Professional Documents
Culture Documents
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut R.Gagne seperti yang dikutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan
Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu:
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
instruksi.
Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang
berjudul Belajar dan Pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara
stimulus dan respon yang tercipta melalui proses tingkah laku .
M.Sobri Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dlam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarakan beberapa pengertian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diberbagai bidang yang tejadi akibat interaksi terus menerus dengan
ligkungannya.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar atau disebut juga sebagai prestasi merupakan kemampuan intelektual
siswa, yang dapat menentukan keberhasilan dalam meperoleh prestasi pada setiap
kegiatan belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka
perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut W.J.S Purwadarminto ( 1987 :767 ) Prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-
hal yang dikerjakan atau dilakukan. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang
telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan
perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari
belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai
dan hasil tes atau ujian.
Sehubungan dengan hasil belajar, Poerwanto (1986 : 28) memberikan pengertian
prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Sedangkan menurut S. Nasution (1996 : 17) Prestasi belajar adalah kesempurnaan
yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotorik,
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan.
Seperti yang dikemukakan Dimyati dan Mujiono (2006 : 3) Hasil belajar merupakan
hasil dari suatu intrerksi tindakan belajar dan mengaja. Disisi guru, tindakan mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, disisi siswa hasil belajar merupakan
puncak proses belajar.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi atau hasil belajar
adalah tingkat keberhasilan yang diperoleh seseorang dari kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk nilai.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang yang
mempengaruhinya, baik yang bersifat mendorong maupun yang menghambat.
Demikian pula dalam belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar
siswa itu adalah faktor intern dan faktor ekstern. (Ahmadi, 1998 : 72). Untuk
mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor yang terdapat
dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor
eksern).
a. Faktor Intern
Faktor Intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapu
yang tergolong faktor intern adalah keerdasan, bakat, minat, dan motivasi.
Kecerdasan atau intelegensia adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang diadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensia, intelegensia yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.Slameto (1995 :
56 ) mengatakan bahwa Tingkat intelegensia yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat intelegensia yang rendah.
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki sesorang sebagai kecakapan
pembawaan.Ngalim Purwanto (1986 : 28 ) mengemukakan bakat dalam hal ini lebih
dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan kesanggupan tertentu. Menurut Syah Muhibbin (1999 : 136) bakat
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada pendidikan dan latihan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa tumbuhnys keahlian tertentu pada diri seseorang sangatlah
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenali
beberapa kegiatan atau kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang baerminat dalam pelajaran tertentu
akan menghambat dalam hasil belajarnya. Menurut Winkel (1996 : 24) Minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang / hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam belajar adalah
faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa
untuk melakukan kegiatan belajar.Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1995 :
73) motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
b. Faktor Ekstern
Yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang bersifat dari luar
diri siswa, yaitu keadaan keluarga, sekolah dan sekitarnya.
Keadaan Keluarga dapat menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Adanya rasa
aman dan nyaman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
memperoleh belajar.Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,
karena dalam keluarga inilah peertama kali anak mendapatkan pendidikan dan
bimbingan.
Faktor Guru, guru sebagai tenaga bependidikan memiliki tugas menyelenggarakan
kegiatan blajar mengajar, membimbing, mengolah, meneliti, dan mengembangkan
serta memberikan pelajaran kepada siswa. Keterampilan guru dalam mengajar,
keprofesionalan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sangat mnentukan
keberhasilan siswa dalam belajar.
Sumber Belajar, merupakan faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar
dan mengajar. Sumber belajar yang lengkap dan memadai adalah perangkat yang
dapat digunakan siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga hasil belajar dapat
meningkat.
Metode Mengajar, Yaitu cara-cara yang dilakukan oleh guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Penggunaan Metode Cooperative Learning (CL)
a. Pengertian metode
Metode berasal dari bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan
tentang metode-metode sangat diperlukan oleh para pendidik, karena berhasil tidaknya
siswa belajar sangat bergantung kepada tepat tidaknya metode mengajar yang yang
digunakan oleh guru. Metode mengajar mampu membangkitkan motivasi, minat atau
gairah belajar siswa bahkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 740) metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Menurut Sudjana dalam Adang Heriawan dkk.(2012:73) Metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungannya
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, peranan metode mengajar
sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang
digunakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini adalah
cara-cara yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Pengertian Metode Cooperative Learning (CL)
Cooperative Learning adalah salah satu model pembelajaran berbasis teori belajar
sosial Robert Bandura yang dipopulerkan oleh Spencer Kagan, Robert Slavin dan
Johnson &Johnson.
Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang menekankan kepada proses
kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa untuk
mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. (Adang Heriawan
dkk,2012:109).
Menurut Slavin dalam Isjoni (2010 : 12) Cooperative Learning adalah model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Inti dari pembelajaran kooperatif menurut Robert E.Slavin yang diterjemahkan
olehNarulita Yusron (2010 : 8) Dalam metode pembelajaran kooperatif , para siswa
akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
Menurut Johnson &Johnson dalam Isjoni (2010 : 17) Cooperataive Learning adalah
mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa
dapat bekerja bersama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan
mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Coopetatif Learning
adalah salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan kerjasama kelompok
dalam menyelesaikan materi pembelajaran, memecahkan masalah atau menyelesaikan
sebuah tujuan.
5. Jenis-Jenis Metode Cooperatif Learning
Ada beberapa metode dalam model pembelajaran Cooperative Learning diantaranya
adalah :
1) Jigsaw
2) Student Team Achievement Division (STAD)
3) Team Game Tornament (TGT)
4) Number Head Together (NHT)
5) Group Investigation
6) Team Assisted Individualization (TAI)
6. Metode Cooperative Learning Tipe JIGSAW
Pembelajaran Kooperatif JIGSAW merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal dengan cara membentuk tim ahli. Dalam
metode ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya, yaitu :
1) Pembentukan kelompok siswa yang terdiri dari 4-6 orang . sebaiknya
heterogen.
2) Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu
3) Setiap anggota kelompok yang mempelajari materi yang sama bertemu dalam
satu kelompok baru membentuk Tim Ahli. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan,
dipelajari apabila menemukan masalah dibahas bersama.
4) Setelah masing-masing perwakilan dalam tim ahli tersebut dapat menguasai
materi yang ditugaskannya, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke
kelompok masing-masing atau kaelompok asalnya.
5) Masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan kepada teman satu
kelompoknya.sehingga teman dalam satu kelompoknya dapat memahami materi yang
ditugaskan guru.
6) Siswa diberi tes/kuis untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat mamahami
suatu materi atau belum.
Dengan demikian melalui penyelenggaraan model Jigsaw dalam proses belajar
mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat langsung
secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikannya secara
kelompok.
Pada kegiatan ini ini keterlibatan guru dalam belajar mengajar semakin berkurang,
dalam arti guru tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai
fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab serta siswa akan merasa senang berdiskusi
tentang materi pelajaran dalam kelompoknya.
Metode Jigsaw sangat cocok untuk mata pelajaran IPS karena dalam IPS banyak
materi naratifnya, seperti yang dikemukakan oleh Isjoni (2010 : 58)
model Jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah
mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca maupun
keterampilan kelompok untuk belajar bersama, jenis materi yang paling mudah
digunakan untuk pendekatan ini adalah bentuk naratif seperti ditemukan dalam
literatur, penelitian sosial membaca, dan ilmu pengetahuan.
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Sekolah Menengah Pertama yang disampaikan secara terpadu, terdiri dari materi
pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi.
Materi Ilmu Pengetahuan Sosial ini memiliki beban belajar sebanyak 4 jam pelajaran
dalam satu minggu dengan waktu 40 menit setiap jam pelajarannya.
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat
Materi Pelajaran yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat merupakan salah satu pokok
bahasan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk bidang kajian Sejarah
yang diberikan pada Semester Genap, termasuk Standar Kompetensi : 6. Memahami
Usaha Mempertahankan Republik Indonesia dan Kompetensi Dasar : 6.2.
Mendeskripsikan Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat.
B. Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna dan
pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa. Sedangkan kegiatan mengajar
merupakan kegiatan untuk menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi
dan tanggung jawab pada siswa untuk selalu menerapkan potensi diri dalam
membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan Kerucut Pengalaman Belajar Sheal Peter diketahui bahwa siswa akan
mencapai hasil belajar yaitu 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar,
30 % dari apa yang dilihat dan di dengar, 70 % dariapa yang dikatakan, dan 90 % dari
apa yang dikatakan dan dilakukan. Artinya guru yang mengajar dengan meminta
siswa untuk melakukan dan melaporkannya maka siswa akan mengingat 90 %.
Belajar akan lebih baik dan bermakna apabila anak mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya , bukan hanya sekedar mengetahuinya. Proses pembelajaran yang
berlangsung secara alamiah dan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami , bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
Materi IPS tentang Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat termasuk
dalam Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Perjuangan bangsa Indonesia dalam
merebut Irian Barat, membutuhkan pembahasan dan pemaparan secara mendalam
bukan hanya disampaikan secara informatif tetapi juga secara visual yang bisa
dipahami siswa dengan mencari dan melakukannya sendiri. Tentunya melalui
bantuan berbagai alat peraga, seperti buku sumber, peta/atlas, gambar, dan sumber
pembelajaran lain yang berhubungan dengan materi.
Selain itu melalui pembelajaran kelompok penyelesaian terhadap tugas tugas akan
lebih mudah karena siswa belajar secara kerja sama dan saling membantu dalam
memahami materi.
Penjelasan materi ini apabila didominasi oleh guru tentunya akan membosankan.
Yang terpenting adalah bagaimana, hasil belajar siswa menjadi meningkat terhadap
materi ini . Penulis berkeyakinan melalui metode cooperative Learning tipe Jigsaw
diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa dari hasil pembelajaran
sebelumnya.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 9A pada mata pelajaran IPS di SMPN I Cipeundeuy Kabupaten
Bandung Barat
27 Februari
3 2012 Tes Siklus II
4. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri I Cipeundeuy , Jl. SMP Desa Cipeundeuy,
Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat.
5. Saran yang diharapkan
Melalui penelitian ini diharapkan adanya perubahan dalam metode mengajar yang
digunakan oleh guru, yaitu lebih inovatif, kreatif, dan variatif. Sehingga memberi
dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). yaitu
penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan pemberian tindakan dan bertujuan
untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002) bahwa Penelitian
Tindakan Kelas terdiri dari 3 kata : Penelitian + Tindakan + Kelas. Penelitian adalah
mencermati suatu objek menggunakan aturan, metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat secara sistematis dan penting bagi peneliti. Tindakan yaitu sesuatu
gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
16 Februari
3 2012 Tes Siklus I
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c) Menyiapkan Lembar Observasi
d) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
e) Menyiapkan Buku Sumber
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada tahapan ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran,
melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai RPP, mengisi lembar
observasi, mengumpulkan dan menganalisis hasil tes. Langkah-langkah pelaksanaan
Siklus I dengan menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw melalui
tahapan berikut :
Pertemuan I
Kegiatan Awal :
Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan Inti :
Guru membagi kelas dalam 9 kelompok , setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
Guru membagi kartu soal kepada seluruh siswa
Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul
membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli
Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang isi KMB dan latar belakang perjuangan
bangsa indonesia merebut irian barat.
Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang paerjuangan bangsa indonesia melalui
diplomasi : diplomasi dengan Belanda, diplomasi di forum PBB, diplomasi di forum
KAA.
Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang perjuangan bangsa indonesia melalui
konfrontasi politik : pembatalan perjanjian KMB, Pembentukan provinsi irian barat,
pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda
Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang perjuangan indonesia merebut irian barat
melalui konfrontasi ekonomi : mogok buruh, nasionalisasi perusahaan Belanda,
pelarangan pruduk Belanda, pemecatan warga negara Belanda yang bekerja di
Indonesia.
Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan
Setelah Tim Ahli mendiskusikan pokok masalah dan mendapatkan jawabannya,
masing masing siswa yang tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan
memparentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya.secara bergiliran.
Kegiatan Akhir :
Refleksi : Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas
Informasi: Memberitahukan materi yang akan datang.
Pertemuan II
Kegiatan Awal :
Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan Inti :
Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok , 5 kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 2
kelompok terdiri dari 6 orang
Guru membagi materi pembelajaran menjadi kartu soal / pokok masalah kepada
seluruh siswa.
Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul
membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli
Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang isi KMB dan latar belakang perjuangan
bangsa indonesia merebut irian barat.
Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang perjuangan bangsa indonesia melalui
diplomasi langsung dengan Belanda.
Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang perjuangan bangsa indonesia melalui
diplomasi di forum PBB.
Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang perjuangan indonesia merebut irian barat
melalui diplomasi di KAA.
Kelompok Tim Ahli 5 membahas tentang perjuangan politik indonesia melalui
pembatalan perjanjian KMB.
Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan.
Setelah Tim Ahli mendiskusikan pokok masalah dan mendapatkan jawabannya,
masing masing siswa yang tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan
mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya secara bergiliran.
Kegiatan Akhir :
Refleksi : Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas
Informasi: Memberitahukan materi yang akan datang.
3) Pengamatan Siklus I : mengamati dan mencatat aktivitas siswa dalam
pembelajaran dan melakukan tes diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Aspek yang diamati adalah sebagai berikut :
a) Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
b) Aktivitas guru yang meliputi : kegiatan pendahuluan, keagiatan inti dan
kegiatan akhir
c) Kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran
d) Ketuntasan Belajar Klasikal
4) Refleksi / Evaluasi Siklus I :
Pada tahapan ini dilakukan refleksi pembelajaran, mencatat kekurangan kekurangan
dan kendala yang dihadapi sehingga dapat melakukan tindak lanjut untuk dianalisis
dan dijadikan sebagai acuan pada pembelajaran di siklus II.
Pada kegiatan pembelajaran di siklus I masih terdapat kendala dan kekurangan
khususnya pada siklus I pertemuan pertama, sehingga kegiatan pembelajaran tidak
berjalan secara efektif, diantaranya :
Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran
Pada pertemuan pertama siswa masih kelihatan bingung dengan metode jigsaw
Pembagian kelompok siswa terlalu banyak (9 kelompok) sehingga terbentuk
kelompok tim ahli yang anggotanya terlalu banyak, mengakibatkan diskusi tidak
efektif.
Masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti pembelajaran seperti mengerjakan
tugas mata pelajaran lain, diam saja.
Penentuan materi untuk dibahas tim ahli terlalu banyak sehingga tidak ada kelompok
tim ahli yang selesai merumuskan materi yang diberikan
Siswa tidak sempat presentasi
Siswa tidak sempat menyimpulkan materi
Pembelajaran dianggap gagal dan pada pertemuan berikutnya harus ada revisi materi
yang diberikan.
b. Siklus II
1) Perencanaan :
a) Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II ini direncanakan 2 kali pertemuan
materi , dan 1 kali pertemuan untuk tes.
Rencana Materi Pelajaran dan Waktu Pelaksanaan Siklus II :
Pertemuan
Ke- Tanggal Materi Pembelajaran
27 Februari
3 2012 Tes Siklus II
b)Menyusun instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c)Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
d) Menyiapkan Lembar Observasi
e)Menyiapkan Buku Sumber
f) Menyusun Soal Tes
g) Melaksanakan Tes Siklus II pada tanggal 27 Februari 2012.
2) Pelaksanaan :
Pada tahap ini dilakukan tindakan pelaksanaan program sesuai dengan langkah-
langkah dalam RPP yang sudah mengalami perubahan dan perbaikan-perbaikan.
Kekurangan pada siklus I ditindaklanjuti pada tahap ini. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertemuan I
Kegiatan Awal :
Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi :
Masih ingatkah kalian perjuangan diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam
merebut Irian Barat ?
Motivasi :
Tahukah kalian perjuangan apa saja yang dilakukan bangsa indonesia dalam
merebut IrianBarat ?
Memberitahukan Tujuan Pembelajaran yang harus dicapai
Kegiatan Inti :
Berdasarkan pengalaman pada Siklus I : pembagian kelompok terlalu banyak, materi
terlalu banyak sehingga siswa tidak selesai mendiskusikan soal yang ditentukan, pada
kegiatan pertemuan II ini dilakukan perubahan dan memperempit materi dengan
membagi menjadi sub-sub materi.
Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok , 5 kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 2
kelompok terdiri dari 6 orang
Guru membagi materi menjadi sub-sub materi pembelajaran menjadi 5 kartu soal /
pokok masalah kepada seluruh kelompok siswa.
