You are on page 1of 8

PENURUNAN KONSENTRASI AMONIA, NITRAT, NITRIT DAN COD DALAM LIMBAH CAIR

TAHU DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILM KOLAM (POND) MEDIA PIPA PVC SARANG
TAWON DAN TEMPURUNG KELAPA DISERTAI PENAMBAHAN ECOTRU

Rizky Suganda, Endro Sutrisno*), Irawan Wisnu Wardana*)


Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang
email : rizkysuganda60@gmail.com

ABSTRACT
Tofu is molded from solid food extract soybean (Glycine sp) with the deposition process at the
isoelectric point of the protein, which is a condition where a clot has formed (solid) perfect protein. Tofu
industry produces wastewater which can lead to pollution of the environment. One of the tofu liquid waste
treatment is to use the technology pond -biofilm media pvc pipe wasp nest and coconut shell with addition of
ecotru. Several pollutants contained in tofu liquid waste is ammonia (NH3-N), nitrate (NO3-N), nitrite (NO2-N)
and COD. The results obtained from this study indicate that the effect of residence time on decreasing the
concentration of nitrate (NO3-N) and nitrite (NO2-N) in tofu liquid waste. The longer residence time of
wastewater in the reactor, the greater the efficiency of the resulting decrease in concentration. The highest
removal efficiency of ammonia (NH3-N), nitrate (NO3-N), nitrite (NO2-N), and COD was 80.63%, 84.01%,
68.25% and 96.49% at the residence time 5 hours in the reactor drum, while the removal efficiency of the
reactor pool ammonia (NH3-N), nitrate (NO3-N), nitrite (NO2-N) and COD was 78.40%, 79.27%, 65.28% and
94.74% with a residence time of 5 hours. Decrease in the concentration of ammonia (NH3-N), nitrate (NO3-N)
and nitrite (NO2-N) on tofu wastewater biofilter media using pvc pipe wasp nest and coconut shell have met the
quality standards appropriate Class II wastewater Central Java Provincial Regulation No. 5 of 2012 amounted
to ammonia (NH3-N) of 20 mg / l, nitrate (NO3-N) at 30 mg / l and nitrite (NO2-N) of 3 mg / l. As for the COD
concentration not meet the quality standards with a standard of 250 mg / l.

Keywords : Biofilter, (Pond)-Biofilm, PVC Pipe Hornet's Nest, Coconut Shell, Ammonia, Nitrite, Nitrate,
COD.
1. PENDAHULUAN air sehingga akan mengakibatkan kadar oksigen dalam
1.1 Latar Belakang air menurun tajam (Ratnani, 2011). Dalam 1 kg bahan
baku kedelai dibutuhkan rata-rata 45 liter air dan akan
Tahu adalah makanan padat yang dicetak dari dihasilkan limbah cair berupa whey tahu rata-rata 43,5
sari kedelai (Glycine sp) dengan proses pengendapan liter. Whey mengandung bahan-bahan organik berupa
protein pada titik isoelektriknya, yaitu suatu kondisi protein 40%-60%, karbohidrat 25%-50% dan lemak
dimana telah terbentuk gumpalan (padatan) protein 10% dan dapat segera terurai dalam lingkungan berair
yang sempurna pada suhu 50C dan cairan telah menjadi senyawa-senyawa organik turunan yang dapat
terpisah dari padatan protein tanpa atau dengan mencemari lingkungan (Pohan, 2008).
penambahan zat lain yang diizinkan antara lain bahan Dalam upaya mengatasi permasalahan yang
pengawet dan bahan pewarna (Pohan, 2008). ditimbulkan oleh limbah cair tahu, maka proses
Industri tahu menghasilkan limbah cair yang pengolahan limbah wajib dilakukan sebelum limbah
dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan, tersebut dibuang ke badan perairan. Salah satu sistem
limbah cair tahu mengandung zat organik yang dapat pengolahan limbah secara biologis dengan
menyebabkan pesatnya pertumbuhan mikroba dalam menggunakan teknologi biofilm - kolam (pond) dengan

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
menggunakan media biofilter pipa pvc sarang tawon
dan tempurung kelapa disertai penambahan ecotru.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan konsentrasi
pencemar yang terdapat dalam limbah cair tahu seperti
amonia, nitrit, nitrat dan COD dapat diturnkan dan
sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012.

