You are on page 1of 9

Terapi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogea) terhadap Histopatologi dan

Ekspresi TNF- Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Diabetes Melitus Induksi Multiple Low Dose
Streptozotocin
Expression of TNF- and Histopathology Features of Kidney on Diabetic Rats (Rattus norvegicus)
Induced by Multiple Low Dose Streptozotocin After Peanut Hull (Arachis hypogea) Extract
Nanoparticles Teraphy

Deasy Andini Ersya Putri*, Aulanniam Aulanniam*, Herawati.


Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya.
*Ersyadeasy@gmail.com, *aulani@ub.ac.id

ABSTRAK

Prevalensi diabetes melitus pada pet animal (anjing dan kucing) mencapai 1:100-500 kejadian di dunia.
Hiperglikemia pada diabetes melitus dapat memicu pembentukan keadaan stres oksidatif. Stres oksidatif memiliki
kontribusi dalam komplikasi diabetes melitus. Ekspresi tumor necrosis factor alfa (TNF-) juga meningkat pada
sel-sel ginjal pada pasien diabetik nefropati. Ekstrak kulit kacang tanah memiliki zat aktif luteolin yang berfungsi
sebagai antioksidan yang dapat menetralisir kondisi stres oksidatif dan dapat menurunkan ekspresi tumor necrosis
factor alfa (TNF-). Partikel dalam ukuran nano akan meningkatkan bioavaibilitas obat. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui potensi terapi nanopartikel ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea) terhadap perbaikan
histopatologi dan penurunan ekspresi TNF- ginjal tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi MLD-STZ. Hewan
coba yang digunakan adalah tikus yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan: kontrol negatif; kontrol positif
yang diberi induksi MLD-STZ sebanyak 20 mg/kgBB/hari; perlakuan (1), (2) dan (3) diberi induksi MLD-STZ
sebanyak 20 mg/kgBB/hari diberi terapi nanopartikel ekstrak kulit kacang tanah 250 mg/kgBB/hari, 500
mg/kgBB/hari, 1000 mg/kgBB/hari. Ekspresi TNF- ginjal dihitung dengan progran Immunoratio dan dianalisis
secara kuantitatif dengan One Way ANOVA dengan uji lanjut tukey =0,05. Gambaran histopatologi ginjal
dianalisis secara kualitatif menggunakan mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan nanopartikel ekstrak
kulit kacang tanah (Arachis hypogea) dapat memperbaiki lesi tubular dan ekspansi mesangial glomerulus ginjal
tikus diabetes melitus induksi MLD-STZ dan secara signifikan (P<0,05) menurunkan ekspresi TNF- dengan dosis
efektif 1000 mg/kgBB/hari sebanyak 88,5% terhadap kontrol positif. Kesimpulan penelitian ini adalah nanopartikel
ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea) dapat digunakan sebagai terapi alternatif kerusakan ginjal akibat
diabetes melitus.

Kata kunci : Diabetes melitus, MLD-STZ, TNF-, kulit kacang tanah, ginjal

ABSTRACT

The prevalence of diabetes mellitus in pet animal, especially dogs and cats reached 1: 100-500 in the world.
Hyperglycemia in diabetes mellitus could trigger the formation of reactive oxygen compounds lead to oxidative
stress. Oxidative stress contributed to the complications of diabetes mellitus. Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-)
expression also increased in renal cell in diabetic nephropathy patients. Peanut hull extract has luteolin active
substances that act as antioxidants that can neutralized oxidative stress, also could decrease the amount Tumor
Necrosis Factor Alpha (TNF-) expression. Nanoparticles would increase drug bioavailability. The aim of this
study was to determine therapeutic effects of peanut hull nanoparticles extract (Arachis hypogea) for histopathology
improvement and supression of TNF- expression kidney in rats (Rattus norvegicus) MLD-STZ-induced. The rats
used in this research divided into five groups: negative control; positive control (induced by MLD-STZ 20 mg /
kgBW / day); treatment (3), (4) and (5) given induction MLD-STZ 20 mg / kgBW / day and after that treated by
peanut hull extract nanoparticle 250 mg / kgBW / day, 500 mg / kgBW / day , 1000 mg / kgBW / day. TNF-
expressions in the kidney were calculated by Immunoratio program and quantitatively analyzed by One Way
ANOVA continued with Tukey test =0,5. Histopathologic features of renal qualitatively analyzed using a light
microscope. Results showed that nanoparticles of peanut hull extract (Arachis hypogea) suppressed mesangial cells
expansion and tubular damage in diabetic MLD-STZ-induced rat kidneys; and significantly (P <0.05) decreased the
expressions of TNF- with the effective dose of 1000 mg / kgBW / day as much 88,5 % compare to positive
control. It is concluded that peanut hull (Arachis hypogea) extract nanoparticle can be used as an alternative therapy
for renal damage induced by diabetes mellitus.
Keywords : Diabetes mellitus, MLD-STZ, TNF-, peanut hull, kidney

