You are on page 1of 7

JVK

JURNAL VOKASI KESEHATAN


http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK

GAMBARAN PENGOBATAN DAN BIAYA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RST


KARTIKA HUSADA TAHUN 2015

Ari Lestari, Nurmainah, Esy Nansy

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Stroke iskemik merupakan penyakit serebrovaskular yang disebabkan adanya
Diterima 2 Januari 2017 penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Stroke iskemik memerlukan
Disetujui 20 Juni 2017 perawatan dalam jangka waktu yang lama sehingga biaya yang dikeluarkan
Di Publikasi Juli 2017 untuk pengobatan sangat besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pengobatan dan biaya pada pasien stroke iskemik yang
Keywords: dirawat inap di RST Kartika Husada Kubu Raya. Metode yang digunakan
Petunjuk Penulisan ; adalah metode observasional dengan rancangan penelitian secara potong lintang
Jurnal JVK; Template (cross sectional) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara
Artikel ( Terdiri dari 3- retrospektif berdasarkan data rekam medis dan klaim kuitansi pembayaran.
5 kata ) Subjek penelitian ini adalah pasien dengan usia 18 tahun yang terdiagnosa
stroke iskemik dengan kode ICD-10=I.64, yang dirawat inap pada periode
Januari sampai Desember 2015. Selama penelitian diperoleh 44 subjek
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa
golongan obat yang paling banyak diresepkan pada pengobatan pasien stroke
iskemik rawat inap di RST Kartika Husada adalah neuroprotektan yaitu
kombinasi sitikolin dan pirasetam sebesar 75%. Total biaya rata-rata medis
langsung berdasarkan kelas perawatan adalah kelas I Rp.2.977.000, kelas II
Rp.2.322.100, dan kelas III Rp.2.131.800. Komponen biaya tertinggi yang
dikeluarkan pasien adalah biaya sewa kamar yaitu sebesar 30,4%.

Abstract

Ischemic stroke is a cerebrovascular disease caused by a blockage of blood


vessels in the brain. Ischemic stroke is a disease requiring long care so cost for
stroke treatment is very high. The aim of this study is to describe the treatment
and costs for patients with ischemic stroke who hospitalized at Kartika Husada
Hospital Kubu Raya. The method used is an observational method with
descriptive cross sectional study design.Data were taken by collecting data of
ischemic stroke patients medical records and claims the payment receipt. The
research subjects are patients aged 18 years were diagnosed ischemic stroke
with ICD-10 = I.64 code, hospitalized in the period January to December 2015.
During the study there were 44 subject that fulfill the inclusion criteria. The
result showed that a class of drugs most widely prescribed in the treatment of
ischemic stroke patients hospitalized at Kartika Husada is neuroprotectan which
is combination citicoline and piracetam of 75%. Based on room class, average
total therapy cost for patient cared in first class room, second class room, and
third class room were Rp.2.977.000, Rp.2.322.100, and Rp.2.131.800,
respectively. The highest cost components incurred patients is the cost of room
rental in the amount of 30.4%.

2017 Poltekkes Kemenkes Pontianak

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com
Pendahuluan sebesar Rp.5.649.360 per pasien dan paling kecil
pada kelas III sebesar Rp.2.774.640 per pasien
Stroke merupakan penyakit pembuluh darah
dengan biaya tertinggi pada biaya obat dan alkes.
otak dengan kejadian, kecacatan, dan kematian
RST Tk II Kartika Husada adalah rumah
yang cukup tinggi.Berdasarkan data WHO tahun
sakit yang berada dibawah naungan Kesehatan
2010 setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di
Daerah Militer XII/Tanjungpura yang bertugas
seluruh dunia menderita stroke. Negara
melayani kesehatan seluruh prajurit TNI dan PNS
berkembang merupakan negara penyumbang
serta melayani masyarakat umum yang berada di
kematian terbesar di dunia akibat stroke.
wilayah Kodam XII/Tanjungpura
Persentase kematian akibat stroke di negara
Provinsi Kalimantan Barat. Penyakit stroke
berkembang mencapai 85,5%. Indonesia
iskemik pada tahun 2015 tercatat sebanyak 134
merupakan salah satu negara berkembang yang
pasien yang menjalani rawat inap di RST Tk II
prevalensi strokenya masih tinggi dan pada tahun
Kartika Husada. Sejauh ini belum pernah
2012, stroke menempati urutan pertama dalam 10
dilakukan penelitian tentang gambaran pengobatan
penyebab kematian utama di Indonesia yaitu
dan biaya pada terapi stroke iskemik, hal ini
sebesar 328.500 (21,2%) kematian (WHO, 2015).
mendorong peneliti untuk mengetahui persentase
Berdasarkan penyebab terjadinya, stroke
penggunaan obat pada pasien stroke iskemik serta
digolongkan menjadi dua golongan yaitu stroke
besarnya biaya medis langsung yang dikeluarkan
iskemik (infark) dan stroke hemorhagik
pasien. Hal ini penting untuk dilakukan evaluasi
(perdarahan). Stroke iskemik (non hemoragik)
beban ekonomi yang dikeluarkan oleh RS Kartika
merupakan klasifikasi stroke yang mempunyai
Husada, sehingga dapat digunakan sebagai sumber
angka kejadian yang tinggi yaitu 88% sedangkan
informasi biaya bagi rumah sakit untuk
stroke hemoragik sebesar 12%. Stroke iskemik
penanganan pasien stroke iskemik.
adalah stroke yang disebabkan karena adanya
penyumbatan pembuluh darah (Fagan et al, 2008).
Metode
Terkait pengobatan yang digunakan untuk
mencegah terjadinya stroke yang berulang, Penelitian ini menggunakan metode
American Heart Association (AHA) observasional dengan rancangan penelitian yang
merekomendasi terapi antiplatelet/ antikoagulan, digunakan studi potong lintang (cross sectional)
antihipertensi, antidislipidemia, dan yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data
antihiperglikemi (Furie et al, 2011). dilakukan secara retrospektif yaitu dari data
Stroke iskemik merupakan penyakit yang sekunder pasien berupa data rekam medis, resep
memerlukan perawatan jangka panjang sehingga dan kuitansi pembayaran (data keuangan) dengan
biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan stroke tujuan untuk mengetahui karakteristik umum
sangat tinggi. Tingginya biaya pengobatan pada pasien, jenis obat dan biaya selama di rawat inap
pasien rawat inap disebabkan karena pada pasien stroke iskemik di RS Tentara Tingkat
meningkatnya biaya jasa pelayanan medis II Kartika Husada Kuburaya.
beberapa dekade terakhir. Tingkat keparahan yang Data hasil penelitian akan dianalisis secara
dialami pasien stroke iskemik serta alur deskriptif retrospektif yaitu dengan melihat
pengobatan yang kompleks sangat berpengaruh karakteristik pasien stroke iskemik (jenis kelamin,
dengan besarnya biaya pengobatan. Adanya usia, dan penyakit penyerta), jenis obat-obatan
penyakit penyerta juga akan menambah yang diberikan serta biaya rata-rata medik
beragamnya obat yang diresepkan sehingga dapat langsung diantaranya biaya obat, biaya alat
meningkatkan biaya pengobatan. kesehatan, biaya administrasi, biaya tindakan,
Data persentase terapi utama pada 102 pasien biaya visit dokter, biaya kamar dan biaya
stroke iskemik di instalasi rawat inap RSU Dr. pemeriksaan penunjang di RS Tentara Tingkat II
Saiful Anwar Malang periode Oktober - Desember Kartika Husada selama periode Januari hingga
2012 didapatkan bahwa golongan terapi yang Desember 2015. Komponen data tersebut akan
paling banyak digunakan yaitu golongan diolah dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel
neuroprotektan dengan presentase 98,04 % untuk menggunakan program komputer Microsoft Excel.
sitikolin. Penelitian yang dilakukan oleh
Fatmawati tentang gambaran terapi dan biaya
medik langsung rata-rata terapi stroke non Hasil dan Pembahasan
hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun Data yang diperoleh dari rekam medik
2011 menunjukkan bahwa total biaya medik pasien stroke iskemik rawat inap di RST Kartika
langsung rata-rata stroke non hemoragik di RS Husada Kubu Raya menghasilkan subyek
X paling tinggi yaitu pada kelas VIP Cendana penelitian sebanyak 44 pasien yang termasuk

