You are on page 1of 4

KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pengertian
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan
actual dan potensial dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dia
mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan.
Kewanangan tersebut didasarkan pada standar praktek keperawatan dan etik keperawatan
yang berlaku di Indonesia
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan perawat.
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan
sebagai defenisi karakteristik. Definisi karakteristik tersebut dinamakan Tanda dan
gejala, Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang
dirasakan oleh klien.
Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk
mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalakan(NANDA Internasional,
2007)
Diagnosa keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien terhadap masalah
kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau penyakit.
Tujuan Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama dalam
memahami kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan kesehatan.
Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa yang mereka lakukan sendiri,
dengan profesi pelayanan kesehatan yang lain, dan masyarakat.
Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara pelayanan kesehatan lain.
Membantu perawat berfokus pada bidang praktik keperawatan.
Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.
PERBEDAAN DIAGNOSA MEDIS DAN PERAWATAN
Diagnosa Medis
Fokus: Faktor-faktor pengobatan penyakit
Orientasi: Keadaan patologis
Cenderung tetap, mulai sakit sampai sembuh
Mengarah pada tindakan medis yang sebagai dilimpahkan kepada perawat
Diagnosa medis melengkapi diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Fokus: reaksi/ respon klien terhadap tidakan keperawatan dan tindakan medis/ lainya
Orientasi: kebutuhan dasar individu
Berubah sesuai perubahan responden klien
Mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan dan evaluasinya
Diagnosa keperawatan melengkapi diagnosa medis
Langkah-langkah dalam diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi:
1. Klasifikasi dan Analisa Data
2. Interpretasi Data
3. Validasi Data
4. Perumusan Diagnosa Keperawatan
1. KLASIFIKASI DAN ANALISA DATA
Pengelompokan data adalah mengelompokan data-data klien atau keadaan tertentu dimana
klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahnnya. Setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah
klien dan merumuskannya. Pengelompokan data dapat disusun berdasarkan pola respon
manusia ( taksomi NANDA ) dan atau pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982).
PENGGOLONGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESPON MANUSIA (TAKSONOMI NANDA I): 9 pola
Pertukaran
Komunikasi
Berhubungan
Nilai nilai
Pilihan
Bergerak
Penafsiran
Pengetahuan
Perasaan
POLA FUNGSI KESEHATAN: 11 pola (Gordon, 1982 cited in Asih, 1994)
Persepsi Kesehatan: pola penatalaksanaan kesehatan
Nutrisi: pola metabolisma
Pola eliminas
Aktifitas: pola latihan
Kognitif: pola istirahat
Kognitif: pola perseptual
Persepsi diri: pola konsep diri
Peran: pola berhubungan
Seksualitas: pola reproduktif
Koping: pola toleransi stress
Nilai: pola keyakinan
2. IDENTIFIKASI
Dari daftar data yang dikumpulkan, maka perawat dapat mengidentifikasi daftar kebutuhan
dan masalah klien dengan menggambarkan adanya suatu sebab-akibat yang dapat
digambarkan sebagai pohon masalah (Problem Tree).
POHON MASALAH
Langkah-langkah dalam pohon masalah adalah:
Tentukan masalah utama (core problem) berdasarkan identifikasi data subyektif (keluhan
utama) dan obyektif (data-data mayor)
Identifikasi penyebab (E) dari masalah utama.
Identifikasi penyebab dari penyebab masalah utama (akar dari masalah)
Identifikasi penyebab dari penyebab masalah
3. VALIDASI DATA
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan bersama
klien/ keluarga dan atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan
pertanyaan dan peryataan yang reflektif kepada klien / keluarga tentang kejelasan
interpretasi data. ( Iyer, taptich & Bernocchi-Losey, 1996)
Menurut price ada beberapa indikasi pertanyaan tentang respon yang menentukan diagnosa
keperawatan:
Apakah data dasar mencukupi, akurat dan berasal dari beberapa konsep keperawatan?
Apakah data yang signifikan menunjukan gangguan pola?
Apakah ada data-data subyektif dan obyektif mendukung terjadinya gangguan pola pada
klien?
Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan pemahaman ilmu keperawatan dan
keahlian klinik?
Apakah diagnosa keperawatan yang ada dapat dicegah, dikurangi dan diselesaikan
dengan melakukan tindakan keperawatan yang independen?
4. MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan menurut Carpentio (2000) dapat dibedakan menjadi 5 kategori:
(1) Aktual
(2) Resiko
(3) Kemungkinan
(4) Keperawatan welness
(5) Keperawatan Sindrom
1. Aktual:
menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Syarat: menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Syindrom (S) harus
memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagai kriteria minor dari pedoman diagnosa
NANDA.
Misalnya, ada data: muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hari
Diagnosa: Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara
abnormal (Taylor, Lilis & LeMone, 1988, p. 283).
2. Resiko:
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi
(Keliat, 1990)
Syarat: menegakkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur PE (problem dan etiologi).
Penggunaan istilah resiko dan resiko tinggi tergantung dari tingkat keparahan /
kerentanan terhadap masalah.
Diagnosa:Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menerus.
3. Kemungkinan:
menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada
faktor yang dapat menimbulkan masalah (Keliat, 1990).
Syarat menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (Problem)
dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada.
Diagnosa: Kemungkinan gangguan konsep diri: rendah diri/ terisolasi berhubungan dengan
konsep diri.
4. Diagnosa Keperawatan wellness
Diagnosa Keperawatan wellnees (sejahtera) adalah keputusan klinik tentang keadaan
individu, keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat sejahtera yang lebih tinggi. Ada 2 kunci yang harus ada:
(1) Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
(2) Adanya status dan fungsi yang efektif
Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah potensial untuk peningkatan
. Perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini tidak mengandung unsur
faktor yang berhubungan.
Contoh : Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
Hasil yang diharapkan meliputi:
Makan pagi bersama selama 5 hari / minggu
Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga
Menjaga kerahasian setiap anggota keluarga
5. Diagnosa Keperawatan Syndrome
Diagnosa Keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/ timbul karena suatu
kejadian / situasi tertentu. Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah agar perawat
selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan
tindakan keperawatan.
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom:
(1) Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome) pada diagnosa keperawatan
diatas lebih menunjukkan adanya kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa
keperawatan. Tanda dan gejala terserabut meliputi:
- Cemas; takut; sedih; gangguan istirahat dan tidur; dan resiko tinggi nyeri sewaktu
melakukan hubungan seksual.
(2)Resiko sindrom penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)
CONTOH RESIKO SYNDROM PENYALAHGUNAAN
Resiko Konseptual
Resiko perubahan fungsi pernapasaan
Resiko infeksi
Resiko Trombosis
Resiko Gangguan aktivitas
Resiko perlukaanKerusakan mobilisasi fisik
Resiko gangguan proses pikir
Resiko gangguan gambaran diri
Resiko ketidakberdayaan (Powerlessness)
Resiko kerusakan Integritas jaringan

You might also like