1
PENDAHULUAN al. (2011) kulit kacang tanah (Arachis hypogea)
memiliki aktifitas antioksidan yang tinggi yaitu
Diabetes Melitus adalah penyakit 61,09% dengan kandungan zat aktif yang
kelainan metabolik yang dikarakteristikkan tertinggi yaitu luteolin. Luteolin memiliki efek
dengan hiperglikemia kronis dalam tubuh antioksidan yang dapat menetralisir Reactive
diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja Oxygen Species (ROS) dan inhibisi pembentukan
insulin maupun keduanya. Hiperglikemia kronis Advanced Glycation End Products (AGEs) yang
pada diabetes melitus akan disertai dengan merupakan penyebab kerusakan ginjal pada
kerusakan dan komplikasi gangguan fungsi kondisi hiperglikemia. Luteolin juga memiliki
beberapa organ tubuh salah satunya ginjal atau efek antiinflamasi yang dapat menurunkan
diabetik nefropati (World Health Organization, ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-)
2006). Diabetes melitus merupakan penyakit yang merupakan sitotoksik terhadap sel ginjal
yang serius pada hewan khususnya pet animal melalui inhibisi pembentukan AGEs (Jain et al.,
atau hewan kesayangan. Rasio kejadian diabetes 2005; Wang, 2016; Wang et al., 2011).
melitus pada anjing yaitu 1:100 (Nelson, 2010), Pemanfaatan kulit kacang tanah sebagai terapi
sedangkan pada kucing menurut Reusch (2010) diabetes melitus tentu akan menekan biaya
yaitu 1:500. karena merupakan sifatnya berupa limbah atau
Tipe diabetes melitus secara umum yaitu hasil samping.
diabetes melitus tipe 1 atau Insulin Dependent Pengubahan ukuran partikel ekstrak
Diabetes (IDD) dan diabetes melitus tipe 2 atau menjadi berukuran nano dapat meningkatkan
Insulin Resistance Diabetes (IRD). Diabetes efisiensi penyerapan dalam tubuh. Senyawa
melitus tipe 1 disebabkan karena adanya bahan aktif ekstrak dengan ukuran nano (50
kerusakan pada sel beta pannkreas dan dapat 500 nm), dengan mudah terserap vili usus
menyebabkan komplikasi pada berbagai organ sehingga meningkatnya bioavabilitasnya
salah satunya ginjal (diabetik nefropati). (Kammona, 2012). Menurut Rosiyana (2012),
Komplikasi disebabkan oleh tingginya partikel dengan ukuran nano yang dilakukan
konsentrasi glukosa darah (hiperglikemia) karena enkapsulasi atau penyalutan dengan kitosan
glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel untuk menyebabkan ekstrak lebih akurat dalam
dimetabolisme menjadi energi. mencapai target. Maka dari itu, pengubahan hasil
Hiperglikemia secara in vivo ekstraksi untuk terapi atau obat menjadi ukuran
menyebabkan meningkatnya berbagai modifikasi yang lebih kecil akan lebih efisien dari sisi
molekuler sehingga terjadi peningkatan radikal bioavaibilitas dan dosis terapi. Melihat potensi
bebas, kondisi ini disebut dengan stres oksidatif kulit kacang tanah (Arachis hypogea) sebagai
yang memiliki kontribusi dalam komplikasi terapi diabetes melitus maka diperlukan
diabetes melitus (Setiawan dkk., 2005). penelitian untuk mengetahui pengaruh kulit
Hiperglikemia menyebabkan terjadinya kacang tanah terhadap penyakit diabetes melitus.
peningkatan Advanced Glycation End Products
(AGEs) yang dapat menyebabkan peningkatan MATERI DAN METODE
permiabilitas kapiler glomerulus sehingga protein
lolos selama proses filtrasi yang ditandai dengan Alat dan Bahan
adanya proteinuria dan albuminuria (Schrier, Alat yang digunakan dalam penelitian ini
2007). Sitokin pro-inflamatori juga dilaporkan yaitu ayakan, magnetic stirrer TOMY, timbangan
meningkat pada pasien diabetes dan jumlahnya digital, mikrotom, staining jar, vortex, freeze
bertambah seiring dengan nefropati karena dryer, gelas ukur, cahaya OLYMPUS BX51,
diabetes, hal ini ditunjukkan dengan DEPs (Dako Envision Peroksidase System),
meningkatnya sitokin Tumor Necrosis Factor yellow tip, spuit 1 mL, mikropipet, micro tube,
Alpha (TNF-) yang dapat diproduksi oleh sel-sel tissue, gunting tajam-tajam, labu erlenmeyer,
ginjal (Navarro et al., 2005). corong kaca, sonde lambung, gelas objek, cover
Herbal medicine saat ini sedang pesat glass, blender, rotary evaporator, kertas saring
berkembang di masyarakat. Kandungan Whatman No. 1, spuit 1 mL injeksi
antioksidan pada tanaman herbal dapat mencegah streptozotocin, glukometer Easy Touch, stick
timbulnya stres oksidatif sehingga dapat glucometer Easy Touch.
meminimalisir komplikasi yang diakibatkan oleh Bahan yang digunakan dalam penelitian
diabetes melitus. Berdasarkan penelitian Win et ini antara lain tikus (Rattus norvegicus) galur

