Professional Documents
Culture Documents
KETUA
KELOMPOK KERJA
Luky Adrianto, M.Sc.,Ph.D
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Maksud dan Tujuan 9
D. Metode 9
E. Jadwal Pelaksanaan 10
BAB V PENUTUP 89
A. Simpulan 89
B. Saran/Rekomendasi 92
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN LAMPIRAN
iv
PERSONALIA TIM
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merauke1. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang
terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55
Dengan potensi yang unik dan bernilai ekonomi tadi maka wilayah
1
Surat Edaran Kepala Dishidros Mabes TNI-AL No SE/1241/IV/2012 tanggal 10 April
2012 tentang Data Wilayah Negara Kesatuan Indonesia.
1
dari penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir dan sekitar
darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut,
arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut di ukur dari garis pantai.
2
meliputi daerah pertemuan antara pengaruh perairan dan
laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
perairan kepulauan.
2 Ernan Rustiadi , Potensi Dan Permasalahan Kawasan Pesisir Berbasis sumberdaya Perikanan Dan
Kelautan,
http://www.academia.edu/3396901/Potensi_dan_Permasalahan_Kawasan_Pesisir_Berbasis_Sumberdaya_Pe
rikanan_dan_Kelautan, diakses tgl 23 Maret 2015.
3
memanfaatkan sumberdaya secara lestari. Jika kita perhatikan
sebagai berikut:
antar daerah
4
masih terdapat kendala misalnya terkait kelembagaan dalam
dalam bumi. Sementara itu Pasal 9 ayat (5) UU No. 27 tahun 2007
5
(lima) tahun sekali, Pasal 9 ayat (2) UU No 27 Tahun 2014
berbeda (dua Perda). RTRW dan RZWPPK mengatur hal yang relatif
anggaran.
6
Atas dasar permasalahan tersebut diatas Badan Pembinaan
dan aparatur,
pelayanan, dan
7
d. Budaya hukum masyarakat melihat respon masyarakat
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
8
2. Permasalahan apa yang ada terkait dengan pengelolaan
D. Metode
Metode yang digunakan dalam Analisa dan Evaluasi Hukum
ini adalah yuridis normatif yang berasal dari data sekunder yang
E. Jadwal Pelaksanaan
4. FGD
5. rapat-rapat tim
6. Penyampaian Lap Akhir
10
BAB II
11
kata lain, kerusakan lingkungan di wilayah pesisir laut dan pulau-
pulau-pulau kecil.
12
A. Potensi Sumberdaya Wilayah Pesisir Laut dan Pulau-pulau
Kecil
minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis
13
Jenis ekosistem wilayah pesisir yang secara permanen
terna (5jenis), perdu (9 jenis), liana (9 Jenis), epifit (29 jenis) dan
14
mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota
15
B. Permasalahan di Wilayah Pesisir Laut dan Pulau-pulau
Kecil
yang selama ini terjadi adalah karena jumlah limbah organik dan
3 Jasa-jasa lingkungan meliputi: ruang untuk tempat tinggal dan kegiatan pembangunan,
udara bersih, siklus unsur hara dan hidrologi yang sangat menentukan kelangsungan
hidup segenap mahluk di dunia, keindahan dan kenyamanan alam sebagai media untuk
rekreasi dan pariwisata, pengatur iklim dunia, dan penyerap (penetralisir) limbah
secara alamiah.
4 Kapasitas asimilasi adalah kemampuan suatu ekosistem (perairan) untuk menerima
limbah, tanpa terjadi kerusakan ekologis terhadap ekosistem tersebut atau konsentrasi
bahan pencemar dalam ekosistem perairan masih di bawah ambang batas baku mutu
16
limbah organik dan logam berat. Gejala overfishing (tangkap lebih)
Utara Jawa, Selat Bali dan Pantai Selatan Sulawesi disebabkan oleh
ikan5 termaksud.
Kebijakan
Pembangunan
* Pertumbuhan
ekonomi
* Pertumbuhan
penduduk
Ekstraksi * Pemerataan
Sumberdaya alam
Barang
Sistem Alam Sistem
(Ekosistem Pemanfaatan Aktivitas Sosial
Pembangunan Jasa
Alamiah) Ruang Budaya
Jasa-jasa
Lingkungan
Pencemaran Limbah
dalam
Gambarkurun waktu
1. Hubungan tertentu.
Timbal Balik Antara Ekosistem Alamiah dan Sistem Sosial-Budaya Dalam
Konteks Pembangunan Berkelanjutan
17
Gambar 1 Hubungan Timbal Balik Antara Ekosistem Alamiah
dan Sistem Sosial Budaya Dalam Konsep Pembangunan
Berkelanjutan
berikut:
18
1) Orientasi Keuntungan Ekonomi Jangka Pendek
19
Sebagai contoh hasil studi penghitungan nilai ekonomi
10-20 US dollar per ha per tahun (pada tahun 1978) dan nilai
atau dengan nilai kurs 5.000 Rupiah per dollar adalah sebesar
20
3) Tingkat Pengetahuan dan Kesadaran Tentang Implikasi
21
kegiatan yang dilakukan telah mengancam kesinambungan
22
5) Pengawasan, Pembinaan, dan Penegakkan Hukum Masih
Lemah.
parah. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya suatu lembaga
sumberdaya alam.
sektor.
