Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
BAB II
PEMBAHASAN
2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Kobalt (Co2+), Nikel (Ni2+), Besi (Fe2+), Besi (Fe3+), Kromium (Cr3+), Aluminium (Al3+),
Zink (Zn3+), dan Mangan (Mn2+).
2.2.1.4 Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation
pada golongan IV membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini
adalah: kalsium (Ca2+), Strontium (Sr2+), dan Barium (Ba2+).
2.2.1.5 Golongan V
Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya. Kation ini merupakan golongan kation
yang terakhir yaitu ion-ion Magnesium (Mg2+), Natrium (Na+), Kalium (K+), Amonium
(NH4+), Litium (Li+), dan Hidrogen (H+).
2.2.2 Golongan Kation I: Timbel (II), Merkurium (I), dan Perak (I)
Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi
timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama kation golongan
kedua.
a. Timbel (Pb2+)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48 g/ml
pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan sedang
(8M), dan terbentuk nitrogen oksida:
3Pb + 8HNO3 3Pb2 + 6NO3- + 2NO + 4H2O
Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan teroksidasi
menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:
2NO (tidak berwarna) + O2 2NO2 (merah)
Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat pada
permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut.
Reaksi-reaksi dari ion timbel (II)
1. Asam klorida encer
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel sulfida
3. Larutan amonia
4. Natrium hidroksida
3
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
b. Merkurium atau Raksa (Hg+)
Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan rapatan
13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat, namun tidak
dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).
Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I)
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium (I)
klorida (kalomel)
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang
merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium
3. Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan
merkurium (II) amidonitrat basa.
4. Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida
c. Perak, Ag+
Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5 g/ml
dan melebur pada 960,5oC. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M)
atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam
asam pekat panas, perak melarut:
6Ag + 8 HNO3 6Ag+ + 2NO + 6NO3- +4H2O
2Ag + 2H2SO4 2Ag+ + SO42- + SO2 + 2H2O
Reaksi-reaksi ion perak (I):
1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak klorida
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam: endapan
hitam perak sulfida
3. Larutan amonia: endapan coklat perak oksida
4. Natrium hidroksida: endapan coklat perak oksida
Tabel 2.1 Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan I
4
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
H2S (+ HCl) Hitam, PbS Hitam, Hg + HgS Hitam, Ag2S
+cc. NHO3 Putih, PbSO4 Putih, Hg2(NO3)2S Larut, Ag +
Didihkan Putih, Pb(OH)2 Hitam, Hg+HgO, Coklat, Ag2O
NH3 sedikit Tdk ada perubahan HgNH2NO3 Larut, [ Ag(NH3)2]+
+ berlebihan Tdk ada perubahan
5
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.3 Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).
2.2.3.1 Merkurium (Raksa), Hg2+
Rekasi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II) klorosulfida
terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih
lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya dari
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat:
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-kecoklatan
dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah stoikiometris endapan
berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida:
Hg2+ + 2OH- HgO + H2O
4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan encer
(perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)
5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya:
Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg
2.2.3.2 Bismut, Bi3+
Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik lebur
271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam asam pengoksid
seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.
Reaksi-reaksi ion bismut (III)
1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida
2. Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi.
3. Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini adalah suatu
hidrolisis:
Bi3+ + 3H2O + 3CN- Bi(OH)3 + 3HCN
2.2.3.3 Tembaga, Cu2+
Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat. Tembaga
mempunyai titik lebur 1038oC. Tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
namun dapat sedikit larut dengan adanya oksigen.
6
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Reaksi-reaksi ion tembaga (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II) sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan biru suatu
garam basa (tembaga sulfat basa).
3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II) hidroksida.
4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).
5. Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida apabila
ditambahkan dengan sedikit sekali.
2.2.3.4 Kadmium, Cd2+
Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium
mempunyai titik lebut pada 321oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer dengan
melepaskan hidrogen.
Cd + 2H+ Cd2+ + H2
Rekasi-reaksi ion kadmium (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II) hidroksida
3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida
5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
2.2.3.5 Arsenik, As3+
Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap seperti
logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila dipanaskan.
Reaksi-reaksi ion arsenik (III):
1. Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik(III) sulfida
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan dari arsenat)
3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)
4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion arsenit sambil
kehilangan warna
2.2.3.6 Arsenik, As5+
Reaksi-reaksi ion arsenat:
1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer.
7
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari larutan netral.
Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam asam asetat.
Uji-uji Khusus untuk Arsenik yang Berjumlah Sedikit
1. Uji Marsh
2. Uji Gutzeit
3. Uji Fleitzmann
4. Uji Reinsch
5. Uji Kering
2.2.3.7 Stibium, Sb3+
Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur 630 oC.
Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawa-senyawa stibium (V)
mengandung ion antimonat, SbO43-. Ciri-ciri khasnya serupa dengan senyawa-senyawa arsenik
padanannya.
