You are on page 1of 7

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.

3, September 2012: 61-67


ISSN : 2088-3137

ANALISIS POTENSI DAN KARAKTERISASI MOLEKULER GEN 16S rRNA BAKTERI


SELULOLITIK YANG DIISOLASI DARI MAKROALGA Eucheuma sp.
DAN Sargassum sp. SEBAGAI PENGHASIL ENZIM SELULASE

Muhammad Luthfi Ramadhan*, Ibnu Dwi Buwono** dan Yuniar Mulyani**

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad


**) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mencari bakteri selulolitik yang bersimbiosis pada
makroalga Eucheuma sp dan Sargassum sp. Metode penelitian menggunakan analisis
deskriptif terhadap parameter uji, identifikasi molekuler gen 16S rRNA dan aktivitas
selulolitik. Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu kultivasi bakteri, uji aktivitas
selulolitik dan analisis molekuler gen 16S rRNA. Hasil penelitian didapatkan 16 isolat murni
bakteri dengan 5 diantaranya memiliki aktivitas selulolitik, isolat bakeri dengan kode B.1.2
menghasilkan indeks selulolitik 2,477 mm dan kode C.2 menghasilkan indeks selulolitik
6,102 mm. Dari hasil karakterisasi molekuler gen 16S rRNA diketahui spesies bakteri pada
kode isolat B.1.2 adalah Bacillus subtilis dan kode isolate C.2 adalah Bacillus thuringiensis.

Kata kunci : Bakteri selulolitik, Makroalga, Zona Bening, 16S rRNA

ABSTRACT

ANALYSIS OF POTENTIAL AND MOLECULAR CHARACTERIZATION OF 16S rRNA


GENE OF ISOLATION CELLULOLYTIC BACTERIA FROM Eucheuma sp. AND
Sargassum sp. MACROALGAL AS A PRODUCER OF CELLULASE ENZYMES

This research conducted to find a symbiotic cellulolytic bacteria in Eucheuma sp and


Sargassum sp. Methods of research used descriptive analysis of the test parameters,
molecular identification of 16S rRNA gene and cellulolytic activity.The research was
conducted in three stages, that were cultivation of bacteria, cellulolytic activity assay and
molecular analysis of 16S rRNA genes. The results obtained 16 pure bacterial isolates which
five of them had a cellulolytic activity, bacterial isolates code B.1.2 produced the cellulolytic
index 2.477 mm and code C.2 produced the cellulolytic index 6.102 mm. From molecular
characterization of the 16S rRNA gene obtained that bacterial species code B.1.2 isolate was
Bacillus subtilis and the code C.2 was Bacillus thuringiensis.

