You are on page 1of 6

Peningkatan Keaktifan Siswa ....

(Prabaria Vesca Yulianandra) 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN


SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) KELAS X MULTIMEDIA
SMK NEGERI 1 MAGETAN
INCREASE IN STUDENT LEARNING ACTIVITIES ON DIGITAL SIMULATION WITH
COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
IN X MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 MAGETAN

Oleh: Prabaria Vesca Yulianandra (vescay.prabaria@gmail.com)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Simulasi
Digital menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas X
Multimedia SMK Negeri 1 Magetan. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas (classroom
action research) menggunakan model spiral Kemmis & Taggart. Penelitian yang dilakukan terdiri atas dua siklus
dimana setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Magetan. Subyek penelitian yaitu siswa kelas X Multimedia yang berjumlah 37 siswa. Obyek dalam
penelitian ini yaitu peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Simulasi Digital khususnya pada pokok
bahasan penerapan fitur aplikasi pengolah simulasi visual tahap paska produksi. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu
metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keaktifan siswa pada
pertemuan pertama siklus I sebesar 60,52%. Persentase keaktifan tersebut meningkat pada pertemuan kedua siklus I
sebesar 78,57%. Rata-rata persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu sebesar 69,55%. Pada pertemuan pertama
siklus II, persentase keaktifan siswa sebesar 66,31%. Pada pertemuan kedua siklus II, persentase keaktifan siswa
meningkat menjadi 82,05%. Rata-rata persentase keaktifan siswa pada siklus II yaitu 77,41%. Berdasarkan uraian
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas X Multimedia pada mata pelajaran Simulasi Digital.

Kata Kunci: Keaktifan, Simulasi Digital, Numbered Heads Together (NHT)

Abstract
The purpose of this research was to determine the increase of student learning activities on Digital
Simulation with cooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) in X Multimedia SMK Negeri 1
Magetan. The type of this research was classroom action research using Kemmis & Taggart spiral model. The
research consisted of two cycle which each cycle consisted of four steps including planning, acting, observing, and
reflecting. The research took place at SMK Negeri 1 Magetan. The subjects of this research were 37 students of
class X Multimedia. The object of this research was the increase of student learning activities on Digital Simulation
particularly on the lesson applying features of visual simulation software in pasca production. Data collecting
method used in this research were observation, documentation, and field note. Data analysis technique used in this
research was descriptive qualitative. The results of this research showed the percentage of student learning
activities on the first lesson of the first cycle was 60,52%. The percentage increased on the second lesson of first
cycle to 78,57%. The average percentage of first cycle was 69,55%. On the first lesson of second cycle the
percentage of student learning activities was 66,31%. The percentage increased on the second lesson of second
cycle to 77,41%. Based on the explanation above, it can be concluded that cooperative learning model type
Numbered Heads Together (NHT) can increace the student learning activities on Digital Simulation in X
Multimedia.

Keywords: Student Activities, Digital Simulation, Numbered Heads Together (NHT)

PENDAHULUAN pada lingkungan belajar yang bertujuan untuk


Pendidikan tidak terlepas dari istilah memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
pembelajaran karena pembelajaran merupakan Proses pembelajaran yang baik dan berkualitas
proses interaksi peserta didik dengan pendidik akan membantu siswa untuk lebih mudah
2 Jurnal Pendidikan Teknik Informatika Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

