You are on page 1of 12

Idea Nursing Journal Halimuddin

ISSN: 2087-2879
PENGARUH MODEL AKTIVITAS DAN LATIHAN INTENSITAS RINGAN
KLIEN GAGAL JANTUNG TERHADAP TEKANAN DARAH
PThe Effect light Intensity of Activity and Exercise Model of Heart Failure Client
Toward Blood Pressure
Halimuddin
1
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing
Faculty of Medicine, Syiah Kuala University
Email:

ABSTRAKS
Penurunan curah jantung, kerusakan difusi gas, dan intoleransi aktivitas merupakan masalah utama pada
klien gagal jantung. Ini merupakan kondisi dilematis bagi seorang klien. Klien dianjurkan untuk beristirahat
dengan cukup dan beraktivitas ringan agar tidak terlalu membebani kerja jantung. Namun disisi lain klien
juga memerlukan pergerakan tubuh yang dapat meningkatkan sirkulasi darah. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu model aktivitas berbasis pada indikator yang dapat mengarah pada perbaikan kemampuan pompa
jantung yaitu tekanan darah (sistole, diastole, rata-rata) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
pengaruh model aktivitas dan latihan klien gagal jantung terhadap tekanan darah (sistole, diastole dan rata-
rata). Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment tanpa kontrol group. Penelitian dilaksanakan di
Rumah Sakit Jantung dan pembuluh darah Harapan Kita Jakarta. Populasi sampel adalah klien gagal jantung
sebanyak 24 orang, dengan Kriteria inklusi: fraksi ejeksi < 40%, tekanan darah sistole 80 120 mmHg,
diastole 60 80 mmHg. Klasifikasi fungsionil: II dan III, mendapat terapi pengobatan gagal jantung
Standar (Angiotension Converting enzymes - inhibitor, beta blockers, diuretic, digitalis), tidak ada disritmia
yang mengancam kehidupan/bersifat fatal, infark tidak luas dan non elivasi segmen ST, usia 30 70 tahun,
mendapat izin dari dokter. Setiap responden di berikan model aktivitas dan latihan selama 6 hari di rumah
sakit. Intensitas latihan di ukur dengan skala Borg. Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan tekanan darah
sistole, diastole dan rata-rata sebelum dan sesudah intervensi aktivitas dan latihan. Dengan intensitas latihan
pada fase akut selama dirumah sakit (inpatient) adalah ringan. Rekomendasi penelitian ini adalah model
aktivitas dan latihan klien gagal jantung yang dikembangkan peneliti dapat diimplementasikan untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas pada fase akut selama di rumah sakit (inpatient).

Kata kunci: Gagal jantung, aktivitas dan latihan, dan tekanan darah (sistole, diastole, dan rata-rata)

ABTRACT
Decreased cardiac output, impaired gas exchange, and activity intolerance are priority problems on heart
failure client. This is a dilemmatic condition for a client. Client is suggested to take a rest fully and light
activity so that it does not encumber heart activity. On the other side, client also needs a body movement
which lead to improving blood circulation. Therefore an activity model based on specific indicator is required
to improve heart pump ability, the specific indicator are blood pressure (systole, diastole, mean artery
pressure). These research objectives are to identify the effect of activity and exercise model of heart failure
client toward and blood pressure (systole, diastole and mean artery pressure). This research used a Quasy
Experiment design without control group. This research was done at National Cardiovascular Center of
Harapan Kita, Jakarta. The samples were are heart failure clients, there were 24 people participated in the
research who have inclusion criteria: ejection fraction <40%, systolic blood pressure 80 - 120 mmHg,
diastolic 60 - 90 mmHg. In addition, the criteria were Functional classification NYHA: II and III, receiving a
standard pharmacologic therapy (Angiotension Converting enzyme-inhibitor, beta-blockers, diuretics,
digitalis), no fatal dysrhythmia, infarct was not large and non elevation of ST segment, age 30 - 70 years old,

93
had permission from their attending cardiologist. Each respondent was given activity and exercise model
during 6 days at the hospital. Exercise intensity is measured by Borg scale of perceived exertion. The
research results indicated that there were differences between blood pressure of systole, diastole and mean
before and after activity intervention and exercise. with a light exercise intensity at acute phase during
hospitalization (inpatient). This research recommendations showed that the activity and exercise for heart
failure client exercise which were developed by a researcher can be implemented to fulfill an activity
requirement during acute phase at hospital (inpatient period).

Key words: Heart failure, activity and exercise, blood pressure (systole, diastole, and mean artery pressure)