2.2.3.8 Timah, Sn2+
Tabel 2.2 Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan IIA
Pereaksi Hg2+ Sn2+ Bi3+ Cu2+ Cd2+
H2S Putih Hg3S2Cl2 Coklat Hitam Hitam CuS Kuning CdS
Hitam HgS Bi2Sr3
SnS larut
8
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Tdk ada Tdk larut Larut Larut
perubahan [Cd(CN)4]2-
SnCl2 Putih HgCl2
+ Berlebih
Hitam Hg
Air Putih
BrO(NO)2
Reaksi Uji kobalt (II) Kalium Asam tionat Dinitro-P
spesifik Tiosianat biru iodida hitam depensi
tua endapan warbadida
merah (0,1%) dari
jingga coklat berubah
menjadi
kehijauan
Uji nyala Biru abu- Hijau kebiran
abu
9
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
0,5 mL SnCl2
Coklat tua
NH4- Kristalin
molibolat putih
MgNH4SO4
KI + HCl pekat, Merah (SbI)3-
ungu, I2
+CCl4
Gelatin,
kuning muda
Air Putih, SbOCl Putih SbO4
NaOH/NH4 Putih, SbO3 Putih Putih,
OH Sb(OH)2 Sn(OH)4
Zink Hitam, Sb Hitam Sb Mereduksi ion
Sn4+ menjadi
Sn2+
HgCl2, Putih, HgCl2 Tdk ada
sedikit Abu-abu Hg endapan
berlebih
Reaksi kuning muda Barutan Reagensia Reagensia
spesifik utanil rodamin-B Rodamin-B
asetat: Warna biru
kuning muda
2.2.4 Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),
Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.
Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam),
aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt
sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
10
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.4.1 Besi, Fe2+
Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki titik
lebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan
sulfida dari besi, serta sedikit grafit.
2.2.4.2 Besi, Fe3+
2.2.4.3 Aluminium, Al3+
Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium
melebur pada suhu 659oC. Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya apabila terkena
udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dapat
melarutkan logam ini dengan mudah.
2.2.4.4 Kromium, Cr2+
Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak dapat
ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765oC.logam ini larut dalam asam klorida
encer maupun pekat.
2.2.4.5 Oksoanion Logam-Logam Golongan III: Kromat dan Permanganat
Oksoanion logam-logam golongan III seperti kromat (CrO42-) dan dikromat (Cr2O72-), dan
permanganat (MnO4-) direduksi oleh hidrogen sulfida dalam suasana asam klorida menjadi
masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan (II). Dalam pengerjaan analisis, suatu
cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion ini sudah diubah menjadi kation-kation Golongan
III ketika proses pemisahan mencapai tahap ini.
2.2.4.6 Kobalt, Co2+
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit magnetis. Kobalt
melebur pada 1490oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral encer.
2.2.4.7 Nikel, Ni2+
Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras, kukuh, bersifat
liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur pada 1455oC dan sedikit magnetis.
2.2.4.8 Mangan, Mn2+
Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan melebur pada
suhu 1250oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan
hidrogen.
11
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.4.9 Zink, Zn2+
Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat pada suhu
110-150oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410oC dan titik didih pada 906oC.
Tabel 2.4 Tabulasi Kation Golongan IIIA
12
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
larut
13
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Tabel 2.5 Tabulasi kation golongan III B
14
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
6. Na2HPO4 Endapan Endapan putih,
+NH4 merah jambu, Zn(PO4)2
Mn(NH4)PO4
larut
NH3 tidak ada perubahan tidak ada endapan tidak ada endapan
+berlebih Keruh
15
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
H2SO4 endapan putih BaSO4 endapan putih endapan putih CaSO4
+H2SO4 pekat SrSO4 endapan larut
panas
16
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.2.6.4 Ion Amonium, NH4+
Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali.
Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air dengan
membentuk larutan yang tidak berwarna.
Tabel 2.7 Tabulasi Kation Golongan V
Pereaksi Mg2+ Na2+ K+ NH4+
NaOH putih gelatin
+ air Larut sedikit
NaOH putih NH3, bau uap
+ berlebih Putih
NH4CO3 putih
Na2CO3 putih
+ asam Larut
Na2HPO4 kristalin putih
+ CH3COOH Larut
Kuning titan merah tua
Na3CO(NO2)6 kuning kuning
+CH3COOH
H2C4H4O6
+ Na-asetat
HClO4 kristal
putih
Uji nyala Meah tua Kuning intensif lembayung
Nessler coklat tua, kuning
Pemijaran Menguap, tidak ada
sisa
17
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak. Cara vogel yaitu
menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang
menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Analisis anion umumnya menggunakan cara vogel.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:
a. Golongan Sulfat : SO42-, SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO2- , CO32- , C2O42- , AsO4-
b. Golongan Halida : Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2-
18
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
2.3.1 Uji anion dalam larutan
2.3.1.1 Uji Sulfat
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,
Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah
larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat
dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning,
garam barium lainnya berwarna putih.
19
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Coklatdan Endapan Biru Heksasianoferat(III)
Lembayung Salisilat
Hitam-kehijauan Galat
Hitam-kebiruan Tanat
6. Uji Kromat
Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada. Tambahkan
pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
7. Uji Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika
tercium bau buah maka asetat ada.
20
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam analisa kualitatif yang dilakukan berdasarkan metode H2S kation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap
beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum dipakai adalah HCl, H2S, amonium
sulfida dan amonium karbonat. Cara identifikasi anion tidak begitu spesifik seperti
pada identifikasi kation. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis
anion dari zat asal, dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari
hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada,
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam
larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan
Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tida
mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
21
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Daftar Pustaka
Svehla, G. (Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa). 1985. Vogel Analsis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro, Edisi 5 Bagian I dan Bagian II. Jakarta: Kalman Media
Pusaka
http://wanibesak.files.com/2011/06/analisis-kation-dan-anion.pdf
https://docs.google.com/file/d/0B_7lFpil7ZYOZWRBdy1RMEZwdFU/edit?pli=1
22
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang