You are on page 1of 2

MORAL DAN AKHLAK DOKTER

Moral dan akhlak utama yang harus ditanamkan dalam sikap dan perilaku profesi para dokter
ada dua hal:
Pertama, kedokteran adalah profesi yang paling mulia, the noblest profession.
Kedua, yang menjadi pasiennya adalah manusia, makhluk termulia ciptaan Tuhan (Allah
Subhanahu wa Ta'ala) yang mempercayakan dirinya kepada dokter untuk diperiksa dan
diobati.
Perilaku dokter di kamar praktek dengan pasien selayaknya tidak sama dengan perilaku
"pedagang" [1]. Karena kemampuannya menganalisis kondisi kesehatan pasien dan
membantu proses penyembuhannya, kadang-kadang para dokter dianggap sebagai "malaikat
penolong". Malah, dalam sebuah acara terkenal di BBC, "Mr. Frost on Sunday" tahun 70-an,
dokter dianggap oleh masyarakat sebagai the saint of modern age, orang suci zaman
modern." (hal. 54)

Catatan:
[1] Prof. Wahab, seorang Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unair, selalu
mengulang-ualangi pesannya kepada para mahasiswa dengan kalimat seperti ini:
"Jadi dokter itu baik.
Jadi pedagang juga baik.
Yang tidak baik, bila keduanya dicampur."
Tarmizi Taher, berkata: " Yang beliau maksud dengan kata "dicampur" adalah jika sedang
praktek, seorang dokter juga berperan "campuran", yakni menjadi seorang dokter dan pada
saat yang sama berperilaku sebagai pedagang. Beliau amat menegaskan prinsip ini: janganlah
berdagang di kamar praktek. Alasan utamanya adalah bahwa, sebagai seorang dokter, kita
sedang berhadapan dengan orang yang sedang menderita . Jangan mengambil untung di atas
penderitaan orang lain. Terlebih lagi, jangan menambah "penderitaan" pada diri penderita.
(hal. 5-6)
Judul Buku: Medical Ethics, Manual Praktis Etika Kedokteran untuk Mahasiswa, Dokter, dan
Tenaga Kesehatan
Penulis: Tarmizi Taher, M.D.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003

You might also like