PENDAHULUAN fungsi kardiovaskuler. Hal ini didukung oleh


Di Indonesia data morbiditas penyakit pendapat yang menjelaskan bahwa diagnosa
jantung dan pembuluh darah yang dirawat keperawatan prioritas pada klien gagal
cukup tinggi. Data yang diperoleh dari jantung yaitu: (1) kerusakan difusi gas (O2)
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah berhubungan dengan ketidakseimbangan
Harapan Kita (RSJPD-HK) tahun 2005, ventilasi perfusi (2) penurunan curah
berdasarkan klasifikasi penyakit dan jantung berhubungan dengan gangguan
masalah kesehatan yang diurutkan dari nilai kontraktilitas, preload dan afterload. (3)
persentase tertinggi yaitu: penyakit jantung Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
iskemik 50%, gagal jantung 16.28%, ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan
penyakit jantung kongenital 11.3%, jantung oksigen, serta penurunan curah jantung
hipertensi 4.6%, jantung rematik kronik (Ignatavicius, 2006; Popelka, 2005; Brunner
4.4%, aritmia 4.1%, cerebrovascular & Suddarth, 2004). Kerusakan difusi Gas
diseases 2.8%, penyakit jantung paru dan selain disebabkan oleh infark sendiri, tetapi
penyakit sirkulasi paru 0.48%, penyakit juga oleh penurunan curah jantung sebagai
arteri, arteriola dan kapiler 0.34%. akut akibat infark tadi. Dengan demikian
rematik fever 0.07% (Data Sekunder: penurunan curah jantung dapat dinyatakan
Pusdalit RS.JPD HK, 2006). Berdasarkan sebagai masalah ataupun menjadi penyebab
data diatas menggambarkan bahwa 2 atau faktor pencetus terjadinya masalah
klasifikasi yang persentase tertinggi yaitu keperawatan lain seperti masalah intoleransi
penyakit jantung iskemik dan gagal jantung. aktivitas. Ada dua perubahan patofisologis
Kedua Penyakit ini juga merupakan yang terjadi yaitu: 1) penurunan curah
klasifikasi penyebab kematian tertinggi dari jantung menimbulkan respon cepat lelah
penyakit kardiovaskuler. Pada klien gagal (fatiq) dan 2) Bendungan pada paru
jantung berat yang disertai Infark miokard, menimbulkan respon gejala sesak nafas
mortalitas mencapai 30% dalam 12 bulan sebagai efek Backward.
(Manurung, 2006). Penyakit jantung Penurunan curah jantung merupakan
iskemik khususnya infark miokard akut masalah serius pada gangguan fungsi
mortalitasnya adalah 30%, dengan lebih dari kardiovaskuler. Hal ini karena penurunan
separuh kematian terjadi sebelum klien curah jantung secara patofisiologi dapat
mencapai rumah sakit. Alwi (2006, dalam menimbulkan dampak atau gangguan pada
Sudoyo, 2006) organ-organ vital diluar jantung sebagai
Dampak gagal jantung telah banyak akibat defisit sirkulasi. Misalnya sirkulasi
menimbulkan masalah fisiologis maupun otak, paru, ginjal, hati, limpha dan jantung
psikologis. Penurunan curah jantung adalah itu sendiri. Kematian klien dapat terjadi
salah satu masalah keperawatan yang karena kerusakan sel otak, edema paru,
ditemukan berkaitan dengan gangguan gagal ginjal, dan gangguan fungsi hepar.

94
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3

Untuk mengatasi masalah penurunan Respon fungsionil ini merupakan gambaran


curah jantung, penatalaksanaan dan data atau penjelasan tentang status curah
managemen asuhan keperawatan harus jantung klien.
dilakukan berlandaskan pendekatan pada Data perawatan klien gagal jantung di
fisiologis curah jantung. Rencana RSJPD-HK, menunjukan bahwa tahun 2005
keperawatan masalah ini seyogyanya telah dirawat klien gagal jantung 1277 klien.
dirumuskan berdasarkan patofisologi curah Masa perawatan adalah rata-rata 9 hari
jantung secara holistic, yang rawat. Pada tahun 2006 (sampai bulan
direpresentasikan melalui hasil akhir Agustus) telah dirawat klien gagal jantung
keperawatan (Nursing Outcome). Wilkinson sebanyak 1171 klien. Dari angka tersebut,
(2005) menyebutkan ada lima Nursing 13% merupakan kasus kekambuhan yang
Outcome Clasification (NOC) penurunan menjalani perawatan ulang (Data Sekunder:
curah jantung yaitu: 1) peningkatan Pusdalit RS.JPD-HK, 2006). Informasi dari
keefektifan pompa jantung. 2) status bidang keperawatan RS.JPD-HK
sirkulasi. 3) perfusi jaringan: organ-organ menggambarkan bahwa, perawatan berulang
abdomen. 4) perfusi jaringan: peripher. 5) klien gagal jantung dikarenakan
status tanda-tanda vital normal. Dari urutan ketidakpatuhan melakukan follow Up secara
NOC diatas, keefektifan pompa jantung teratur oleh klien, dan asuhan lanjutan
merupakan NOC prioritas pertama dengan dirumah tidak terpantau.
indikatornya meliputi: Tekanan darah (sistol Tingginya angka kekambuhan dan
dan diastol normal), denyut jantung, Cardiac perawatan klien gagal jantung jelas ada
index, Fraksi ejeksi, toleransi terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan regimen
aktivitas, kekuatan nadi perifer, warna kulit, teurapetik yang harus dilaksanakan oleh
output urine, status kognitif, tidak klien dan keluarga dalam masa perawatan
didapatkan disritmia, tidak ada suara jantung selama di rumah. Hal ini sebagai dampak
abnormal, tidak ada angina, dan tidak ada dari finansial klien setelah dirawat di rumah
edema pulmoner (Ellis & Ackley, 2006; sakit, yang akhirnya menimbulkan
Ignatavicius, 2006). Diantara indikator- perubahan status sosial ekonomi rumah
indikator tersebut ada satu indikator penting tangga mereka. Sebaliknya kekambuhan ini
yang sangat menarik untuk dievaluasi yaitu secara bertahap akan menimbulkan efek
tekanan darah yang mengambarkan yang cukup besar terhadap kemampuan
perkembangan masalah penurunan curah ekonomi keluarga.
jantung pada klien gagal jantung. Hal ini Secara physiologis banyak faktor yang
karena, secara mekanik Tekanan darah mempengaruhi fungsi kerja jantung
memegang peran penting dalam sistem misalnya stress psikhologis dan peningkatan
pompa jantung. akitivitas atau mobilitas fisik. Beberapa hal
Gagal jantung berkaitan langsung ini merupakan faktor pencetus
dengan penurunan toleransi aktivitas sebagai ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
akibat dari penurunan curah jantung oleh jumlah suplai darah keseluruh tubuh.
karena disfungsi ventrikel kiri, peningkatan Ketidakmampuan menjaga keseimbangan ini
neurohormonal, dan kongesti pembuluh membuat klien harus menjalani perawatan
darah vena sistemik dan pulmoner (Duncam, ulang di rumah sakit.
& Pozehl, 2006). Hal Ini terjadi sebagai Berdasarkan kondisi di atas sangat
respon fisiologis dan psikologis terhadap dibutuhkan adanya standar asuhan
klien. Aktivitas dan latihan diketahui keperawatan khususnya terkait aktivitas dan
mempengaruhi respon-respon tersebut. latihan klien selama perawatan di rumah