Key words : Cellulolitic Bacteria, Macroalga, Clear Zone, 16S rRNA


62 Muhammad Luthfi Ramadhan, Ibnu Dwi Buwono dan Yuniar Mulyani

PENDAHULUAN bakteri selulolitik tersebut untuk


Perairan Indonesia memiliki memproduksi enzim selulase .
sumberdaya makroalga yang besar. Menganalisis keragaman/ biodiversitas
Dalam ekspedisi Laut Siboga 1899-1900 dari bakteri selulolitik hasil isolasi
oleh Van Bosse ditemukan kurang lebih melalui karakterisasi molekuler gen 16S
555 jenis makroalga di perairan Indonesia rRNA.
(Anggadiredja 2008).
Berdasarkan data Kementerian Dengan mendapatkan isolat murni
Kelautan dan Perikanan, Indonesia bakteri selulolitik yang bersimbiosis pada
memiliki luas area untuk kegiatan makroalga, diharapkan akan lebih mampu
budidaya rumput laut/ makroalga menguraikan selulosa pada proses
mencapai 1.110.900 ha, tetapi pengolahan selulosa berbasis makroalga
pengembangan budidaya rumput laut baru seperti dalam proses pembuatan
memanfaatkan lahan seluas 222.180 ha bioetanol.
atau 20% dari luas areal potensial (BPPT Selulosa merupakan polisakarida
2010). penyusun karbohidrat, dimana
Dengan kelimpahan yang besar polisakarida penyusun karbohidrat
tersebut, pengembangan sumberdaya meliputi pati, selulosa dan dektrin yang
energi dengan bahan dasar makroalga merupakan substrat yang amorph
sangatlah potensial. Hal ini didukung juga sebagian besar tak larut dalam air dan
oleh hasil analisis laboratorium di Jepang tak berasa mempunyai perumusan
yang menunjukkan komposisi kimia dari (C6H10O5)n.H 2O, dimana n sangat besar.
makroalga yang menghasilkan agar Bila polisakarida dihidrolisis diperoleh
meliputi kurang lebih air (16-20)%, gula-gula: C6- atau C5 (Sastrohamidjojo
protein(2,3-5,9)%, lemak (0,3-0,55)%, 2005).
karbohidrat (67,85-76,15)%, serat (0,8- Pada kenyataannya, selulosa
2,1)% dan abu (3,4-3,6)% (Chapman seringkali berikatan dengan hemiselulosa.
dalam Salamah 2005). Dari hasil Selulosa dan hemiselulosa adalah
penelitian tersebut menunjukan bahwa polisakarida yang dibangun oleh ikatan -
kandungan tertinggi dari rumput laut 1,4 glikosidik dan sangat melimpah pada
adalah karbohidrat. limbah berlignoselulosa (Howard dalam
Selulosa adalah karbohidrat paling Astutik 2012). selulosa dihidrolisis
melimpah di alam, namun menggunakan enzim selulase. Dalam
pemanfaatannya belum optimum. Selulosa mendegradasi selulosa, mikroorganisme
terdiri atas monomer glukosa yang bekerja dengan mengsekresikan enzim
dihubungkan dengan ikatan -1,4- selulase (Ambrianto 2010).
glikosida (Ratnakomala dkk 2009). Pada makroalga, limbah yang
Dengan menghidrolisis ikatan glikosida dihasilkan memiliki kandungan selulosa
dapat diperoleh glukosa yang kemudian tinggi berkisar antara 27,38 - 39,45 %
dapat digunakan untuk berbagai tujuan, (Fithriani dkk 2007). Dari kandungan
seperti produksi bioetanol. selulosa yang tinggi tersebut
Dari latar belakang penelitian, memungkinkan terdapat bakteri selulolitik
masalah yang teridentifikasi adalah yang bersimbiosis dengan makroalga.
bagaimana bakteri selulolitik indigenus Dengan menggunakan bakteri
yang bersimbiosis pada makroalga dapat selulolitik yang bersimbiosis dengan
menjadi kandidat penghasil enzim substrat asalnya, diharapkan akan lebih
selulase. Dan untuk mengetahui 2 jenis mampu untuk menguraikan selulosa pada
bakteri selulolitik yang memiliki aktivitas substratnya. Hal tersebut dikarenakan
selulolitik tertinggi, dilakukan karakterisasi bakteri yang mensekresikan enzim
molekuler gen 16S rRNA. selulase telah teradaptasi pada
substratnya, sehingga dapat memproduksi
Tujuan Penelitian enzim lebih optimal.
Mendapatkan isolat murni bakteri Isolasi bakteri dilakukan untuk
selulolitik dari makroalga Euchema sp mendapatkan isolate bakteri yang Memiliki
dan Sargassum sp juga mengetahui aktivitas selulolitik. Isolate bakteri yang
sejauh mana menghasilkan potensi Memiliki aktivitas selulolitik tertinggi
dilakukan karakterisasi molekuler gen 16S
Analisis Potensi dan Karakterisasi Molekuler Gen 16S rRNA Bakteri Selulotik 63