2
Wistar jantan dengan berat badan 150-200 gram Pembuatan Ekstrak Kulit Kacang Tanah
berumur dua bulan, pakan tikus, kulit kacang Kulit kacang dibersihkan dengan air
tanah yang didapat dari pasar di Kota Malang, mengalir untuk membilas tanah yang menempel
metanol 96%, asam asetat 1%, kitosan, sodium kemudian dikering-anginkan pada suhu ruangan
tripoliphospat (STPP) 0,1%, akuades, tween 80, sampai kering seluruhnya (Win et al., 2011).
NaCl fisiologis, Paraformaldehyde (PFA) 4%, Kulit kacang tanah kemudian diblender dengan
parafin, pewarna hematoxylin dan eosin, xylol, kecepatan sedang hingga menjadi serbuk. Serbuk
alkohol absolut, Phospate Buffer Saline (PBS) kemudian diayak untuk memisahkan bagian yang
pH 7,4, hidrogen peroksida (H2O2), masih kasar dengan yang sudah halus. Bagian
streptozotocin, bufer sitrat, Bovine Serum yang masih kasar kemudian diblender kembali
Albumin (BSA) 1%, Mayers hematoxylin, dengan kecepatan sedang. Serbuk kulit kacang
antibodi primer rat anti-TNF-, Antibodi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas beker
sekunder rabbit anti rat berlabel biotin, kemudian ditambahkan metanol 96% dengan
Strepavidin Conjugated Horseadish Peroxidase rasio 1:10, kemudian dihomogenkan dengan
(SAHRP) dan diaminobenzidine (DAB). magnetic stirrer. Sampel disaring dan diambil
filtratnya untuk dilakukan proses penguapan
Persiapan Hewan Coba metanol yang terkandung dalam sampel dengan
Hewan coba menggunakan tikus (Rattus rotary evaporator dengan suhu 60oC selama 24
norvegicus) berusia 2 bulan dengan jenis kelamin jam (Win et al., 2011).
jantan. Tikus diaklimatisasi selama tujuh hari
dengan pemberian ransum basal berasal standar Pembuatan Nanopartikel Ekstrak Kulit Kacang
American Institution of Nutrition (AIN) 93 pada Tanah
Speciality Feeds (2013) dan diberi air minum air Pembuatan nanopartikel ekstrak kulit
suling. Hewan coba dibagi menjadi lima kacang tanah memodifikasi metode Hermanus
kelompok dengan masing- masing kelompok (2012). Hasil ekstrak kemudian dilakukan
terdiri dari empat ulangan antara lain: kontrol penyalutan kitosan lalu dilakukan pengecilan
negatif; kontrol positif yang diberi induksi MLD- partikel dengan ultrasonikator. Sebanyak 1 gram
STZ sebanyak 20 mg/kgBB/hari; perlakuan (1), kitosan dilarutkan dalam 100 mL asam asetat 1%
(2) dan (3) diberi induksi MLD-STZ sebanyak 20 dalam labu erlenmeyer sehingga diperoleh
mg/kgBB/hari diberi terapi nanopartikel ekstrak konsentrasi kitosan 1% (b/v), diaduk dengan
kulit kacang tanah 250 mg/kgBB/hari, 500 pengaduk magnet. Sodium tripolipospat (STPP)
mg/kgBB/hari, 1000 mg/kgBB/hari. Penggunaan kemudian ditambahkan sebanyak 50 mL 1% larut
hewan coba sudah mendapatkan sertifikat laik dalam akuades, ditambahkan tween 80 0.1%
etik dari Komisi Etik Penelitian Univeristas sebanyak 1 mL dan ditambahkan dengan 1 mL
Brawijaya No:464-KEP-UB. ekstrak yang larut dalam akuades. Larutan
kitosan-STPP kemudian dipecah dengan
Induksi Multiple Low Dose Streptozotocin (MLD- ultrasonikator dengan daya 130 W, frekuensi 20
STZ) KHz selama 60 menit, kemudian dikeringkan
Tikus diabetes melitus diperoleh dengan dengan freeze dryer pada suhu -121C.
cara injeksi MLD-STZ dengan dosis 20 mg/kg
berat badan secara intraperitoneum selama lima Terapi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kacang tanah
hari berturut-turut (Aulanniam et al., 2005). pada Hewan Coba
Penggunaan dosis rendah berulang atau multiple Terapi dilakukan 14 hari pasca induksi
low dose streptozotocin dilakukan untuk MLD-STZ pada hewan coba. Pemberian terapi
meminimalisir toksistas pada ginjal hewan coba dilakukan melalui sonde modifikasi lambung
(Breyer et al., 2005). Sebelumnya, dibuat buffer sebanyak 2 mL dengan menggunakan pelarut
sitrat sebagai pelarut streptozotocin. Tikus aquades dengan konsentrasi yang berbeda pada
selanjutnya diinkubasi selama 14 hari. Hewan kelompok tertentu perlakuan hewan coba.
coba yang diberikan induksi streptozotocin Pemberian terapi berlangsung selama 14 hari
dikatakan mengalami diabetes melitus ketika berturut-turut dengan dosis yang sama yang
sudah terjadi hiperglikemia pada tubuh dengan ditentukan pada masing-masing kelompok
kadar gula darah 180 500mg/dL (Etuk, 2010). perlakuan.