1.2 Tujuan
Tujuan Penelitian ini adalah :
1) Menganalisis pengaruh waktu tinggal untuk
penurunan konsentrasi amonia, nitrat, nitrit dan
COD dalam limbah cair tahu.
2) Mengetahui efisiensi media biofilter pipa pvc
sarang tawon dan tempurung kelapa untuk Gambar 1
menurunkan konsentrasi amonia, nitrat, nitrit dan Perkembangan Biofilm : 1. Non Permanen;
COD pada limbah cair tahu. 2. Permanen; 3. Maturasi;
4. Detachment; 5. Penutupan Siklus
2. TINJAUAN PUSTAKA
Biofilm atau biofilter merupakan sekumpulan Salah satu teknik pengolahan secara biologis
aggregate dari miroorganisme atau produk polimer adalah sistem kolam stabilisasi. Proses anaerobik
ekstraselular yang melekat pada permukaan padat atau terjadi pada bagian dasar kolam. Kondisi stagnant di
padatan organik inert dalam lingkungan berair dalam lumpur didasar kolam menyebabkan
(Jamilah, 1998). terhambatnya transfer oksigen kedaerah tersebut
Proses pengolahan air limbah dengan sistem sehingga terjadi kondisi anaerob. Kolam stabilisasi
biofilm atau biofilter dapat dilakukan secara aerobik, anaerobik beroperasi dengan populasi bakteri yang
anaerobic atau gabungan proses aerob-anaerob. Proses rendah. Pada kolam stabilisasi jarang sekali ditemukan
aerobik dilakukan dengan kondisi adanya oksigen kosentrasi bakteri melebihi 100 mg/L. Penurunan
terlarut didalam reaktor air limbah, dan proses kandungan bahan organik menggunakan sistem kolam
anaerobic dilakukan tanpa adanya olsigen dalam mencapai 30% - 95% sedangkan konsentrasi penurunan
reaktor air limbah. Sedangkan proses kombinasi aerob- kandungan NH4+ mencapai 70% - 75% (Said, 2000).
anaerob adalah gabungan proses anaerobic dan proses
aerobic. Proses ini biasanya digunakan untuk
menghilangkan kandungan nitrogen didalam air limbah
(Hikami, 1992 dalam Said dan Ruliasih, 2005).
Skema pendek dari siklus ini yang diambil dari
Stoodley (2002) dalam Sudarno (2012) ditunjukkan
dalam Gambar 1 berikut:

Gambar 2
Proses Pengolahan Biologis Pada Sistem Kolam

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 100%

Efisiensi Konsentrasi NH4-N (%)