95
Idea Nursing Journal Halimuddin

sakit dan di rumah sebagai suatu proses yang 2. Tekanan darah merupakan factor
menyatu dan berkesinambungan. Tujuannya penting yang merefleksikan kondisi
adalah untuk mencegah resiko kekambuhan fungsi jantung khususnya daya pompa
dan perawatan ulang klien gagal jantung jantung.
dengan cara mendukung upaya perbaikan 3. Sampai saat ini belum ada suatu
nilai tekanan darah dan fraksi ejeksi. satandar asuhan berbasis model aktivitas
Sampai saat ini belum ditemukan di RS dan di Rumah sebagai suatu
adanya standar asuhan tersebut; sehingga kesatuan utuh dan berkesinambungan
perlu dikembangkan suatu model aktivitas yang dapat mempertahankan tekanan
yang berbasis pada indikator perbaikan darah sehingga angka kekambuhan
kemampuan pompa jantung. Oleh karena itu akibat gagal jantung berulang dapat
penelitian tentang pengembangan suatu diturunkan.
model aktivitas dan latihan yang sesuai
dengan toleransi fisik dan perbaikan status Berdasarkan rumusan masalah tersebut
curah jantung dengan indikator basis diatas, pertanyaan penelitian ini adalah:
penilaian pada fraksi ejeksi dan tekanan a. Apakah ada perbedaan nilai tekanan
darah sangat diperlukan. Pertimbangannya darah (sistol, diastol, dan rata-rata)
adalah karena model ini akan menjelaskan sebelum dan sesudah intervensi model
tentang berbagai jenis dan tahapan aktivitas aktivitas intensitas ringan dan latihan
klien yang sesuai dan berdampak positif yang dikembangkan oleh peneliti pada
terhadap nilai fraksi ejeksi dan tekanan klien gagal jantung.
darah. Pertimbangan lain adalah agar ketika
model ini diterapkan sudah berdasarkan TUJUAN PENELITIAN
hasil penelitian dan kajian ilmiah yang dapat 1. Tujuan Umum adalah mengidentifikasi
dipertanggungjawabkan. Selain itu, akan pengaruh model aktivitas dan latihan
dapat diketahui manfaat bagi klien dimana terhadap tekanan darah.
model aktivitas ini mampu mempertahankan 2. Tujuan Khusus.
kondisi kesehatan klien secara fisiologis Mengidentifikasi:
dalam memelihara aktivitas kerja a. Tekanan darah Sistol, diastole, dan
jantungnya, serta dapat menjaga rata-rata sebelum di intervensi
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai model aktivitas dan latihan
darah sebagai respon dari penurunan curah intensitas ringan pada klien gagal
jantung akibat gagal jantung. jantung.
b. Tekanan darah Sistol, diastole, dan
RUMUSAN MASALAH rata-rata sesudah di intervensi model
Rumusan masalah dalam penelitian ini aktivitas dan latihan intensitas
adalah sebagai berikut: ringan pada klien gagal jantung.
1. Gagal jantung merupakan kondisi c. Perbedaan tekanan darah sistol,
dilemetis bagi seorang klien. Disuatu diastole, rata-rata sebelum dan
sisi klien dianjurkan untuk beristirahat sesudah diintervensi model aktivitas
dan beraktivitas dengan cukup agar dan latihan intensitas ringan.
tidak terlalu membebani kerja jantung.
Namun disisi lain klien juga METODE PENELITIAN
memerlukan pergerakan tubuh yang Desain Penelitian
dapat meningkatkan sirkulasi darah Penelitian ini merupakan penelitian
tubuh. kuantitatif Quasy Experiment tanpa kontrol