3
Euthanasia Hewan Coba Pembuatan dan Pengamatan Preparat
Euthanasia Hewan coba dilakukan Imunohistokimia TNF- Ginjal
dengan cara dislokasi leher. Euthanasia dilakukan Preparat jaringan ginjal sebelum diwarnai
pada semua kelompok perlakuan hewan coba harus melalui proses deparafinasi dan rehidrasi,
keesokan harinya setelah pemberian terapi. kemudian reaksi antara antigen dan antibody
Hewan diletakkan rebah dorsal dan dilakukan Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-)
pembedahan pada daerah abdomen untuk divisualisasikan dengan diberi substrat kromagen
pengambilan organ ginjal yang terletak pada yaitu Diaminobenzidine (DAB) sehingga
dorsal tulang vertebrae. Organ ginjal kemudian menghasilkan warna coklat. Preparat
dicuci dengan natrium klorida 0,9 % dan immunohistokimia ginjal diamati dibawah
dimasukkan dalam larutan paraformaldehyde mikroskop cahaya Olympus BX51 perbesaran
(PFA) 4% pada pot yang berbeda untuk semua 1000 dengan mengamati ekspresi TNF- pada
hewan coba. glomerulus dan tubulus ginjal. Hasil ekspresi
diproses dengan program Immunoratio dari
Pembuatan dan Pengamatan Preparat rataan lima lapang pandang ekspresi TNF-.
Histopatologi Ginjal
Pembuatan preparat histopatologi ginjal Analisa Data
dilakukan pada semua kelompok perlakuan Data gambar histopatologi ginjal diamati
hewan coba. Pembuatan preparat histologi terdiri secara kualitatif dengan cara deskriptif. Data
dari beberapa tahap yaitu fiksasi, dehidrasi, persentase ekspresi TNF- dianalisis secara
penjernihan, infiltrasi parafin, embedding, kuantitatif dengan analisis statistika one way
sectioning, pewarnaan dan penempelan ANOVA menggunakan aplikasi SPSS for
(Junquiera and Carneiro, 2005). Preparat Windows 16 dan dilanjutkan dengan uji Tukey
histopatologi ginjal diamati dibawah mikroskop atau Beda Nyata Jujur (BNJ) = 0,05
cahaya Olympus BX51 perbesaran 1000 dengan (Kusriningrum, 2012).
mengamati glomerulus dan tubulus ginjal
sebanyak lima lapang pandang. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Terapi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogea) terhadap
Perbaikan Histopatologi Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Induksi Multiple Low Dose
Streptozotocin (MLD-STZ).
A

Gambar 1. Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Perbesaran 1000x.


Keterangan gambar 1: (A) kontrol negatif, (B) tikus kontrol positif, (C) terapi dosis 250mg/kgBB (P1), (D) terapi dosis
500mg/kgBB (P2), (E) terapi dosis 1000mg/kgBB (P3). ( ) menunjukkan adanya ekspansi sel mesangial karena
adanya akumulasi extracellular matrix (ECM) dan proliferasi sel mesangial glomerulus. ( ) menunjukkan adanya
penyempitan lumen endothel kapiler glomerulus. ( ) menunjukkan adanya lesi sel epitel tubulus ginjal.