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com
dalam kriteria inklusi penelitian. Karakteristik terjadi pada laki-laki dikarenakan hormon
subyek penelitian secara lengkap dapat dilihat testosteron pada laki-laki dapat meningkatkan
pada Tabel 1. kadar LDL (Low Density Lipoprotein),
Tampak pada Tabel 1 bahwa pasien yang peningkatan kadar LDL dapat meningkatkan kadar
mengalami stroke iskemik cenderung terjadi pada kolesterol dalam darah yang merupakan faktor
laki-laki yaitu sebesar 52,3%. Hasil ini didukung risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti
dengan penelitian Prabawati pada tahun 2015 di stroke (Nasr dan Breckwold, 1998). Selain itu,
RSUD Sukaharjo yang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok yang dilakukan oleh laki-laki
pasien stroke iskemik lebih banyak terjadi pada menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
laki-laki sebesar 56,7%. Risiko stroke pada laki stroke iskemik (Bhat et al, 2008).
laki 1,25 lebih tinggi dibandingkan perempuan
(Sustrani, 2006). Banyaknya pasien stroke yang

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian


Karakteristik N = 44
Jumlah Pasien Persentase (%)
1. Jenis kelamin
a. Laki-laki 23 52,3
b. Perempuan 21 47,7
2. Umur
a. 45 9 20,4
b. >45 35 79,6
3. Komorbiditas
a. Ada 35 79,6
b. Tidak ada 9 20,4
4. Lama hari rawat
a. 3-7 37 84,1
b. 8-12 6 13,6
c. >12 1 2,3
5. Kelas perawatan
a. Kelas I 5 11,3
b. Kelas II 18 40,9
c. Kelas III 21 47,8

Kelompok usia yang paling dominan hipertensi dan aterosklerosis meningkat (Junaidi,
mengalami stroke iskemik adalah kelompok usia 2011).
N=35
>45 tahun yaitu sebanyak 79,6%. Persentase
94%
kejadian stroke iskemik pada pasien usia >45 100%
tahun hampir empat kali lebih banyak
Persentase

80%
dibandingkan usia 45 tahun. Hasil ini sesuai 60%
dengan data Riskesdas tahun 2013 yang 40% 26% 26%
menunjukkan bahwa stroke iskemik lebih sering 20%
terjadi pada usia >45 tahun yaitu sebesar 87,1%
0%
dibanding usia 45 tahun. Kejadian stroke iskemik
Hipertensi Diabetes Hiperlipidemia
meningkat dengan bertambahnya usia disebabkan
Melitus
penurunan elastisitas arteri sehingga pembuluh
darah akan berangsurangsur menyempit dan Jenis Komorbiditas
menjadi kaku. Hal ini mengakibatkan risiko Gambar 1. Grafik Distribusi Komorbiditas Pasien
Stroke Iskemik Rawat Inap

