Professional Documents
Culture Documents
PANGKEP
OLEH :
ASWAR SYAFNUR
H221 11 251
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puja dan puji kita haturkan kepada Allah SWT. Sang pencipta langit, bumi dan
seisinya, Tuhan yang maha sempurna dan penguasa ilmu pengetahuan atas segala
rahmat, karunia, rezeki, dan ridho-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
Penelitian ini telah dilakukan dalam waktu 6 Bulan yaitu mulai dari bulan Maret
begitu banyak kendala-kendala namun atas dukungan dan arahan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Oleh sebab
begitu banyak ide, arahan, bimbingan, dan dukungan serta doa dalam
3. Bapak Dr. Paharuddin, M.Si., Bapak Drs. Hasanuddin, M.S., Bapak Dr.
Muhammad Hamzah, S.Si., MT. Selaku penguji atas waktu dan segala
4. Seluruh pihak PT. Semen Tonasa terutama kepada bapak Nababan, bapak
Dr. Ir. H. Rego Devila, MM. sebagai Kepala Biro Pembelajaran PT.
Semen Tonasa, bapak Kepala Departemen Pembangkit Listrik PLTU
5. Bapak Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNHAS Dr. Tasrief Surungan, M.Sc
dan Seluruh dosen Jurusan Fisika Fak. MIPA Unhas atas segala ilmu dan
6. Seluruh staf Jurusan Fisika terkhusus kepada pak Aji Ambo, pak Latif, pak
Ali, pak Syukur atas segala bantuan kepada penulis sehingga terselesainya
skripsi ini.
terselesaikan.
2012, 2013.
penulis.
13. Terkhusus untaian terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang
tua tercintai bunda Hj. Nur Syamsuriati, S.Pd., M.Pd dan ayahanda
Syafaruddin, SH., MH., saudara-saudariku Adhyatma, Ratnawati
Zainuddin, S.Sos., Muhammad Akbar Fajar, dan Amira Afifah atas segala
Penulis menyadari bahwa begitu banyak kekurangan pada skripsi ini atas
ini belum sempurna. Akan tetapi penulis berharap agar skripsi ini dapat
Aswar Syafnur
METODA GEOLISTRIK
alam seperti, minyak dan gas bumi, logam, air tanah dan sumberdaya mineral
lainnya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di samping itu studi bumi
bagian permukaan juga tidak kalah pentingnya misalnya geoteknik, tata guna
lahan dan sebagainya. Perencanaan bendungan, jembatan, rel kereta dan bangunan
Metoda geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, pengukuran arus dan medan
elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke
Dan lain-lain
Metoda geolistrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda geolistrik
Metoda resistivitas adalah salah satu metoda geolistrik yang mempelajari sifat
(Lantu, 2010).
Oleh karena itu, pada metoda ini dipergunakan konfigurasi elektroda yang sama
untuk semua titik pengamatan di permukaan bumi. Setelah itu baru dinuat kontur
i
METODA RESISTIVITAS SOUNDING
resistivitas probing dan lain-lain. Hal ini terjadi karena pada metoda ini bertujuan
Pada metoda ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan
secara sembarang tetapi mulai dari jarak elektroda terkecil kemudian membesar
secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan ke dalaman lapisan batuan
yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka makin dalam lapisan
elektroda mungkin dilakukan jika dipunyai suatu alat golistrik yang memadai.
Dalam hal ini, alat geolistrik tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang
cukup besar atau kalau tidak, alat tersebut harus cukup sensitif dalam mendeteksi
beda potensial yang kecil sekali. Oleh karena itu, alat geolistrik yang baik adalah
alat yang dapat menghasilkan arus listrik cukup besar dan mempunyai sensitifitas
2014):
1. Konfigurasi Schlumberger
2. Konfigurasi Pole-Pole
ii
3. Konfigurasi Pole-Dipole
4. Konfigurasi Dipole-Dipole
5. Konfigurasi Wenner
panjang penampang tertentu seperti pada gambar 2.1. Jika tahanan jenis dari
= atau = (2.1)
Keterangan :
= Tahanan ()
A I
iii
Jika hambatan R diberi sebuah tegangan V dikedua ujung dari silinder dan
menghasilkan arus I yang mengalir melalui silinder tersebut, oleh hukum ohm
= (2.2)
Suatu tahanan jenis dalam SI adalah Ohm-meter (ohm). Sifat merambat arus
listrik lebih banyak memanfaatkan sifat daya hantar jenis listrik yang berbanding
1
= = (2.3)
adalah Siemens (S) per meter atau S/M = 1 Ohm-1 m-1, disebut juga 1 Mho/m.