96
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3

group (without control group). Penelitian ini dan intensitas latihan diukur dengan Borg
menyelidiki efektifitas pompa jantung
dengan indikatornya adalah variabel tekanan Tabel 1:Distribusi klien gagal jantung
berdasarkan umur, tinggi badan, dan berat
darah sistol, diastol, dan tekanan darah rata- badan (n = 24)
rata. Dimana variabel bebas (variable Karakteristk Mean Median SD
Min, 95%
Max CI
independent) ialah tekanan darah sistol, 32 49.42-
Umur (th) 49.42 51.00 11
diastol, dan tekanan darah rata-rata, sebelum 66 56.57
Tinggi 150 156.7-
intervensi model aktivitas dan latihan Badan(cm)
161.17 160.00 6.952
175 165.5
intensitas ringan. Sedangkan variabel Berat 55 57.39
65.58 64.00 12.90
Badan (kg) 99 - 73.9
tergantung (variable dependent) ialah Sumber: Data Primer (diolah 2009)
variabel tekanan darah sistol, diastol, dan
tekanan darah rata-rata, sesudah intervensi scala of perceived exertion (Borg, 1998).
model aktivitas dan latihan intensitas ringan Data hasil dianalisa dengan Uji Statistik
KorelasiRegresi linier.
Populasi dan sample HASIL PENELITIAN
Populasi penelitian (reference KarakteristikKlien Gagal Jantung
population) adalah semua klien gagal Karakteristik klien gagal jantung, yang
jantung, fase akut (inpatient) sudah stabil diteliti dijelaskan berdasarkan masing-
selama dirawat di rumah sakit jantung dan masing variabel: umur, tinggi badan dan
pembuluh darah harapan kita Jakarta berat badan (tabel 1). Sedangkan pada tabel
(gedung A lantai III) tanggal 10 November 2 dijelaskan berdasarkan jenis kelamin,
30 Desember 2010. Sampel penelitian pendidikan, olah raga, fungsionil klas, dan
sebanyak 24 klien ditetapkan dengan teknik penyebab gagal jantung.
Proprsive sampling dengan kriteria inklusi: Tabel 1 menggambarkan bahwa, pada
diagnosa gagal jantung dan menunjukan 24 klien gagal jantung yang diteliti rata-rata
fraksi ejeksi < 40%, tekanan darah sistole umur adalah 49.42 tahun, tinggi badan
antara 80 120 mmHg, diastole antara 60 161.17 cm dan berat badan 65.58 kg.
80 mmHg. Klasifikasi klinis New York
Tabel 2: Distribusi klien gagal jantung
Heart Association(NYHA): kelas II, III
berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, olah
mendapat terapi pengobatan gagal jantung raga, fungsionil klas, dan penyebab gagal
Standar (Angiotension Converting enzymes - jantung (n=24)
inhibitor, beta blockers, diuretic, digitalis), KARAKTERISTIK FREKUENSI %
JENIS KELAMIN
tidak ada disritmia yang mengancam 1. Laki-laki 18 75%
kehidupan/bersifat fatal, infark tidak luas 2. Perempuan 6 25%
PENDIDIKAN
dan non elevasi segmen ST, usia 30 70 1. SMP 2 8.3%
tahun. Mendapat izin dari dokter 2. SMA 20 83.4%
3. S1 2 8.3%
penanggung jawab. OLAH RAGA
1. Teratur 0 0%
2. Tidak teratur 24 100%
Alat Pengumpulan data dan Analisa Data FUNGSIONIL KLAS SAAT DIAGNOSIS
Pengumpulan data primer pada Klas II 10 41.7%
Klas III 14 58.3%
penelitian ini dilakukan sebelum dan PENYEBAB GAGAL JANTUNG
sesudah enam hari mengikuti program 1. CAD 6 25%
2. CAD & 8 33.3%
latihan, dengan alat Sphygmomanometer Hipertensi
3. Cardiomiopati 8 33.3%
4. Gangguan Katup 2 8.4%
Sumber: Data Primer (diolah 2009)