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com
Hipertensi, diabetes melitus dan dan I dengan persentase sebesar 40,9% dan 11,3%.
hiperlipidemia merupakan 3 faktor risiko utama Hal ini menggambarkan bahwa penderita stroke
stroke iskemik yang saling berkaitan dan seringkali iskemik didominasi oleh masyarakat tidak mampu
tidak dapat dipisahkan (Furie et al, 2011). Gambar secara ekonomi serta ketersediaan kelas I yang
1 dapat dilihat bahwa faktor risiko tertinggi minim.
terjadinya stroke iskemik adalah hipertensi sebesar Gambaran Penggunaan Obat
75%. Hasil serupa juga dikemukakan oleh Kabi Terapi utama yang digunakan untuk
dkkpada tahun 2015 bahwa frekuensi kejadian menangani stroke iskemik dan penyakit yang
hipertensi pada penderita stroke iskemik menyertai pasien pada penelitian ini adalah
mendominasi yaitu sebanyak 65,4%. Hipertensi neuroprotektan, antiplatelet, antihipertensi,
merupakan faktor risiko stroke yang potensial. antidiabetes, dan antihiperlipidemia. Tampak pada
Hipertensi dapat mempercepat pengerasan dinding tabel 2, pilihan terapi yang paling banyak
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan digunakan pasien stroke iskemik adalah terapi
penghancuran lemak pada sel otot polos sehingga NPHL (neuroprotektan, antiplatelet, antihipertensi,
dapat mempercepat proses aterosklerosis melalui dan antihiperlipidemia) sebanyak 31,8%.
efek penekanan pada sel endotel/lapisan dalam Penggunaan agen neuroprotektan seperti sitikolin
dinding arteri yang berakibat pembentukan plak dan pirasetam direkomendasikan oleh PERDOSSI
pembuluh darah semakin cepat dan pada akhirnya (2004) dalam tatalaksana penyakit stroke iskemik.
dapat menyebabkab stroke iskemik karena terjadi Penggunaan antiplatelet seperti aspirin dengan
penyumbatan pada aliran darah di serebral (Junaidi, dosis awal 325 mg dalam 24 sampai 48 jam setelah
2011). awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke
Faktor risiko stroke iskemik kedua adalah iskemik akut (AHA/ASA, Class I, Level of
diabetes melitus. Penelitian epidemiologi evidence A). Antihipertensi dan antihiperlipidemia
menunjukkan prevalensi diabetes mencapai 15%- juga direkomendasikan oleh American Heart
33% pada pasien stroke iskemik (Furie et al, 2011). Association (AHA) sebagai terapi pencegahan
Hal ini terjadi karena diabetes melitus akan terjadinya stroke yang berulang.
mempercepat terjadinya aterosklerosis baik pada
pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah Tabel 2. Distribusi pilihan terapi yang
besar di seluruh pembuluh darah termasuk digunakan pada pasien stroke iskemik
pembuluh darah otak dan jantung (Usrin, 2013).
N = 44
Faktor risiko stroke iskemik ketiga adalah Jenis Terapi
hiperlipidemia yang ditandai dengan meningkatnya Jumlah Persentase (%)
kadar kolesterol total atau Low Density Lipoprotein
Neuroprotektan 2 4,5
Cholesterol (LDL-C). Penelitian epidemiologi
menunjukkan hubungan antara peningkatan total NP 4 9,1
kolesterol atau Low Density Lipoprotein NPH 10 22,7
Cholesterol (LDL-C) dengan peningkatan risiko
stroke iskemik (Furie et al, 2011). NH 2 4,5
Tabel 1 menunjukkan lama rawat inap NPL 3 6,8
terbanyak adalah 84% (37 pasien) dengan rentang
NPHL 14 31,8
hari rawat 3-7 hari. Perbedaan lama rawat inap
dipengaruhi oleh keadaan penyakit masing-masing NPHD 3 6,8
pasien. Adanya komorbiditas akan semakin NPHLD 4 9,1
memperparah prognosis pasien sehingga
memerlukan perawatan yang lebih lama. Semakin NHD 1 2,3
bertambah usia maka laju perbaikan klinisnya NHLD 1 2,3
semakin lambat. Selain itu, pasien stroke yang *Sumber: Bagian rekam medis RST Tk II Kartika
memiliki penyakit jantung, diabetes melitus, dan Husada
hiperkolesterolemia berpeluang mengalami Keterangan: Neuroprotektan (N), Antiplatelet (P),
perbaikan klinis lebih lambat dibandingkan pasien Antihipertensi (H), Antihiperlipidemia (L),
yang tidak memiliki faktor risiko tersebut Antidiabetes (D)
(Sulistyani, 2013).
Tampak dari tabel 1 menunjukkan kelas Pengobatan stroke iskemik secara strategis
perawatan yang paling banyak digunakan oleh ditujukan untuk pemulihan aliran darah otak dan
pasien stroke iskemik adalah kelas perawatan III perlindungan terhadap sel otak (neuroproteksi).
yaitu sebesar 47,8%. Diikuti kelas perawatan II Upaya neuroproteksi dibutuhkan untuk mencegah

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com
meluasnya infark otak dengan pemberian obat- sehingga mempersempit dan menyumbat arteri (Bull
obatan neuroprotektan sesegera mungkin dalam et al, 2007). Pemberian antihiperlipidemia dapat
masa tertentu (PERDOSSI, 2004). menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar
Namun,pemakaian obat-obatan neuroprotektor HDL yang berperan dalam membersihkan pembuluh
belum menunjukkan hasil yang efektif, sehingga darah dari LDL kolesterol yang berlebihan
sampai saat ini belum dianjurkan oleh American (Junaidi,2011).
Heart Association(AHA) (Class III, Level of Tampak pada tabel 3 dari golongan
evidence A). neuroprotektan, kombinasi sitikolin dan pirasetam
Hipertensi dan aterosklerosis merupakan paling banyak digunakan yaitu sebesar 75%, diikuti
faktor risiko yang sangat potensial untuk terjadinya oleh penggunaan terapi tunggal sitikolin dan
stroke iskemik sehingga diperlukan terapi pirasetam dengan persentase masing-masing sebesar
antihipertensi dan antihiperlipidemia sebagai 13,6% dan 11,4%. Hasil ini sesuai dengan penelitian
pencegahan terhadap stroke berulang. Selain itu, Spaer dkk (2014) di Rumah Sakit Islam Gorontalo
besarnya penggunaan antihipertensi dikarenakan yang menyimpulkan bahwa penggunaan terapi
sebanyak 75% pasien stroke iskemik mengalami neuroprotektan paling banyak yaitu kombinasi
komorbiditas hipertensi. Stroke iskemik terjadi sitikolin dan pirasetam sebesar 84,35%. Penggunaan
karena adanya penyumbatan aliran darah ke otak kombinasi sitikolin dan pirasetam pada penelitian
yang umumnya disebabkan plak yang ditimbulkan tersebut terbukti memberikan efek perbaikan fungsi
oleh proses aterosklerosis. Plak tersebut timbul motorik yang signifikan dibandingkan penggunaan
karena penumpukan LDL di bagian dalam arteri tunggal sitikolin dan pirasetam.