mencapai hasil belajar yang baik. Agar memberi baik fisik, mental, maupun sosial (E. Mulyasa,
hasil yang baik maka kegiatan pembelajaran 2010: 256).
harus dilakukan secara interaktif, menyenangkan, Pembelajaran kooperatif merupakan tim
menginspirasi siswa, menantang, memotivasi kerja yang sangat terstruktur yang fokus terhadap
secara aktif, memberi ruang bagi kreativitas dan pemecahan masalah. Apabila dibimbing secara
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, efektif oleh guru, pembelajaran kooperatif dapat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta mengarah pada pembelajaran mendalam, cara
didik. berpikir kritis, dan perubahan paradigma cara
Proses pembelajaran pada mata pelajaran berpikir siswa (Millis, 2010). Salah satu varian
Simulasi Digital kelas X Multimedia belum dapat dari model pembelajaran kooperatif yaitu
berlangsung secara efektif dan berkualitas karena Numbered Heads Together (NHT). NHT
masih terdapat beberapa permasalahan yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif dimana
datang dari guru maupun siswa. Permasalahan siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-
yang datang dari siswa yaitu keterbatasan fasilitas kelompok kecil yang terdiri atas 3-5 siswa.
laptop atau komputer pribadi, kurangnya Pembelajaran kooperatif tipe NHT dirancang
partisipasi aktif saat kegiatan belajar-mengajar, untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam
kurangnya interaksi antar siswa maupun interaksi pembelajaran dan dapat digunakan sebagai
siswa-guru, siswa yang mudah kehilangan fokus alternatif terhadap struktur kelas tradisional
saat kegiatan praktik individu, dominasi siswa (Trianto, 2010: 82).
tertentu saat kegiatan diskusi, siswa malas aktif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mencari sumber belajar selain guru dan malas mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa
mengeksplorasi materi. Permasalahan yang kelas X Multimedia SMK Negeri 1 Magetan pada
datang dari guru yaitu pemilihan metode mata pelajaran Simulasi Digital khususnya pada
pembelajaran yang kurang tepat sehingga materi penerapan aplikasi pengolah simulasi
kegiatan belajar-mengajar dianggap siswa kurang visual tahap paska produksi dengan model
menarik. pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Berdasarkan beberapa permasalahan pada Together (NHT).
pembelajaran Simulasi Digital pada kelas X
Multimedia, diketahui bahwa beberapa METODE PENELITIAN
permasalahan sangat terkait dengan keaktifan Jenis penelitian ini adalah penelitian

siswa. Keaktifan merupakan salah satu hal tindakan kelas menggunakan model spiral

mendasar yang dituntut untuk ada saat kegiatan Kemmis-Taggart yang terdiri atas dua siklus

pembelajaran. Suatu pembelajaran dikatakan dimana setiap siklus terdiri atas 4 langkah, yaitu

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi

sebagian besar peserta didik (setidak-tidaknya (Rochiati Wiriaatmadja, 2009: 66). Penelitian

75%) terlibat kegiatan pembelajaran secara aktif dilaksanakan di SMK Negeri 1 Magetan pada
Peningkatan Keaktifan Siswa .... (Prabaria Vesca Yulianandra) 3

semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang kedua yaitu berdiskusi sebesar 87,84%, disusul
berlangsung mulai Februari 2014 hingga April secara berurutan oleh bertukar jawaban sebesar
2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas X 70,61%, mencatat hasil diskusi sebesar 68,92%,
Multimedia SMK Negeri 1 Magetan yang bertanya sebesar 60,81%, menjawab pertanyaan
berjumlah 37 orang pada pembelajaran Simulasi sebesar 56,76%, dan berpendapat dan memberi
Digital. tanggapan sebesar 52,03%. Berdasarkan data di
Metode pengumpulan data yang atas, diketahui bahwa persentase keaktifan siswa
digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, pada pertemuan pertama siklus I yaitu 60,52%.
dokumentasi, dan catatan lapangan. Instrumen Persentase tersebut meningkat pada pertemuan
yang digunakan berupa lembar observasi kedua siklus I menjadi 78,57%. Berdasarkan
penilaian sikap yang telah divalidasi oleh dosen keseluruhan perolehan persentase keaktifan
ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu siswa, dihasilkan persentase rata-rata keaktifan
analisis deskriptif kualitatif. siswa pada siklus I sebesar 69,55%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keaktifan Siswa Siklus II