97
Idea Nursing Journal Halimuddin

Tabel 3:Distribusi rata-rata Tekanan Darah Sistole sebelum dan sesudah intervensi (n = 24)
VARIABEL MEAN MEDIAN SD MIN, 95% CI P value r
MAX
Tekanan Darah
Sistole (mmHg) 0.000 0.960
Sebelum 112.92 117.50 11.89 105.3 - 120.4
Sesudah 115.17 119.00 9.833 108.9 - 121.4
85, 126
88, 124
PadaTabel 2 diketahui karakteristik latihan (p = 0.000). Dengan kekuatan
responden terbanyak adalah jenis kelamin hubungan positif/kuat sempurna.
laki-laki, pendidikan SMA, olah raga tidak
teratur, fungsionil klas III. Untuk Penyebab Tekanan Darah Diastole
gagal yang terbanyak adalah CAD dan Hasil penelitian didapatkan Tekanan
hipertensi, dan cardiomiopati. darah diastole mengalami peningkatan rata-
rata setelah dilakukan intervensi model
Tekanan Darah
aktivitas dan latihan selama 6 hari sebesar
Hasil penelitian pengaruh Model
2.25 mmHg. Hasil uji statistik didapatkan
Aktivitas dan Latihan Intensitas Ringan
ada perbedaan tekanan darah diastole
terhadap tekanan darah, dijelaskan sebelum dan sesudah intervensi aktivitas dan
berdasarkan masing-masing sub variable latihan (p = 0.001). Dengan kekuatan
yaitu:. Tekanan darah sistole, diastole hubungan positif/kuat sempurna (lihat Tabel
dan tekanan rata-rata. Nilai tekanan 4).
darah yang ditampilkan di sini adalah Tekanan darah rata-rata.
nilai sebelum dan sesudah melakukan Tekanan darah rata-rata mengalami
model aktivitas dan latihan intensitas peningkatan rata-rata setelah dilakukan
ringan. intervensi model aktivitas dan latihan selama
6 hari sebesar 2.19 mmHg. Hasil uji statistik
Tekanan Darah Sistole
didapatkan ada perbedaan tekanan darah
Tabel 3 menggambarkan bahwa
rata-rata sebelum dan sesudah intervensi
Tekanan darah sistole mengalami
aktivitas dan latihan (p = 0.000). Dengan
peningkatan rata-rata setelah dilakukan
kekuatan hubungan positif/kuat sempurna
intervensi aktivitas dan latihan 6 hari sebesar
(Tabel 5).
2.25 mmHg. Hasil uji statistik didapatkan
ada perbedaan tekanan darah sistole Tekanan darah Istirahat dan latihan
sebelum dan sesudah intervensi aktivitas dan

Tabel 4: Distribusi rata-rata Tekanan Darah Diastole sebelum dan sesudah intervensi (n = 24).

VARIABEL MEAN MEDIAN SD MIN, 95% CI P r


MAX value

Tekanan Darah
Diastol (mmHg) 0.001 0.839
Sebelum 75.67 78.00 8.283 60, 87 70.4 - 80.93
Sesudah 77.92 80.00 8.404 59, 88 72.58 - 83.26

98
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3

Tabel 5: Distribusi tekanan darah rata-rata sebelum dan sesudah intervensi (n = 24)

VARIABEL MEAN MEDIAN SD MIN, 95% CI P r


MAX value
Tekanan Darah
Rata-rata 0.000 0.950
(mmHg)
Sebelum 88.025 89.300 7.748 71, 97 83.10 - 92.94
Sesudah 90.217 92.650 8.021 74, 98 85.12 - 95.31

Pada gambar 1 menjelaskan bahwa


tekanan darah siatole istirahat bervariasi DISKUSI
rata-rata selama 6 hari. Tekanan sistol Tekanan Darah Sistole.
latihan meningkat pada hari I, menurun pada Tekanan darah sistole adalah tekanan
hari II dan III, dan meningkat lagi pada hari darah arteri yang dihasilkan dari proses
IV dan hari VI sesuai dengan variasi tekanan siklus kontraksi atau sistole ventrikel
darah sistole istirahat. Peningkatan tekanan jantung. Gangguan atau gagal jantung yang
darah sistole latihan meningkat secara nyata timbul pada saat sistolik disebut dengan
dengan rata-rata 12 mmHg selam 6 hari. sistolic ventricular disfunction(Ignativicius,
Tetapi peningkatan tekanan darah latihan 2006). Gangguan fungsi sistolik
tidak seiring atau berbanding lurus dengan representasikan dengan nilai Faksi Ejeksi
intensitas latihan yang dilakukan, dimana (ejection fraction). Gangguan atau gagal
intensitas aktivitas dan latihan mengalami pompa jantung dimana terjadi penurunan
peningkatan mulai hari II sampai hari VI. kemampuan kontraktilitas ventrikel
menyebabkan preload meningkat, dan
Tekanan darah diastole istirahat meningkatnya tahanan pada sistem perifer
tampak juga bervariasi hari I sampai hari VI. menyebabkan after load meningkat. Secara
Tekanan darah diastole latihan kelihatan fisologis latihan atau aktivitas fisik
jelas fluktuasinya yaitu menurun pada hari II bermanfaat dalam meningkatkan/
dan III dibandingkan dengan peningkatan memperbaiki kontraksi miokard, curah
intensitas aktivitas dan latihan pada hari II jantung dan suplai darah ke otot jantung dan
dan III. Pada hari IV terjadi peningkatan meningkatkan aliran balik vena (Hoeman,
seiring dengan meningkatnya intensitas 2002).
latihan. Hari ke V menurun dan meningkat
lagi pada hari ke VI. Dalam penelitian ini peneliti
mengembangkan suatu model aktivitas dan
Gambar 1 juga menerangkan tentang latihan klien gagal jantung yang diteliti
bagaimana variasi respon tekanan darah penerapannya selama 6 hari fase inpatien.
yang fluktuatif selama 6 hari. Dengan Hasil penelitian ini diketahui bahwa,
intensitas model aktivitas dan latihan klien tekanan darah sistole meningkat akibat
gagal jantung yang diimplementasikan pada diberikan aktivitas dan latihan intensitas
fase akut selama dirumah sakit (inpatient) ringan (denyut jantung mencapai 60%
selama 6 hari. denyut jantung maksimal).

