You are on page 1of 8

ASURANSI SYARIAH

1. Definisi-Definisi Asuransi Syariah

Dalam ensiklopedi hukum Islam telah disebutkan bahwa asuransi adalah transaksi perjanjian
antara dua pihak, dimana pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain
berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang
menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

Abbas Salim berpendapat, bahwa asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-
kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subsitusi) kerugian-kerugian yang belum
pasti.

Dalam perspektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan istilah takaful yang berasal dari
bahasa arab taka<fala-yatakaa<fulu-takaful yang berarti saling menanggung atau saling menjamin.
Asuransi dapat diartikan sebagai perjanjian yang berkaitan dengan pertanggungan atau penjaminan
atas resiko kerugian tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwasannya asuransi takaful
merupakan pihak yang tertanggung penjamin atas segala risiko kerugian, kerusakan, kehilangan, atau
kematian yang dialami oleh nasabah (pihak tertanggung). Dalam hal ini, si tertanggung mengikat
perjanjian (penjaminan resiko) dengan si penanggung atas barang atau harta, jiwa dan sebagainya
berdasarkan prinsip bagi hasil yang mana kerugian dan keuntungan disepakati oleh kedua belah pihak.

Asuransi syariah adalah pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah,
tolong menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator. Syariah berasal dari ketentuan-
ketentuan di dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Sedangkan pengertian asuransi syariah atau yang lebih dikenal dengan at-
tamin, takaful,atau tadhamun adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang/ pihak melalui inventasi dalam bentuk asset atau tabarru memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah .
Konsep asuransi syariah didasarkan pada Alquran surat Almaaidah ayat 2 yang
artinya: tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Berdasarkan konsep tersebut
,kemudian dewan syariah nasional majelis ulama indonesia (MUI) memberikan pengertian
tentang asuransi syariah pasal 1 ayat 1 Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.21/DSN-
MUI/X/2001,menetapkan bahwa:Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan/atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

2. Perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah

No Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah

1 Konsep Perjanjian Antara Dua Pihak Atau Sekumpulan Orang Yang Saling
Lebih, Dengan Mana Pihak Membantu, Saling Menjamin, Dan
Penanggung Mengikatkan Diri Bekerjasama, Dengan Cara Masing-
Kepada Tertanggung, Dengan Masing Mengeluarkan Dana
Menerima Premi Asuransi, Untuk Tabarru.
Memberikan Pergantian Kepada
Tertanggung.

2 Asal Usul Dari Masyarakat Babilonia 4000- Dari Al-Aqilah, Kebiasaan Suku
3000 Sm Yang Dikenal Dengan Arab Jauh Sebelum Islam Datang.
Perjanjian Hammurabi. Dan Tahun Kemudian Disahkan Oleh
1668 M Di Coffe House London Rasulullah Menjadi Hukum Islam,
Berdirilah Lioyd Of London Sebagai Bahkan Telah Tertuang Dalam
Cikal Bakal Asuransi Konvensional. Konstusi Pertama Di Dunia
(Konstitusi Madinah) Yang Dibuat
Langsung Rasulullah.

3 Sumber Hukum Bersumber Dari Pikiran Manusia Bersumber Dari Wahyu Ilahi.
Dan Kebudayaan. Berdasarkan Sumber Hukum Dalam Syariah
Hukum Positif, Hukum Alami, Dan Islam Adalah Al-Quran, Sunnah
Contoh Sebelumnya. Atau Kebiasaan Rasul, Ijma, Fatwa
Sahabat, Qiyas, Istihsan,
Urf/Tradisi, Dan Maslahah
Mursalah

4 Maghrib Tidak Selaras Dengan Syariah Islam Bersih Dari Praktek Adanya
Karena Adanya Maisyir, Ghoror, Maisyir, Ghoror, Dan Riba.
(Maisir, Ghoror,
Riba; Hal Yang Diharamkan Dalam
Riba)
Muamalah
5 DPS (Dewan Tidak Ada, Sehingga Dalam Banyak Ada, Yang Berfungsi Mengawasi
Pengawas Prakteknya Bertentangan Dengan Pelaksanaan Operasional
Syariah) Kaidah- Kaidah Syara. Perusahaan Agar Terbebas Dari
Praktek-Praktek Muamalah Yang
Bertentangan Dengan PrinsipPrinsip
Syariah

6 Akad Akad Jual Beli (Akad Akad Tabarru dan Akad Tijarah
Muaawadhah, Akad Idzaan, Akad (Mudharabah, Wakalah, Wadiah,
Gharar Dan Akad Mulzim). Syirkah dan sebagainya)

7 Jaminan/Risk Tranfer Of Risk, Dimana Terjadi Sharing Of Risk, Dimana Terjadi


(Risiko) Transfer Risiko Dari Tertanggung Proses Saling Menanggung Antara
Kepada Penanggung. Satu Peserta Dengan Peserta
Lainnya (Taawun).