rRNA. Gen penyandi 16S rRNA ini umum 0,1% dan dibilas menggunakan NaCl 1M.
digunakan untuk menganalisis keragaman untuk perbanyakan bakteri dilakukan
bakteri karena gen penyandi 16S rRNA kultur cair terlebih dahulu menggunakan
spesifik untuk amplifikasi DNA bakteri dan Nutrient Broth. Isolasi DNA menggunakan
arcahe (Heijs et al 2007). solution 1, solution 2 dan solution 3.
Presipitasi DNA menggunakan ethanol
absolute dan pencucian menggunakan
METODE DAN BAHAN PENELITIAN ethanol 70%. Tahapan amplifikasi
Bahan yang digunakan terdiri dari menggunakan primer spesifik 16S rRNA
sampel makroalga Eucheuma sp dan dengan daerah target 1.500 bp. Hasil dari
Sargassum sp yang berasal dari sekitar amplifikasi kemudian dilakukan
wilayah perairan Pantai Palabuhan Ratu. pengecekan dengan elektroforesis
Untuk proses pengambilan sampel, menggunakan gel agarose 1%.
digunakan botol fial yang berisi NaCl Penelitian ini dilakukan dengan
fisiologis steril yang digunakan untuk menggunakan analisis deskriptif untuk
tempat sampel dan cool box untuk tempat mendapatkan data yang diperlukan. Untuk
menyimpan botol fial yang berisi sampel. isolasi bakteri menggunakan metode
Bahan yang digunakan dalam proses sebar, dan untuk pemurnian bakteri
kultivasi bakteri serta pemurnian bakteri menggunakan metode gores. Tahapan
menggunakan marine agar, sedangkan isolasi DNA genom bakteri menggukanan
pada tahapan uji aktivitas selulolitik metode Alkaline Lysis dari Sambrook et al
dilakukan penambahan CMC (Carboxy (1989) dan untuk amplifikasi gen 16S
Methil Cellulose) sebanyak 1% dan rRNA mengadopsi siklus dari penelitian
pewarnaan untuk melihat kenampakan Rachim 2008.
zona bening menggunakan red congo

Tabel 1. Siklus Amplifikasi Gen 16S rRNA

Jumlah
Siklus Suhu Waktu
Siklus
Inisialisasi 94 C 2 menit 1
- Denaturasi 94 C 30 detik
- Annealing 42 C 1 menit 30
- Elongasi 72 C 2 menit
Final elongasi 72 C 10 menit 1
Final hold 4 C - 1

Setelah hasil amplifikasi gen 16S HASIL DAN PEMBAHASAN


rRNA mendapatkan hasil yang sesuai Pemiihan penggunaan CMC
target, kemudian dilanjutkan ketahap digunakan dalam penentuan aktivitas
sekuensing yang dilakukan menggunakan enzim selulase. Hal ini didasarkan pada
jasa 1st BASE Malaysia. Data hasil penelitian Fitriani (2003) yang menyatakan
sekuensing yang di dapat kemudian bahwa CMC merupakan substrat paling
diterjemahkan meggunakan program murni dibandingkan substrat-substrat lain
Bioedit dan hasilnya dicocokan dengan seperti kertas saring, avicel, kapal dan
data di genebank dengan mengakses lain-lain. Selain itu, CMC adalah selulosa
website http//www.ncbi.nlm.nih.gov. murni yang dapat larut lebih mudah
terhidrolisis dibandingkan jika selulosa
yang diambil dari alam yang masih
berikatan dengan lignin dan hemiselulosa
serta masih memiliki struktur kristalin
(tidak larut) yang tinggi (Astutik 2012).
64 Muhammad Luthfi Ramadhan, Ibnu Dwi Buwono dan Yuniar Mulyani

Tabel 2. Uji Aktivitas Selulolitik pada Isolat Bakteri Sampel Eucheuma sp.

No Kode Isolat Indeks Selulolitik (mm)

1 A.2 -
2 A.3 -
3 B.1 -
4 B.1.1 -
5 B.1.2 2,477
6 B.2 1,930
7 B.3 2,155

Tabel 3. Uji Aktivitas Selulolitik pada Isolat Bakteri Sampel Sargassum sp.

No Kode Isolat Indeks Selulolitik (mm)

1 C.1 -
2 C.1.1 -
3 C.1.2 -
4 C.2 6,102
5 C.2.1 -
6 C.3 -
7 C.4 -
8 D.1 -
9 D.2 1,411

Dari tabel diatas menunjukan pemecahan sel, ekstraksi DNA presipitasi


bahwa dua isolat yang menghasilkan DNA dan pencucian DNA. Penggunaan
indeks selulolitik terbesar adalah kode solution 1, solution 2 dan solution 3
isolate bakteri B.1.2 dan C.2. Kemudian berperan dalam proses pemecahan sel
pada kedua bakteri tersebut kemudian dan ekstraksi DNA sedangkan dalam
dilakukan karakterisasi secara molekuler tahap presipitasi digunakan menggunakan
untuk mengetahui jenis/ spesies bakteri ethanol absolute dan terakhir pencucian
tersebut. pellet hasil isolasi DNA genom
Isolasi DNA secara umum menggunakan etanol 70%.
mempunyai empat tahap, yaitu