99
Idea Nursing Journal Halimuddin

130
125
120 120.1 119.3 121.3
115 117.5 115.1 117.1
113
110 109 110.3
105 107.3 105.2 107
100
95
90
85 82.8
80 80.5 82 81
75 75.6 76 76.1
74 73.3 73
72.3 73.3
70
65 64.4 65.8 66.6
62.5 63.03 63.46
60
55
50
45
40
HARI I HARI II HARI III HARI IV HARI V HARI VI

SISTOLE ISTIRAHAT DIASTOLE ISTIRAHAT SISTOLE LATIHAN


DIASTOLE LATIHAN INTENSITAS LATIHAN
Gambar 1: Distribusi rata-rata Tekanan Darah Sistole Istirahat dan Latihan, dan Diastole Istirahat
dan Latiham, dan Intensitas Latihan.
Hasil penelitian ini membuktikan ini juga tidak menjelaskan tentang masing-
bahwa aktivitas dan latihan berpengaruh masing jenis tekanan darah.
pada nilai tekanan darah pada umumnya. Berbeda dengan hasil penelitian yang
Hal ini menguatkan pernyataan Kozier, dilakukan oleh Meyer, Gormandt et al
(2004) yang menyatakan bahwa latihan (1997) tersebut. Hasil penelitian ini
merupakan faktor yang berpengaruh pada membuktikan ada perbedaan tekanan darah
nilai tekanan darah. Mengenai kemampuan sistole pada klien gagal jantung sebelum dan
dalam mempertahankan nilai tekanan darah sesudah terapi aktivitas dan latihan. Tekanan
sebagai indikator keefektivan pompa darah sistole meningkat rata-rata 2.25
jantung, menginspirasi peneliti untuk mmHg.
menegakkan hipotesis ada perbedaan
tekanan darah sistole, sebelum dan sesudah Tekanan Darah Diastole.
intervensi aktivitas dan latihan pada klien Tekanan darah diastole adalah tekanan
gagal jantung. darah arteri yang dihasilkan pada saat siklus
Pada penelitian sebelumnya yang jantung relaksasi (Guyton & Hall, 2002).
dilakukan oleh Meyer, Gormandt et al Tekanan darah diastole erat kaitannya
(1997, dalam Adam & Bennett, 2000) dengan peningkatan preload, dan
dengan sampel klien laki-laki gagal jantung peningkatan tahanan perifer. Pada gagal
18 orang klien, tanpa memperhatikan nilai jantung diastolic atau disebut dengan
fraksi ejeksi, phaseout patient dengan Diastolic Ventrikular Disfunction, dimana
program latihan bersepeda, berjalan dan terjadi gangguan relaksasi dan gangguan
tredmill masing-masing fase tiga minggu. pengisian ventrikel (Pangabean, 2006).
Hasilnya tidak didapatkan perubahan pada Gangguan diastolik banyak dialami pada
tekanan darah. yang signifikan. Penelitian klien gagal jantung dengan penyebab infark
miokard dan cendrung pada usia tua

100
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3

(Ignativicius, 2006). Infark miokard ditingkatkan untuk mempertahankan


menyebabkan sel miokard mengalami sirkulasi cerebral yang adekuat.
hipokinetik yang berdampak pada Penelitian ini membuktikan aktivitas
ketidakmampuan relaksasi otot jantung klien dan latihan ringan mampu mempertahankan
gagal jantung. dan meningkatkan tekanan darah arteri rata-
Berbeda dengan hasil penelitian yang rata. Hasil penelitian ini didapatkan ada
dilakukan oleh Meyer, Gormandt et al perbedaaan tekanan darah rata-rata sebelum
(1997) tersebut diatas. Hasil penelitian ini dan sesudah intervensi aktivitas dan latihan
yang dilakukan pada phase inpatient, selama 6 hari fase akut (inpatient).
dimana aktivitas dan latihan yang diberikan Proses patofisiologis gagal jantung
selama 6 hari, dengan intensitas ringan, dan perkembangan terapi yang didapatkan
hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan klien sangat mempengaruhi perubahan
tekanan darah diastole sebelum dan sesudah tekanan darah klien. Selama fase akut di
intervensi aktivitas dan latihan, dengan rumah sakit (inpatient) didapatkan data
peningkatan rata-rata 2.25 mmHg. bahwa tekanan darah sangat fluktuatif.
Ada perbedaan desain penelitian Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan
antara penelitian sebelumnya, sehingga hasil darah klien gagal jantung, pada fase akut.
penelitian ini berbeda hasilnya. Dengan Yaitu: terapi gagal jantung standar
adanya perbedaan ini, menjadi perhatian (Angiotension Converting enzymes -
peneliti selanjutnya, untuk diteliti. inhibitor, beta blockers, diuretic, digitalis),
keaadaan Immobilitas (bedrest) selama fase
Tekanan Darah Rata-Rata awal di rawat juga berpengaruh pada
Tekanan darah rata-rata adalah tekanan darah dimana cendrung menurun.
parameter berharga, karena menggambarkan Gangguan keseimbangan
tekanan perfusi (LeMone & Burke, 1996 neurohormonal B-type natriuretik peptida
hal.1115). MAP normal ialah 100 mmHg (BNP) juga sangat berperan selama fase
(Price & Wilson, 2002). Tekanan darah rata- akut. BNP adalah hormone yang dilepaskan
rata berpengaruh terhadap sirkulasi darah sebagai respon terhadap tekanan dan
serebral. Penelitian sebelumnya oleh overload volume dalam ruang jantung. Ini
Bergeler (2006) didapatkan bahwa sirkulasi terjadi pada gagal jantung sistolik dan
darah serebral menurun 19% pada klien diastolic (McCance & Huether, 2006).
gagal jantung kongestif dari pada kelompok Hormon ini di keluarkan dari ventrikel.
control (p < 0.001). Hormon ini meningkat sebagai
Jiricka (1998, dalam Porth, 1998) Counterbalance renin angiotensin sistem,
menyatakan bahwa meningkatkan tekanan sehingga terjadi penurunan preload. (Givertz
arteri rata-rata penting untuk dapat et al, 2001, dalam Ignatavicius, 2006).
mempertahankan kelanjutan perfusi pada Givertz et al (2001, dalam
sistim organ prioritas tinggi (vital). Hasil Ignativicius, 2006). BNP menyebabkan
penelitian sebelumnya juga oleh Bergeler dilatasi arteri dan vena, natriuresis, dan
(2006) dengan uji regresi linier menjelaskan menekan sistem angiotensin aldosteron
bahwa sirkulasi darah serebral mempunyai dan sistim saraf simpatis. BNP menghambat
hubungan yang signifikan dengan klas myocardial fibrosis, hipretropi dan
fungsionil New York Heart Association. meningkatkan fungsi diastolic (McCance &
Oleh sebab itu pada klien gagal jantung Huether, 2006).
tekanan darah arteri rata-rata harus Latihan fisik formal dan terstruktur
dapat membantu menjaga keseimbangan