Tabel 3. Distribusi terapi utama yang digunakan untuk stroke iskemik dan penyakit penyerta
N=44
Golongan Terapi Nama Obat
Jumlah Persentase (%)
Neuroprotektan Sitikolin 6 13,6
Pirasetam 5 11,4
Kombinasi S+P 33 75
Antiplatelet Asetosal 25 56,8
Klopidogrel 3 6,8
Kombinasi A+K 11 25
Tidak menerima 5 11,4
Antihipertensi Amlodipin 20 45,5
Kaptopril 3 6,8
Kombinasi M+C 12 27,3
Kombinasi H+C+M 2 4,5
Kombinasi H+C+M+B 1 2,2
Kombinasi H+V+M 1 2,2
Tidak menerima 5 11,4
Antihiperlipidemia Simvastatin 13 29,5
Atorvastatin 5 11,4
Simvastatin+Atorvastatin 3 6,8
Gemfibrozil 2 4,5
Tidak menerima 21 47,7
Antidiabetes Metformin 2 4,5
Glimepirid 2 4,5
Metformin+Glimepirid 3 6,8
Metformin+Glibenklamid 2 4,5
Tidak menerima 35 79,5
*Sumber : Bagian rekam medis RST Tk II Kartika Husada
Keterangan : Sitikolin (S), Pirasetam (P), Asetosal (A), Klopidogrel (K), Amlodipin (M), Kaptopril (C),
Hidroklortiazid (H), Bisoprolol (B), Valsartan (V)

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com
Peran sitikolin sebagai neuroprotektan pada amlodipin 45,5%. Menurut penelitian Lee dkk
level neuronal adalah memperbaiki membran sel (2014) menyatakan bahwa dari seluruh
dengan cara menambah sintesis antihipertensi baik golongan CCB maupun yang
phosphatidylcholine yang merupakan komponen lain, amlodipin menunjukkan dapat menurunkan
utama membran sel terutama otak sehingga risiko infark miokard, gagal jantung, dan stroke.
berpengaruh pada perbaikan fungsi membran sel Terapi antihiperlipidemia selain digunakan
yang mengarah pada perbaikan sel (Doijad et al, untuk mengatasi pasien stroke iskemik yang
2012). Pirasetam dapat meningkatkan memiliki komorbiditas hiperlipidemia, juga
deformabilitas eritrosit yang akan mempermudah digunakan sebagai terapi untuk mencegah
aliran darah melewati pembuluh darah otak yang terjadinya stroke ulangan (Furie et al, 2011).
kecil sehingga memperbaiki keadaan iskemia Penggunaan antihiperlipidemia paling besar yaitu
(Winnicka et al, 2005). simvastatin 36,3%. Penggunaan antidiabetes yang
Penggunaan golongan antiplatelet terbanyak paling banyak digunakan oleh pasien stroke
adalah asetosal sebanyak 58%, diikuti oleh iskemik dengan diabetes melitus tipe 2 adalah
kombinasi asetosal dan klopidogrel sebanyak 25% metformin. Metformin merupakan antidiabetes
dan klopidogrel 6,8%. Asetosal merupakan pilihan golongan biguanid yang cara kerja utamanya
utama antiplatelet dalam pengobatan stroke menurunkan kadar glukosa dengan menekan
iskemik. Asetosal bekerja dengan cara produksi glukosa dihati dan mengurangi resistensi
menghambat sintesis tromboksan A2(TXA2) insulin (BPOM, 2010).
didalam trombosit dan prostasiklin (PGI2) pada
pembuluh darah dengan cara menghambat secara
irreversible enzim siklooksigenase. Klopidogrel Biaya Total Rata-Rata Medis Langsung (Direct
bekerja dengan menghambat efek ADP pada Medical Cost)
platelet secara irreversibel (Neal, 2006). Perhitungan biaya medis langsung pada
Kombinasi aspirin dan klopidogrel dapat pasien stroke iskemik yang menjalani rawat inap
mencegah infark miokard, stroke iskemik, dan di RST Tk.II Kartika Husada Kubu Raya pada
kematian vaskular. Studi yang lain menyebutkan tahun 2015 dilakukan dengan menentukan biaya
penggunaan kombinasi aspirin dan klopidogrel total pengobatan. Biaya total adalah biaya rata-rata
dapat mencegah 10 peristiwa iskemik per 1000 pasien tiap menjalani pengobatan rawat inap
yang diobati (Yusetyani, 2014). meliputi biaya obat, biaya alkes, biaya tindakan,
Terapi antihipertensi pada pasien stroke biaya visite dokter, biaya sewa kamar, biaya
iskemik direkomendasikan sebagai terapi sekunder pemeriksaan penunjang, dan biaya administrasi.
untuk pencegahan terhadap terjadinya stroke ulang Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya
(Furie et al, 2011). Obat antihipertensi yang paling rata-rata dari masing-masing komponen.
banyak digunakan berdasarkan tabel 3 adalah
Tabel 4. Biaya total rata-rata medis langsung berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke
iskemik rawat inap di RST Kartika Husada Tahun 2015

