You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah, air
laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan
membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan
kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kimi analitik kualitatif?
2. Bagaimana cara menganalisis kation?
3. Bagaimana cara menganalisis anion?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan beserta penjelasannya.
2. Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.
3. Memahami dan dapat menganalisis anion secara tepat.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam bidang kimia analitik
kualitatif mengenai analisis kation dan anion sehingga dapat menganalisis atau
mengidentifikasi kation dan anion dengan tepat sesuai metode yang disajikan.

1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kimia Analitik Kualitatif


Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali
atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam
sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia adalah sifat
yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan
kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna,
bau, rasa, tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan, sedangkan sifat
yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain bobot jenis, indeks bias, titik
didih, dan titik leleh/beku.
2.2 Analisis Kation
2.2.1 Klasifikasi Kation
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis
kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap
beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk klasifikasi kation
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi
ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk bereaksi dengan reagensia-reagensia
dengan membentuk endapan atau tidak.
Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah:
2.2.1.1 Golongan I
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan
ini adalah Timbel (Pb2+), Merkurium (Hg+), dan Perak (Ag+).
2.2.1.2 Golongan II
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun dapat membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini
adalah Merkurium(Hg2+), Tembaga (Cu2+), Bismut (Bi3+), Kadmium (Cd2+), Arsenik(As3+),
Arsenik (As+5), Stibium (Sb3+), Stibium (Sb5+), Timah (Sn2+), dan Timah (Sn5+)(Sn4+).
2.2.1.3 Golongan III
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini membentuk endapan dengan
amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah

2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Kobalt (Co2+), Nikel (Ni2+), Besi (Fe2+), Besi (Fe3+), Kromium (Cr3+), Aluminium (Al3+),
Zink (Zn3+), dan Mangan (Mn2+).
2.2.1.4 Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation
pada golongan IV membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini
adalah: kalsium (Ca2+), Strontium (Sr2+), dan Barium (Ba2+).
2.2.1.5 Golongan V
Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya. Kation ini merupakan golongan kation
yang terakhir yaitu ion-ion Magnesium (Mg2+), Natrium (Na+), Kalium (K+), Amonium
(NH4+), Litium (Li+), dan Hidrogen (H+).

2.2.2 Golongan Kation I: Timbel (II), Merkurium (I), dan Perak (I)
Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi
timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama kation golongan
kedua.
a. Timbel (Pb2+)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48 g/ml
pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan sedang
(8M), dan terbentuk nitrogen oksida:
3Pb + 8HNO3 3Pb2 + 6NO3- + 2NO + 4H2O
Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan teroksidasi
menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:
2NO (tidak berwarna) + O2 2NO2 (merah)
Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat pada
permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut.
Reaksi-reaksi dari ion timbel (II)
1. Asam klorida encer
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel sulfida
3. Larutan amonia
4. Natrium hidroksida

3
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
b. Merkurium atau Raksa (Hg+)
Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan rapatan
13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat, namun tidak
dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).
Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I)
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium (I)
klorida (kalomel)
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang
merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium
3. Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan
merkurium (II) amidonitrat basa.
4. Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida
c. Perak, Ag+
Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5 g/ml
dan melebur pada 960,5oC. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M)
atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam
asam pekat panas, perak melarut:
6Ag + 8 HNO3 6Ag+ + 2NO + 6NO3- +4H2O
2Ag + 2H2SO4 2Ag+ + SO42- + SO2 + 2H2O
Reaksi-reaksi ion perak (I):
1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak klorida
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam: endapan
hitam perak sulfida
3. Larutan amonia: endapan coklat perak oksida
4. Natrium hidroksida: endapan coklat perak oksida
Tabel 2.1 Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan I

Pereaksi Pb2+ Hg+ Ag+

HCl Putih, PbCl2 Putih, Hg2Cl2 Putih, AgCl2


+ NH3 Tdk ada prubahan Hitam, Hg + Larut, [ Ag(NH3)2]2+
+ air panas Larut HgNH2 Tdk ada prubahan
Tdk ada perubahan

4
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
H2S (+ HCl) Hitam, PbS Hitam, Hg + HgS Hitam, Ag2S
+cc. NHO3 Putih, PbSO4 Putih, Hg2(NO3)2S Larut, Ag +
Didihkan Putih, Pb(OH)2 Hitam, Hg+HgO, Coklat, Ag2O
NH3 sedikit Tdk ada perubahan HgNH2NO3 Larut, [ Ag(NH3)2]+
+ berlebihan Tdk ada perubahan

