You are on page 1of 7

BAB II

ANALISA PROFIL WIRAUSAHA SUKSES

1. PROFIL USAHA
a. Nama Usaha : Brownies Kukus Amanda
b. Jenis Usaha : Kuliner (Makanan)
c. Omset : 1000 kue terjual dalam sehari, dengan harga berkisar Rp19.500- Rp29.000.
d. Sejarah Singkat :

Berawal dari ketidakpuasan mencoba resep bolu kukus dari seorang adiknya,
Hj. Sumiwiludjeng (67) seorang ibu rumah tangga, pada akhir 1999, mulai mengutak-
utik resep itu untuk mendapatkan rasa yang lebih enak. Baginya rasa bolu cokelat itu
kurang nendang. Sumi, dibantu putra sulungnya, Joko Ervianto (41), menerima
pesanan kue dan makanan untuk arisan hingga pesta perkawinan. Namun, usaha ini
masih bersifat industri rumahan. Ketika akhirnya menemukan formula pas untuk bolu
kukus cokelat itu, katering nya mulai menawarkan kue itu kepada pelanggan. Ketika
ditawarkan kepada konsumen kateringnya, kue cokelat itu langsung jadi favorit.
Melihat potensi pasar kue itu, Joko mengeluarkan kue tersebut dari daftar salah satu
menu dalam katering, menjadi produk yang berdiri sendiri. Akhirnya, agar lebih
dikenal orang, Joko mencari nama jenis kue yang baru ini. Lalu, tercetuslah nama
brownies kukus, karena nama brownies kukus lebih mengena di telinga calon konsu-
men sehingga mereka penasaran mencicipinya. Setelah mendapatkan nama brownies
kukus, awal tahun 2000 Joko dan Atin membuka sebuah kios kaki lima di kompleks
pertokoan Metro, Margahayu, Bandung, untuk menjualnya. Meski disukai konsumen
katering, ketika pertama kali dijual bebas, brownies kukus itu kurang menarik minat
pembeli.Orang yang lewat memang menoleh dan penasaran dengan nama brownies
kukus, namun tidak banyak yang membelinya, ujar Atin. Tak kurang akal, Atin lalu
menjual kue itu dalam bentuk kue potong seharga Rp1.000 per potong. Dengan cara
ini, ternyata bisa laku 150-250 potong atau 3-5 loyang ukuran 24 x 24 cm. Sayangnya,
usaha yang baru berkembang ini tak bisa bertahan, karena pertokoan Metro terbakar.
Akibatnya, kios brownies kukus pun ikut tergusur dan pindah ke J1. Tata Surya 11,
yang masih terletak di kompleks yang sama.
Sukses menggaet pelanggan baru membuat Joko berpikir untuk memberi
brand agar lebih komersial. Kami lalu terpikir menghidupkan kembali CV
(commanditaire vennootschap) Amanda, perusahaan yang pernah dimiliki Ibu, ketika
masih memiliki usaha kantin dan salon potong rambut, tutur Atin. Tahun 2001, kue
itu punya nama resmi, yaitu Brownies Kukus Amanda (Anak Mantu Damai) . Joko
juga menaruh nama Brownies Kukus Amanda pada kardus pembungkus, agar lebih
profesional. Setelah itu, hanya melalui promosi darn mulut ke mulut, pamor kue ini
melesat. Pembeli berdatangan dan rela antre, terutama menjelang Lebaran. Minat
pembeli ini membuat mereka kewalahan. Maklum, mereka hanya menuliki 3 kompor
yang masing-masing untuk mengukus satu loyang. Akhirnya, Joko bereksperimen.
Dengan bantuan seorang tukang, mendesain kukusan yang memuat 6 loyang untuk
satu kali mengukus. Kocokan adonan pun dibuat khusus, sehingga bisa mengocok
untuk 6 resep sekaligus. Tahun 2002, mereka pindah ke Jl. Rancabolang No.2 di
kawasan yang sama, karena toko yang lama sudah terasa sesak. Toko yang sekaligus
rumah produksi itu hanya berupa bangunan tripleks seluas 46 meter, ujar Atin. Pada
periode ini, Brownies Kukus Amanda sudah tenar sebagai oleh-oleh bagi warga
Bandung yang hendak bepergian ke luar kota. Joko yang menjabat sebagai direktur
utama, meminta adik-adiknya, Andi Darmansyah dan Sugeng Cahyono, mengelola 4
cabang resmi yang ada di Bandung, yaitu di jl. Cikawao, Antapani, Hyper Square
Pasir Kaliki, dan toko mobil di JI. Dago. Awal tahun 2004, pusat toko mereka pindah
ke bangunan permanen dua lantai dan berhalaman lapang yang megah di JI
Rancabolang No 29, Margahayu, Bandung. Andi dan Sugeng juga ditarik ke kantor
pusat untuk memegang jabatan sebagai direktur keuangan dan direktur operasional.
Sementara itu, pabrik pembuatan Brownies Kukus Amanda tetap di JI. Rancabolang
2. Tahun ini pun Amanda akan membuka cabang barn di Surabaya dan Bogor.

