You are on page 1of 7

ANALISA PEMBUATAN BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DENGAN BIJI

BUAH KEPUH (STERCULIA FOETIDA)


Hidro Andriyono
Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA)
Jalan Raya Gelam 250, Candi Sidoarjo 61217, Indonesia
Phone: 085706841127 , Email: hidcos2@gmail.com

ABSTRAK
Banyaknya limbah ampas tebu di daerah Sidoarjo yang berasal dari pejual es tebu
yang sampai saat ini balum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan keadaan demikian perlu
dilakukan penelitian untuk menanggulangi permasalahan limbah yang semakin meningkat
menjadi bahan bakar alternatif (briket). Metode ini dilakukan dengan menambahkan campuran
biji buah kepuh dengan komposisi ampas tebu : biji buah kepuh yaitu 100 gr : 30 gr, 100 gr : 40
gr, 100 gr : 50 gr. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat bom kalorimeter,
menggunakan alat thermocouple, dan spesimen terbaik dengan pengujian proximate. Dari hasil
yang didapat dari bom kalorimeter nilai terendah briket campuran 100gr :30gr yaitu 5351
kal/gr dan tertinggi 5528 kal/gr untuk koposisi 100 gr : 50 gr. Sedangkan uji termal dari ke tiga
sepesimen briket yang mempunyai termal yang tertinggi selama pembakaran 10 menit adalah
pada jenis B50 yaitu 7420C. Dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai kalor yang
didapat maka semakin tinggi termal yang dimiliki. Karakteristik briket jenis B50 merupakan
hasil yang terbaik dan dilakukan pengujian proximate diperoleh persentase kadar air 4,94 %,
kadar zat yang menguap 52,23 %, kadar abu 8,73%, dan fixed karbon 34,10%
Keywords: briket, ampas tebu, biji buah kepuh, proksimate

1. Pendahuluan peternakan, kehutanan, perkebunan, perikanan,


Ketergantungan terhadap kebutuhan dan limbah-limbah lainnya.
hidup semakin meningkat beriringan dengan Energi alternatif dapat dihasilkan dari
bertambahnya populasi manusia dan teknologi tepat guna yang sederhana dan
meningkatnya perekonomian masyarakat, sesuai untuk daerah pedesaan seperti briket
terutama dalam sektor energi. Masih banyak dengan memanfaatkan limbah biomassa
negara di dunia ini terutama Indonesia yang seperti tempurung kelapa, sekam padi, serbuk
menggantungkan kebutuhan energinya gergaji kayu jati, ampas tebu. Sejalan dengan
terhadap energi yang berasal dari bahan bakar itu, berbagai pertimbangan untuk
minyak bumi yang keberadaanya semakin memanfaatkan tempurung kelapa serbuk
menipis. Sedangkan pada sisi lainya banyak gergaji kayu dan ampas tebu menjadi penting
negara yang berlomba lomba menciptakan mengingat limbah ini belum dimanfaatkan
energi alternative salah satunya adalah secara maksimal (Amin,2000).
biomassa. Ketersediaan biomassa sangat Ampas tebu adalah hasil samping dari
melimpah namun belum di optimalkan proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Dari
penggunaanya. satu pabrik dapat dihasilkan ampas tebu sekitar
Biomassa secara umum lebih dikenal 35%-40% dari berat tebu yang digiling.
sebagai bahan kering material organik atau Mengingat begitu banyak limbah tersebut,
bahan yang tersisa setelah suatu tanaman atau maka ampas tebu akan memberikan nilai
material organik yang dihilangkan kadar tambah tersendiri bagi pabrik gula bila diberi
airnya. Biomassa merupakan bahan alami yang perlakuan lebih lanjut, karena sebagaian besar
biasanya dianggap sebagai sampah dan sering ampas tebu di Negara Indonesia digunakan
dimusnahkan dengan cara dibakar. Biomassa untuk bahan bakar pembangkit ketel uap pada
tersebut dapat diolah menjadi bioarang, yang pabrik gula, lahan media jamur dan bahan
merupakan bahan bakar dengan tingkat nilai dasar pembuatan kertas.
kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan Kepuh (sterculia foetida) adalah
dalam kehidupan sehari-hari. Biomassa sangat sejenis pohon kerabat jauh kapuk randu, yang
mudah ditemukan dari aktivitas pertanian, merupakan BBN (bahan bakar nabati) yang
berasal dari daerah hutan yang tersebar luas di tebu di kombinasikan dengan buah dan biji
Indonesia dan memiliki potensi untuk dibuat kepuh sebagai bahan dasar pembuatan briket.
biodiesel sebagai pengganti BBM. Dan sebagian besar masyarakat menganggap
(Sudrajat,dkk.2010) buah dan biji kepuh tidak mempunyai nilai
Dari uraian di atas perlu dilakukan lebih. Sehingga buah dan biji kepuh dianggap
penelitian tentang pemanfaatan limbah dari sebagai sampah organik biasa sedangkan biji
ampas tebu dan biji buah kepuh untuk kepuh berpotensi menjadi bahan bakar nabati.
dijadikan energi alternative berupa briket. Dalam penelitian ini komposisi campuran
Pemilihan ampas tebu sebagai bahan briket antara arang ampas tebu, buah dan biji
pembuatan briket karena ampas tebu kepuh perlu di kaji lebih lanjut diantaranya
menjadikan limbah yang belum dimanfaatkan adalah mevariasikan komposisi dan
secara optimal di pabrik gula dan di penjual es karakteristik biji buah kepuh pada briket.
tebu Sidoarjo. Dalam pembuatannya, ampas