NaOH, sedikit putih, Pb(OH)2 Hitam, Hg+HgO2, coklat, Ag2O


berlebih Larut, [Pb(OH4)]2- HgNH2NO3 Tdk ada perubahan
Tdk ada perubahan

KI sedikit kuning PbI2 hijau HgI kuning HgI


+ berlebihan Tdk ada perubahan abu-abu Tdk ada perubahan
Hg+[HgI4]2-

K2CrO4 kuning PbCrO4 merah Hg2CrO4 merah Ag2CrO4


+ NH3 Tdk ada perubahan hitam Larut,[Ag(NH3)]+
Hg+HgNH2NO3

KCN, sedikit Putih Pb(CN)2 Hitam Hg + Putih AgCN


+ berlebihan Tdk ada perubahan Hg(CN)2 Larut, [Ag(CN)2]-
Tdk ada perubahan

Na2CO3 Putih PbO, PbCO3 Putih kekuningan Putih kekuningan


+ mendidih Tdk ada perubahan Hg2CO3 Ag2CO3
Hitam Hg + HgO Coklat Ag2O

Na2HPO4 Putih Pb3(PO4)2 Putih Hg2HPO4 Kuning Ag3PO4

Reaksi spesifik Benzidina (+Br2) Difenil karbazida p-dimetilamino-


Warna biru Warna ungu benzilidena rodamina
(+HNO3)
Warna lembayung

5
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.3 Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).
2.2.3.1 Merkurium (Raksa), Hg2+
Rekasi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II) klorosulfida
terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih
lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya dari
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat:
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-kecoklatan
dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah stoikiometris endapan
berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida:
Hg2+ + 2OH- HgO + H2O
4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan encer
(perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)
5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya:
Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg
2.2.3.2 Bismut, Bi3+
Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik lebur
271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam asam pengoksid
seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.
Reaksi-reaksi ion bismut (III)
1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida
2. Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi.
3. Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini adalah suatu
hidrolisis:
Bi3+ + 3H2O + 3CN- Bi(OH)3 + 3HCN
2.2.3.3 Tembaga, Cu2+
Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat. Tembaga
mempunyai titik lebur 1038oC. Tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
namun dapat sedikit larut dengan adanya oksigen.

6
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Reaksi-reaksi ion tembaga (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II) sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan biru suatu
garam basa (tembaga sulfat basa).
3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II) hidroksida.
4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).
5. Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida apabila
ditambahkan dengan sedikit sekali.
2.2.3.4 Kadmium, Cd2+
Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium
mempunyai titik lebut pada 321oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer dengan
melepaskan hidrogen.
Cd + 2H+ Cd2+ + H2
Rekasi-reaksi ion kadmium (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II) hidroksida
3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida
5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
2.2.3.5 Arsenik, As3+
Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap seperti
logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila dipanaskan.
Reaksi-reaksi ion arsenik (III):
1. Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik(III) sulfida
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan dari arsenat)
3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)
4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion arsenit sambil
kehilangan warna
2.2.3.6 Arsenik, As5+
Reaksi-reaksi ion arsenat:
1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer.

7
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari larutan netral.
Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam asam asetat.
Uji-uji Khusus untuk Arsenik yang Berjumlah Sedikit
1. Uji Marsh
2. Uji Gutzeit
3. Uji Fleitzmann
4. Uji Reinsch
5. Uji Kering
2.2.3.7 Stibium, Sb3+
Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur 630 oC.
Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawa-senyawa stibium (V)
mengandung ion antimonat, SbO43-. Ciri-ciri khasnya serupa dengan senyawa-senyawa arsenik
padanannya.
2.2.3.8 Timah, Sn2+
Tabel 2.2 Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan IIA
Pereaksi Hg2+ Sn2+ Bi3+ Cu2+ Cd2+
H2S Putih Hg3S2Cl2 Coklat Hitam Hitam CuS Kuning CdS
Hitam HgS Bi2Sr3
SnS larut

NH3, sedikit Putih Bi(OH)2NO3 Biru Putih


HgO.Hg(NH)2N Cu(OH)2CuSO Cd(OH)2
O3 4
NaOH, Merah Putih Putih Biru Cu(OH)2 Putih
sedikit kecoklatan Bi(OH)3 Cd(OH)2
+ berlebih Sn(OH)2 Sedikit larut Tidak larut Tidak larut
Larut
KI Merah HgI2 Putih Putih, CuI2
+ Berlebih
Larut Larut, (BrI)2-
KCN Tdk ada Putih Kuning, Putih
perubahan Bi(OH)3 Cu(CN)2 Cd(CN)2
+ Berlebih

