Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan disini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
akhir daripada mata kuliah Pemesinan Dasar dan juga sebagai sarana penyampaian
aspirasi maupun sebagai bahan evaluasi selama praktikum dilaksanakan.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
Tujuan Khusus :
Melatih kesabaran dan ketekunan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan,
khususnya praktek pemesinan dasar.
Memperoleh pengalaman langsung pembuatan roda gigi.
Melatih ketelitian dalam menjadikan ukuran benda kerja sesuai dengan yang
diharapkan.
2) Alat Tambahan :
Pisau frais.
Pahat mata kanan.
Kunci L
Kepala pembagi
Palu.
Jangka sorong
Mandrel
Penggores
Center drill
Mata bor diameter 3mm, 12mm
3) Alat Keselamatan Kerja :
Baju praktek
Kacamata safety
Penutup telinga.
Bahan yang digunakan yaitu :
Polyoxymethylene ( 114 x 15 mm )
2.2 Landasan Teori
1. Bidang rata
2. Alur
3. Roda gigi
4. Segi banyak beraturan
5. Bidang bertingkat
Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan besar yaitu,
mesin frais baku dan mesin frais Khusus. Mesin frais baku dibagi lagi menjadi 2
kelompok, yaitu Mesin frais meja, dan mesin frais lutut dan tiang. Mesin-mesin frais
yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang diantaranya ialah Mesin frais horizontal,
Mesin frais vertical, dan Mesin frais universal. Pada mesin frais horizontal, meja dari
mesinnya hanya dapat digerakan pada tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang
dan arah tegak. Sedang pada mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak
lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar,
maka kedudukan spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja mesin.
Mesin frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
mempergunakan frais sisi atau frais jari. Sedang untuk frais universal, meja dari mesin
ini pada mesin horizontal hanya meja universal dapat diputar mendatar dan membentuk
sudut 45o kearah tiang mesin.
Hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk pisau frais
yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah walaupun sudah diasah, jadi
tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhan dan disamping
bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai gigi yang berperan
sebagai mata pemotongnya. Beberapa bentuk pisau frais sesuai dengan penggunaanya,
antara lain:(a) Pisau mantel, (b) Pisau sudut tunggal dan sudut ganda, (c) Pisau roda
gigi, (d) Pisau alur, (e) Pisau sisi muka, (f) Pisau gergaji, (g) Pisau alur T, (h) Pisau
jari.
Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata,
menyudut, membelok, mengalur, dan sebagainya, dapat pula mengerjakan benda kerja
yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan benda kerja yang
berbidang-bidang adalah benda kerja yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut
atau beralur yang beraturan, misalnya segi banyak beraturan, batang beralur, roda gigi,
roda gigi cacing dan lain sebagainya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat
bagian pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali
pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang
merupakan tingkatan, yaitu:
1. Pembagi langsung (direct indexing)
2. Pembagi sederhana (simple indexing)
3. Pembagi sudut (angel indexing)
4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara
kedua dan seterusnya.
a. Segi banyak beraturan
b. Batang beralur
c. Roda gigi
d. Roda gigi cacing
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau
mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam
pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan
tingkatan, yaitu pembagi langsung (direct indexing), pembagi sederhana (simple
indexing), pembagi sudut (angel indexing), dan yang terakhir adalah pembagi
diferensial (differensial indexing). Keempat cara tersebut diatas memang merupakan
tingkatan-tingkatan cara pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa
digunakan, kita gunakan cara kedua dan seterusnya.