2. Metodelogi Penelitian

Mulai

Studi literatur

Pengumpulan bahan ampas tebu, biji kepuh, dan


kanji

Pembuatan arang ampas tebu dengan biji buah


kepuh
Penumbukan dan penyaringan arang ampas tebu dan
arang biji buah kepuh

Pencampuran komposisi dengan perekat kanji 20


gr
Ampas tebu, biji kepuh;100gr.30gr
Ampas tebu, biji kepuh;100gr.40gr
Ampas tebu, biji kepuh;100gr.50gr
Pencetakan menjadi briket dengan mesin press

pengujian

Uji karakteristik Uji bom kalorimeter


termal

tidak
hasil
ya

Uji fixed karbon (sample terbaik)

pembahasan

selesai

Gambar 1 Kerangka Penelitian


Pada penelitian ini, ampas tebu dicampur
dengan biji buah kepuh dibuat menjadi briket 2.1 Pengujian nilai kalor
dengan memvariasikan komposisi ampas tebu Nilai kalor (heating value) suatu bahan
: biji buah kepuh yaitu 100 gr : 30 gr, 100 gr : bakar diperoleh dengan menggunakan bomb
40 gr, 100 gr : 50 gr. Untuk mengetahui calorimeter . Nilai kalor yang diperoleh
kualitas briket yang dihasilkan, dilakukan melalui bom calorimeter adalah nilai kalor atas
analisa nilai kalor, tinggi termal dari masing atau highest heating value (HHV).
masing spesimen dengan pembakaran selama
10 menit dan mengamati perubahan suhu
spesimen per menit.

Gambar 2 Bom Kalorimeter

2.2 Pengujian Pembakaran dengan mencatat perubahan suhu setiap menit


Pengujian ini dilakukan untuk selama 10 menit dengan memberikan aliran
mengetahui nilai termal masing masing jenis udara dengan kecepatan 2 m/s.
briket menggunakan pengujian pembakaran

Gambar 3 Pengujian Pembakaran

2.3 Pengujian Proksimat matter), kadar abu (ash content), dan


Pengujian proksimat merupakan kandungan karbon tetap (fixed carbon).
pengujian yang meliputi pengujian kadar air Pengujian proksimat ini dengan cara
(moisture content), kadar asap (volatile
pemanasan atau pembakaran briket bioarang
ke dalam high temperature furnace. 2.3.3 Kadar zat yang menguap (volatile
matter)
2.3.1 Kadar air (moisture content) Perhitungan persentase kadar zat yang
Perhitungan persentase kadar air menguap (volatile matter) yang
(moisture content) yang terkandung di terkandung di dalam briket bioarang
dalam briket tersebut menggunakan ampas tebu menggunakan standar ASTM
standar ASTM D-3173-11 dengan D-3175-11 dengan persamaan sebagai
persamaan sebagai berikut: berikut:
CTSCTS after VM (volatile metter) = weight loss
IM (moisture) = x 100%
S IM
Dimana : Dimana :
CTS = massa cawan + tutup + sample weight loss = (CTS-CTS after) x 100%
CTS after = CTS setelah pengujian IM = Inherent Moisture (Air Bawaan)
2.3.2 Kadar abu (ash content) 2.3.4 kadar karbon (Fixed Karbon)
Perhitungan persentase kadar abu (ash FC = 100 % (IM+ Ash + VM)
content) briket bioarang menggunakan
standar ASTM D-3174-12 dengan 3. Hasil Dan Pembahasan
persamaan sebagai berikut.
3.1 Data Pengamatan bom kalorimeter
CTS afterCT Data hasil pengamatan disajikan pada gambar
Ash = S
100 %
2 Penelitian ini dilakukan dengan 2 kali
Dimana : percobaan. Dan hasil yang di dapat dari
S = massa sample laboraturium energi ITS adalah sebagai
CT = massa cawan + tutup berikut:
CTS after = CTS (massa
cawan+tutup+sample) setelah pengujian

uji bom kalorimeter


pengujian 1 pengujian 2

5450
nilai kalor (KAl/gram)