4
Gambaran histopatologis glomerulus peroksidasi lipid yang keduanya berkontribusi
yang terkena hiperglikemia yaitu adanya dalam gangguan metabolisme sel dan modifikasi
akumulasi extracellular matrix (ECM) mesangial, DNA yang berujung pada kerusakan
proliferasi sel mesangial. Hasil pemotretan histopatologis sel-sel ginjal (Gambar 1.B)
histopatologi ginjal tikus induksi multiple low (Kashihara et al., 2012).
dose streptozotocin (MLD-STZ) terdapat pada Akumulasi extracellular matrix (ECM)
gambar 1. Pada tikus kontrol negatif (Gambar pada sel mesangial glomerulus ginjal pada
1.A) terlihat gambaran histologis glomerulus dan Gambar 1.B terjadi karena peningkatan AGEs.
tubulus ginjal normal. Glomerulus ginjal terdiri Sel mesangial memiliki kemampuan dalam
dari Kapsula Bowman yang membungkus kapiler pembentukan matriks yang diregulasi oleh
glomerulus dan hasil tampungan urin primer Plasminogen Activator Inhibitor 1 (PAI-1),
yaitu Space Bowman (Mescher, 2013). plasminogen, plasmin dan plasminogen activator.
Glomerulus terdiri dari kapiler darah dilekati oleh Akumulasi AGEs pada sel mesangial glomerulus
sel podosit yang berfungsi sebagai pengatur menyebabkan peningkatan PAI-1 dan penurunan
barier filtrasi darah pada membran basalis kapiler plasminogen activator sehingga terjadi
glomerulus (Kubiak and Niemir, 2006). Sel penekanan aktivitas plasmin dalam mendegradasi
podosit bersamaan dengan sel mesangial matriks mesangial yang berakibat pada
membentuk struktur glomerulus (Mescher, 2013). pembentukan matriks pada sel mesangial secara
Gambar 1.B merupakan gambaran ekspansif seiring dengan semakin parahnya
histopatologis ginjal tikus diabetes melitus tingkat hiperglikemia (Yu et al., 2007).
induksi MLD-STZ. Pada Gambar 1.B terdapat Proliferasi sel mesangial diakibatkan karena
ekspansi sel mesangial akibat akumulasi peningkatan ekspresi Transforming Growth
extracellular matrix (ECM) yang ditandai dengan Factor Beta (TGF-) karena hiperglikemia yang
pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE) yang menyebabkan aktivasi ekspresi gen p21Cip1 dan
berwarna eosinofilik karena matriks terdiri atas p27Kip1 yang memicu proliferasi sel mesangial
kompleks protein yang mengikat pewarna eosin. (Wolf, 2002).
Selain itu erjadi proliferasi sel mesangial yang Gambaran histopatologi tikus terapi 250
dan terdapat penyempitan lumen endothel akibat mg/kgBB (Gambar 1.C) masih terlihat ekspansi
ekspansi ECM, serta terdapat kerusakan sel-sel sel mesangial dan kerusakan sel tubulus namun
tubulus ginjal yang ditandai oleh batas antar sel tidak separah pada gambaran histopatologis tikus
yang tidak jelas dan adanya erosi epitel tubulus. kontrol positif. Pada histopatologis tikus terapi
Ahn et al. (2004) mengatakan bahwa diabetik 500 mg/kgBB (Gambar 1.D), ekspansi sel
nefropati dikarakteristikan dengan adanya mesangial hanya terjadi pada satu area saja dan
akumulasi extracelullar matrix (ECM) dan telah terjadi regenerasi sel epitel tubulus.
proliferasi sel mesangial yang dapat mendesak Gambar 1.E (terapi 1000mg/kgBB) memiliki
lumen kapiler glomerulus. Kanwar et al. (2012) kesamaan struktur glomerulus dan tubulus ginjal
dan Wang et al. (2011) mengatakan diabetes dengan gambaran histologis kontrol negatif
melitus menyebabkan terjadinya kerusakan pada dimana tidak ditemukan adanya kerusakan epitel
sel-sel ginjal yaitu sel glomerular dan sel tubular. tubulus ginjal yang ditandai dengan batas antar
Hiperglikemia menyebabkan peningkatan sel yang jelas, tidak adanya erosi epitel tubulus,
tiga jalur utama penyebab abnormalitas sel ginjal tidak ditemukan adanya ekspansi sel mesangial
yaitu aktivasi jalur poliol-sorbitol, glikasi protein yang ditandai dengan ukuran lumen kapiler
dan autooksidasi glukosa. Akumulasi fructose-3- glomerulus menyerupai kapiler glomerulus
phosphate karena peningkatan jalur poliol gambar kontrol negatif.
menyebabkan terbentuknya Advanced Glycation Berdasarkan penelitian Win et al. (2011)
End Products (AGEs) yang apabila berikatan kulit kacang tanah memiliki senyawa flavonoid
dengan Receptor of Advanced Glycation End yang tertinggi yaitu luteolin. Luteolin adalah
Products (RAGE) menyebabkan terbentuknya turunan flavonoid yang memiliki aktivitas
Reactive Oxygen Spesies (ROS) (Setiawan dkk., antioksidan yang berperan penting dalam terapi
2005). Glikasi protein juga dapat menyebabkan komplikasi diabetes melitus (Wang et al., 2011).
pembentukan AGEs. Reactive Oxygen Spesies Luteolin sebagai antioksidan mampu mencegah
(ROS) merupakan radikal bebas yang dapat inisiasi Reactive Oxygen Species (ROS) untuk
memecah rantai Deoxyribose Nucleic Acid berikatan dengan berbagai macam struktur sel
(DNA) pada mitokondria dan memicu reaksi melalui kemampuan luteolin untuk
5
menyumbangkan gugus hidroksil, sehingga tidak (2012), luteolin mampu meningkatkan level
terjadi reaksi autooksidasi glukosa (Han et al., enzim antioksidan endogen secara signifikan
2012) sehingga memicu regenerasi sel-sel glomerulus
Wang (2016) mengatakan bahwa luteolin dan tubulus. Unit nefron ginjal mampu
mampu menginhibisi terbentuknya Advanced melakukan regenerasi dan perbaikan terhadap sel-
Glycation End Products (AGEs), sehingga tidak sel nya (sel glomerulus dan tubulus) selama tidak
terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species terjadi kerusakan seluruhnya melalui bone
(ROS) dan terjadi penurunan Plasminogen marrowderived cells (BMDC). bone marrow
Activator Inhibitor-1 (PAI-1), penurunan derived cells (BMDC) berasal dari sumsum
aktivitas PAI-1 meningkatkan aktivitas tulang yang dapat berdiferensiasi menjadi epitel
plasminogen activator sehingga extracelullar tubulus, sel mesangial, endothel glomerulus dan
matrix (ECM) pada sel mesangial dapat sel podosit (Little, 2006).
didegradasi. Berdasarkan penelitian Han et al
Pengaruh Terapi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogea) terhadap
Penurunan Ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-) Ginjal Tikus (Rattus norvegicus)
Induksi Multiple Low Dose Streptozotocin (MLD-STZ).

