You are on page 1of 12

2.

Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun
b. Perubahan pola napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru
c. Penurunan COP berhubungan dengan Penurunan O2 miokrdium
d. Resiko injury berhubungan dengan diplopia
e. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak
f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun
Tujuan : gangguan perfusi jaringan dapat diatasi
Kriteria hasil :
Fungsi sensori dan motorik membaik
Mampu mempertahankan tingkat
Intervensi :
1) Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
R : Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan
darah diastolik merupakan tanda peningkatan TIK. Napas tidak teratur menunjukkan
adanya peningkatan TIK
2) Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
R : Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.
3) Pantau status neurologis secara teratur
R : Mencegah/menurunkan atelektasis
4) Dorong latihan kaki aktif/ pasif
R : Menurunkan statis vena
5) Pantau pemasukan dan pengeluaran haluaran urin
R : Penurunan atau pemasukan mual terus menerus dapat menyebabkan penurunan
volume sirkulasi
6) Beri obat sesuai indikasi, misal : Caumadin
R : Menurunkan resiko trombofeblitis
b. Perubahan pola napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru
Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola napas
Kriteria hasil : Memperhatikan pola napas normal/efektif, bebas sianosis dengan GDA dalam
batas normal pasien
Intervensi :
1) Auskultasi suara napas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara suara
tambahan yg tidak normal
R : Untuk mengidentifikasi adanya masalah paru
2) Pantau frekuensi,irama,kedalaman pernapasan, catat ketidakteraturan pernapasan
R : Perubahan dapat menunjukan komplikasi pulmonal/menandakan lokasi/luasnya
keterlibatan otak.
3) Berikan oksigen sesuai indikasi
R : Mencegah hipoksia, jika pusat pernapasan tertekan.
4) Anjurkan pasien untuk latihan napas dalam yang efektif jika pasien sadar
R : Mencegah/menurunkan atelektasis
5) Kaji TTV tiap hari
R : Mengetahui perubahan status kesehatan

c. Penurunan COP berhubungan dengan Penurunan O2 miokrdium


Tujuan : Menurunkan beban kerja jantung
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentan yang dapat diterima
Intervensi :
1) Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
R : Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan
darah diastolik merupakan tanda peningkatan TIK. Napas tidak teratur menunjukkan
adanya peningkatan TIK
2) Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
R : Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.
3) Catat keberadaan denyutan sentral dan perifer
R : Denyutan karotis, jugularis, radialis, femoralis mungkin menurun mencerminkan
efek vasokontriksi.
4) Auskultasi tonus jantung
R : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat
5) Amati warna kulit, kelembapan suhu dan masa pengisian kapiler
R : Adanya pucat, dingin, kulit lembap dan masa pengisian kapiler lambat mungkin
berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi atau penurunan
COP
6) Berikan obat-obat sesuai indikasi, misal : deuretik tiyazid
R : Tiyazid mungkin digunakan sendiri atau dicampur dengan obat lain untuk
menurunkan tekanan darah.

d. Resiko injury berhubungan dengan diplopia


Tujuan : Resiko injuri berkurang
Kriteria hasil : Pasien merasa tenang dan tidak takut jatuh
Intervensi :
1) Atur posisi pasien agar aman.
R : Menurunkan resiko injuri
2) Pertahankan tirah baring secara ketat
R : Pasien mungkin merasa tidak dapat beristirahat atau perlu untuk bergerak
3) Atur kepala taruh diatas daerah yang empuk ( lunak )
R : Menurunkan resiko trauma secara fisik

e. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak


Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi optimal
Kriteria hasil : Dapat melakukan aktifitas mandiri
Intervensi :
1) Kaji derajat emobilitas pasien dengan menggunakan skala ketergantungan
R : Pasien mampu mandiri ataukah masih membutuhkan orang lain untuk aktivitas
2) Pertahankan kesejajaran tubuh
R : Untuk membantu mencegah footdrop
3) Bantu pasien dengan program latihan menggunakan alat mobilisasi
R : Proses penyembuhan yang lambat sering menvertai trauma
4) Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional
R : Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional

f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik


Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
Kriteria hasil : Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
Intervensi :
1) Kaji respon pasien terhadap aktifitas, parhatikan frekuensi nadi, dispnea atai nyeri
dada, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan
R : Menyebutkan parameter membantu dlam mengkaji respons fisiologi terhadap
stres aktifitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktifitas
2) Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi
R : Tehnik menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3) Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi, berikan bantuan sesuai kebutuhan.
R : Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba tiba.
Memberikan bentuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam
melakukan aktifitas. ( Doengoes, Marlynn E. 2002. )

http://vhychocolatenurse.blogspot.co.id/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html
12. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,

iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam.