8
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Tdk ada Tdk larut Larut Larut
perubahan [Cd(CN)4]2-
SnCl2 Putih HgCl2
+ Berlebih
Hitam Hg
Air Putih
BrO(NO)2
Reaksi Uji kobalt (II) Kalium Asam tionat Dinitro-P
spesifik Tiosianat biru iodida hitam depensi
tua endapan warbadida
merah (0,1%) dari
jingga coklat berubah
menjadi
kehijauan
Uji nyala Biru abu- Hijau kebiran
abu

Tabel 2.3 Tabulasi Kation-kation golongan II B


Pereaksi As3+ As5+ Sb3+ Sb5+ Sn4+
H2S Suasana asam Kuning Merah jingga Coklat Kuning
kuning (As2S3) As2S5 Sb2S3 Sb5S2 SnS2
Tidak larut Larut
+ HCl Tidak larut Larut Larut, SnS2
pelarut,
dididihkan
AgNO3 + Kuning Merah
HNO3/NH4 Ag3AsO3 coklat
OH Larut, AgAsO4
[Ag(NH3)2]+ Larut
SnCl2 + 2 mL HCl
pekat

9
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
0,5 mL SnCl2
Coklat tua
NH4- Kristalin
molibolat putih
MgNH4SO4
KI + HCl pekat, Merah (SbI)3-
ungu, I2
+CCl4
Gelatin,
kuning muda
Air Putih, SbOCl Putih SbO4
NaOH/NH4 Putih, SbO3 Putih Putih,
OH Sb(OH)2 Sn(OH)4
Zink Hitam, Sb Hitam Sb Mereduksi ion
Sn4+ menjadi
Sn2+
HgCl2, Putih, HgCl2 Tdk ada
sedikit Abu-abu Hg endapan
berlebih
Reaksi kuning muda Barutan Reagensia Reagensia
spesifik utanil rodamin-B Rodamin-B
asetat: Warna biru
kuning muda

2.2.4 Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),
Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.
Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam),
aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt
sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).

10
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.4.1 Besi, Fe2+
Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki titik
lebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan
sulfida dari besi, serta sedikit grafit.
2.2.4.2 Besi, Fe3+
2.2.4.3 Aluminium, Al3+
Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium
melebur pada suhu 659oC. Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya apabila terkena
udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dapat
melarutkan logam ini dengan mudah.
2.2.4.4 Kromium, Cr2+
Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak dapat
ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765oC.logam ini larut dalam asam klorida
encer maupun pekat.
2.2.4.5 Oksoanion Logam-Logam Golongan III: Kromat dan Permanganat
Oksoanion logam-logam golongan III seperti kromat (CrO42-) dan dikromat (Cr2O72-), dan
permanganat (MnO4-) direduksi oleh hidrogen sulfida dalam suasana asam klorida menjadi
masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan (II). Dalam pengerjaan analisis, suatu
cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion ini sudah diubah menjadi kation-kation Golongan
III ketika proses pemisahan mencapai tahap ini.
2.2.4.6 Kobalt, Co2+
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit magnetis. Kobalt
melebur pada 1490oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral encer.
2.2.4.7 Nikel, Ni2+
Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras, kukuh, bersifat
liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur pada 1455oC dan sedikit magnetis.
2.2.4.8 Mangan, Mn2+
Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan melebur pada
suhu 1250oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan
hidrogen.

11
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.4.9 Zink, Zn2+
Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat pada suhu
110-150oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410oC dan titik didih pada 906oC.
Tabel 2.4 Tabulasi Kation Golongan IIIA

No Pereaksi Fe2+ Fe3+ Al3+ Cr3+ / Cr4+

1. NaOH, tanpa Endapan putih, Endapan Endapan Endpn abu2


O2 Fe(OH)2 coklat putih, hijau biru
+ berlebih Tak larut kmerahan, Al(OH)3 gelatin,
+H2O2 Coklat keemasan, Fe(OH)2 Larut Cr(OH)2
Fe(OH)3 Tak larut - Larut
- Endapan
kuning

2. NH3 Endapan putih, Endapan Endapan Endapan


+ berlebih Fe(OH)2 coklat merah, putih, abu2 hijau
Tak larut Fe(OH)2 Al(OH)3 biru gelatin,
Tak larut Sedikit larut Cr(OH)2

3. H2 S Tak ada perubahan Endapan


+CH3OONa Endapan hitam, FeS putih susu, S

4. (NH4)2S Endapan hitam, FeS Endapan Endapan Endpn abu2


+ O2 Endapan coklat, hitam, FeS putih, hijau biru
+ HCl Fe2O(SO4)2 Al(OH)3 gelatin,
Endapan - Cr(OH)2
larut, warna -
putih