Gambar 2. Ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-) pada Gambaran Immunohistokimia
Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Perbersaran 1000x
Keterangan gambar 2: (A) tikus kontrol negatif, (B) tikus kontrol positif, (C) tikus terapi nanopartikel ekstrak
kulit kacang tanah dosis 250mg/kgBB, (D) tikus terapi nanopartikel ekstrak kulit kacang tanah dosis
500mg/kgBB, (E) tikus terapi nanopartikel ekstrak kulit kacang tanah dosis 1000 mg/kgBB. Tanda panah
( ) menunjukkan ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-).
Tabel 1. Ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-) pada Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) yang
Diinduksi Multiple Low Dose Streptozotocin (MLD-STZ) dan Terapi Nanopartikel Ekstrak Kulit
Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Ekspresi TNF- (%)
Rata-Rata Persentase Peningkatan Penurunan
Kelompok
Ekspresi TNF- Terhadap Kontrol Terhadap Kontrol
Negatif Positif
Kontrol Negatif 0.7950 0.2374a - -
Kontrol Positif 15.1275 0,4924d 1802,8 -
Terapi 250mg/kgBB 11.9200 1,2926c - 21,2
Terapi 500mg/kgBB 5.3300 0,5965b - 64,7
Terapi 1000mg/kgBB 1.7250 0,2972a 88,5
Keterangan tabel 1: notasi a,b,c,d menunjukan bahwa ada perbedaan signifikan tiap kelompok (p<0,05)

6
Gambar 2.A merupakan gambaran terjadinya perubahan metabolik intraselular yang
immunohistokimia ginjal kontrol negatif, terdapat dapat memediasi apoptosis dan nekrosis sel ginjal
ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-) (Navarro-Gonzales and Mora-Fernandez, 2008).
pada kontrol negatif. Adanya ekspresi TNF- Ekspresi TNF- terapi nanopartikel kulit
pada kelompok kontrol negatif karena TNF- kacang tanah (Arachis hypogea) pada tikus
secara normal terdapat pada ginjal dalam jumlah diabetes melitus induksi MLD-STZ dosis 250
relatif sedikit sebagai komponen imunitas. Tumor mg/kgBB (Gambar 2.C), dosis 500 mg/kgBB
Necrosis Factor Alpha (TNF-) merupakan suatu (Gambar 2.D) dan dosis 1000 mg/kgBB
sitokin yang dihasilkan oleh leukosit yang (Gambar 2.E) menunjukkan adanya penurunan
berfungsi untuk merangsang dan mengaktifkan persentase secara signifikan bila dibandingkan
sistem imun terhadap respon inflamasi, dimana dengan kontrol positif (Gambar 2.B) dengan
dalam keadaan normal, antigen yang masuk persentase penurunan berturut-turut yaitu 21,2%,
memicu reaktivitas imun pada imunitas 64,7% dan 88,5%. Penurunan yang signifikan
nonspesifik maupun spesifik (Baratawidjaja, (p<0,05) ditandai dengan perbedaan notasi huruf
2004). (Tabel 1) antara kelompok kontrol positif dengan
Peningkatan ekspresi Tumor Necrosis kelompok perlakuan terapi nanopartikel kulit
Factor Alpha (TNF-) pada kontrol positif kacang tanah berdasarkan analisis statistika.
(Tabel 1) sangat tinggi hingga 1802,8% lebih Kandungan luteolin pada kulit kacang
banyak dari kontrol negatif. Peningkatan ekspresi tanah memiliki aktivitas biologis yaitu
TNF- kontrol positif berbeda signifikan antiinflamasi dan antioksidan yang berperan
(p<0,05) terhadap kontrol negatif, yang penting dalam terapi komplikasi diabetes melitus
menandakan bahwa hiperglikemia pada kondisi (Wang et al., 2011). Luteolin memiliki
diabetes melitus meningkatkan ekspresi TNF-. kemampuan untuk menginhibisi TNF- dengan
Selain dihasilkan oleh leukosit, sel intrinsik mencegah transkrispsi NF-k (Ruiz and Haller,
ginjal seperti sel mesangial, glomerular, 2006). Wang (2016) mengatakan bahwa luteolin
endothelial dan sel tubulus renal dapat mampu menginhibisi terbentuknya AGEs yang
memproduksi TNF- pada glomerulus dan dihasilkan pada jalur poliol dan glikasi protein,
tubulus ginjal. Tumor Necrosis Factor Alpha melalui inhibisi pembentukan AGEs; secara
(TNF-) dapat disimpan pada sel dalam bentuk tidak langsung produksi TNF- diturunkan
proaktif dan TNF- converting enzyme dapat karena AGEs dapat meningkatkan faktor
secara cepat menaikkan level dari sitokin aktif transkripsi NF-k.
(Wang et al., 2004). Berdasarkan hasil analisis statistika,
Tingginya AGEs yang berikatan dengan perlakuan terapi nanopartikel ekstrak kulit kacang
RAGE akibat aktivasi jalur poliol sorbitol dan tanah (Arachis hypogea) pada ginjal tikus
glikasi protein pada kondisi hiperglikemia diabetes melitus induksi multiple low dose
meningkatkan faktor transkripsi Nuclear Factor streptozotocin (MLD-STZ) dosis 1000 mg/kgBB
Kappa Beta (NF-k). Nuclear Factor Kappa Beta tidak berbeda signifikan (p<0,05) terhadap
(NF-k) meningkatkan produksi Monocyte kontrol negatif yang ditunjukkan dengan samanya
Chemoattractant Protein 1 (MCP-1) yang notasi huruf kontrol negatif dengan perlakuan
menginduksi migrasi transendothel dan maturasi terapi dosis 1000 mg/kgBB (Tabel 1). Hal ini
makrofag sehingga terjadi overekspresi dari menunjukkan bahwa terapi nanopartikel ekstrak
sitokin proinflamatori salah satunya adalah TNF- kulit kacang tanah dosis 1000 mg/kgBB dapat
(Gu et al., 2005; Lopez-Varra and Mallavia, menurunkan ekspresi TNF- pada ginjal tikus
2012). Tumor Necrosis Factor Alpha mengubah diabetes melitus induksi MLD-STZ hingga
distribusi reseptor adhesi pada perlekatan antar mendekati nominal persentase ekspresi TNF-
sel dan mencegah pembentukan F-actin stress ginjal tikus kontrol negatif. Berdasarkan ekspresi
fiber yang mengakibatkan perubahan struktur TNF- ginjal tikus diabetes melitus induksi
intercellular junction sehingga terjadi multiple low dose streptozotocin (MLD-STZ)
peningkatan permiabilitas pada endothel. Tumor maka nanopartikel ekstrak kulit kacang tanah
Necrosis Factor Alpha (TNF-) juga secara dosis 1000 mg/kgBB memiliki hasil penurunan
langsung dapat menginduksi ROS salah satunya ekspresi TNF- terbaik bila dibandingan dengan
pada sel mesangial glomerulus. Pengikatan TNF- terapi nanopartikel ekstrak kulit kacang tanah
pada reseptor permukaan sel menyebabkan dosis 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB.