Keaktifan Siswa Siklus I Keaktifan siswa pada pembelajaran
Keaktifan siswa pada pembelajaran Simulasi Digital siklus I pada masing-masing
Simulasi Digital siklus I pada masing-masing indikator yang diamati tertera pada Tabel 2.
indikator yang diamati tertera pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa terjadi
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa terjadi peningkatan keaktifan pada tiap-tiap indikator per
peningkatan keaktifan pada tiap-tiap indikator per pertemuan pada siklus II.
pertemuan pada siklus I. Tabel 2. Rekapitulasi Keaktifan Siswa Per
Tabel 1. Rekapitulasi Keaktifan Siswa Per Indikator Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-
Indikator Siklus I No
Indikator yang
Rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata- Diamati Skor % Skor %
Indikator yang %
No Rata
Diamati Skor % Skor % 1 Bertanya 84 60,00 100 69,44 60,81
%
Menjawab 79 56,43 113 78,47 56,76
1 Bertanya 79 53,38 101 68,24 60,81 2
Pertanyaan
Menjawab 77 52,03 91 61,49 56,76
2 Mengerjakan 134 95,71 139 96,53 89,86
Pertanyaan 3
Tugas
Mengerjakan 132 89,19 134 90,54 89,86
3 4 Berdiskusi 127 90,71 139 96,53 87,84
Tugas
Bertukar 113 80,71 136 94,44 70,61
4 Berdiskusi 123 83,11 137 92,57 87,84 5
Jawaban
Bertukar 75 50,68 134 90,54 70,61
5 Mencatat Hasil 84 60,00 138 95,83 68,92
Jawaban 6
Diskusi
Mencatat Hasil 77 52,03 127 85,81 68,92
6 7 Berpendapat 66 47,14 85 59,03 52,03
Diskusi
dan Memberi
7 Berpendapat 64 43,24 90 60,81 52,03 Tanggapan
dan Memberi
Rata-Rata 77,41
Tanggapan
Rata-Rata 69,55
Pada siklus II, indikator yang memiliki
Indikator dengan rata-rata persentase rata-rata persentase keaktifan siswa paling tinggi
keaktifan paling tinggi pada siklus I yaitu yaitu mengerjakan tugas dengan persentase
sebesar 96,12%. Indikator pada urutan kedua
mengerjakan tugas sebesar 89,86%. Indikator
yaitu berdiskusi sebesar 93,62%, disusul secara
4 Jurnal Pendidikan Teknik Informatika Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

berturut-turut oleh bertukar jawaban sebesar Peningkatan keaktifan siswa secara umum dari
87,58%, mencatat hasil diskusi sebesar 77,92%, siklus I ke siklus II dapat dilihat pada diagram
menjawab pertanyaan sebesar 67,45%, bertanya
pada Gambar 2.
sebesar 64,72%, dan terakhir yaitu berpendapat
dan memberi tanggapan sebesar 53,09%.
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa
persentase keaktifan siswa pada pertemuan
pertama siklus II yaitu 66,31%. Persentase
tersebut meningkat pada pertemuan kedua siklus
II menjadi 82,05%. Berdasarkan keseluruhan
perolehan persentase keaktifan siswa, dihasilkan
persentase rata-rata keaktifan siswa pada siklus II
sebesar 77,41%.

Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus I dan Gambar 2. Diagram Keaktifan Siswa Siklus I dan
Siklus II Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian, keaktifan
Sesuai dengan pendapat yang dinyatakan
siswa mengalami peningkatan pada tiap indikator
oleh E. Mulyasa, pembelajaran dikatakan berhasil
yang diamati dari siklus I ke siklus II.
dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian
Peningkatan keaktifan siswa pada masing-masing
besar peserta didik (setidak-tidaknya 75%)
indikator dari siklus I ke siklus II dapat dilihat
terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun
pada Gambar 1.
sosial dalam pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada mata pelajaran Simulasi
Digital telah meningkatkan keaktifan siswa
hingga mencapai kriteria keaktifan di atas. Selain
itu, siswa juga dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran, baik fisik, mental, maupun sosial.
Keaktifan siswa secara fisik terlihat dari aktivitas
Gambar 1. Diagram Keaktifan Siswa Siklus I dan
Siklus II pada Masing-Masing Indikator yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran,
Keaktifan yang Diamati
seperti bertanya, mempraktikkan materi yang
Selain keaktifan siswa per indikator, diberikan untuk menyelesaikan tugas, menjawab
keaktifan siswa secara umum juga mengalami pertanyaan, berdiskusi, memberikan jawaban
peningkatan. Keaktifan siswa pada siklus I kepada teman, mengungkapkan pendapat,
dengan persentase sebesar 69,55% meningkat menyampaikan hasil diskusi, dan mencatat hasil
menjadi 77,41% pada siklus II. Pencapaian pekerjaan. Keaktifan siswa secara mental
keaktifan siswa yang melebihi indikator ditunjukkan melalui aktivitas berpikir dan
keberhasilan yaitu 75% menandakan bahwa menyelesaikan permasalahan selama proses
penelitian tindakan kelas telah berhasil. pembelajaran. Selain fisik dan mental, siswa juga
Peningkatan Keaktifan Siswa .... (Prabaria Vesca Yulianandra) 5