2. ASPEK-ASPEK USAHA

ASPEK PASAR
a. Place : Pusat toko di JI Rancabolang No 29, Margahayu, Bandung. Cabang
resmi yang ada di Bandung, yaitu di jl. Cikawao, Antapani, Hyper Square
Pasir Kaliki, dan toko mobil di JI. Dago, dan pabrik pembuatan Brownies
Kukus Amanda di JI. Rancabolang 2.
b. Product : Brownies Kukus Amanda.
c. Price : Antara Rp 19.500 hingga Rp 29.000.

d. Promotion :
1. Menjual dalam bentuk kue potong seharga Rp 1.000 per potong.
2. Menawarkan kepada pelanggan katering dan memasukkan ke dalam menu katering.
3. Menaruh nama Brownies Kukus Amanda pada kardus pembungkus, agar lebih
profesional.
4. Promosi dari mulut ke mulut hingga terkenal di sebut oleh-oleh paling megang dari
Bandung.

3. ANALISA SWOT
A. Kekuatan (Strength)
Keunggulan kompetitif produk adalah:
a. Memiliki variasi menu yang dimodifikasi untuk memanjakan pelanggan.
b. Produk sudah memiliki hak paten agar tidak ada yang menggunakan nama produknya
untuk di gunakan sembarangan tanpa ijin.
c. Produk terjamin mutunya dan dalam pengawasan sebelum di pasarkan.
d. Rasa dan produk yang berbeda dari produk lain yang serupa, hingga membuat
pembeli setia.
e. Mampu bekerjasama dengan Akademi Pariwisata National Hotel Institute Bandung,
sehingga produk bisa dikenal dan tenar seakan-akan sebagai oleh-oleh wajib dari
Bandung.

B. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan usaha yang terdapat pada artikel ini adalah :
1. Belum adanya promosi melalui internet dan program delivery order.
2. Strategi marketing belum meliputi iklan komersial di media elektronik.
3. Produk tidak tahan lama.
4. Tidak adanya diskon pembelian atau promo untuk lebih menarik minat pembeli.
5. Mudah ditiru.
6. Pembeli terbatas pada daerah tertentu.
7. Bertambahnya pelanggan kurang dibarengi dengan berkembangnya mesin-mesin
produksi.

C. Opportunity (Peluang)
Peluangnya adalah:
1. Terkenal di jadikan oleh-oleh dari Bandung.
2. Varian rasa yang berbeda dan terus dikembangkan agar makin di terima di pasaran.

D. Threat (Ancaman)
1. Adanya pesaing yang ramai-ramai mengeluarkan produk bernama brownies kukus
setelah Brownies Kukus Amanda Terkenal.
2. Banyak yang menjadi Reseller (Penjual Ulang) di pinggir jalan yang menjual produk
tanpa memperhatikan dan mengontrol kualitas, sehingga pihak Brownies Kukus
Amanda sering menerima pengaduan konsumen, yang mendapatkan kue tidak layak
makan, namun tetap dibiarkan.