7
KESIMPULAN Chemoattractant Protein-1 Expression in
Differentiated Mouse Podocytes. Nephrol
Pemberian terapi nanopartikel ekstrak Dial Transplant (2005) 1 of 15.
kulit kacang tanah (Arachis hypogea) mampu Han, J.Y., S.Y. Ahn, C.S. Kim, S.K. Yoo, S.K.
menurunkan ekspresi Tumor Necrosis Factor Kim, H.C. Kim, J.T. Hong and K.W. Oh.
Alpha (TNF-) dan memperbaiki kerusakan 2012. Protection of Apigenin Against
histopatologi ginjal tikus (Rattus norvegicus) Kainate-Induced Excitotoxicity by Anti-
diabetes melitus induksi multiple low dose Oxidative Effects. Biol. Pharm. 813 Bull.
streptozotocin (MLD-STZ) dengan dosis terapi 2012, 35, 1440-1446.
efektif yaitu 1000 mg/kgBB.
Hermanus, D. K. N. 2012. Sintesis dan
UCAPAN TERIMAKASIH Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Kulit
Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King.)
Terimakasih kepada seluruh staff sebagai Bahan Suplemen
Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya, Antihiperkolesterolemia [Skripsi]. Fakultas
Laboratorium Patologi Anatomi Kessima Medika Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Malang, Laboratorium Fisiologi Hewan Institut Pertanian Bogor.
Universitas Brawijaya, UPT Materia Medika Jain, P., R. Pandey and S. Shankar. 2015.
Batu dan Politeknik Negeri Malang. Inflammation: Natural Resources and Its
Applications. New Delhi: Springer.
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira, L.C. and J. Carneiro. 2005. Basic
Ahn, J. D. R. Morishita and Y. Kaneda. 2004. Histology Text and Atlas, 11 Ed. USA:
Transcription Factor Decoy for AP-1 McGraw Hills.
Reduces Mesangial Cell Proliferation and Kammona, O. and K. Costas. 2012. Recent
Extracellular Matrix Production in Vitro and Advances in Nanocarrier-Based Mucosal
in Vivo. Gene Therapy, vol. 11, no. 11, pp. Delivery of Biomolecules. Journal of
916923, 2004. Controlled Release. 161: 781-794.
Aulanniam, D.W. Soeatmadji, F. Fatchiyah, and Kanwar, Y.S., Wada, J, Sun, L, Xie, P,
B.S. Sumitro. 2005. Detection of GAD 65 Elisabeth,W. 2012. Diabetic Nephropathy :
Auto Antibodies of Type 1 Diabetes Using Mechanisms of Renal Disease Progression.
GAD 65-abs Reagen Produce from Bovine Experimental and Biology Medicine. Vol 233
Brain Tissue. Medical Journal of Indonesia : 4-11
14:197-205.
Kashihara, N. Y. Haruna, V.K. Kondeti and Y.S.
Baratawidjaja, K.G. 2004. Imunologi Dasar: Kanwar. 2010. Oxidative Stress in Diabetic
Sitokin. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Nephropathy. Curr Med Chem. 2010 ;
Universitas Indonesia. Jakarta.128-131. 17(34): 42564269.
Breyer, M. D., E. Bttinger, F. C. Brosius, T. M. Kubiak, A. and Z. Niemir. 2006. The Role Of
Coffman, R. C. Harris, C. W. Heilig and K. Podocytes in Normal Glomerular Function
Sharma. 2005. Mouse Models of Diabetic and in The Pathogenesis of
Nephropathy. JASN January 1, 2005 vol. Glomerulonephritis. Part I. Phenotypic and
16no. 1 27. Functional Characteristics of Podocytes
Etuk, E.U. 2010. Animals Models for Studying During Their Differentiation and Maturity
Diabetes Mellitus. Agriculture And Biology [Abstract]. Postepy Hig Med Dosw
Journal Of North America ISSN Print: 2151- (Online). 2006;60:248-58.
7517, ISSN Online: 2151-7525. Kusriningrum, R.S. 2012. Perancangan Percobaan
Gu, L., S. Hagiwara, Q. Fan, M. Tanimoto, M. untuk Penelitian Bidang Biologi, Pertanian,
Kobata, M. Yamashita, T. Nishitani, T. Peternakan, Perikanan, Kedokteran,
Gohda1, Z Ni, J. Qian, S. Horikoshi and Y. Kedokteran Hewan dan Farmasi. Surabaya:
Tomino. 2005. Role of Receptor for Airlangga University Press.
Advanced Glycation End-Products and Little, Melissa H. 2006. Regrow or Repair:
Signalling Events in Advanced Glycation Potential Regenerative Therapies for the
End-Product-Induced Monocyte