Persamaan di atas berlaku untuk media batas berupa silinder kotak dll, yang rapat
arusnya tetap sedang untuk media bersifat di bumi maka diperlukan suatu
= (2.4)
I dalam Ampere, A adalah luas dalam m2, J dalam Ampere/m2. Arus titik ini
Bila persamaan (2.4) disubtitusikan kepada persamaan (2.2) dan persamaan (2.1),
iv
1
= = (2.5)
(Putra, 2014) :
= (2.6)
= (2.7)
Jika tidak ada sumber arus atau sumur arus pada suatu volume yang dilingkupi
. = . () = 0
. + 2 = 0 (2.8)
Jika nilai adalah konstan, maka akan menghasilkan Persamaan Laplace untuk
2 = 0 (2.9)
Potensial V akibat suatu sumber arus tunggal I pada medium homogen dengan
konstan pada seluruh ruang lebih sesuai jika dibahas dalam koordinat bola.
Karena sifat simetri (tidak berotasi dan berevolusi) dari sistem yang ditinjau maka
v
potensial hanya merupakan fungsi dari jarak r atau V(r) sehingga persamaan
2 2 1
2 = + ( ) = 0 2 = ( 2 ) = 0 (2.10)
2 2
dkk, 1976) :
2 = 0 2 =
= 2
(2.11)
= 2 = + (2.12)
itu arus mengalir keluar secara radial ke segala arah dari titik elektroda. Sehingga
arus total yang melalui permukaan bola dengan radius r dinyatakan oleh (Telford
dkk, 1976) :
4
= 4 2 = 4 2 = 4 = (2.13)
= 4 (2.14)
1
= (4) atau = 4 (2.15)
vi
Berdasarkan persamaan tersebut, permukaan ekuipotensial yaitu permukaan
dengan potensial yang sama, membentuk permukaan bola kosentris dengan titik
pusat terletak disumber arus. Dari titik tersebut arus listrik mengalir ke segala arah
secara homogen dan membentuk lintasan yang tegak lurus terhadap permukaan
Gambar 2.2. Sumber arus tunggal C1 dalam medium homogen seluruh ruang,
sementara pasangan sumber arus C2 dianggap terletak di tak-hingga (Telford dkk,
1976).
= (2.16)
2
vii
Sehingga dari kasus ini didapatkan :
1
= (2) atau = 2 (2.17)
Dimana faktor 4 menjadi 2 sebagai akibat distribusi arus hanya terdapat pada
Bila dua elektroda memiliki jarak tertentu seperti pada gambar 2.4, potensial pada
titik dipermukaan yang letaknya antara dua elektroda arus, potensial pada setiap
titik di permukan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda arus (Telford dkk, 1976).
viii
Gambar 2.4. Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial di permukaan bumi
yang homogen (Telford dkk, 1976)
Perubahan potensial sangat drastis pada daerah dekat sumber arus. Dimana
gradien yang berada di luar C1 dan C2 yang menjauh dari linier memiliki gradien
potensial yang besar, sedangkan pada daerah C1 dan C2 gradien potensial kecil
dan mendekati linier. Dari alas an ini, pengukuran potensial paling baik dilakukan
pada daerah antara C1 dan C2 yang memiliki gradien potensial linier. Untuk
menentukan perbedaan potensial antara dua titik yang ditimbulkan oleh sumber
arus listrik C1 dan C2, maka dua elektroda potensial misalnya P1 dan P2
ditempatkan di dekat sumber seperti yang diilustrasikan oleh gambar 2.5 (Telford
dkk, 1976).
ix
Gambar 2.5. Distrosi garis ekuipotensial dan garis aliran arus pada dua titik
sumber arus. (a) Denah; (b) Penampang vertikal di permukaan tanah (Telford dkk,
1976).
