Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Peningkatan kompetensi guru terkait dengan profesionalismenya, harus
dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Negara
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya serta Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya untuk
kenaikan karir dan kepangkatannya. Tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kelanjutan
dari Program Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan
kompetensi guru yang ditunjukkan dengan kenaikkan capaian nilai UKG dengan
rata-rata nasional yaitu 70.
Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
melibatkan berbagai macam pihak. Bentuk pelibatan dilakukan dengan berbagai
cara seperti memberikan dukungan bagi terselenggaranya Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, baik dalam moda tatap muka, dalam
jejaring (daring) murni, maupun daring kombinasi. Salah satu komponen yang
terlibat dalam penyelenggaraan program ini adalah Instruktur
Nasional/Mentor.
Bentuk pelibatan Instruktur Nasional/Mentor dalam Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan ini merupakan salah satu amanah seperti yang
tertuang pada Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
17 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi Dan
Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah bahwa bagi guru
yang mendapat tugas tambahan sebagai narasumber nasional/instruktur
nasional/tim pengembang/mentor untuk Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan atau pelaksanaan diklat kurikulum, memiliki beban mengajar
paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu untuk mata pelajaran
yang diampu, sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya.
Dalam hal guru yang mendapat tugas tambahan sebagai narasumber
nasional/instruktur nasional/tim pengembang/mentor pada program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan minimal satu kali, maka guru
tersebut memiliki beban mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka
per minggu untuk mata pelajaran yang diampu, sesuai dengan sertifikat pendidik
yang dimilikinya.
Laporan hasil fasilitasi ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban
instruktur nasional/mentor yang telah selesai melaksanakan kegiatan mengajar
pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah membimbing dan memfasilitasi peserta pada
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sehingga dapat menjadi
peserta yang aktif, belajar secara individu sesuai kebutuhan, dan juga dapat
saling berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan dan pengalaman dengan
peserta lainnya sehingga dapat meningkatkan kompetensinya.
BAB II
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
A. Peserta
Peserta yang telah mengikuti kelas moda tatap muka kombinasi kelompok
kompetensi B dan C adalah sejumlah 20 orang guru. Data lengkap peserta
terlampir.
C. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan berupa uraian tentang:
1. Seluruh peserta dapat menyelesaikan kegiatan PKB sampai tuntas dan berhak
mengikuti tahap selanjutnya yaitu post test KK B dan KK C
2. Nilai Sementara yang diperoleh peserta . Data terlampir
3. Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh peserta secara umum, ada
beberapa LK yang membutuhkan alat yang tidak dimiliki di wilayah kami,
contohnya alat muai Musschenbroek, sehingga kami hanya belajar praktikum
tentang pemuaian padat ini melalui video tutorial.
NO WAKTU KEGIATAN
1 08.00-08.45 Presentasi hasil kerja peserta
2 08.45-09.30 Presentasi hasil kerja peserta
3 09.30-10.15 Presentasi hasil kerja peserta
10.15-10.30 ISTIRAHAT
4 10.30-11.15 Presentasi hasil kerja peserta
5 11.15-12.00 Presentasi hasil kerja peserta
12.00-13.00 ISTIRAHAT
6 13.00-13.45 Presentasi hasil kerja peserta
7 13.45-14.30 Presentasi hasil kerja peserta
8 14.30-15.15 Presentasi hasil kerja peserta
15.15-15.45 ISTIRAHAT
9 15.45-16.30 Refleksi
10 16.30-17.15 Rencana Tindak Lanjut
BAB III
KESIMPULAN