Gambar 1. Hasil Isolasi DNA Genom


Analisis Potensi dan Karakterisasi Molekuler Gen 16S rRNA Bakteri Selulotik 65

Pada proses amplifikasi gen 16S inilah yang akan menentukan daerah
rRNA digunakan siklus PCR pada tabel genom yang akan diamplifikasi
dibawah yang merupakan hasil optimasi (Rafsanjani 2011).
dari penelitian Rachim (2008). Primer Berikut merupakan gambar hasil
yang digunakan adalah primer universal amplifikasi gen 16S rRNA. Tampak bahwa
yang digunakan untuk amplifikasi gen 16S pita amplikon berada pada ukuran 1.500
rRNA dengan target amplikon 1.500 bp. bp. Kemudian setelah ahapan ini
Primer merupakan komponen paling dilanjutkan dengan sekuensing.
penting dalam reaksi PCR karena primer

Gambar 2. Hasil Amplifikasi Gen 16S rRNA

Gambar 3. Hasil Purifikasi Produk Amplifikasi oleh 1st BASE

Hasil sekuensing yang diperoleh pada multiple alignment (pensejajaran


berupa data mentah yang harus diolah berganda) dengan database
menggunakan perangkat/ program bioedit. Sekuen yang ada di GeneBank
Data yang diperoleh dari hasil dengan NCBI BLAST pada level
penggunaan programBioEdit digunakan nukleotida dan dapat diakses di website
sebagai data dasar untuk diolah kembali http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/blast.cgi.

Tabel 4. Hasil BLASTN


Query Coverage (%) Deskripsi
Sampel
B.1.2 97 Bacillus subtillis
C.2 97 Bacillus thuringiensis
66 Muhammad Luthfi Ramadhan, Ibnu Dwi Buwono dan Yuniar Mulyani