5400
5350
5300
5250
5200
5150
5100
B30 B40 B50
jenis briket

Gambar 4 Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Briket Arang Ampas Tebu dengan Campuran Biji
Buah Kepuh Terhadap Nilai Kalor dengan Dua Kali Pengulangan

Berdasarkan Gambar 2 pengujian bahan campuran antara 100 gr : 50 gr menghasilkan


bakar briket arang ampas tebu dengan variasi nilai kalor maksimum sebesar 5528 kal/gr.
komposisi bahan campuran yang Pengujian briket arang ampas tebu dengan
menghasilkan nilai kalor tertinggi adalah perbandingan komposisi bahan campuran
briket arang ampas tebu dengan perbandingan antara 100 gr : 40 gr menghasilkan nilai kalor
komposisi bahan campuran 100 gr : 50 gr, sebesar 5353 kal/gr. Pengujian briket arang
kemudian 100 gr : 40 gr, dan yang terakhir 100 ampas tebu dengan perbandingan komposisi
gr : 30 gr. Pengujian Briket arang ampas tebu bahan campuran antara 100 gr : 30 gr
dengan perbandingan komposisi bahan menghasilkan nilai kalor 5351 kal/gr. Jadi
selisih nilai kalori antara briket arang ampas Pembakaran briket dilakukan untuk
tebu dengan komposisi bahan campuran yaitu mengetahui peningkatan suhu tiap satuan
100 gr : 30 gr dengan briket arang ampas tebu menit dan juga untuk mengetahui tinggi
dengan komposisi bahan campuran yaitu 100 maksimal suhu pada tiap tiap komposisi briket
gr : 50 gr sebesar 177 kal/gr. arang ampas tebu dengan biji buah kepuh.

3.2 Data Pengamatan Uji Termal

uji pembakaran 1
800
600
suhu (0C)

400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (menit)

B 30 B 40 B 50

Gambar 5 Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Briket Arang Ampas Tebu dengan Campuran Biji
Buah Kepuh Terhadap Temperatur Pembakaran Pembakaran Pertama

uji pembakaran 2
800

600
suhu (0C)

400

200

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
waktu (menit)

B 30 B 40 B 50

Gambar 6 Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Briket Arang Ampas Tebu dengan Campuran Biji
Buah Kepuh Terhadap Temperatur Pembakaran Pembakaran Kedua
uji pembakaran 3
800
600

suhu (0C)
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
waktu (menit)

B 30 B 40 B 50

Gambar 7 Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Briket Arang Ampas Tebu dengan Campuran Biji
Buah Kepuh Terhadap Temperatur Pembakaran Pembakaran Ketiga

Berdasarkan Gambar 3 pengujian 1 Berdasarkan gambar 4.8 pengujian 2 dan


pembakaran briket arang ampas tebu dengan pengujian 3 pembakaran juga sama dengan
variasi komposisi campuran biji buah kepuh pengujian 1 yaitu menghasilkan temperatur
yang menghasilkan temperatur tertinggi adalah tertinggi adalah briket arang ampas tebu
briket arang ampas tebu dengan perbandingan dengan perbandingan komposisi campuran biji
komposisi campuran biji buah kepuh 100 gr : buah kepuh 100 gr : 50 gr, kemudian 100 gr :
50 gr, kemudian 100 gr : 40 gr, dan yang 40 gr, dan yang terakhir 100 gr : 30 gr. Dengan
terakhir 100 gr : 30 gr. Pengujian pembakaran masing masing nilai temperatur pembakaran
briket arang ampas tebu dengan perbandingan tertinggi untuk pengujian 2 pembakaran yaitu
komposisi campuran biji buah kepuh antara sebesar 602 C dan sedangkan pengujian 3
100 gr : 50 gr yang menghasilkan temperatur pembakaran dengan temperatur tertinggi yaitu
pembakaran tertinggi yaitu 742 C. 733C.