Masing-masing kelompok mendapat 5 kartu soal dan setiap anggota mendapat 1 kartu
soal yang berisi 1 sub materi.
Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul
membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada kelompok tim ahli
Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang perjuangan mengembalikan Irian Barat
melalui pembentukan provinsi baru Irian Barat
Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang perjuangan melalui pemutusan hubungan
diplomatik dengan Belanda dalam upaya mengembalikan Irian Barat.
Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang perjuangan melalui gerakan pembebasan
Irian Barat dalam upaya
mengembalikan Irian Barat.
Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang perjuangan merebut Irian Barat melalui
konfrontasi ekonomi.
Kelompok Tim Ahli 5 membahas tentang perjuangan TRIKORA dalam merebut Irian
Barat.
Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan
Setelah Tim Ahli mendiskusikan pokok masalah dan mendapatkan jawabannya,
masing masing siswa yang tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan
memparentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya masing-masing secara bergiliran.
Kegiatan Akhir :
Refleksi : Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas
Informas i: Memberitahukan materi yang akan datang.
Pertemuan II
Kegiatan Awal :
Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi :
Masih ingatkah kalian bagaimana perjuangan secara politik, ekonomi, dan
militer yang dilakukan Indonesia dalam merebut Irian Barat ?
Motivasi :
Bagaimana akhir dariperjuangan bangsa indonesia dalam merebut Irian Barat
?
Memberitahukan Tujuan Pembelajaran yang harus dicapai
Kegiatan Inti :
Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok , 5 kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 2
kelompok terdiri dari 6 orang
Guru membagi materi menjadi sub-sub materi pembelajaran menjadi 5 kartu soal /
pokok masalah kepada seluruh kelompok siswa.
Masing-masing kelompok mendapat 5 kartu soal dan setiap anggota mendapat 1 kartu
soal yang berisi 1 sub materi.
Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul
membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada kelompok tim ahli
Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang perjuangan mengembalikan Irian Barat
melalui pembentukan Komando Mandala
Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang peristiwa Laut Aru dalam upaya
mengembalikan Irian Barat.
Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang akhir perjuangan Indonesia melalui
Persetujuan New York dalam upaya mengembalikan Irian Barat.
Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang
penyerahan kekuasaan Irian Barat kepada Indonesia.
Kelompok Tim Ahli 5 membahas tentang Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan
Guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok tim ahli
Setelah Tim Ahli mendiskusikan pokok masalah dan mendapatkan jawabannya,
masing masing siswa yang tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan
memparentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya masing-masing secara bergiliran.
Perwakilan Kelompok mempresentasikan hasil diskusi tim ahli di depan kelas
Guru memperjelas materi dan memberi penguatan.
Kegiatan Akhir :
Refleksi : Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas
Informasi: Memberitahukan rencana evaluasi.
3) Pengamatan
Mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dan
melakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Aspek yang diamati
adalahsevagai berikut :
a) Aktivitas Siswa, yang meliputi :
Cara Siswa membentuk tim ahli
Cara Kelompok tim ahli merumuskan materi yang diberikan
Kegiatan siswa saat presentasi di dalam kelompok masing-masing
Kegiatan Siswa saat presentasi secara klasikal.
Langkah-
langkah
pembelajara Pedoman
2 Guru n Observasi Observasi
Aktivitas
guru dan
siswa selama
pembelajara
Guru dan n Pedoman
3 Siswa berlangsung Observasi Observasi
Tes adalah pengujian atas kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa nilai / angka. Tes ini
dilakukan setiap siklus berakhir.
Dokumentasi, yaitu bukti-bukti tertulis berupa catatan hasil kegiatan, naskah soal,
hasil kegiatan siswa, hasil tes , foto-foto kegiatan. Teknik dokumentasi ini bertujuan
untuk mendukung dan melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan
ini.
E. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah Deskriptif Persentase. Data yang diperoleh dianalisis dan hasilnya
dipersentasekan. Adapun data yang dianalisis adalah data dari observasi dan data dari
hasil tes.
F. Indikator Keberhasilan
Bersumber pada hasil yang diperoleh dari tes siklus I dan tes siklus II yang
mencerminkan pemahaman siswa pada konsep pembelajaran, diharapkan adanya
peningkatan Aktivitas yang positif dan hasil belajar siswa sesuai nilai yang diperoleh
masing-masing siswa, minimal ada kemajuan dari sebelumnya.
