetapi membutuhkan waktu dan Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate
informasi tentang penerapan corporate Governance Perception Index 2007, di
governance dalam jangka beberapa tahun. download dari iicg.org
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan Pengertian dan konsep corporate governance, di
bahwa corporate governance mempengaruhi download dari www.iicg.org
Tobins Q sebagai ukuran kinerja pasar Santoso, S. 2000. SPSS Mengolah data secara
perusahaan. Tobins Q sebagai ukuran kinerja profesional. Cetakan Kedua Jakarta:Penerbit
pasar perusahaan berpengaruh dengan besar dan Elex Media Computindo.
kecilnya corporate governance yang tercermin
dalam skor pemeringkatan Corporate Governance
Perception Index (CGPI) dengan arah positif yang
berarti bahwa semakin besar perusahaan maka
semakin besar pula kemungkinan diterapkannya
Tobins Q sebagai kinerja pasar perusahaan. Hal
ini menunjukkan bahwa kemungkinan perusahaan
besar juga menerapkan Tobins Q sebagai kinerja
pasar perusahaan.

Kesimpulan
Corporate governance tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hal ini kemungkinan disebabkan rendahnya
kesadaran emiten menerapkan good corporate
governance dan manajemen perusahaan belum
tertarik manfaat jangka panjang penerapan good
corporate governance karena belum melihat
adanya dampak finansial secara langsung.
Sebaliknya corporate governance berpengaruh
signifikan terhadap nilai kinerja pasar perusahaan.
Hal ini sejalan dengan teori dasar yang
menyatakan bahwa semakin besar nilai pasar asset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset
perusahaan sehingga semakin besar pula kerelaan
investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut, dan
perusahaan tersebut memiliki brand image
perusahaan yang sangat kuat.

Daftar Pustaka
Aldridge dan sutojo, Good Corporate
Governance: Sudut Pandang Pengusaha,
dalam Good Corporate Governance: Tujuan
dan manfaat Good Corporate Governance di
Indonesia, diedit oleh Hindarmojo Hinuri
(Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar Modal
Indonesia, 2005).
Daniri, Manfaat Good Corporate Governance
(Jakarta: Erlangga, 2006)
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program SPSS,
Semarang: Universitas Diponegoro.
Imam Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja
Tunggal, Membangun Good Corporate
Governance (GCG), cet. 1 (Jakarta:
Harvarindo, 2002)

You might also like