Data hasil yang diperoleh DAFTAR PUSTAKA


menunjukan bahwa sampel memiliki Addinilia, Dewi. 2012. Analisis Karakter
tingkat kesesuaian/ homologi yang tinggi Genetik Berdasarkan Gen
berdasar pada urutan sekuen DNA yang Cytochrome B pada Sidat (Anguilla
tercover yaitu 97% dengan data di Bicolor Dan A. Marmorata).Skripsi.
GeneBank (Lampiran 10 dan 12). Hal ini program studi perikanan, Fakultas
sesuai dengan hasil penelitian yang Perikanan dan Ilmu Kelautan.
dilakukan Khumaida dkk dalam Addinilia Universitas Padjadjaran.
(2012) yang menyatakan bahwa tingkat Jatinangor.
kesamaan nukleotida sekitar 80%
termasuk cukup tinggi. Ambriyanto., K. S. 2010. Isolasi dan
Strain Bacillus subtilis dapat Karakterisasi Bakteri Aerob
digunakan untuk mendegradasi substrat Pendegradasi Selulosa dari
selulosa seperti sekam padi, tebu ampas Serasah Daun Rumput Gajah
tebu, dan rumput liar (Deka et al 2011). (Pennisetum Purpureum Schaum).
Enzim dari strain Bacillus Jurusan Biologi. Fakultas
thuringiensis dapat diterapkan dalam Matematika dan Ilmu Pengetahuan
biokonversi biomassa lignoselulosa Alam. Institut Teknologi Sepuluh
menjadi gula melalui fermentasi (Lin et al November. Surabaya.
2012).
Anggadiredja., J. T. Zatnika., A. Purwoto.,
KESIMPULAN H. Istini., S. 2008. Rumput Laut.
Berdasarkan hasil penelitian ini Penebar Swadaya. Jakarta.
dapat disimpulkan bahwa:
Dari kelima Isolat bakteri penghasil Astutik., R. P. Kuswytasari., N. D.
zona bening, isolat bakteri dengan kode Shovitri., M. 2012. Uji Aktivitas
B.1.2 dan C.2 merupakan isolat yang Enzim Selulase dan Xilanase Isolat
memiliki indeks selulolitik terbesar pada Kapang Tanah Wonorejo
pengujian aktivitas selulolitik Surabaya. Fakultas Matematika
menggunakan penambahan CMC 1% dan Ilmu Pengetahuan Alam.
pada medium marine agar yaitu 2,477 Institut Teknologi Sepuluh
mm dan 6,102 mm. November. Surabaya.
Hasil karakterisasi molekuler dengan
gen penyandi 16S rRNA pada kedua BPPT. 2010. Eksistensi Rumput Laut
isolate bakteri penghasil indeks Indonesia. http//www.bttp.go.id
selulolitik terbesar, mendapatkan hasil (diakses tanggal 28 Februari
sequen yang memiliki kesamaan atau 2012).
homologi yang tinggi yaitu 97% pada
hasil BLAST di website Deka., D. Bhargavi., P. Sharma., A.
http//www.ncbi.nlm.nih.gov. Goyal., D. Jawed., M. Goyal., A.
Kode Isolat B.1.2 dari sampel 2011. Enhancement of Cellulase
Eucheuma sp memiliki kesamaan Activity from a New Strain of
dengan Bacillus subtilis, sedangkan Bacillus subtilis by
kode isolat C.2 dari Sargassum sp MediumOptimization and Analysis
memiliki kesamaan dengan Bacillus with Various Cellulosic Substrates.
thuringiensis. Research Article. Indian Institute of
Hasil analisis berdasarkan data Technology Guwahati. India.
sekunder dari jurnal-jurnal penelitian
sebelumnya, menyatakan bahwa kedua Fithriani., D. Rodiah., N. Bakti., B. S. 2006.
bakteri tersebut memiliki potensi untuk Ekstraksi selulosa dari limbah
dikembangkan sebagai bakteri pembuatan karaginan. Jurnal
penghasil enzim selulase. Pascapanen dan Bioteknologi
Kelautan dan Perikanan. 2(2).91-
97.
Analisis Potensi dan Karakterisasi Molekuler Gen 16S rRNA Bakteri Selulotik 67

Heijs., S.K. Haese., R.R. Paul., W.J.J. Rafsanjani, Ali. 2011. Analisis Keragaman
Wielen., V.D. Forney., L.J. and Genetik Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Elsas., J.D.V. 2007. Use of 16S di Waduk Saguling dengan
rRNA Gene Based Clone Libraries Menggunakan Metode RAPD PCR.
to Assess Microbial Communities Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Potentially Involved in Anaerobic Ilmu Kelautan. Universitas
Methane Oxidation in a Padjadjaran. Jatinangor.
Mediterranean Cold Seep.
Department of Microbiology, Salamah., E. Susanti., D dan Wikanta., T.
Laboratory of Microbial Ecology, 2005. Kualitas Agarosa Hasil
Center for Ecological and Isolasi Dari Rhodymenia Ciliata
Evolutionary Studies, University of Menggunakan Deae-Selulosa.
Groningen. Netherland. Volume Jurnal Ilmiah. Departemen
53, 384398. Teknologi Hasil Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lin., L. Kan., X. Yan., D. Wang., D. 2012. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Characterization of extracellular
cellulose-degrading enzymes from Sambrook., J. Fritsch., E.F and Maniatis.,
Bacillus thuringiensis T. 1989. Molecular Cloning. 2nd
strains..Research Article. Anhui edition. Cold Spring Harbor Press.
Normal Univerity. Repuplic of USA.
China. Electron. J. Biotechnol Vol.
15 No. 3, Issue of May 15, 2012.
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik,
Rachim,R.F. 2008. Isolasi dan Stereokimia, Karbohidrat, Lemak,
Karakterisasi Gen Pengkode dan Protein. Yogyakarta : Gadjah
Endoglukanase Termostabil dari Mada
Sumber Air Panas Secara
Metagenomik. Thesis. Tidak
dipublikasikan. Bioteknologi,
Institut Teknologi Bndung.
Bandung.

You might also like