90%
3.1 Karakteristik Limbah Cair Tahu
80%
Data yang diuji adalah konsentrasi amonia
70%
(NH3), nitrat (NO3), nitrit (NO2), COD, pH dan suhu
60%
Hasil uji karakteristik awal air limbah tahu dapat dilihat
50%
pada Tabel 4.1
40%
Pengujian karakteristik awal limbah cair tahu
30%
dilaksanakan dengan mengambil sampel limbah cair
20% Reaktor Kolam
tahu dari industri tahu rumah tangga di Lamper Krajan
10% Reaktor Drum
RT.02/RW.02, Kel. Lamper Lor, Semarang Selatan,
0%
Semarang.
1 2 3 4 5
Keputusan Menteri Waktu Tinggal (Jam)
Lingkungan Hidup
Hasil
No Parameter KEP- Keterangan Gambar 3
Uji
51/MENLH/10/1995
Golongan II Efisiensu Konsentrasi NH4-N
Amonia 27,99 Tidak
1 20 mg/l Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi
(NH3) mg/l Memenuhi
penurunan amonia paling tinggi sebesar 80,63 % pada
65,89 Tidak
2 Nitrat (NO3) 30 mg/l waktu tinggal 5 jam dengan konsentrasi amonia sebesar
mg/l Memenuhi
5,422 mg/l di reaktor drum. Sedangkan pada reaktor
6,51 Tidak
3 Nitrit (NO2)
mg/l
3 mg/l
Memenuhi kolam pada waktu tinggal 5 jam efisiensi penurunan
konsenrasi amonia sebesar 78,40 % dengan konsentrasi
9500 Tidak
4 COD
mg/l
250 mg/l
Memenuhi
amonia sebesar 6,044 mg/l.
Ketidakstabilan efisiensi penurunan konsentrasi
Tidak
5 pH 3,71 6,0-9,0
Memenuhi
amonia pada penelitian ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu:
6 Suhu 38C 38C Memenuhi
1) Materi organik yang terdapat dalam air limbah
didegradasi oleh bakteri heterotrofik tidak stabil,
3.2 Running dan Pengaruh Waktu Tinggal sehingga akan mempengaruhi konsentrasi amonia
Penelitian ini dibatasi oleh beberapa variabel (Gray, 2004).
yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel
kontrol. Variabel bebas yang ditetapkan adalah waktu Reaksi yang terjadi adalah :
tinggal 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Variabel + O2 + bacteria CO2 + NH3
terikat yaitu konsentrasi amonia, nitrat, nitrit dan COD.
2) Oksigen terlarut yang terdapat dalam limbah cair
Variabel kontrol yaitu pH dan suhu.
untuk proses nitrifikasi kurang (Said dan
3.2.1 Pengukuran Konsentrasi Amonia
Tresnawaty, 2001). Gray (2004) mengatakan
Waktu tinggal dan proses pengolahan
oksigen terlarut yang dibutuhkan dalam proses
mempengaruhi penyisihan amonia, selain hal itu
nitrifikasi DO > 1 mg/l. Pada penelitian ini,
kondisi operasional pada saat pengolahan menjadi
terdapat kesalahan, karena tidak mengukur DO dan
salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam
warna air limbah menjadi gelap. Namun hal ini
penelitian ini. Dari hasil analisis penurunan konsentrasi
dapat dibuktikan dengan adanya perubahan warna
amonia dengan waktu tinggal yang berbeda didapatkan
air limbah menjadi hitam, kondisi menurut Gray
penurunan konsentrasi yang berbeda.
(2004) air limbah seharusnya berubah menjadi
coklat kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuningan sesuai dengan lamanya hari. Jika
seluruh oksigen dalam air limbah digunakan dalam

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
pengolahan, maka air limbah akan mengalami menunjukkan bahwa senyawa nitrit merupakan
kondisi anaerobik sehingga menyebabkan warna senyawa yang tidak stabil dan mudah teroksidasi dalam
air limbah menjadi gelap. Proses oksidasi amonia proses nitrifikasi dan membentuk nitrat, selama nitrit
menjadi nitrit dapat dilihat pada reaksi berikut: terbentuk dengan cepat nitrit dioksidasi menjadi nitrat
NH4+ + O2 + OH NO2 + H+ + H20 oleh bakteri nitrobacter. Tahap oksidasi ion nitrit
- -
3) Kekeruhan air limbah mempengaruhi proses (NO2 ) menjadi nitrat (NO3 ) oleh bakteri nitrobacter
penyisihan amonia oleh mikroorganisme yang dapat dilihat pada reaksi berikut :
melekat pada lapisan substratum (Herlambang, - -
NO2 + 1/2O2 NO3 + 18 Kcal
2010).
3.2.2 Pengukuran Konsentrasi Nitrit 3.2.3 Pengukuran Konsentrasi Nitrat
100%