Minimal 85 % dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas untuk mata
pelajaran IPS yaitu mencapai nilai KKM = 75.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus
terdiri dari 2 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes. Materi yang dibahas
adalah materi kelas 9 yang diberikan pada semester genap tentang Perjuangan Bangsa
Indonesia dalam Merebut Irian Barat. Penelitian dilakukan mulai tanggal 8 Februari
2012 sampai dengan tanggal 27 Februari 2012, dibantu oleh seorang kolaborator/
observer yang berfungsi sebagai teman diskusi dalam tahap refleksi. Adapun hasilnya
seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2 Data Awal Sebelum Tindakan
Sebelum
No Aspek Penelitian TindakanPertemuan I Refleksi
Guru sangat
perlu memberi
motivasi kepada
siswa
Segera
sosialisasikan
PAIKEM
Harus
mengevaluasi
Minat Belajar dan langkah-langkah
1 Aktivitas Siswa Kurang pembelajaran
Sebaiknya
menuliskan
tujuan
pembelajaran
Sampaikan
tujuan
pembelajaran
secara bertahap
Kurang
memberikan
kesempatan
kepada siswa
2 Aktivitas Guru Cukup untuk bertanya
Masih bingung
dengan metode
jigsaw
89,19 %4 Orang siswa Beri kesempatan
tidak aktif diskusi siswa untuk
1 Aktivitas Siswa daalam tim ahli bertanya .
Agar menjelaskan
2 Aktivitas Guru Cukup kembali cara-cara
jigsaw
Guru agar
menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru kurang
memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
Kekurangan waktu
untuk menyimpulkan
materi dan memberi
penguatan
Siswa belum terbiasa
dengan metode Jigsaw
Menyiapkan tempat
duduk menyita waktu
Pembagian kelompok
terlalu banyak
Ke;ompok Tim Ahli
anggotaya terlalu
banyak
Diskusi Tim Ahli
tidaak eektif
Masih ada beberapa
siswa tidakmengikuti
pembelajaran
Penentuan materi
yang dibahas terlalu
banyak.
Sisw tidak sempat
presentasi
Siswa tidak sempat
menyimpulkan materi
Kendala yang Pembelajaran
3 dihadapi dianggap gagal
Ada peningkatan
siswa yang mencapai
ketuntasan belajar
sebanyak 28 orang =
56,76 %
Tingkat kesukaran
soal perlu
diperhatikan
Jumlah soal perlu
Ketuntasan ditambah agar lebih
5 Belajar Klasikal banyak alternatif
94,59 %
Hampir semua siswa
(35 orang dari 37
siswa ) aktif
Masing-masing siswa
sudah terbiasa
dengan Jigsaw
Perlu bimbingan dan
pengawaasan dari
guru agar aktifitas
belajar lebih
berkualitas
Aktivitas Belajar Perlu menambah
1 Siswa sumber belajar
Sebelum
Tindakan Siklus I Siklus II
1 50 10 27,02 - - - -
2 60 12 32,43 - - - -
3 65 - - 3 8,11 - -
4 70 3 8,11 6 16,22 6 16,22
5 75 - - 10 27,03 4 10,81
7 85 - - 4 10,81 5 13,51
9 95 - - - - 6 16,22
Sebelum
Tindakan Siklus I Siklus II
1 50 10 27,02 - - - -
2 60 12 32,43 - - - -
3 65 - - 3 8,11 - -
5 75 - - 10 27,03 4 10,81
7 85 - - 4 10,81 5 13,51
9 95 - - - - 6 16,22
Ambang 10,8
2 KKM - - 10 27,03 4 1
Diatas 72,9
3 KKM 12 32,43 18 48,65 27 7
Mencap 83,7
4 ai KKM 12 32,43 28 75,68 31 8
Kenyataan ini menunjukan hal yang positif, meskipun belum sesuai dengan target
indikator keberhasilan ketuntasan belajar ideal yang harus mencapai 85 %, Namun
sudah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti bagi keberhasilan belajar siswa.
Sumber : https://mgmpips03bandungbarat.wordpress.com