Kriteria hasil :

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

Intervensi :

a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat

b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

e. Catat edema umum

f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.

g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi

h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan

kepala tempat tidur.

j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah


l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

n. Diuretik Tiazid misalnya klorotiazid ( Diuril ), hidroklorotiazid ( esidrix,

hidrodiuril ), bendroflumentiazid ( Naturetin )

o. Diuretic Loop misalnya Furosemid ( Lasix ), asam etakrinic ( Edecrin ),

Bumetanic ( Burmex )

p. Diuretik hemat kalium misalnay spironolakton ( aldactone ), triamterene (

Dyrenium ), amilioride ( midamor )

q. Inhibitor simpatis misalnya propanolol ( inderal ), metoprolol ( lopressor ),

Atenolol ( tenormin ), nadolol ( Corgard ), metildopa ( aldomet ), reserpine (

Serpasil ), klonidin ( catapres )

r. Vasodilator misalnya minoksidil ( loniten ), hidralasin ( apresolin ), bloker

saluran kalsium ( nivedipin, verapamil )

s. Anti adrenergik misalnya minipres, tetazosin ( hytrin )

t. Bloker nuron adrenergik misalnya guanadrel ( hyloree ), quanetidin ( Ismelin ),

reserpin ( Serpasil )

u. Inhibitor adrenergik yang bekerja secara sentral misalnya klonidin ( catapres ),

guanabenz ( wytension ), metildopa ( aldomet )

v. Vasodilator kerja langsung misalnya hidralazin ( apresolin ), minoksidil, loniten

w. Vasodilator oral yang bekerja secara langsung misalnya diazoksid ( hyperstat ),

nitroprusid ( nipride, nitropess )

x. Bloker ganglion misalnya guanetidin ( ismelin ), trimetapan ( arfonad ), ACE

inhibitor ( captopril, captoten )


2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

Kriteria hasil :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala

Pasien tampak nyaman

TTV dalam batas normal

Intervensi :

a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

c. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin

e. Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres

dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi,

bimbingan imajinasi dan distraksi

f. Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala

misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk

g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam,

ativan, diazepam, valium )

3. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan adanya

tahanan pembuluh darah


Tujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam.

Kriteria hasil :

Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan

dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,

pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Haluaran urin 30 ml/ menit

Tanda-tanda vital stabil

Intervensi :

a. Pertahankan tirah baring

b. Tinggikan kepala tempat tidur

c. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan

pemantau tekanan arteri jika tersedia

d. Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

e. Amati adanya hipotensi mendadak

f. Ukur masukan dan pengeluaran

g. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program

h. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program

4. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output

Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam

Kriteria hasil :
Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari hari

Menunjukkan penurunan gejala gejala intoleransi aktifitas

Intervensi :

a. Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.

Berikan bantuan sesuai kebutuhan

b. Instruksikan pasien tentang penghematan energy

c. Kaji respon pasien terhadap aktifitas

d. Monitor adanya diaforesis, pusing

e. Observasi TTV tiap 4 jam

f. Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu

istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau sore

5. Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala

Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam

Kriteria hasil :

Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 8 jam per hari

Tampak dapat istirahat dengan cukup

TTV dalam batas normal

Intervensi :

a. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman

b. Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur

c. Evaluasi tingkat stress

d. Monitor keluhan nyeri kepala


e. Lengkapi jadwal tidur secara teratur

f. Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat

g. Lakukan masase punggung

h. Putarkan musik yang lembut

i. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

6. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik

Tujuan : Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1 x 24 jam.

Kriteria hasil :

Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan

Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

Intervensi :

a. Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri

b. Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas

c. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien / atas

keberhasilannya

7. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang

diderita klien

Tujuan: Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 1 x 24 jam.

Kriteria hasil :
Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang

Ekspresi wajah rileks

TTV dalam batas normal

Intervensi :

a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya

kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam

rencana pengobatan

b. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka

rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk

menyelesaikan masalah.

c. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi

untuk mengatasinya.

d. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi

maksimum dalam rencana pengobatan.

e. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup.

f. Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal

g. Observasi TTV tiap 4 jam.

h. Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya

i. Berikan support mental pada klien.

j. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien

8. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit
Tujuan : Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah dilakukan tindakan

ekperawatan selama 1 x 24 jam

Kriteria hasil:

Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi

Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program

Intervensi :

a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur

b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek

samping atau efek toksik

d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter

e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter :

sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.

f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil

g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat

h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai program

i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah

yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta

alcohol.

j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan.

k. Berikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien

http://kumpulan-askepaskep.blogspot.co.id/2014/03/laporan-pendahuluan-hipertensi-
emergency.html

You might also like