Efisiensi Konsentrasi NO3-N (%)


80% 90%
Efisiensi Konsentrasi NO2-N (%)

70% 80%
70%
60%
60%
50% 50%
40% 40%
30%
30% Reaktor Kolam
Reaktor Kolam 20%
20% Reaktor Drum 10% Reaktor Drum
10% 0%
1 2 3 4 5
0%
1 2 3 4 5 Waktu Tinggal (Jam)
Waktu Tinggal (Jam)

Gambar 4 Gambar 5
Efisiensu Konsentrasi NO2-N Efisiensu Konsentrasi NO3-N

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi
penurunan nitrit paling tinggi sebesar 68,25 % pada penurunan nitrat paling tinggi sebesar 84,01 % pada
waktu tinggal 5 jam dengan konsentrasi nitrit sebesar waktu tinggal 5 jam dengan konsentrasi nitrat sebesar
2,07 mg/l di reaktor drum. Sedangkan pada reaktor 10,54 mg/l di reaktor drum. Sedangkan pada reaktor
kolam pada waktu tinggal 5 jam efisiensi penurunan kolam pada waktu tinggal 5 jam efisiensi penurunan
konsenrasi nitrit sebesar 65,28 % dengan konsentrasi konsenrasi nitrat sebesar 79,27 % dengan konsentrasi
nitrit sebesar 2,26 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa nitrat sebesar 13,66 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa
bakteri yang melekat pada media biofilter pipa PVC bakteri yang tumbuh pada reaktor drum mampu
sarang tawon dan tempurung kelapa pada reaktor drum mengurangi konsentrasi nitrat dengan baik
mampu mengurangi konsentrasi nitrit dibandingkan dibandingkan dengan bakteri yang terdapat pada
dengan reaktor kolam yang tidak terdapat media reaktor kolam. Konsentrasi nitrat pada reaktor kolam
biofilter. Konsentrasi nitrit pada reaktor kolam dan dan reaktor drum yaitu sebesar 10,54 mg/l dan 13,66
reaktor drum yaitu sebesar 2,26 mg/l dan 2,07 mg/l mg/l telah memenuhi baku mutu sesuai dengan
telah memenuhi baku mutu sesuai dengan Peraturan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tahun 2012 yaitu sebesar 30 mg/l. Hal ini
yaitu sebesar 3 mg/l. menunjukkan bahwa lapisan biofilm yang terbentuk
Berdasarkan Gambar 4, konsentrasi nitrit dengan pada reaktor drum telah mengalami proses pematangan
waktu tinggal 1-5 jam memiliki konsentrasi yang kecil dengan baik, sehingga semakin lama waktu tinggal
dibandingkan dengan konsentrasi amonia, hal ini maka penurunan konsentrasi nitrat akan semakin baik.
*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Penelitian Herlambang (2010), menunjukkan 333 mg/l di reaktor drum. Sedangkan pada reaktor
peningkatan efisiensi konsentrasi nitrat setelah kolam pada waktu tinggal 5 jam efisiensi penurunan
dilakukan penambahan suplai udara ke dalam reaktor, konsenrasi amonia sebesar 94,74 % dengan konsentrasi
sehingga proses nitrifikasi dengan produk akhir nitrat COD sebesar 500 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa
berjalan dengan baik. Akibat yang ditimbulkan adalah bakteri yang tumbuh pada reaktor kolam tidak mampu
terganggunya proses denitrifikasi untuk menurunkan mengurangi konsentrasi nitrat dengan baik
konsentrasi nitrat dalam kondisi anaerob. Reaksi dibandingkan dengan bakteri yang terdapat pada
pembentukan nitrat akibat adanya oksigen adalah : reaktor drum yang terdapat media biofilter pipa PVC
- -
NO2 + 1/2O2 NO3 sarang tawon dan tempurung kelapa. Berdasarkan
- Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa semakin lama waktu
NH4+ + 2O2 NO3 + 2H+ + H2O tinggal maka penurunan konsentrasi COD akan
Dengan membandingkan penelitian sebelumnya, semakin efektif.
penelitian ini memiliki efisiensi penurunan konsentrasi Pada penelitian yang dilakukan Beata (2010)
nitrat pada reaktor kolam dan reaktor drum yang berjudul Penurunan COD Limbah Tahu Dengan
mencapai 84,01% dan 79,27% menunjukkan bahwa Biofilter Media Kerikil, menunjukkan bahwa efisiensi
proses pengolahan limbah cair tahu dengan kolam penurunan konsentrasi COD paling tinggi sebesar
(pond)-biofilm media biofilter pipa pvc sarang tawon 87,98 % pada waktu tinggal 96 jam dengan debit
dan tempurung kelapa disertai penambahan lumpur influent 25 ml/menit. Pada penelitian ini efektif
IPAL Tahu dan Ecotru. Hal ini menunjukkan bahwa mengubah pH menjadi netral, selain itu efisiensi COD
mikroorganisme yang melekat pada media biofilter dengan pengolahan biofilter anaerob dapat mencapai
pipa pvc sarang tawon dan tempurung kelapa maupun 76,24 % - 87,90 %.
mikroorganisme pertumbuhan tersuspensi mampu 3.2.5 Pengukuran Nilai pH dan Suhu
menurunkan konsentrasi nitrat pada kondisi anaerobik, 7.40 30
nitrat direduksi menjadi nitrit yang selanjutnya hasil 7.35
reduksi tersebut dilepaskan sebagai gas nitrogen 7.30
25
(Herlambang dan Marsidi, 2003). 7.25
20
3.2.4 Pengukuran Konsentrasi COD 7.20