23
akibatnya kecenderungan untuk melakukan pelanggaran terus
meningkat.
24
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Oleh karenanya, hal
25
BAB III
PERMASALAHAN HUKUM
Izin Pengusahaan
26
dapat dilakukan setelah memperoleh Izin Pengusahaan.
27
1/2014 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
dengan dua format hukum yang berbeda (dua Perda). Hal ini
berbeda.
Pemerintahan Daerah
28
wilayah pesisir dapat dilakukan oleh gubernur maupun
sama.
29
pidana denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
keadilan masyarakat.
30
Nasional/Taman Nasional Laut, suaka Margasatwa ..dll
berjalannya organisasi.
No1/2014.
31
pengaturan pengakuan tersebut. Perlu pengaturan masyarakat
seharusnya.
32
luasan lahan. Apabila peraturan pelaksana tersebut tidak
3. Fasilitasi Perizinan
mayarakat.
33
BAB IV
Perikanan.
a. produksi garam;
b. biofarmakologi laut;
c. bioteknologi laut;
e. wisata bahari;
34
Sementara itu berdasarkan Pasal 8 PP No 36/2010
pesisir.
35
dan pulau-pulau kecil, dalam bentuk Taman Nasional/Taman
instansi berbeda.
36
2. Penyusunan RZWP-3-K dalam Perda
37
ruang wilayah yang dimaksud mencakup ruang darat, ruang
yang berbeda.
38
ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah namun tetap
39
a. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan
b. Pengaturan administratif.
pemerintah pusat.
laut hanya untuk sumber daya di luar minyak dan gas bumi.
pemerintah pusat.
daya di wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
40
menyebutkan bahwa kewenangan untuk mengelola sumber
paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke
Provinsi.
Peraturan Pemerintah.
41
Berdasarkan uraian di atas, maka pengesahan UU No. 23
kecil.
42
Tabel
Matrik Perbandingan UU No. 32 tahun 2004 dengan UU No. 23 Tahun 2014 dalam Pengelolaan
Sumber Daya di Wilayah Laut
karang karena daerah ini merupakan tempat ikan dan biota laut
6
http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/533771/Laut%20Indonesia%20dalam%20Krisis.pdf
44
komprehensif. Beberapa perbuatan yang mengakibatkan rusaknya
lingkungannya;
d. Pencemaran perairan
45
detail dapat dijabarkan bahwa perbuatan yang dapat diklasifikasikan
paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
B. Aspek Kelembagaan
Suaka Alam Laut, Taman Wisata Laut, dan Cagar Alam Laut, antara
lain:
Penyidikan
(2) berwenang:
51
2. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau
Pulau-Pulau Kecil;
52
(5) Penyidik pejabat pegawai negeri sipil menyampaikan hasil
perikanan;
bidang perikanan;
jawab.
apabila ada 3 syarat yang telah dapat dipenuhi. Ketiga syarat itu
adalah:
hidup,
kelompok;
(2) sesuaidenganperkembanganmasyarakat,
55
dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini, baik undang-
yang:
undangan.
8 Abdon Nababan, Antara Usulan AMAN dan Versi Inisiatif DPR RI terhadap RUU
tentang Pengakuan dan Perluindungan Hak-Hak Masayarakat Adat, Makalah dibawakan pada
Semiloka Konsolidasi Gagasan untuk Harmonisasi RUU Desa, RUU PPHMHA, dan RUU
Pertanahan, yang diselenggarakan di Yogyakarta, 1 November 2013.
57
Menurut Permendagri PPMHA, Masyarakat Hukum Adat itu:
tempat tinggal,
hidup, serta
a. Tanah adat yang berupa tanah, air, dan atau perairan beserta
tertentu,
hutan adat.
wilayah laut dan pesisir yang diklaim sebagai wilayah adat, maka
melalui tahapan:
b. wilayah Adat;
c. hukum Adat;
alam
a. identifkasi MHA
b. verifikasi MHA
c. penetapan MHA.