101
Idea Nursing Journal Halimuddin

hormone tersebut, meningkatkan fungsi otot, .com/system/services/heart/lifestyle.


menurunkan adrenalin dan mengurangi html. diperoleh 6 November 2009.
resiko fatal aritmia (Fugoros, 2006). Adam, C.D., & Bennett, S. (2000). Exercise
Sehingga keadaan klien immobilitas pada in Heart Failure: A Synthesis of
fase awal, kemudian dilakukan terapi Current Research. Journal. Volume
aktivitas dan latihan ternyata menpengaruhi 7.
nilai tekanan darah. Alasan ini memperkuat
peryataan bahwa immobilitas dan aktivitas Black, J.M., & Hawk, H.J. (2005). Medical
mempengaruhi kerja sistim kardiovaskuler Surgical Nursing; Clinical
(Kozier, 2004; Perry & Potter, 2005). Management For Positive
th
Outcomes. Volume 2, 7 edition.
KESIMPULAN Elsevier Saunders.
1. Penerapan model aktivitas dan latihan Brunner & Suddarth. (2004). Textbook Of
gagal jantung yang dikembangkan oleh Medical-Surgical Nursing, 10th
peneliti, selama phase inpatient (6 edition. Lippincott-Raven Publisher.
hari), didapatkan hasil, ada perbedaan
rata-rata tekanan darah sistole, sebelum Barker, E. (2002). Neuroscience Nursing, a
dan sesudah intervensi spectrum of care. Second Edition,
2. Penerapan model aktivitas dan latihan Mosby.
gagal jantung yang dikembangkan oleh
peneliti, selama phase inpatient (6 Belgeler, B. (2006). Heart Failure;
hari), didapatkan hasil, ada perbedaan Decreased cerebral blood flow ini
rata-rata tekanan darah diastole congestive heart failure predicts
sebelum dan sesudah intervensi disease severyty, chronicity.
3. Penerapan model aktivitas dan latihan http://proquest.umi.com/pqdweb?
gagal jantung yang dikembangkan oleh Cardiovascular week. Atlanta.
peneliti, selama phase inpatient (6 Diperoleh 10 November 2009.
hari), didapatkan hasil, ada perbedaan
Chulay, M., & Burns, S.M. (2006): AACN
tekanan darah rata-rata sebelum dan
sesudah intervensi. Essentials of Critical Care Nursing.
International Edition. By Mc Graw
4. Model aktivitas dan latihan intensitas
Ringan berdasarkan Borgscala of Hill.
perceived exertion.klien gagal jantung Duncam, K., & Pozehl, B. (2003). Effects of
dapat diberikan selama fase akut di an exercise adherence intervention
rumah sakit (inpatient). on Outcome In Patiens with Hearth
Failure.
DAFTAR PUSTAKA http://proquest.umi.com/pqdweb/.
Ackley, B.J., & Ladwig, G.B. (2006). Journal Rehabilitation Nursing,
Nursing Diagnosis Handbook; a Vol.28. diperoleh 27 September
guide to Planing care. 7th edition, 2006.
Mosby Elsevier.
Evanston Northwestern Healthcare. (2006).
Advocate Health Care. (2006). Lifestyle Rehabilitation.http://www.enh.org/h
Changes: Heart Failure & ealthandwellness/clinicalservices/ca
Exercise.http://www.advocatehealth rdiology/rehabilitation, diperoleh
11 Oktober 2009.

102
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3

Practice, 7th edition. Prentice-Hall.