Suhu (C)
7.15 15
pH

98%
7.10
Efisiensi Konsentrasi COD (%)

96% 10
7.05
94% 7.00
5
92% 6.95
6.90 0
90%
Reaktor Kolam 1 2 3 4 5
88% Waktu Tinggal (Jam)
Reaktor Drum
Reaktor Drum Reaktor Kolam Suhu
86%
84% Gambar 7
1 2 3 4 5 Hubungan Nilai pH dan Suhu Terhadap Waktu Tinggal
Waktu Tinggal (Jam)

Gambar 6 Berdasarkan Gambar 7, nilai pH tertinggi sebesar


Efisiensu Konsentrasi COD 7,18 pada waktu tinggal 5 Jam di reakto kolam dan
suhu limbah cair yang diuji mulai dari waktu tinggal 1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi Jam-5 Jam tetap konstan yaitu 25C. Nilai pH dan suhu
penurunan COD paling tinggi sebesar 96,49 % pada pada saat pengolahan telah memenuhi standar baku
waktu tinggal 5 jam dengan konsentrasi COD sebesar mutu seuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Golongan II dengan nilai 5. SARAN
pH sebesar 6,0-9,0 dan suhu sebesar 40C. Nilai pH air Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
digunakan untuk mengekspresikan kondisi keasaman saran dari Peneliti yaitu:
(konsentrasi ion hidrogen) air limbah. Skala pH 1) Perlunya penelitian lanjutan dengan kolam (pond)
berkisar antara 1-14; kisaran nilai pH 1-7 termasuk biofilm dengan media biofilter pipa pvc sarang
kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH tawon dan tempurung kelapa disertai penambahan
7 adalah kondisi netral. Limbah cair industri tahu pengembangan bakteri dengan metode yang
mempunyai nilai pH sebesar 4,55. Kisaran pH yang berbeda.
dapat ditoleransi tanaman air dan mikroorganisme 2) Perlunya penelitian lanjutan dengan kolam (pond)
adalah antara 59, jadi jika tidak diolah terlebih dahulu biofilm dengan media biofilter yang berbeda
akan mencemari lingkungan (Ratnani, 2011). dengan penambahan blower pada reaktor kolam,
5. KESIMPULAN sehingga suplai oksigen di reaktor optimal.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan 3) Perlunya penelitian lanjutan kolam (pond)
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : biofilm dengan media biofilter pipa pvc sarang
1) Pengaruh waktu tinggal terhadap penurunan tawon dan tempurung kelapa menggunakan variasi
konsentrasi nitrat (NO3-N), nitrit (NO2-N) dan debit yang berbeda
COD dalam limbah cair tahu. Semakin lama waktu