8 Pengelolaan Dana Tidak Ada Pemisahan Dana, Yang Pada Produk-Produk Saving (Life)
Berakibat Pada Terjadinya Dana Terjadi Pemisahan Dana, Yaitu
Hangus(Untuk Produk Saving Life) Dana Tabarru (Derma) Dan Dana
Peserta, Sehingga Tidak Mengenal
Istilah Dana Hangus. Sedangkan
Untuk Term Insurance (Life) Dan
General Insurance Semuanya
Bersifat Tabarru.

9 Investasi Bebas Melakukan Investasi Dalam Dapat Melakukan Investasi Sesuai


Batas- Batas Ketentuan Perundang- Ketentuan Perundang-Undangan,
Undangan, Dan Tidak Terbatasi Pada Sepanjang Tidak Bertentangan
Halal Dan Haramnya Objek Atau Dengan Prinsip-Prinsip Syariah
Sistem Investasi Yang Digunakan. Islam. Bebas Dari Riba Dan Tempat-
Tempat Investasi Yang Terlarang.
10 Kepemilikan Dana Dana Yang Terkumpul Dari Premi Dana Yang Terkumpul Dari Peserta
Peserta Seluruhnya Menjadi Milik Dalam Bentuk Iuran Atau Kontribusi,
Perusahaan. Perusahaan Bebas Merupakan Milik Peserta (Shahibul
Menggunakan Dan Menginvestasikan Mal). Asuransi Syariah Hanya
Kemana Saja. Sebagai Pemegang Amanah
(Mudharib) Dalam Mengelola Dana
Tersebut.

11 Unsur Premi Unsur Premi Terdiri: Tabel Mortalita Iuran Atau Kontribusi Terdiri Dari
(Mortality Tables), Bunga (Interest), Unsur Tabarru Dan Tabungan (Yang
Biaya-Biaya Asuransi (Cost Of Tidak Mengandung Unsur Riba).
Insurance) Tabarru Juga Dihitung Dari Tabel
Mortalita, Tetapi Tanpa Perhitungan
Bunga Teknik.

12 Loading/Komisi Loading Pada Asuransi Konvensional Pada Sebagian Asuransi Syariah,


Agen Cukup Besar Terutama Loading (Komisi Agen Tidak
Diperuntukkan Untuk Komisi Agen, Dibebankan Pada Peserta Tapi Dari
Bisa Menyerap Premi Tahun Pertama Dana Pemegang Sahamm. Tapi,
Dan Kedua. Karena Itu Nilai Tunai Sebagian Yang Lainnya Mengambil
Pada Tahun Pertama Dan Kedua Dari Sekitar 20-30 Persen Saja Dari
Biasanya Belum Ada (Masih Premi Tahun Pertama. Dengan
Hangus). Demikian Nilai Tunai Tahun Pertama
Sudah Terbentuk.

13 Sumber Sumber Biaya Klaim Adalah Dari Sumber Pembiayaan Klaim Diperoleh
Pembiayaan Rekening Perusahaan, Sebagai Dari Rekening Tabrrau Dimana
Klaim Konsekuensi Penanggung Terhadap Peserta Saling Menanggung. Jika
Tertangggung, Murni Bisnis Dan Salah Satu Peserta Mendapat
Tidak Ada Nuansa Spiritual. Musibah, Maka Peserta Lainnya Ikut
Menanggung Bersama Risiko
Tersebut.

14 Sistem Akuntansi Menganut Konsep Akuntansi Accrual Menganut Konsep Akuntansi Cash
Basis, Yaitu Proses Akuntansi Yang Basis, Mengakui Apa Yang Benar-
Mengakui Terjadinya Peristiwa Atau Benar Ada, Sedangkan Accrual
Keadaan Non Kas. Dan Mengakui Basis Dianggap Bertentangan
Pendapatan, Peningkatan Aset, Dengan Syariah Karena Mengakui
Expenses, Liabilities Dalam Jumlah Adanya Pendapatan, Harta, Beban
Tertentu Yang Baru Akan Diterima Atau Hutang Yang Akan Datang.
Dalam Waktu Yang akan datang Sementara Apakah Itu BenarBenar
Dapat Terjadi Hanya Allah Yang
Tahu.