5. KCN Endapan coklat Endapan -


+ berlebih kekuningan, Fe(CN)2 coklat -
Larut kemerahan,
Fe(CN)3

12
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
larut

6. K4[Fe(CN)6]2 Endapan putih, Endapan -


tanpa O2 K2Fe[Fe(CN)6] coklat
+ O2 Endapan biru muda kemerahan,
Fe3[Fe(CN)6]3
+NaOH
endapan
merah

7. K3[Fe(CN)6] Endapan biru tua Warna coklat,


+ H2O2 - Fe3[Fe(CN)6]
Endapan biru
prusia

8. (NH4)2CNS Tak ada perubahan Warna merah


tua

9. Na2HPO4 - Endapan Endapan Endapan


+ NaOH - putih putih, AlPO4 hijau, CrPO4
kekuningan, Endapan
FePO4 larut

10. CH3COONa - Warna coklat Tak ada Tak ada


+ encerkan & - kemerahan, perubahan perubahan
panaskan Endapan Tak ada
+ berlebih & coklat perubahan
panaskan kemerahan,

11. Na2CO3 - Endapan Endapan


+ berlebih - putih, abu2 hijau
Al(OH)3 biru gelatin,
larut Cr(OH)2

13
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Tabel 2.5 Tabulasi kation golongan III B

No Pereaksi Co2+ Ni2+ Mn2+ ,Mn7+ Zn2+

1. NaOH Endapan basa Endapan Endapan putih, Endapan putih


+berlebih biru, hijau, Mn(OH)2 gelatin, Zn(OH)2
+H2O2 Co(OH)NO3 NI(OH)2 Larut larut
Tak larut Tak larut Endapan
Endapan hitam coklat,
kecoklatan, Mn(OH)2
Co(OH)3

2. NH3 Endapan basa Endapan Endapan putih, Endapan putih,


+berlebih biru, hijau, Mn(OH)2 Zn(OH)2
Co(OH)NO3 NI(OH)2 larut larut
larut larut

3. (NH4)2S Endapan hitam, Endapan Endapan Endapan putih,


+ HNO3 CoS hitam, merah jambu, ZnS
+ HCl Larut NiS MnS
+ berlebih Endapan putih, S -
+ CHOOH - Tak larut
Lar.Koloid larut
coklat tua

4. KCN Endapan coklat Endapan


+ berlebih kemerahan, hijau,
Co(CN2) Ni(CN2)
larut larut

5. K4[Fe(CN)6]2 Endapan putih,


+NaOH K2Zn3[Fe(CN)6]2
larut

14
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
6. Na2HPO4 Endapan Endapan putih,
+NH4 merah jambu, Zn(PO4)2
Mn(NH4)PO4
larut

7. KNO Endapan kuning,


K3[Co(NO2)6]

2.2.5 Golongan kation IV: Barium, Strontium, dan Kalsium


Reagensia golongan adalah larutan amonium karbonat 1M. Reagensia tidak berwarna
dan memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis.
2.2.5.1 Barium, Ba2+
Barium adalah logam putih perak yang dapat ditempa, liat, dan stabil dalam udara kering.
2.2.5.2 Strontium, Sr2+
Strontium adalah logam berwarna putih perak yang dapat ditempa dan liat. Strontium
memiliki titik lebur 771oC. Strontium memiliki sifat-sifat seperti barium.
2.2.5.3 Kalsium, Ca2+
Kalsium adalah logam putih perak dengan struktur sedikit lunak dan mempunyai titik
lebur 845oC.
Tabel 2.6 Tabulasi Kation Golongan IV

Pereaksi Ba2+ Sr2+ Ca2+

NH3 tidak ada perubahan tidak ada endapan tidak ada endapan
+berlebih Keruh

(NH4)2CO3 endapan putih endapan putih endapan amorf putih


+di didihkan BaCO3 SrCO3 CaCO3
+CH3COOH sedikit larut sedikit larut
endapan larut

(NH4)2C2O4 endapan putih endapan putih endapan putih


+CH3COOH Ba2C2SO4 Sr2C2SO4 Ca2C2SO4
endapan larut

15
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
H2SO4 endapan putih BaSO4 endapan putih endapan putih CaSO4
+H2SO4 pekat SrSO4 endapan larut
panas

CaSO4 endapan putih BaSO4 endapan putih tidak ada endapan


SrCO4

K4[Fe(CN)6]2 endapan putih


K2Ca[Fe(CN6]