60
Baik idenifikasi, verifikasi maupun penetapan sebenarnya
b. wilayah Adat;
c. hukum Adat;
hukum adat dan Desa Adat yang sudah ada saat ini menjadi Desa
Adat yang telah ada untuk yang pertama kali oleh Kabupaten/Kota
62
menjadi Desa Adat dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Desa Adat memiliki hak asal usul yang lebih dominan daripada
hak asal usul Desa sejak Desa Adat itu lahir sebagai komunitas asli
Umum UU Desa).
Kabupaten/Kota
63
3. Masalah terkait dengan perlu/tidaknya mendapatkan pengakuan
terbentuk. Hal ini berarti masyarakat hukum adat sebagai salah satu
lain adalah bahwa masyarakat hukum adat ada juga yang tidak
Kesatuan RI.
9
Abdon Nababan, Antara Usulan AMAN dan Versi Inisiatif DPR RI
terhadap RUU tentang Pengakuan dan Perluindungan Hak-Hak Masayarakat Adat,
Makalah dibawakan pada Semiloka Konsolidasi Gagasan untuk Harmonisasi RUU
Desa, RUU PPHMHA, dan RUU Pertanahan, yang diselenggarakan di Yogyakarta, 1
November 2013.
64
masyarakat hukum adat serta sebagai dasar dalam penyelenggaraan
3). Lebih lanjut, Pasal 26A ayat (4) memuat persyaratan izin
65
pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di
sekitarnya, yaitu:
c. tidak berpenduduk;
peserta Indonesia;
luasan lahan.
modal asing yang telah memiliki izin prinsip atau izin usaha dan
67
modal asing tidak ada lagi yang tersisa maka perusahaan
yang tidak memiliki izin prinsip atau belum memiliki izin usaha
dan
berdasarkan undang-undang.
WNA.
asing.
72
Tahun 2013 tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan
73
a) pendirian usaha baru, baik dalam rangka Penanaman Modal
yang terkait dengan data API-U atau API-P paling lama 30 (tiga
API.
27/2012):
75
2. Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan
menetap wajib memiliki izin lokasi dan izin lokasi tersebut menjadi
itu kepada asing. Hal inilah menjadi salah satu materi gugatan yang
dan kedua, menilai Pasal 14 ayat (1) UU No. 27 Tahun 2007 yang
dikuasai asing selama ini karena izin yang mudah dikeluarkan oleh
perizinan akan melalui dua tahap yaitu izin lokasi dan izin
sumber daya masyarakat pesisir. Hal ini merujuk dari bunyi Pasal 71
3. Fasilitasi Perizinan
cepat. Oleh karena itu perlu dibuat suatu kriteria masyarakat lokal
10
Pasal 20 ayat (2) UU No. 1 Tahun 2014 : Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada masyarakat lokal dan masyarakat tradisional yang melakukan
pemanfaatan ruang dan sumber daya perairan pulau-pulau kecil untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
81
untuk masyarakat lokal dan masyarakat tradisional dengan tidak
dipungut biaya.
anggota masyarakat.
aturan yang telah diakui bersama itu, maka lambat atau cepat akan
disintegrasi.
juga aturan hukum adat. Hukum adat yang masih hidup dan
84
Pemanfaatan sumberdaya dan aktifitas pembangunan
hukum adat dikuasai oleh nelayan atau para pengusaha besar atau
11
Lili Halim, Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Masyarakat Hukum
Adat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Wilayah Pesisir Dan Laut,
http://fhukum.unpatti.ac.id/artikel/hukum-pidana/364-perlindungan-hukum-
terhadap-hak-hak-masyarakat-hukum-adat-dalam-pengelolaan-sumber-daya-
alam-di-wilayah-pesisir-dan-laut, Diunduh pada tanggal 25 Mei 2015
jam 13.00
86
hasil produksi ikan. Akhirnya masyarakat hukum adat pasrah dan
alam.
terdapat dominasi yang kuat dari pihak pemerintah. Pada hal secara
87
hak-hak dari masyarakat hukum adat sebagai suatu komunitas
hukum adat sebagai solusi dalam settlement konflik mereka. Hal ini
lebih rumit dan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
88
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
- Wisata Alam;
b. Aspek Kelembagaaan:
dan Kehutanan;
90
- Kewenangan penyelidikan dan penyidikan
lahan;
dilaksanakan.
B. Saran/Rekomendasi
dan darat.
hukum adat.
dilaksanakan.
hukum formal.
95
DAFTAR PUSTAKA
http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/533771/Laut%20In
donesia%20dalam%20Krisis.pdf1
Peraturan Perundang-undangan
97
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2014, Berita
Negara Republik Indoensia Tahun 2014 Nomor 951.
98