aktif secara sosial karena selama pembelajaran Selain peningkatan keaktifan siswa, aspek-aspek
siswa berinteraksi dengan teman dan guru. Siswa penting pada pembelajaran kejuruan, yaitu hands-
terutama aktif berinteraksi dengan teman- on, minds-on, dan hearts-on juga dapat terpenuhi.
temannya dalam kelompok.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN

kejuruan, sesuai dengan hasil penelitian tindakan Simpulan


Berdasarkan data hasil penelitian, dapat
kelas yang dilakukan, aspek hands-on siswa
disimpulkan bahwa:
dilatih agar menjadi lebih terampil. Siswa
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
melakukan kegiatan praktik dengan kegiatan
Heads Together (NHT) dapat meningkatkan
mencoba berulang kali hingga dapat
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
menyelesaikannya. Selain aspek hands-on yang
Simulasi Digital, baik itu keaktifan fisik,
semakin terasah, aspek minds-on siswa juga
mental, maupun sosial siswa. Keaktifan
mengalami peningkatan. Siswa mendapatkan
tersebut diwujudkan dalam beberapa aktivitas
pengetahuan dan wawasan lebih banyak dengan
yang diamati saat penelitian, yaitu bertanya,
belajar bersama temannya. Di samping aspek
menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas,
hands-on dan aspek minds-on, aspek yang juga
berdiskusi, bertukar jawaban, mencatat, dan
penting bagi pembelajaran kejuruan yaitu aspek
berpendapat dan memberikan tanggapan.
hearts-on. Aspek hearts-on berkaitan dengan
2. Keaktifan siswa pada pembelajaran Simulasi
karakter yang dimiliki oleh siswa. Pada
Digital mengalami peningkatan. Pada siklus I,
pembelajaran Simulasi Digital menggunakan
keaktifan siswa meningkat dari 60,52% pada
NHT, siswa dilatih untuk memiliki sikap berani,
pertemuan pertama menjadi 78,57% pada
percaya diri, menghargai temannya, bertanggung
pertemuan kedua. Pada siklus II, keaktifan
jawab pada tugasnya, kemampuan berinteraksi
siswa meningkat dari 66,31% pada pertemuan
sosial, dan terutama bekerjasama.
pertama menjadi 82,05% pada pertemuan
Berdasarkan uraian di atas, dapat
kedua. Keaktifan siswa secara umum
disimpulkan bahwa penggunaan model
mengalami peningkatan dari 69,55% pada
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
siklus I menjadi 77,41% pada siklus II.
Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 1
Numbered Heads Together (NHT) pada mata
Magetan pada mata pelajaran Simulasi Digital.
pelajaran Simulasi Digital dapat memenuhi
Keaktifan yang dicapai oleh siswa memenuhi
pembentukan aspek-aspek penting pada
kriteria keaktifan yang dibutuhkan untuk
pembelajaran kejuruan, yang meliputi aspek
mencapai pembelajaran yang berkualitas sesuai
hands-on, minds-on, dan hearts-on.
dengan pendapat yang dikemukakan oleh E.
Mulyasa, yaitu minimal 75% dari seluruh siswa. Saran
.

You might also like