Fogoros, R.N. (2006) Exercise Improves Inc. (page 509)
Heart Failure, Journal of the
american college of cardiology. Katzung, B.G. (2004). Basic and Clinical
http:heartdisease.about.com/cs/heart Pharmacology, 9Th edition,. Prentice
failure/a/ exinhf.htm, diperoleh 8 Hall.
November 2009.
Kavanagh et al, (1996) Quality of life and
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2000). Textbook cardiorespiratory function in
Human Physiology. 10th edition. cronic heart failure; Affects of 12
Elsevier Saunders Monthsaerobic training. Journal
Harniattisai., Johnson., Kawinwonggowit. Watch: cardiology. Updated august
(2006). Evaluating Fungtional 7. 2006. diperoleh 8 November
Activity in Older Thai Adults, 2009.
http://proquest.umi.com/pqdweb. http://www.chfpatients.com/faq/exer
Journal, diperoleh 3 Oktober 2009. cise.htm

Hastono, S.P. (2001). Modul Analisis Data, Kusmana, D. (2006). Olah raga Untuk
Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan orang sehat dan Penderita
Masyarakat. Universitas Indonesia. Penyakit Jantung; Trias Sok &
Senam 10 menit. Edisi kedua.
Hoeman, S.P. (2002): Rehabilitation Fakultas Kedokteran Universitas
Nursing, Process and Application, Indonesia, Balai Penerbit FKUI.
3th edition. Mosby-year book.
LeMone, P., & Burke.K.M. (1996).
Huether., & McCance, (2000) Medical-Surgical Nursing: Critical
Understanding Pathophysiology, st Thinking in Client Care. Addison-
Louis Mosby. Wesley.

Hudak,C.M., & Gallo, B.M. (2005). Critical Lewiss, S.M. (2005). Medical-Surgical
Care Nursing; A Holistic Aproach. Nursing: Assessment and
8th edition. J-B Lippincott Company. Management of Clinical Problems.
Australia: Elsevier-Mosby.
Ignatavicius, D.D., & Workman, L.M.
(2006): Medical Surgical Nursing: McCance, K.L., & Huether, S.E. (2006).
Critical Thingking For Pathophysiology, The Biologic
Collaborative Care. Volume 1, 5th Basis for Disease in Adults and
edition. Elsevier Saunders Children. Page 1048. 5th edition.
Elsevier Mosby.
Jarvis, C. (2004). Physical Examination &
Health Assessment. 4th edition.
Elsevier Saunders. Page 182-185. Medical News Today (2006). Why exercise
Helps Heart Failure Patients.
Kozier, et al. (2004). Fundamentals of http://www.medicalnewstoday.com/
Nursing: Concepts, Process and medicalnews.php?newsid. article:

103
Idea Nursing Journal Halimuddin

Cardiovascular/Cardiology news. Stommel, M., & Wills C.E. (2004). Clinical


Diperoleh tanggal 2 oktober 2009. Research: Concepts and Principles
for Advandced Practice Nurses. 1st
Personal MD (2006). Exercise Benefits edition. Lippincott Williams &
Heart Failure Patients. Wilkins.
http://www.personalmd.com/news/a
1999030808.shtml. diperoleh 17 Sudoyo, Ayu W., dkk. (editor), (2006).
November 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
edisi IV, jilid III. Jakarta: Pusat
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2002). Penerbitan Departemen Ilmu
Pathophyiology: Clinical Concepts Penyakit Dalam. Fakultas
of Disease Processes. 6th edition. Kedokteran Universitas Indonesia.
Elsevier Saunders. (hal. 1515).
Swedberg, K., & Chairperson, (2005).
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Guidelines for the diagnosis and
Fundamental Of Nursing, 6th treatment of Chronic Heart
edition. Elsevier Saunders. Failure: full text (update 2005).
The Task Force for the diagnosis
Porth, C.M. (1998). Pathophysiology: and treatment of CHF of the
Concepts op Altered Health States. European Society of
New york: Lippincott. Cardiology.European Heart
Journal. European Society of
Polit, D.F.,& Beck, C.T. (2006). Essentials Cardiology.
Of Nursing Research, Methods,
Appraisal, and Utilization, Sulistia dkk (editor), (2005). Farmakologi
th
6 edition. Lippincott Williams & dan Terapi. Edisi 4. Penerbit Gaya
Wilkins Baru. jakarta.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2006) The Cleveland Clinic Health Information
Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Center. (2006). Heart Failure
Klinis. Edisi ke-2. Jakarta: CV Exercise Guidelines.
Sagung Seto. http://www.clevalandclinic.org/healt
h/healthinfo/docs/
Sherwood, L. (2004). Human physiology 1800/1819.asp?index=8128.
From cells to Systems. 5th edition. diperoleh tanggal 8 November 2009.
International special edition.
Thomson. Wilkinson, J.M. (2005). Prentice Hall
Nursing Diagnosis, Handbook with
Singh, V.N., & Schocken, D.D. (2006). NIC Interventions and NOC
Cardiac Rehabilitation. Outcomes, 8th edition. Pearson.
http://www.emedicine.com/pmr/topi Prentice Hall. New Jersey. (page 64-
c180.htm Article, diperoleh 4 68).
oktober 2006.

104

You might also like