tinggal air limbah di dalam reaktor, maka semakin DAFTAR PUSTAKA
besar pula efisiensi penurunan konsentrasi yang
dihasilkan. Laju rata-rata penurunan konsentrasi Anonim. 2012.
amonia, nitrit, nitrat dan COD secara berturut-turut Mitraperkasa.blogspot.com/2012/12/ecotru.
sebesar 4,38 mg/l/jam, 0,85 mg/l/jam, 10,45 Diakses Pada Tanggal 30 Juni 2014.
mg/l/jam dan 1800 mg/l/jam untuk reaktor kolam. Afandi, Y.V., 2003. Uji Penurunan Kandungan Nitrat
Sedangkan untuk reaktor drum laju penurunan dan Fosfat oleh Alga Hijau (Chlorella sp) secara
konsentrasi amonia, nitrit, nitrat dan COD secara Kontinyu, Jurusan Teknik Lingkungan ITS,
berturut-turut sebesar 4,50 mg/l/jam, 0,88 Surabaya.
mg/l/jam, 11,07 mg/l/jam dan 1833,34 mg/l/jam. Agustian, J. 2003. Immobilization of Activated Sludge
2) Efisiensi penurunan nitrat (NO3-N), nitrit (NO2-N) in A Column Type Upflow Anaerobic Sludge
dan COD tertinggi sebesar 84,01%, 68,25% dan Blanket Reactor. Majalah IPTEK. Vol.14 No.4
96,49% pada waktu tinggal 5 jam dalam reaktor Hal 185-192.
drum, sedangkan pada reaktor kolam efisiensi Alaerts, G dan Santika, SS. 1984. Metode Penelitian
penurunan nitrat (NO3-N), nitrit (NO2-N) dan Air. Usaha Nasional. Surabaya.
COD tertinggi sebesar 79,27%, 65,28% dan Aswadi, M. 2011. Pemodelan Fluktuasi Nitrogen
94,74% dengan waktu tinggal 5 jam. Pengaruh (Nitrit) Pada Aliran Sungai Palu. Jurnal Ilmiah
waktu tinggal terhadap penurunan konsentrai SMARTek. Fakultas Teknik. Universitas
amonia (NH3-N) tidak menunjukkan hasil yang Tadulako. Palu.
optimal karena hasil pengukuran tidak stabil. Balch, W, E. Schoberlh, S., Tanner, R, S dan Wolfe
Namun efisiensi tertinggi konsentrasi amonia R,S. 1977. Acetobacterium, A New Genus of
(NH3-N) sebesar 80,63% pada waktu tinggal 5 jam Hydrogen Oxidizing, Carbon dioxide-Reducing,
di reaktor drum, sedangkan pada reaktor kolam Anaerobic Bacteria.
efisiensi penurunan konsentrasi amonia (NH3-N) Brigden, K. and Stringer, R. 2000, Ammonia
tertinggi sebesar 78,40% pada waktu tinggal 5 jam and Urea Production : Incidents of Ammonia
Release From The Profertil Urea and Ammonia
Facility, Bahia Blanca, Argentina, Greenpeace
Research Laboratories, Departement of
Biological Science University of Exeter, UK.