8
Kidney. JASN September 2006 vol. 17no. <http://www.specialtyfeeds.com/data/sf_ain9
9 2390-2401. 3g.pdf> [Diakses tanggal 30 Oktober 2015].
Lopez-Parra, Virginia and B. Mallavia. 2012. Wang, G. G., H.L. Xiao, L. Wei, Z. Xue, and Z.
Immunoinflammation in Diabetic Cui. 2011. Protective Effects of Luteolin on
Nephropathy: Molecular Mechanisms and Diabetic Nephropathy in STZ-Induced
Therapeutic Options. Virginia: InTech. Diabetic Rats. Hindawi Publishing
Corporation Evidence-Based Complementary
Mescher, A. 2013. Junqueira's Basic Histology:
and Alternative Medicine Volume 2011,
Text and Atlas, Thirteenth Edition. New
Article ID 323171, 7 pages
York: McGraw Hill Professional.
doi:10.1155/2011/323171.
Navarro, J.F., F.J. Milena, C. Mora, C. Len, F.
Wang, Victor. 2016. Handbook of Research on
Claverie, C. Flores, and J. Garca. 2005.
Advancing Health Education through
Tumor Necrosis Factor-Alpha Gene
Technology. Pennsylvania: IGI Global.
Expression in Diabetic Nephropathy:
Relationship With Urinary Albumin Wang, X., G.Z. Feuerstein, L. Xu, H. Wang, W.A.
Excretion and Effect of Angiotensin- Schumacher, M.L. Ogletree, R.Taub, J.J.
Converting Enzyme Inhibition. Kidney Int Duan, C.P Decicco, and R.Q. Liu. 2004.
Suppl. 2005 Dec;(99):S98-102. Inhibition of Tumor Necrosis Factor-Alpha-
Converting Enzyme By a Selective
Navarro-Gonzlez, J.F. and C. Mora-Fernndez.
Antagonist Protects Brain from Focal
2008. The Role of Inflammatory Cytokines in
Ischemic Injury in Rats. Mol Pharamcol 65:
Diabetic Nephropathy. J Am Soc
890 896, 2004.
Nephrol. 2008 Mar;19(3):433-42. doi:
10.1681/ASN.2007091048. Epub 2008 Feb Win, M. M., A. A. Hamid, B. S. Baharin, F. Anwar,
6. M. C. Sabu, and M.S. Pak-dek. 2011.
Phenolic Compounds and Antioxidant
Nelson, R.W. 2010. Canine Diabetes Mellitus. In:
Activity of Peanuts Skin, Hull, Raw Kernel
Ettinger SJ, Feldmen EC, eds. Textbook of
and Roasted Kernel Flour. Pak. J. Bot., 43(3):
Veterinary Internal Medicine. 7th ed. St.
1635-1642, 2011.
Louis, MO: Saunders; 2010: 1782-1796.
Wolf, Gunter. 2002. Molecular Mechanisms of
Reusch, C. E. 2010. Update On Feline Diabetes
Diabetic Mesangial Cell Hypertrophy: A
Mellitus. Zuerich: Clinic for Small Animal
Proliferation of Novel Factors.
Internal Medicine University of Zuerich.
World Health Organisation. 2006. Diabetes mellitus
Rosiyana, A. 2012. Aktivitas Antioksidan dan
: Report of a WHO Study Group. World
Penghambatan -Glukosidase Ekstrak dan
Health Organisation. Geneva-Switzerland.
Nanopartikel Ekstrak Kulit Kayu Mahoni
2006. S5-36.
(Swietenia Macrophylla King) [skripsi].
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Yu, X.,C. Li, X. Li and L. Cai. 2007. Rosiglitazone
Alam. Institut Pertanian Bogor. Prevents Advanced Glycation End Products
Induced Renal Toxicity Likely through
Ruiz, P A. and D. Haller. 2006. Functional
Suppression of Plasminogen Activator
Diversity of Flavonoids in the Inhibition of
Inhibitor-1. toxicological sciences 96(2),
the Proinflammatory NF-B, IRF, and Akt
346356. JASN October 1, 2002 vol. 13.
Signaling Pathways in Murine Intestinal
Epithelial Cells. J. Nutr. March 2006.
Schrier, R. W. 2007. Diseases of the Kidney and
Urinary Tract. Philadelphia: Lippincot
William and Wilkins.
Setiawan, B. dan Suhartono. 2005. Stres Oksidatif
dan Peran Antioksidan pada Diabetes
Melitus. Maj Kedokt Indon, Volum: 55,
Nomor 2.
Speciality Feeds. 2013. Standard AIN93G Rodent
Diet.

You might also like