Biaya rata-rata tiap kelas (Rp) Biaya total rata-rata


Rincian Biaya
Kelas I Kelas II Kelas III Rp (%)
Obat 786.000,00 624.800,00 632.100,00 680.966,00 27,16
Alat Kesehatan 236.500,00 255.700,00 271.900,00 254.700,00 10,16
Tindakan 240.900,00 282.900,00 261.400,00 261.733,00 10,4
Visite Dokter 270.000,00 215.000,00 171.000,00 218.666,00 8,7
Sewa Kamar 1.150.000,00 691.000,00 445.700,00 762.233,00 30,4
Pemeriksaan
240.600,00 266.900,00 329.600,00 279.033,00 11,1
Penunjang
Administrasi 53.000,00 48.300,00 48.300,00 49.866,00 2,08
Total 2.977.000,00 2.384.600,00 2.160.000,00 2.507.200,00 100
dituliskan dalam bentuk essay bukan dalam bentuk
Penutup berisi kesimpulan yang memuat numerikal.
jawaban atas pertanyaan penelitian. Kesimpulan
Ucapan Terima Kasih

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com
Ucapan terima kasih kepada pihak yang
mendukung atau terlibat dalam penelitian namun
tidak terlibat dalam kepenulisan disampaikan di
bagian ini. (jika diperlukan)
Daftar Pustaka
Penulisan Daftar Pustaka menggunakan
format APA (American Psychological
Association) Style.
Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam
teks artikel harus didaftarkan di bagian Daftar
Pustaka. Daftar Pustaka harus berisi pustaka-
pustaka acuan yang berasal dari sumber primer (
Buku 50%, Jurnal ilmiah dari luar jurnal vokasi
kesehatan 30% dan dari jurnal vokasi kesehatan
20% dari keseluruhan daftar pustaka) diterbitkan
10 (sepuluh) tahun terakhir. Setiap artikel paling
tidak berisi 10 (sepuluh) daftar pustaka acuan.
Penulisan sistem rujukan di dalam teks artikel dan
penulisan daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka
sebagai berikut:

Contoh:

Buku:
Anderson, D.W.; Vault V.D.;& Dickson, C.E.
(2016). Problems and Prospects for the
Decades Ahead: Competency Based
Teacher Education. Berkeley: McCuthcan
Publishing Co.
Artikel dalam Jurnal:
Amaliyah, N., & Purnomo, A. (2017). Efektifitas
Konsentrasi Kulit Jeruk Sambal Dalam
Menurun Densitas Bakteri Pada Ruang
Penyajian Makanan Di Kantin Sekolah
Dasar Kota Pontianak. Jurnal Vokasi
Kesehatan, 2(2), 305-311. Retrieved from
http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view
/49/48

Alamat korespondensi:
Universitas Tanjungpura, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: arielestari0@gmail.com

You might also like