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Chasanah, A.N. 2007. Efektifitas Biofilm Jamilah, I. Syafruddin dan Mirzawati. 1998.
Pseudomonas putida Dengan Medium Pembentukan dan Kontrol Biofilm Aeromonas
Pendukung Pipa PVC dan Tempurung Kelapa Hydroplila pada Bahan Plastik dan Kayu.
Untuk Menurunkan Kadar Kromium (Cr) Limbah Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian
Cair Industri Penyamakan Kulit. FMIPA. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Kusuma, B, A. 2013. Penurunan Kadar BOD dan
Effendi H. 2003. Telaahan Kualitas Air Bagi Amonia Pada Air Limbah Tahu Menggunakan
Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Teknologi Biofilm dengan media Filter Bunga
Perairan. Kanisius, Yogyakarta. Pinus, Potongan Bambu dan Bioball. Laporan
Ekasari, S.R. 2013. Penyisihan Amonia dari Air Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas
Limbah Menggunakan Gabungan Proses Diponegoro.
Membran dan Oksidasi. Laporan Tesis. Fakultas Manahan,S,E. 1994. Environmental Chemistry 6th .
Teknik. Universitas Indonesia. Lewis Publisher. USA.
Eckenfelder, W. 2000. Industrial Water Pollution Metcalf dan Eddy. 2003.Wastewater Engineering :
Control 3rd Edition. International Edition. Mc Treatment, Disposal and Reuse, 4th.McGraw Hill
Graw Hill Book Higher Education. Singapore. Book Co.New York.
Esmiralda, H. 2011. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Pandebesie, E.S., dan Susi Agustina, W., 2004. Inhibisi
Industri Tahu Terhadap Ikan Mas (Cyprinus Nitrat Terhadap Pertumbuhan Algae Hijau
carpio Lin). Jurusan Teknik Lingkungan (Chlorella sp). Jurnal Rekayasa Perencanaan,
Fakultas. Universitas Andalas. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit VETERAN JATIM.
Kanisius. Yogyakarta. Pelczar, Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2.
Grady, C.P.L and Lim, H.C.(1980). Biological Jakarta: Universitas Indonesia.
Wastewater Treatment, Marcel Dekker Inc. New Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
York. Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Gray, N.F. 2004. Biology of Wastewater Treatment Bagi Kegiatan Industri.
(Second Edition). Imperial College Press. Pohan, N. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri
University of Dubliin. Ireland Tahu dengan Proses Biofilter Aerobik. Laporan
Henze, Mogens, Poul Harremoes, Jes La Cour Jansen Tesis. Fakultas Teknik. Universitas Sumatra
dan Erik Arvin. 1995. Wastewater Treatment Utara.
Biological dan Chemical Processes. Springer- Pribadi, A. 2008. Pengaruh Konsentrasi COD dan
Verlag. Jerman. Amonia (NH3) Terhadap Penyisihan Nitrogen
Herlambang, A, Widayat, W, Suprihatin. 2010. Pada Pengolahan Limbah Cair Dengan Metode
Penyisihan Amonia dalam Upaya Meningkatkan Simultaneous Nitrification Denitrification.
Kualitas Air Baku PDAM-IPA Bojong Renged Program Studi Teknik Lingkungan. FAkultas
dengan Proses Biofiltrasi Menggunakan Media Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Plastik Tipe Sarang Tawon. JAI VOL: 6 (2010). Ratnani, R. 2011. Kecepatan Penyerapan Zat Organik
No : 1. Pada Limbah Cair Industri Tahu Dengan Lumpur
Herlambang, A dan Marsidi, R. 2003. Proses Aktif. Momentum Vol. 7 No. 2 Oktober 2011 :
Denitrifikasi Dengan Sistem Biofilter Untuk 18 24. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik.
Pengolahan Air Limbah Yang Mengandung Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Nitrat. BPPT. Jakarta. Retnosari, A.E.P., 1998.Dekonsentrasi Amonium dan
Husin, A. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Nitrat oleh Duckweed. Jurusan Teknik
dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor Fixed- Lingkungan ITS, Surabaya.
Bed. Laporan Tesis. Fakultas Teknik. Universitas
Sumatera Utara.