Potensial di titik P1 yang ditimbulakn arus C1 dan C2 adalah (Telford dkk, 1976) :
1 1
1 = ( ) (2.18)
2 1 2
1 1
2 = ( ) (2.19)
2 3 4
Sehingga beda potensial antara titik P1 dan P2 adalah (Telford dkk, 1976) :
1 1 1 1
= {( ) ( )} (2.20)
2 1 2 3 4
x
1
= (1 1 1 1 ) (2.21)
+
1 2 3 4
Dimana r1,r2,r3 dan r4 adalah besaran jarak, seperti yang ditampilkan pada gambar
FAKTOR GEOMETRI
Eksplorasi Tahanan Jenis memerlukan suatu aturan elektroda yang posisi tiap titik
Perbedaan letak M-N dari A-B akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan
diukur besaran faktor terhadap perbedaan letak titik pengamatan tersebut disebut
harga faktor geometri adalah tetap. Potensial elektroda V(M) dan V(N) adalah (Taib,
2004) :
V
A M N B
Gambar 2.6. Susunan dua buah elektroda arus dan dua buah elektroda potensial
(Taib, 2004).
1 1
() = ( ) (2.22)
2
xi
1 1
() = ( ) (2.23)
2
1 1 1 1
= () () = ( + ) (2.24)
2
2
= 1 1 1 1 (2.25)
( + )
2
= 1 1 1 1 (2.26)
( + )
Karena faktor geometri (K) tetap untuk tiap aturan elektroda maka K merupakan
Dengan demikian tahanan jenis semu merupakan perkalian antara K dengan
= (2.27)
KONFIGURASI ELEKTRODA
Pada metoda geolistrik tahanan jenis, arus listrik dialirkan ke dalam bumi melalui
permukaan bumi melalui dua buah elektroda potensial. Besarnya beda potensial di
antara kedua elektroda potensial tersebut selain bergantung pada besarnya arus
xii
yang dialirkan kedalam bumi, juga bergantung pada letak kedua elektroda arus
1. Konfigurasi Schlumberger
2014) :
(2 2 )
= (2.28)
2
2. Konfigurasi Pole-Pole
Adapun faktor geometri dari konfigurasi Pole-pole adalah (Prabowo dkk, 2006) :
= 2 (2.29)
3. Konfigurasi Pole-Dipole
Adapun faktor geometri dari konfigurasi Pole-dipole adalah (Prabowo dkk, 2006):
(+)
= 2 ( ) (2.30)
4. Konfigurasi Dipole-Dipole
2010) :
= (1 + )(2 + ) (2.31)
xiii
5. Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner ialah salah satu jenis konfigurasi elektroda pada metoda
Wenner memiliki susunan jarak antar elektroda sama panjang yaitu sejauh a
dengan elektroda potensial P1P2 berada di tengah-tengah antara C1 dan C2, seperti
yang diperlihatkan pada gambar 2.7. Ada beberapa jenis dari konfigurasi
elektroda Wenner, seperti konfigrasi Wenner Alpha, konfigurasi Wenner Beta dan
A M N B
a a a
2a
2a
Faktor geometri untuk konfigurasi Wenner Alpha adalah yang terkecil jika
dibandingkan dengan faktor geometri konfigurasi yang lainnya, yaitu sebesar 2a.
Karena konfigurasi Wenner Alpha mempunyai kuat sinyal yang paling besar,
dengan kebisingan (noise) yang tinggi. Salah satu kelemahan dari survei Wenner
xiv
Alpha 2D ini kurang bagus untuk cakupan horisontal, jika spasi elektroda
pengukuran dengan jumlah elektroda yang sedikit (Loke, 2004 dalam Putra,
2014).
Adapun faktor geometri Wenner sebesar (Loke, 2004 dalam Putra, 2014) :
= (2.32)
1 1 1 1
= (( 2) (2 )) (2.33)
2
2
= 1 1 1 1 (2.34)
+
2 2
2
= 1 (2.35)
2
= (2.36)
1
= 2 (2.37)
= (2.38)
= 2 (2.39)
xv