15 Keuntungan Keuntungan Yang Diperoleh Dari Profit Yang Diperoleh Dari Surplus
(profit) Surplus Underwriting, Komisi Underwriting, Komisi Reasuransi
Reasuransi, Dan Hasil Investasi Dan Hasil Investasi, Bukan
Seluruhnya Adalah Keuntungan Seluruhnya Menjadi Milik
Perusahaan. Perusahaan, Tetapi Dilakukan Bagi
Hasil (Mudharabah) Dengan Peserta.

16 Visi dan Misi Secara Garis Besar Misi Utama Dari Misi Yang Diemban Dalam Asuransi
Asuransi Konvensioanl Adalah Misi Syariah Adalah Misi Aqidah, Misi
Sosial Ibadah (Taawun), Misi Ekonomi
(Iqtishad), Dan Misi Pemberdayaan
Umat (Sosial)

3. Sumber hukum
Al-Quran
a. Surat al-Hasyr (59) : 18
Artinya : Wahai Orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat). Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa
yang kamu kerjakan.
b. Surat al-Maidah (5) : 2
Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,
dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Bertaqwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.

Ayat al-Maidah ini memuat perintah tolong-menolong antar sesama manusia. Dalam
bisnis asuransi, ini terlihat dalam praktik kerelaan anggota (nasabah) perusahaan
asuransi untuk menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana sosial (tabarru).
c. Surat al-Baqarah (2) : 185
Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu

Ayat di atas menerangkan bahwa kemudahan adalah sesuatu yang dikehendaki oleh-
Nya, dan sebaliknya kesukaran adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh-Nya.
Maka manusia dituntut oleh Allah agar tidak mempersulit dirinya sendiri dalam
menjalankan bisnis, untuk itu bisnis asuransi merupakan sebuah progam untuk
menyiapkan dan merencanakan kehidupan di masa mendatang.

d. QS Yusuf dari ayat 43-49 yang menjelaskan Nabi Yusuf AS menjelaskan tabir
mimpi, dimana jika kita mengetahui ada kondisi yang buruk di masa
depan(kekeringan), maka kita dapat melakukan persiapan yang terbaik untuk
menghadapinya dengan cara bertanam 7 tahun(lamanya) sebagaimana biasa;
maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit
untuk kamu makan, kemudian sesudah itu akan datang 7 tahun yang amat
sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya(tahun
sulit), kecuali sedikit dari(bibit gandum) yang kamu simpan.

Al- Hadits:
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda: barang siapa yang
menghilangkan kesulitan dunianya seorang mumin maka Allah SWT akan menghilangkan
kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa mempermudah kesulitan orang mumin, maka
Allah SWT akanmempermudah urusannya di dunia dan akhirat. [H.R. Muslim].

4. MEKANISME ASURANSI SYARIAH


Terdapat 3 akad yang digunakan dalam mekanisme asuransi syariah
1) Akad tabarruj
2) Wakalah bil ujrah
3) Mudharabah atau mudharabah musytarakah
5. AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI(PSAK 108)
Psak 108 tentang akuntansi transaksi asuransi syariah merupakan PSAK pertama yang
ditujukan untuk entitas asuransi syariah dan hanya mengatur tentang transaksi
asuransi syariah secara resmi dikeluarkan pada bulan april 2009 dan berlaku efektif
per 1 januari 2010. Penyajian laporan keuangan entitas asuransi syariah yang terdiri
dari
Laporan posisi keuangan(neraca)
Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru
Laporan perubahan dana tabarru
Laporan laba rugi
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan dan
Catatan atas laporan keuangan

Aturan PSAK 108 sebagai berikut


1) Kontribusi peserta diakui sebagai bagian dari dana tabarru dalam dana
peserta
2) Kontribusi peserta untuk investasi
3) Bagian kontribusi untuk ujrah/fee bagi pengelola akan diakui sebagai
pendapatan pada laporan laba rugi dan sebagai beban pada laporan
surplus defisit underwriting dana tabarru
4) Surplus dan defisit underwriting dana tabarru
5) Penyisihan teknis
6) Cadangan data tabarru
7) Penyajian
8) Pengungkapan
9) Kebijakan pembentukan jenis penyisihan teknis serta dasar yang
digunakan untuk pembentukan tersebut dan perubahan basis jika
dilakukan
10) Kebijakan pembentukan cadangan dana tabarru serta dasar yang
digunakan serta rincian pembentukan sesuai jenis cadangan dana
tabarru

6. TRANSAKSI YANG TERKAIT DENGAN REGULATOR-KHUSUS


PERBANKAN SYARIAH
Sertifikat wadiah bank indonesia
Sertifikat bank indonesia syariah
Pasar uang antar-bank syariah
Sertifikat investasi mudharabah antar-bank(SIMA)
Fasilitas pembiayaan jangka pendek bagi bank syariah(FPJPBS)

You might also like