Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
Pendahuluan ...................................................................................................................... 4
Visi perusahaan adalah untuk menjadi ritel pilihan pertama para konsumen.
Sedangkan misinya adalah untuk membawa nilai produk fashion dan jasa yang
meningkatkan kualitas konsumen secara konsisten.
Pada tahun 2010 PT. Matahari Putra Prima (MPP) melakukan joint venture
dengan CVC Capital Partners (CVC) sebuah global private equity fund untuk
mendirikan PT. Meadow Asia Company (MAC). Struktur kepemilikan sahamnya
adalah 80% dimiliki oleh CVC dan 20% dimiliki oleh MPP. Pada tahun 2010 pula
MAC mengakuisisi 90,7% saham MDS dari MPP dan 7,24% dari PT. Pasific Asia
Holding Ltd, sehingga total kepemilikan saham MDS sebesar 98,15% .
6
Kronologi Permasalahan
1. Pelanggaran Regulasi
Menurut analisa pengamat, Yanuar berpendapat bahwa yang terjadi
dalam penjualan saham MDS kepada MAC adalah manipulasi pasar dan
perdagangan orang dalam, menipu dengan melibatkan pembiayaan
perbankan atas transaksi fiktif. Berdasarkan ketentuan dalam UU Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam kasus ini terdapar sejumlah unsur
pidana, yaitu unsur menipu (Pasal 90), unsur transaksi semu (Pasal
91) unsur orang dalam (Pasal 95), unsur transaksi orang dalam (Pasal 96),
dan unsur keuntungan pihak tertentu (Pasal 92). Menurut Yanuar, transaksi
ini terjadi antar pemegang saham yang dibiayai utang emiten ke perusahaan
pemegang saham dan emiten mengambil utang ke Bank CIMB Niaga dan
Standard Chartered. Yanuar menganjurkan agar Bapepam segera
melakukan gelar perkara atas tidak terpenuhinya unsur menipu Pasal 91,
transaksi semu dan persekongkolan untuk membentuk harga. Dan kemudian
Pasal 92 terkait informasi orang dalam yang melibatkan kecurigaan
transaksi orang dalam (Pasal 95-96) secara terbuka di publik.
Kemudian juga terdapat beberapa pelanggaran dalam Undang-Undang No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain :
Pasal 3 Ayat 2 mengenai pemisahan antar kepentingan pemegang
saham dengan dengan kegiatan perseroan, guna melindungi
kepentingan pemegang saham minoritas.
Pasal 84 Ayat 1 mengenai setiap satu saham memiliki satu hak suara
kecuali anggaran dasar menentukan lain. Jadi setiap pemegang
saham kecuali saham preferen berhak atas hak suaranya dalam
RUPS.
2. Pelanggaran Standar
Karena Indonesia mengadopsi standar corporate governance dari
OECD maka pelanggaran standar yang dilakukan adalah terhadap prinsip-
prinsip OECD terutama pada prinsip ketiga yang berisi bahwa :
Tatakelola perusahaan harus mampu memberikan kesetaraan perlakuan
terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas
dan pemegang saham asing. Seluruh pemegang saham harus mendapatkan
ganti rugi apabila terjadi kecurangan atau penghilangan hak-haknya.
Dari prinsip tersebut tentunya MPP telah melakukan pelanggaran yang jelas
karena telah dengan terbuka melakukan insider trading yang tentu telah
menghilangkan hak-hak pemegang saham minoritas. Insider Trading sendiri
telah secara dijelas dilarang dalam prinsip III B OECD, Insider trading
and abusive self-dealing should be prohibited.
3. Pelanggaran Peraturan
Transaksi penjualan MDS kepada MAC yang syarat akan benturan
kepentingan, transaksi tersebut diatur secara lebih tegas dalam Peraturan
Bapepam No.IX.E.1 sebagaimana telah diperbarui dengan Keputusan Ketua
Bapepam LK No: Kep-412/BL/2009. Berdasakan Pasal 1 huruf e peraturan
tersebut, benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentngan
ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota
direksi, anggota dewan komisaris atau pemegang saham utama yang dapat
merugikan perusahaan dimaksud.
Berikut transaksi yang mengandung benturan kepentingan
berdasarkan Peraturan Bapepam No.IX.E.1 yang berkaitan dengan kasus
Matahari :
Membeli saham perseroan lain dimana pemegang saham pemegang
saham utama, komisaris atau direksi menjadi pemegang saham atau
anggota direksi atau komisaris
Memberi pinjaman kepada perusahaan lain dimana direktur,
komisaris. Atau pemegang saham pengendali merupakan
pemegang saham, direktur atau komisaris
Kesimpulan
Dari pembahasan kasus diatas terlihat bahwa tidak terdapat bukti yang
materiil terhadap kasus transaksi penjualan MDS oleh MPPA yang banyak
menuai protes. Namun transaksi insider trading dan praktek korporasi untuk
menaikan saham memanglah sangat jelas terlihat dalam transaksi tersebut
terutama dalam dua transaksi berikut
Saran
Fauzi, Abdul Wahid. 2010. Bapepam Turut Periksa Kasus Saham Matahari
Diambil dari: http://investasi.kontan.co.id/news/bapepam-turut-periksa-kasus-
saham-matahari. (24 September 2015).