3.3 Hasil Pengujian Proximate B50

Hasil
Sifat-sifat Permen
No jepang inggris USA SNI Penelitian
briket ESDM
B50
Inherent
1 6-8 3-4 6 <15 8 4,94
Moisture (%)
Volatile Matters Sesuai bahan
2 15-30 16 19 15 52,23
(%) baku
3 Ash Content (%) 3-6 8-10 18 <10 8-10 8,73
Fixed Karbon Sesuai bahan
4 60-80 75 58 76 34,10
(%) baku
Nilai Kalor 6000-
5 7300 6500 4400 5600 5528
(kkal/kg) 7000
Kharis Akbar, dkk 2012

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang sangat tinggi sesuai dengan bahan baku.
berdasarkan kadar moisture, briket hasil Untuk nilai kalor memenuhi standar yang
penelitian sudah memenuhi standar yang ada ditentukan oleh EDM, tetapi tidak memenuhi
pada tabel. Kadar volatile masih terlalu tinggi standar 4 negara dan hampir memenuhi standar
sehingga tidak memenuhi standar, hal ini yang ditentukan SNI.
dikarenakan biomass memiliki kadar volatile
4. Kesimpulan Patabang, D. 2012. Karaketeristik Termal
Briket Arang Sekam Padi dengan Variasi
Hasil analisa pengujian briket arang ampas tebu
Bahan Perekat. Jurnal Mekanikal, Vol. 3
dengan variasi campuran arang biji buah
No.2. Hal: 286-292. Palu: Fakultas
kepuh dengan komposisi antara lain 100 gr :
Teknik. Universitas Tadulako.
30 gr, 100 gr : 40 gr, dan 100 gr : 50 gr dapat
Sembiring MT, Sinaga TS. 2003. Arang Aktif
diambil kesimpulan yaitu :
(Pengenalan dan Proses Pembuatannya).
1. Nilai kalor terendah ditunjukan pada
Medan: Fakultas Teknik. Universitas
komposisi bahan campuran biji buah kepuh
Sumatera Utara
dengan perbandingan 100gr : 30gr dengan
Subroto. 2006. Karaketristik Pembakaran
nilai kalor 5351 gr/kal.
Biobriket Campuran Batubara, Ampas
2. Nilai kalor tertinggi ditunjukan pada
Tebu, dan Jerami. Media Mesin. Vol
komposisi bahan campuran biji buah kepuh
7.No 2. Hal 47-54.
dengan perbandingan 100gr : 50gr dengan
Sudrajat, R.dkk. 2010. Pembuatan Biodiesel
nilai kalor 5528 gr/kal
Biji Kepuh dengan Proses
3. Suhu tertinggi pada pembakaran briket
Transesterifikasi. Bogor. Institut
ampas tebu dengan campuran biji buah
Pertanian Bogor.
kepuhterdapat pada komposisi 100 gr : 50 gr
Sulistyanto, A. 2006. Karakteristik
yaitu dengan suhu 742 0C.
Pembakaran Biobriket Campuran Sabut
4. Penambahan komposisi bahan campuran biji
Kelapa dan Batubara. Vol 7. No2. Hal
buah kepuh pada briket arang ampas tebu
77-84.
dapat meningkatkan nilai kalor pada briket
Syamsiro, M. Dan Saptoadi, H. 2007.
arang ampas tebu tersebut.
Pembakaran Briket Biomassa Cangkang
5. Penambahan komposisi bahan campuran biji
Kakao: Pengaruh Temperatur Udara
buah kepuh pada briket arang ampas tebu
Preheat. Yogyakarta: Seminar Nasioanal
dapat meningkatkan temperatur pembakaran
Teknologi 2007 (SNT 2007).
atau semakin tinggi nilai kalor maka semakin
Wijayanti. 2009. Arang Aktif Ampas T ebu
meningkat temperatur pembakarannya
Sebagai Adsorben pada Pemurnian
Minyak Goreng Bekas. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Daftar Pustaka
Institut Pertanian Bogor.
Amin, S. 2000. Penelitian Berbagai Jenis
Kayu Limbah Pengolahan untuk
Pemilihan Bahan baku Briket Arang.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2,
41-46.
Himawanto, D.A. 2005. Pengaruh Temperatur
Karbonisasi terhadap Karakteristik
Pembakaran Briket. Jurnal Media Mesin.
Volume 6 No. 2, Juli 2005. Surakarta.
Kharis Akbar, dkk 2012. Studi Pemanfaatan
Potensi Biomass Dari Sampah Organik
Sebagai Bahan Bakar Alternatif (Briket)
Dalam Mendukung Program Eco-
Campus Di ITS Surabaya. Surabaya:
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
Kent (1992) Heyne, K.1987 Tumbuhan
Berguna Indonesia, Jil.3:1353-1355 Terj.
Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta
https://id.wikipwdia.org/wiki/kepuh#cite_
note-heyne-2 (12 april 2016)

You might also like