K2CrO4 endapan kuning Endapan kuning tidak ada endapan


+CH3COOH BaCrO4 SrCrO4
endapan jingga endapan larut
kemerahan

2.2.6 Golongan kation V: Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium.


Golongan ini tidak terdapat reagensia golongan umum untuk kation-kation. Kation-
kation golongan V tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida atau
dengan amonium karbonat. Hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi ion-ion ini adalah
dengan uji nyala atau reaksi khusus.
2.2.6.1 Magnesium, Mg2+
Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa, liat, memiliki titik lebur pada 650oC.
Logam magnesium dapat terbakar dalam oksigen dengan mudah, mengeluarkan cahaya putih
dan membentuk oksida MgO dan nitrida Mg3N2.
2.2.6.2 Kalium, K+
Kalium adalah logam berwarna putih perak, lunak, memiliki titik lebur pada 63,5oC.
Kalium tidak berubah pada udara kering namun dapat teroksidasi dengan cepat pada udara
lembab. Logam kalium menguraikan air dengan dahsyat menghasilkan hidrogen dan terbakar
dengan nyala lembayung.
2.2.6.3 Natrium, Na+
Natrium adalah logam berwarna putih perak berteskstur lunak dan memiliki titik lebur
97,5oC. Dalam udara lembab, natrium dapat teroksidasi dengan cepat sehingga harus disimpan
dalam pelarut nafta atau silena. Logam natrium dapat bereaksi hebat dengan air membentuk
natrium oksida dan hidrogen.

16
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.6.4 Ion Amonium, NH4+
Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali.
Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air dengan
membentuk larutan yang tidak berwarna.
Tabel 2.7 Tabulasi Kation Golongan V
Pereaksi Mg2+ Na2+ K+ NH4+
NaOH putih gelatin
+ air Larut sedikit
NaOH putih NH3, bau uap
+ berlebih Putih
NH4CO3 putih
Na2CO3 putih
+ asam Larut
Na2HPO4 kristalin putih
+ CH3COOH Larut
Kuning titan merah tua
Na3CO(NO2)6 kuning kuning
+CH3COOH
H2C4H4O6
+ Na-asetat
HClO4 kristal
putih
Uji nyala Meah tua Kuning intensif lembayung
Nessler coklat tua, kuning
Pemijaran Menguap, tidak ada
sisa

2.3 Analisis Anion


Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-
gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion

17
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak. Cara vogel yaitu
menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang
menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Analisis anion umumnya menggunakan cara vogel.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:
a. Golongan Sulfat : SO42-, SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO2- , CO32- , C2O42- , AsO4-
b. Golongan Halida : Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2-

18
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.3.1 Uji anion dalam larutan
2.3.1.1 Uji Sulfat
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,
Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah
larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat
dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning,
garam barium lainnya berwarna putih.

1. Uji untuk zat pereduksi

2. Uji untuk zat pengoksida


Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat zat
pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang berwarna coklat tua.
Memungkinkan adanya ion ion kompleks
3. Uji dengan larutan perak nitrat
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya
golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih),
AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
4. Uji dengan larutan kalsium klorida
Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak soda dan
jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer sampai basa,
tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan fluoride, oksalat, fosfat, arsenat
dan tartrat
5. Uji dengan larutan besi(III) klorida
Endapan kuning sampai coklat Benzoat,suksinat
Endapan biru Heksasianoferat(II)
Coklat kemerahan Asetat,Format
Merah-darah dihilangkan oleh HgCl2 Tiosianat
Ungu-kemerahan Tiosulfat

19
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Coklatdan Endapan Biru Heksasianoferat(III)
Lembayung Salisilat
Hitam-kehijauan Galat
Hitam-kebiruan Tanat

6. Uji Kromat
Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada. Tambahkan
pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
7. Uji Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika
tercium bau buah maka asetat ada.

20
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam analisa kualitatif yang dilakukan berdasarkan metode H2S kation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap
beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum dipakai adalah HCl, H2S, amonium
sulfida dan amonium karbonat. Cara identifikasi anion tidak begitu spesifik seperti
pada identifikasi kation. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis
anion dari zat asal, dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari
hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada,
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam
larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan
Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tida
mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.

21
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Daftar Pustaka

Svehla, G. (Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa). 1985. Vogel Analsis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro, Edisi 5 Bagian I dan Bagian II. Jakarta: Kalman Media
Pusaka

http://wanibesak.files.com/2011/06/analisis-kation-dan-anion.pdf

https://docs.google.com/file/d/0B_7lFpil7ZYOZWRBdy1RMEZwdFU/edit?pli=1

22
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

You might also like