4. ANALISA ASPEK KEPRIBADIAN WIRAUSAHA


a. Pandai Membaca Situasi dan Peluang
Ketika akhirnya menemukan formula yang pas untuk bolu kukus cokelat itu, katering
kami mulai menawarkan kue itu kepada pelanggan, tutur Atin Djukarniatin (41), istri
Joko, yang ikut serta membesarkan toko kue ini. Menurut Atin, ketika ditawarkan
kepada konsumen kateringnya, kue cokelat itu langsung jadi favorit. Rupanya, tekstur
lembut dan paduan rasa cokelat yang mantap, membuat kue ini gampang disukai.
Banyak orang yang kemudian mulai memesan kue, yang dulu hanya disebut kue bolu
cokelat saja, tutur Atin. Joko, yang melihat potensi pasar kue itu, mengeluarkan kue
tersebut dari daftar salah satu menu dalam katering, menjadi produk yang berdiri
sendiri. Akhirnya, agar lebih dikenal orang, kami mencari nama jenis kue yang baru
ini. Lalu, tercetuslah nama brownies kukus, ujar Atin.
b. Pekerja Keras
Istri pensiunan pegawai PT Pos Indonesia ini sejak dulu memanfaatkan kepandaian-
nya memasak untuk menambah pemasukan keluarga, H. Sjukur Bc.AP (69). Sumi,
dibantu putra sulungnya, Joko Ervianto (41), menerima pesanan kue dan makanan
untuk arisan hingga pesta perkawinan.
c. Kreatif
Siapa menyangka, kue lezat ini merupakan hasil kreasi seorang ibu rumah tangga
yang memodifikasi resep kue bolu kukus.

d. Tekun Belajar
Pengembangan rasa baru ini, kata Atin, sebagai upaya untuk penyegaran dan memberi
rasa alternatif pada pelanggan. Empat rasa itu didapat CV Amanda sebagai hasil kerja
sama dengan Akademi Pariwisata NHI (National Hotel Institute) Bandung. Meski
begitu, Sumi masih menjadi konsultan untuk soal kelayakan rasa barn itu, sebelum
dilempar ke pasaran.
e. Inovatif
Setidaknya, itu terlihat pada upaya untuk membuat pengembangan produk, antara lain
adanya 4 rasa baru untuk mendampingi brownies kukus rasa orisinal, yaitu cheese
cream, blueberry, tiramisu, dan choco marble sebagai topping. Karena hanya topping,
rasa kue orisinal tetap bisa dinikmati pada lapisan bawahnya.
f. Pantang Menyerah
Sayangnya, usaha yang baru berkembang ini tak bisa bertahan, karena pertokoan
Metro terbakar.Akibatnya, kios brownies kukus pun ikut tergusur dan pindah ke J1.
Tata Surya 11, yang masih terletak di kompleks yang sama. Anehnya, pindah lokasi di
perumahan bukannya meredupkan rezeki, malah menjadi titik terang bisnis brownies
kukus ini. Di sini, keuntungannya justru berlipat ganda.
g. Cerdik
Meski disukai konsumen katering, ketika pertama kali dijual bebas, brownies kukus
itu kurang menarik minat pembeli.Orang yang lewat memang menoleh dan penasaran
dengan nama brownies kukus, namun tidak banyak yang membelinya, ujar Atin. Tak
kurang akal, Atin lalu menjual kue itu dalam bentuk kue potong seharga Rp1.000 per
potong. Dengan cara ini, ternyata bisa laku 150-250 potong atau 3-5 loyang ukuran 24
x 24 cm.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
1. Kesuksesan dalam menciptakan resep Brownies Kukus saat ini dimulai dari beberapa
percobaan untuk menciptakan resep yang tidak kenal lelah.
2. Seringkali gerbang kesuksesan terbuka lewat hobby yang dijalankan dengan tekun
serta cermat dalam melihat peluang bisnis.

3. Sebuah bisnis yang dikelola secara profesional akan melahirkan hasil yang lebih
optimal daripada bisnis yang dikelola secara konvensional.

4. Adalah baik merayakan kesuksesan, tetapi yang lebih penting adalah memperhatikan
pelajaran-pelajaran dari setiap kegagalan.

5. Jangan menyerah pada setiap kegagalan, lebih baik bagaimana usaha untuk bangkit
lagi dari kegagalan itu.

6. Walaupun sudah sukses namun tetap membutuhkan masukan dan kerjasama pihak
lain dan tidak cepat puas terhadap hasil yang didapat.
KEWIRAUSAHAAN

ANALISA ARTIKEL WIRAUSAHA SUKSES

BROWNIES KUKUS AMANDA

Dosen Pembimbing : drg. Irma H Y Siregar, M.Hkes

Disusun oleh :

Gatu Laila Syifa (P1337425214030)


Semester 7

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017

You might also like