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Rittman, B, E dan McCarty. 2001. Environmental Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar
Biotechnology : Principle and Apllications. dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis.
McGraw Hill International Ed. New York. Penerbit Alumni. Bandung.
Riza, A. 2013. Studi Pengaruh Wktu Tinggal dan Surya, E. 2007. Hubungan Konsentrasi Nitrat Terhadap
Pengolahan Ganda Terhadap Parameter Perubahan Parameter COD di Sungai Progo.
Amoniak, Nitrit dan Nitrat Lindi Dengan Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas
Biofilter Sistem Anaerob-Aerob. Program Studi Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik. UNDIP. Suyata, I. 2009. Penurunan Kadar Amonia, Nitrit dan
Semarang. Nitrat Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan
Said, N.I, Arie Herlambang dan Wahyu Hidayat. 2002. Arang Aktif dari Ampas Kopi. Program Studi
Teknologi Pengolahan Air Limbah. BBPT. Kimia. Jurusan MIPA, Fakultas Sains dan
Jakarta. Teknik. UNSOED. Purwokerto.
Said, N, I. dan Tresnawaty, R. 2001. Penghilangan Tchobanoglous, George and Franklin L., Burton. 2003.
Amonia di dalam Air Baku Air Minum dengan Wastewater Engineering - Treatment and reuse
Proses Biofilter Tercelup Menggunakan Media (4th edition), Mc Graw Hill Inc. Singapura.
Plastik Sarang Tawon. Jurnal Teknologi Valupadas, P. 1999. Wastewater Management Review
Lingkungan, Vol.2.Fakultas Teknik Universitas for Fertilizer Manufacturing Sector,
Trisakti. Environmental Science Division, Environmental
Said, N, I. dan Firly. 2005. Uji Performance Biofilter Service.
Anaerobik Unggun Tetap Menggunakan Media Yuniarti, S. 2006. Pengolahan Air Limbah Tahu
Biofilter Sarang Tawon Untuk Pengolahan Air Menggunakan Reaktor Anaerob Bersekat Dan
Limbah Rumah Potong Ayam. JAI. Vol.1, No.3. Aerob. Program Magister Ilmu Lingkungan.
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro.
Lingkungan. BPPT. Semarang.
Said, N, I. dan Ruliasih. 2005. Tinjauan Aspek Teknis Yuniasari, D. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri
Pemilihan Media Biofilter Untuk Pengolahan Air Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Serta Molase
Limbah. JAI. Vol.1, No.3. Pusat Pengkajian dan Dengan C/N Rasio Berbeda Terhadap Profil
Penerapan Teknologi Lingkungan. BPPT. Kualitas Air, Kelangsungan Hidup, Dan
Said, N, I. dan Wahjono, D.H. 1999. Teknologi Pertumbuhan Udang Vaname litopenaeus
Pengolahan Air Limbah Tahu-Tempe Dengan vannamei. Departemen Budidaya Perairan.
Proses Biofilter Anaerob dan Aerob. Direktorat Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut
Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Pertanian Bogor.
Teknologo Informasi, Energi, Material dan
Lingkungan. BPPT.Jakarta.
Sihaloho, W, S. 2009. Analisa Kandungan Amonia
Dari Limbah Cair Inlet dan Outlet Dari Beberapa
Industri Kelapa Sawit. Karya Ilmiah. FMIPA.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sudarno. 2012. Perkembangan Biofilm Nitrifikasi Di
Fixed Bed Reactor Pada Salinitas Tinggi. Jurnal
Presipitasi Vol. 9 No.1 Maret 2012, ISSN 1907-
187X. Program Studi Teknik Lingkungan.
Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro.
Semarang.

*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

You might also like